BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam menghadapi globalisasi diperlukan perekonomian yang. Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2007) mendefinisikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi mengharuskan Indonesia dituntut siap dalam bersaing dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. nasionalnya memiliki satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum.

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. berarti pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut perlu di kaji ulang.

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

Katalog BPS :

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI SEKTORAL DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2008

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar alinea keempat,

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang terjadi mengharuskan Indonesia dituntut untuk siap bersaing dengan negara negara lain. Agar mampu bersaing Indonesia harus memantapkan terlebih dahulu perekonomian. Dalam meningkatkan kesiapan pemerintah dalam menghadapi globalisasi diperlukan perekonomian yang kuat dan stabil (Daryono dkk, 2015). Menurut Simon Kuznet dalam Jhingan (2007) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan tehnologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan. Definisi ini memiliki tiga komponen :pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang; kedua, tehnologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajad pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan tehnologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian dibidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. 1

2 Pertumbuhan ekonomi merupakan terjadinya pertambahan/perubahan pendapatan nasional (produk nasional/gnp/gdp) dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan petumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Pertumbuhan ekonomi berpokok pada proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat (Daryono, 2016). Pembangunan ekonomi merupakan usaha usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali di ukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Pada umumnya dapat di katakan bahwa tingkat output pada suatu saat tertentu di tentukan oleh tersedia atau digunakannya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri (Irwan & Suparmoko, 2002). Adanya otonomi daerah mampu mendorong kegairahan daerah untuk mengembangkan perekonomiannya. UU No. 32 Tahun 2004, menyebutkan bahwa pembangunan harus memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, karena setiap daerah memiliki karakter baik itu sosial, budaya, bahkan geografis yang berbeda sehingga perlu kebijakan yang berbeda pula. Kebijakan pembangunan ekonomi yang diambil oleh pemerintah daerah diharapkan mampu memaksimalkan potensi yang ada didaerahnya agar mampu mencapai hasil pembangunan yang optimal.

3 Indonesia memiliki beberapa wilayah daerah yang pendapatannya berpotensi sangat tinggi sehingga memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional. Salah satunya adalah provinsi Jawa Tengah yang menopang 29 Kabupaten dan 6 Kota. Gambar 1.1 Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi PDRB Provinsi Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 2014 (%) Sumber : BPS Jawa Tengah Dalam Angka (diolah) Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah berdasarkan grafik 1.1 selama periode 2010 hingga 2014 memiliki pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dari tahun 2010 hingga 2012, pada tahun 2010 sebesar 5,80% meningkat menjadi 6,03% pada tahun 2011 dan terus mengalami peningkatan sebesar 6,34% pada tahun 2012. Tetapi pada tahun 2013 hingga 2014 terjadi penurunan laju pertumbuhan ekonomi menjadi 5,81% pada tahun 2013 dan mengalami penurunan lagi menjadi sebesar 5,47%.

4 Berikut tabel 1.2 yang menunjukkan kontribusi tiap sektor lapangan usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah tahun 2013-2014. Tabel. 1.1 Pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstant tahun 2013-2104 (Juta Rp) Lapangan Usaha 2013 2014 Pertanian 37.513.957,62 37.098.255,83 Pertambangan 2.500.539,42 2.648.711,69 Industri 73.092.337,30 77.763.665,13 Pengadaan Listrik, Air, Gas 1.973.195,73 2.097.260,28 Kontruksi 13.449.631,46 14.194,602,34 Perdagangan, Hotel dan Restoran 50.209.544,03 53.932.283,99 Pengangkutan,dan Komunikasi 12.238.463,10 13.166.503,66 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 9.073.225,04 9.868.425,21 Jasa Lainnya 23.961.937,06 9.868.425,21 Jumlah Total 223.095.299,66 235.298.299,13 Sumber: BPS Jawa Tengah tahun 2015 Perkembangan PDRB 2 tahun terakhir Propinsi Jawa Tengah dapat dilihat di table 1.2 Bahwa perekonomian di Propinsi Jawa Tengah masih didominasi oleh 2 sektor yaitu sektor industri dan sektor perdagangan yang rata raatanya diatas Rp 50.000.000. Secara sektoral kontribusi dari 9 sektor mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu sektor yang paling tinggi memberikan kontribusinya terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah yaitu terdapat pada sektor industri yang memberikan kontribusi sebesar Rp 73.092.337,30 pada tahun 2013 dan menjadi sebesar Rp 77.763.665,13 pada tahun 2014. Sedangkan sektor yang memiliki kontribusi paling rendah tetapi

5 tetap mengalami peningkatan kontribusi tiap tahunnya terdapat pada sektor pengadaan air, listrik dan gas sebesar Rp 1.973.195,73 dan menjadi 2.097.260,28 pada tahun 2014. Dengan latar belakang diatas dapat dikatakan bahwa Kontribusi setiap sektor sangatlah berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah. Dengan meningkatkan pembangunan ekonomi diharapkan pemerintah dan masyarakat ikut serta mengoptimalkan dan memaksimalkan sumberdaya sumberdaya yang ada serta meningkatkan kualitas tenaga kerja, untuk mengetahui sektor mana saja yang menunjukkan perkembangan terbaik dan sektor mana yang kinerjanya paling efisien dalam memberikan kontribusinya. Maka dari itu perlu dihitung seberapa efisien kinerja setiap sektor berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Dengan penjelasan pada latar belakang masalah di atas penulis ingin melakukan penelitian lebih mendalam tentang Analisis Tingkat Efisiensi Sektoral Di Jawa Tengah Tahun 2005 2014 menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). B. Rumusan Masalah Efisiensi merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja dari suatu kegiatan ekonomi. Efisiensi dapat diartikan sebagai cara untuk, menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada atau cara untuk menghasilkan output yang ada dengan input yang minimal). Informasi mengenai efisiensi sangat penting untuk pengambilan

6 keputusan suatu kegiatan. Tujuan dari suatu kegiatan ekonomi adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tersebut dan dipengaruhi oleh efisiensi dalam penggunaan faktor produksinya. Semakin efisien kegiatan ekonomi semakin meningkat, sebaliknya semakin tidak efisien kegiatan ekonomi maka pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan menurun. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu yang berkontribusi menjadi sebuah penunjang pertumbuhan ekonomi daerah. Tingkat pertumbuhan PDRB ini sangat bergantung pada efisiensi setiap sektor dalam memberikan kontribusi pada perekonomian daerahnya. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka perumasan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana tingkat efisiensi pada sektoral di Propinsi Jawa Tengah tahun 2005-2014? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat efisiensi sektoral di Propinsi Jawa Tengah tahun 2005 2014. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Manfaat Bagi Pemerintah Daerah. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan informasi dan bahan pertimbangan mengambil keputusan kebijakan pembangunan daerah dalam rangka mewujudkan ketahanan ekonomi daerah.

7 2. Manfaat Bagi Pembaca. Sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan masalah struktur pembangunan ekonomi. 3. Manfaat Bagi Penulis. Penelitian ini merupakan pelatihan intelektual (intellectual exercise) yang diharapkan dapat mempertajam daya pikir ilmiah serta meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin yang digeluti. E. Metode Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh seseorang yang melakukan sebuah penelitian sebelumnya. Data ini biasanya diperoleh dari berbagai sumber seperti perpustakaan, Kantor Badan Pusat Statistik, dan laporan laporan penelitian terdahulu (Arifin, 2014). Penelitian ini berbentuk data deret waktu yang dimulai dari tahun 2005-2014 Propinsi Jawa Tengah. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) atau DEAP2.1 menggunakan pendekatan output oriented. F. Sistematika Penulisan Sistematika dari penulisan ini adalah : Bab I Pendahuluan Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi penelitian serta sistematika penulisan.

8 Bab II Landasan Teori Berisi tentang konsep teori pertumbuhan ekonomi, konsep efisiensi, konsep produksi serta teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, tinjauan terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, kerangka pemikiran.. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisikan tentang ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, definisi variabel dan alat analisis data. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Menguiraikan atau menjabarkan tentang deskripsi pengolahan data dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), pembahasan dan hasil analisis tentang efisiensi sektor-sektor ekonomi. Bab V Penutup Membahas tentang kesimpulan dan sasaran dari penelitian yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.