(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

dokumen-dokumen yang mirip
"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Sifat Wara' )بالغة اإلندونيسية( Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar. Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad صفة الورع

Konsisten dalam kebaikan

Kejujuran. Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar. Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hadits-hadits Shohih Tentang

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Apakah Hukum Isbal Hanya Untuk Orang Sombong?

Hukum Mengubah Nazar

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

PUASA DI BULAN RAJAB

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Menjauhi Fitnah. Mahmud Muhammad Al Khazandar. Terjemah : Muhammad Iqbal Ahmad Ghazali. MA. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. [ Indonesia Indonesian

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Syarah Istighfar dan Taubat

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Tata Cara Shalat Malam

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

UNTUK KALANGAN SENDIRI

Faedah-Faedah Sakit. Disusun Oleh: Ibrahim bin Muhammad al-huqail. Tarjamah: Team Indonesia. Murajaah : Zulfi Askar Abu Ziyad

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ADAB MEMAKAI SANDAL آداب التنعل. Penyusun : Majid bin Su'ud al Usyan. Terjemah : Muzafar Sahidu bin Mahsun Lc. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PENGERTIAN TENTANG PUASA

Jangan Mengikuti HAWA NAFSU. Publication : 1437 H_2016 M. Jangan Mengikuti Hawa Nafsu

PERAYAAN NATAL BERSAMA

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Tawadhu' (Rendah Hati)

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

KEUTAMAAN MENGANDUNG

Ditulis oleh {ga=budi-ashari} Jum'at, 11 Oktober :48 - Terakhir Diperbaharui Jum'at, 11 Oktober :01

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Mengutamakan Akhirat

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

Syaikh Dr. Sa id bin Ali bin Wahf al-qahthani

OBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 -

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Prof. Dr. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Tawadhu' Disusun Oleh: Mahmud Muhammad al-khazandar. Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

HUKUM MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN DAN KEMULIAAN ORANG SALEH

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Sifat Qana'ah dan 'Iffah

AKHLAK & ETIKA BEKERJA DALAM ISLAM

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

Transkripsi:

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya, mengagungkan larangan dan syi'ar-syi'ar-nya, akan melakukan pengagungan sampai kepada sikap hati-hati dari setiap perkara yang bisa menyebabkan kemurkaan Allah swt di dunia maupun di akhirat. Orang tersebutpun akan memiliki sifat wara' di sisi-nya yang termasuk jenis takut yang membuat seseorang meninggalkan banyak hal yang dibolehkan, jika hal itu menjadi samar atasnya bersama yang halal agar tidak merugikan agamanya atau dengan kata lain meninggalkan daerah abu-abu. Di antara tanda yang mendasar bagi orang-orang yang wara' adalah kehati-hatian mereka yang luar biasa dari sesuatu yang haram dan tidak adanya keberanian mereka untuk maju kepada sesuatu yang bisa membawa kepada yang haram. Dan dalam hal itu, Rasulullah saw bersabda: ا ن ال ح لا ل ب ي ن و ا ن ال ح ر ام ب ي ن و ب ي ن ه م ا ا م و ر م ش ت ب ه ات لا ي ع ل م ه ن ك ث ي ر م ن الن اس, ف م ن ات ق ى الش ب ه ات ف ق د اس ت ب ر ا ل د ي ن ه و ع ر ض ه. "Sesungguhnya yang halal dan yang haram itu jelas. Dan di antara keduanya banyak hal-hal syubhat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga diri dari hal-hal yang syubhat maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. " (HR. al-bukhari, kitab al-iman, no. 52, dan Muslim, kitab al-musaqah, no. 1599 dan 107.) Dan barangsiapa yang bertindak berani di tempat-tempat yang diragukan, niscaya bertambahlah keberaniannya terhadap sesuatu yang lebih berat: "Dan sesungguhnya orang yang bercampur keraguan, hampir-hampir ia berani (kepada yang diharamkan). " (Sunan Abu Daud, kitab buyu' (jual beli), bab ke-3 no. 3329.) 1 / 6

Maka wara' yang sebenarnya adalah seperti yang digambarkan oleh Yunus bin 'Ubaid rahimahullah: yaitu keluar dari semua yang syubhat dan muhasabah (introfeksi) terhadap diri sendiri di setiap kedipan mata. (Tahdzib Madarijus Salikin, hal. 290.) Syaikh al-qubbari rahimahullah mengisyaratkan kepada pengertian ini dengan katanya: 'Yang makruh adalah dinding penghalang di antara hamba dan sesuatu yang haram. Maka barangsiapa yang banyak melakukan yang makruh berarti ia menuju kepada yang haram. Dan yang mubah merupakan dinding pemisah di antaranya dan yang dimakruhkan. Maka barangsiapa yang memperbanyak yang mubah niscaya ia menuju kepada yang makruh.' (Fath al-bari 1/127, saat menjelaskan hadits no. 52. dari kitab al-iman, bab ke-39.) Ibnu Hajar rahimahullah memandang baik perkataannya ini dan ia menambahkan: 'Sesungguhnya yang halal, sekiranya dikhawatirkan bahwa melakukannya secara mutlak bisa menyeret kepada yang makruh atau haram, semestinya ditinggalkan, seperti halnya dengan memperbanyak yang halal. Sesungguhnya hal itu membutuhkan banyak kerja yang dapat menjatuhkan diri seseorang dalam mengambil yang bukan haknya atau membawa kepada penolakan jiwa. Dan sekurang-kurangnya adalah tersibukkan dari ibadah (maksudnya, tidak ada waktu untuk beribadah, pent.). Hal ini sudah diketahui berdasarkan pengalaman dan disaksikan dengan pandangan mata. الب ر م ا س ك ن ت ا ل ي ه الن ف س و اط م ا ن ا ل ي ه ال ق ل ب و ا لا ث م م ال م ت س ك ن ا ل ي ه الن ف س و ل م ي ط م ي ن ا ل ي ه ال ق ل ب و ا ن ا ف ت اك ال م ف ت و ن "Kebaikan adalah sesuatu yang jiwa merasa tenang dan hati merasa tenteram kepadanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang jiwa tidak merasa tenang dan hati tidak merasa tenteram kepadanya, sekalipun orang-orang memberikan berbagai komentar kepadamu." Dan yang memperkuat hal itu adalah atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir rahimahullah secara mursal: م ا ا ن ك ر ه ق ل ب ك ف د ع ه "Sesuatu yang diingkari hatimu, maka tinggalkanlah." 2 / 6

Orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi selalu bersikap prefentif untuk diri mereka sendiri dengan berhati-hati dari sebagian yang halal yang bisa membawa kepada sesuatu yang makruh atau haram. Diriwayatkan dari Rasulullah saw, beliau bersabda: لا ي ب ل غ ال ع ب د ا ن ي ك و ن م ن ال م ت ق ي ن ح ت ى ي د ع م الا ب ا س ب ه ح ذ ر ا م م ا ب ه ب ا س "Seorang hamba tidak bisa mencapai derajat taqwa sehingga ia meninggalkan yang tidak dilarang karena khawatir dari sesuatu yang dilarang. " Hal ini diperkuat oleh hadits yang lain: اج ع ل و ا ب ي ن ك م و ب ي ن ال ح ر ام س ت ر ا م ن ال ح لا ل... "Buatlah pendinding yang halal di antara kamu dan yang haram " Ibnu al-qayyim rahimahullah menceritakan pengalamannya bersama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah: Syaikhul Islam berkata kepadaku pada suatu hari tentang sesuatu yang mubah (boleh) : 'Ini menghalangi kedudukan yang tinggi, sekalipun meninggalkannya bukanlah syarat dalam keselamatan." Sebagaimana wara' meliputi gambaran-gambaran usaha dan hubungan mu'amalah, maka sesungguhnya ia juga mencakup lisan. Sesungguhnya engkau menemukan kebanyakan orang bersegera memberi fatwa, sedangkan mereka tidak mengetahui. Karena itulah, ad-darimi rahimahullah membuat satu bab yang berbunyib: Menahan diri (bersikap wara') dari menjawab sesuatu yang tidak ada dalam al-qur`an dan sunnah. ' Ishaq bin Khalaf rahimahullah memandang sikap wara` dalam ucapan lebih utama daripada sikap wara` dalam hubungan yang berkaitan dengan harta, di mana dia berkata: ' Wara' dalam tuturan kata lebih utama daripada emas dan perak Di antara renungan Ibnu al-qayyim rahimahullah dalam hadits-hadits Rasulullah saw, dia menyatakan bahwa sesungguhnya: 'Rasulullah saw mengumpulkan semua sifat wara' dalam satu kata, maka beliau bersabda: م ن ح س ن ا س لا م ال م ر ء ت ر ك ه م الا ي ع ن ي ه 3 / 6

"Termasuk tanda baik keislaman seseorang, ia meninggalkan hal-hal yang tidak penting baginya." Dan di antara hasil yang nampak bagi sikap wara' bahwa ia memelihara pelakunya dari terjerumus (dalam hal yang dilarang), karena itulah engkau menemukan : Barangsiapa yang melakukan yang dilarang, ia menjadi gelap hati karena tidak ada cahaya wara', maka ia terjerumus dalam hal yang haram, kendati ia tidak memilih untuk terjerumus padanya. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah. Dan dalam hadits ifki (berita bohong), 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata tentang Zainab radhiyallahu 'anha, di mana ia menjaga pendengaran dan penglihatannya dari terjerumus dalam perkara yang ia tidak mengetahui: 'Maka Allah swt menjaganya dengan sifat wara' Sebagaimana orang yang wara' memelihara agama dan kehormatannya dari celaan: ف م ن ات ق ى الش ب ه ات ف ق د اس ت ب ر ا ل د ي ن ه و ع ر ض ه " Maka barangsiapa yang menahan diri dari yang syubhat, niscaya ia telah membersihkan agama dan kehormatannya,... " Ibnu Hajar rahimahullah berkata: 'Dalam hadits ini menjadi dalil bahwa barangsiapa yang tidak menjaga diri dari yang syubhat dalam usaha dan kehidupannya, berarti ia telah menawarkan dirinya untuk mendapat celaan. Dan dalam hal ini menjadi isyarat untuk memelihara perkara-perkara agama dan menjaga sikap muru`ah.' Maka apabila wara' merupakan kedudukan ibadah yang tertinggi: ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia paling beribadah." Dan jika agama yang paling utama adalah sikap wara': خ ي ر د ي ن ك م الو ر ع 4 / 6

"Sebaik-baik agamamu adalah sikap wara'" Maka sesungguhnya banyak para sahabat yang takut dari sifat nifaq terhadap diri mereka, dan Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan alasan tersebut dengan penjelasanannya: Rasa takut mereka dari sifat nifaq tidak berarti adanya sifat itu pada diri mereka, bahkan hal itu merupakan sikap wara' dan taqwa yang luar biasa dari mereka radhiyallahu 'anhum jami'an. Seperti inilah sifat mereka, maka hendaklah kita melakukan intropeksi terhadap diri kita dan menimbang amal perbuatan kita sendiri. Kesimpulan: 1. Wara' adalah sikap takut yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan yang boleh, sebagai sikap kehati-hatian. 2. Di antara tanda-tanda sifat wara' adalah : - Sangat berhati-hati dari yang haram dan syubhat. - Membuat pembatas di antaranya dan yang dilarang - Menjauhi semua yang diragukan. - Tidak berlebihan dalam persoalan yang boleh. - Tidak memberikan fatwa tanpa berdasarkan ilmu. - Meninggalkan perkara yang tidak berguna. 3. Di antara buah wara' adalah : 5 / 6

- Menjaga diri dari istidraj. - Menjaga agama dan kehormatan. 4. Di antara sikap wara' para sahabat bahwa mereka sangat khawatir terhadap diri mereka dari sifat nifaq. Disalin dari : Sifat Wara', Mahmud Muhammad al-khazandar, Penerjemah : Team Indonesia Islamhouse, Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad 6 / 6