Komisi Informasi Pusat Tahun 2016 PPID Komisi Informasi Pusat Siap Memberikan Pelayanan Informasi Publik Secara Cepat, Tepat Waktu, Berbiaya Ringan dan Cara Sederhana
Daftar Isi Kata Pengantar... i BAGIAN PERTAMA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOMISI INFORMASI PUSAT A. Gambaran Umum Layanan Informasi Publik... 1 B. Kebijakan Layanan Informasi Publik... 2 C. Struktur Komisi Informasi Pusat... 4 BAGIAN KEDUA LAYANAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK A. Mekanisme Memperoleh Informasi Publik... 6 B. Permohonan Informasi Publik... 7 B.1 Jumlah Permohonan Informasi Publik... 8 B.2 Sarana Permohonan Informasi Publik... 9 B.3 Jangka Waktu Pemberian Informasi Publik... 9 B.4 Pemenuhan Permohonan Informasi Publik... 11 B.5 Jumlah Keberatan... 12 C. Informasi Berdasarkan Permohonan... 12 BAGIAN KETIGA KENDALA LAYANAN INFORMASI PUBLIK A. Kendala Internal... 16 A.1 Kendala Teknis... 16 A.2 Kendala Substansi... 16 B. Kendala Eksternal... 17
BAGIAN KEEMPAT PENUTUP A. Kesimpulan... 18 B. Saran... 19
Kata Pengantar Semangat keterbukaan informasi publik di Indonesia mulai berkembang dengan pesat pasca diundangkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) pada 30 April 2008. Adanya keterbukaan informasi publik akan membawa pada penyelenggaraan negara yang baik karena dengan adanya keterbukaan informasi publik dapat dijadikan sarana bagi masyarakat untuk mengoptimalkan pengawasan terhadap penyelengaraan negara. Keterbukaan informasi publik merupakan bentuk keniscayaan bagi Negara Indonesia yang mengakui sebagai negara demokrasi. Ciri suatu negara demokrasi adalah adanya pengakuan hak asasi atas akses informasi publik. Pengakuan hak asasi atas informasi termuat dalam ketentuan Pasal 28 F Undang Undang Dasar 1945. Dengan demikian, setiap penyelenggaraan negara harus dilakukan dengan prinsip-prinsip keterbukaan informasi publik. Komisi Informasi Pusat yang dibentuk berdasarkan UU KIP memiliki tanggung jawab moral maupun yuridis untuk melaksanakan prinsip-prinsip keterbukaan informasi publik. Salah satu pelaksanaan keterbukaan informasi publik yang diimplementasikan Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) adalah dengan melaporkan pelaksanaan tugas dan fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam memberikan layanan informasi publik pada masyarakat, melalui pembuatan Laporan Layanan Informasi Publik PPID KI Pusat. Laporan ini dapat dimaknai sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas PPID KI Pusat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama Tahun 2015. Laporan ini tidak hanya sekadar menggugurkan tanggung jawab yang diperintahkan oleh UU KIP juncto Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan i
Informasi Publik (Perki SLIP), melainkan sebagai bentuk pelaksanaan prinsip keterbukaan informasi publik dan akuntabilitas kepada masyarakat. Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik adalah dengan cara membuka seluruh pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing badan publik. Semakin terbuka penyelenggaraan negara maka makin dapat dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu, PPID KI Pusat terus berusaha meningkatkan keterbukaan informasi publik pada Komisi Informasi Pusat serta mempertanggungjawabkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi PPID. Akhir kata, semoga Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Komisi Informasi Pusat ini, dapat memberikan manfaat dan informasi kepada masyarakat sehingga apa yang telah dilaksanakan oleh PPDI KI Pusat dapat dipertanggungjawabkan secara maksimal. Jakarta, Desember 2016 Komisi Informasi Pusat ttd Drs. Bambang Hardi Winata, MM. ii
BAGIAN PERTAMA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOMISI INFORMASI PUSAT A. Gambaran Umum Layanan Informasi Publik (PPID) Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) ditunjuk pada Tahun 2010 melalui surat Keputusan Komisi Informasi Pusat dengan Nomor 04/KIP/SK/XII/2010 tertanggal 6 Desember 2010. Keputusan tersebut beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah pada Tahun 2015, melalui Keputusan Komisi Informasi Pusat Nomor 68-A/KEP/KIP/VII/2015. Keluarnya keputusan tentang PPID KI Pusat didasarkan pada ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Peraturan Pelaksana UU KIP (PP 61 Tahun 2010) dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (SLIP). Ketiga regulasi yang disebutkan di atas, merupakan payung hukum bagi PPID untuk mengimplementasikan keterbukaan informasi publik pada KI Pusat dan secara luas mendorong terwujudnya tujuan UU KIP sebagaimana diatur dalam Pasal 3 UU KIP. Pada tataran implementasi, PPID KI Pusat berusaha meningkatkan layanan informasi publik yang berada pada penguasaannya secara cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana kepada publik. PPID KI Pusat berusaha meningkatkan layanan informasi publik yang berada pada penguasaannya secara cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana kepada 1
Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat atas akses informasi PPID KI Pusat memanfaatkan sistem layanan informasi publik melalui sarana dan/atau media elektronik dan nonelektronik melalui pengembangan website www.komisiinformasi.go.id dan Anjungan Informasi Publik publik secara cepat, efisien, dan efektif. PPID KI Pusat memanfaatkan sistem layanan informasi publik melalui sarana dan/atau media elektronik dan nonelektronik melalui pengembangan website www.komisiinformasi.go.id, anjungan informasi publik, sehingga dengan adanya sarana tersebut dapat memudahkan masyarakat mengetahui informasi yang berada pada penguasaan PPID KI Pusat dan dapat mengaksesnya setiap saat. Sarana tersebut memudahkan publik mengakses informasi yang dikuasai Komisi Informasi Pusat sesuai kebutuhan masyarakat. Apabila publik tidak memperoleh informasi yang dibutuhkan pada sarana tersebut dapat mengajukan permohonan informasi publik melalui dua cara yaitu pertama, mengajukan secara langsung (datang ke Kantor KI Pusat. Kedua, melalui email ke ppid@komisiinformasi.go.id Sebagai bentuk akuntabilitas atas pelaksanaan fungsi dan tugas PPID KI Pusat serta atas perintah Pasal 11 ayat (1) huruf h UU KIP juncto Pasal 4 huruf j Perki SLIP, maka di Tahun 2015 ini, PPID KI Pusat membuat Laporan tentang Layanan Informasi Publik. Dengan adanya laporan ini, masyarakat dapat mengetahui secara komprehensif kinerja PPID KI Pusat selama 1 Tahun (2015) dalam memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat. B. Kebijakan Layanan Informasi Publik Dalam memberikan layanan informasi publik kepada setiap Pemohon Informasi Publik, PPID KI pusat berpedoman pada UU KIP, PP 61 Tahun 2010, dan Perki SLIP. Regulasi tersebut telah mengatur pemenuhan hak atas 2
informasi dan akses informasi publik melalui mekanisme memperoleh informasi sebagaimana diatur dalam Pasal 21 dan Pasal 22 UU KIP. Menjadi sebuah kewajiban bagi PPID KI Pusat untuk mentaati dan melaksanakan ketentuan terkait hak akses atas informasi publik dengan segala (Mekanisme konsekuensinya Memperoleh Informasi dapat dilihat pada box di samping). UU KIP telah menekankan bahwa setiap informasi publik harus diperoleh dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan sederhana. Sehingga prinsip tersebut menjadi tantangan bagi PPID KI Pusat untuk memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat secara cepat, efektif dan efisien. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, dalam memberikan layanan informasi secara cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan sederhana. PPID KI Pusat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non-elektronik sehingga masyarakat dapat secara cepat memperoleh informasi publik sesuai dengan kebutuhannya. MEKANISME MEMPEROLEH INFORMASI (Berdasarkan Pasal 22, 35, 36 UU KIP) 1. Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan permintaan Informasi Publik kepada Badan Publik secara tertulis atau tidak tertulis; 2. Badan Publik wajib mencatat, memberikan tanda bukti permintaan, dan wajib memberikan jawaban paling lambat 10 hari kerja sejak diterimanya permintaan serta dapat memperpanjang paling lambat 7 hari kerja dengan memberikan alasan tertulis; 3. Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan PPID dengan menyertakan alasan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kerja; 4. Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari Selain memanfaatkan sarana media elektronik dan non-elektronik. PPID KI Pusat memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 12 (dua belas) Orang yang memiliki masing-masing tugas sesuai dengan Keputusan Komisi Informasi tentang PPID KI Pusat (tugas PPID dan personil akan diuraikan pada bagian selanjutnya). Jumlah SDM tersebut, memang kurang ideal ditambah lagi minimnya anggaran untuk layanan informasi publik. Pada Tahun 2016 3
anggaran tersebut sebanyak Rp.108.974.000,-. Secara umum anggaran tersebut digunakan untuk honor tim PPID dan akomodasi rapat. C.Struktur Komisi Informasi Pusat Komisi Informasi Pusat sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya telah ditunjuk pada tahun 2010. Dalam strukturnya, Atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (Atasan PPID) dijabat oleh Ketua Komisi Informasi Pusat, sedangkan PPID dijabat oleh Sekretaris Komisi Informasi Pusat. Dalam struktur itu, PPID dibantu oleh PPID Pelaksana yang merupakan jabatan struktural dalam Struktur Organisasi Komisi Informasi Pusat yang terdiri dari Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Bagian Umum, dan Kepala Bagian Administrasi Penanganan Penyelesaian Sengketa (APPS). Berdasarkan Keputusan Komisi Informasi Pusat Nomor 68-A/KEP/KIP/VII/2015, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PPID bertanggung jawab kepada Ketua KI Pusat selaku Atasan PPID. Secara umum PPID Pelaksana memiliki tugas mengkoordinasikan pengumpulan, pendataan, pengklasifikasian, penyimpanan, seluruh Informasi Publik dilingkungan PPID Pelaksana pada setiap bidang. 4
BAGIAN KEDUA LAYANAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK A. Mekanisme Memperoleh Informasi Publik Konstitusi Republik Indonesia telah memberikan jaminan kepada setiap orang untuk dapat memperoleh dan mengakses informasi publik. Sebagai bentuk jaminan atas informasi publik tersebut, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Peraturan Pelaksana UU KIP (PP 61 Tahun 2010), dan Peraturan Komisi Informasi Pusat Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP) mengatur secara teknis mekanisme memperoleh informasi publik. Pengaturan mekanisme memperoleh informasi publik tersebut merupakan hal yang wajar di negara yang berlandaskan hukum (rechstaat). Hal ini bertujuan agar pemerolehan informasi publik dapat terlaksana dengan teratur dan baik, begitu juga dengan badan publik yang notabene sebagai penyedia informasi publik untuk mengelola informasi publik yang dikuasainya dapat terdokumentasi dengan baik sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Secara umum, terdapat dua mekanisme pemerolehan informasi publik berdasarkan regulasi yang disebutkan di atas yaitu, melalui akses pada sarana elektronik maupun non-elektronik yang telah disediakan oleh badan publik, dan melalui pengajuan permohonan informasi publik ke setiap badan publik. Tahun 2010, merupakan tahun yang amat bersejarah bagi pemenuhan hak asasi atas informasi publik. Pasalnya, tahun tersebut merupakan tahun reformasi layanan informasi publik yang sebelumnya bersifat tertutup dan sejak UU KIP diberlakukan setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses kecuali terhadap informasi publik yang dikecualikan. 5
Berdasarkan hal di atas, maka setiap orang dapat mengakses dan memohon informasi publik sesuai kebutuhannya dengan berlandaskan UU KIP. Komisi Informasi Pusat sebagai salah satu badan publik yang wajib tunduk pada UU KIP diwajibkan untuk menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada pada penguasaannya. Adanya kewajiban tersebut, Komisi Informasi Pusat (KI Pusat) berusaha meningkatkan pelayanan informasi publik dengan tujuan agar publik dapat meminta dan mengakses informasi publik secara cepat, tepat, dan sederhana. Bentuk layanan informasi publik yang diberikan oleh Komisi Informasi Pusat sebagaimana dijelaskan pada Bagian Pertama adalah melalui sarana dan/atau media elektronik dan non-elektronik. Pada Tahun 2016, PPID Komisi Informasi Pusat telah menerima beberapa permohonan informasi publik. Penjelasan terkait dengan permohonan dan layanan informasi publik, dapat dijelaskan pada bagian di bawah ini. B. Permohonan Informasi Publik Dalam konsideran UU KIP pada bagian menimbang, dijelaskan bahwa Informasi Publik merupakan kebutuhan setiap orang untuk mengembangkan pengetahuannya dan lingkungannya. Menjadi wajar jika setiap badan publik menerima adanya permohonan informasi publik karena selain sebagai kebutuhan individu setiap orang untuk memperoleh informasi, hal ini juga sebagai bentuk partisipasi dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih yang sejalan dengan tujuan UU KIP. Pada tahun 2016, Komisi Informasi Publik menerima permohonan informasi dari berbagai kalangan masyarakat dan organisasi masyarakat. Informasi yang diminta pun sangat beragam. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini. 6
B.1. Jumlah Permohonan Informasi Publik Dalam kurun bulan Januari hingga 30 Desember 2016, PPID Komisi Informasi Pusat telah menerima permohonan informasi publik sebanyak 64 permohonan. Dari 64 Permohonan Informasi Publik yang diterima PPID Komisi Informasi Pusat, sebanyak 32 (tiga puluh dua) permohonan diajukan oleh Individu, Badan Hukum sebanyak 7 (tujuh) permohonan, dan Instansi Pemerintah sebanyak 20 (dua puluh) permohonan, kelompok Orang 1 (satu) Permohonan, lembaga Pendidikan 3 (tiga) Permohonan Informasi, dan lain-lain sebanyak 1 Permohonan Informasi Publik Dari data yang disebutkan di atas, sebanyak 47% Permohonan Informasi Publik yang diterima PPID Komisi Informasi Pusat berasal dari Individu. Dari bulan Januari hingga 30 Desember 2016, Permohonan Informasi yang banyak diterima oleh PPID Komisi Informasi Pusat yaitu pada Bulan April sebanyak 10 Permohonan. 12 10 8 6 4 2 Rekapitulasi Permohonan Informasi Januari 2016-16 Desember 2016 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des 7
B.2. Sarana Permohonan Informasi Publik PPID Komisi Informasi Pusat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk dapat memperoleh Informasi Publik. Khusus terhadap layanan permohonan informasi publik, sarana yang disediakan melalui elektronik email ke ppid@komisiinformasi.go.id /faximile (021) 348757 serta mengajukan permohonan informasi melalui aplikasi online e- ppid.komisiinformasi.go.id. Disamping itu juga dapat datang langsung ke Kantor Komisi Informasi Pusat untuk mengisi form Permohonan Informasi Publik pada Meja Layanan Informasi Publik. Sesuai dengan jumlah permohonan informasi publik yang diterima PPID Komisi Informasi Pusat. jumlah Permohonan Informasi Publik melalui sarana elektronik (aplikasi e-ppid) sebanyak 39 dan secara langsung (datang ke kantor Komisi Informasi Pusat) sebanyak 5 (lima). Berdasarkan data tersebut, sarana elektronik dapat dikatakan sebagai media untuk mengajukan permohonan informasi publik yang efektif dan efisien. 8
B.3. Jangka Waktu Pemberian Informasi Publik Jangka waktu untuk memberikan layanan Permohonan Informasi Publik telah diatur secara tegas oleh UU KIP juncto Perki SLIP. Setiap badan publik wajib memberikan jawaban Permohonan Informasi Publik paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan. Badan publik juga diberikan hak oleh UU KIP untuk dapat memperpanjang waktu pemberian informasi publik paling lambat 7 (tujuh) hari kerja. Perpanjangan pemberian informasi publik sebagaimana dijelaskan di atas dengan syarat badan publik mengirimkan pemberitahuan secara tertulis terlebih dahulu kepada Pemohon Informasi Publik dengan menguraikan alasan-alasan perpanjangan pemberian informasi. Berdasarkan mekanisme memperoleh informasi publik tersebut, PPID Komisi Informasi Pusat dalam memberikan layanan Permohonan Informasi Publik tidak pernah menyalahi aturan atau dalam bahasa lain pemberian informasi sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Berdasarkan data-data yang ada pada tabel tanggal surat masuk dan jawaban atas permohonan informasi publik, PPID Komisi Informasi Pusat memberikan jawaban atas permohonan informasi publik tidak melebihi jangka waktu yang ditentukan UU KIP juncto Perki SLIP. 9
B.4. Pemenuhan Permohonan Informasi Publik UU KIP juncto Perki SLIP mengatur jawaban atas adanya permohonan informasi publik yang secara garis besar dikelompokkan menjadi 2 (dua) hal yaitu, (1) Informasi yang dimohonkan tidak dapat diberikan, (2) Informasi yang dimohonkan dapat diberikan. Sebagaimana data jumlah Permohonan Informasi Publik yang diterima oleh PPID Komisi Informasi Pusat pada Tahun 2016 sebanyak 61 permohonan, terdapat 1 (satu) informasi yang dimohonkan Pemohon diberikan sebagian dan 1 (satu) informasi yang dimohonkan Pemohon tidak dikuasai oleh PPID Komisi Pusat. informasi Informasi Sebanyak 60 publik yang dimohonkan Pemohon diberikan seluruhnya oleh PPID Komisi Informasi Pusat. Jumlah informasi publik yang dimohonkan Pemohon sebagaimana tabel di atas, memang tidak sesuai dengan jumlah Pemohon yang meminta informasi ke PPID Komisi Informasi Pusat. Hal tersebut dikarenakan setiap 1 (satu) Pemohon Informasi Publik dapat meminta informasi lebih dari satu sehingga jumlah informasi yang dimohonkan lebih banyak daripada Jumlah Pemohon Informasi Publik. PEMENUHAN PERMOHONAN INFORMASI PUBLIK DIBERIKAN DITOLAK Sebagian Seluruhnya Dikecualikan Tidak Dikuasai Jumlah - 15 - - - 4-1 - 6 - - - 4 - - - 3 - - - 1 - - - 5 - - - 3 - - - 12 - - - 6-1 59-2 10
B.5.Jumlah Keberatan Berdasarkan penjelasan tentang pemenuhan permohonan informasi publik sebagaimana dijelaskan pada bagian A.4. Terlihat bahwa seluruh permohonan informasi dijawab dan diberikan oleh PPID Komisi Informasi Pusat, sehingga dalam hal ini. Upaya keberatan yang diatur dalam Pasal 35 UU KIP tidak ditempuh oleh Pemohon Informasi Publik. Dengan demikian, pada Tahun 2016 PPID Komisi Informasi Pusat tidak pernah menerima keberatan dari Pemohon Informasi Publik atas layanan informasi publik. Tidak adanya keberatan yang diajukan Pemohon Informasi Publik ke Komisi Informasi Pusat. Menandakan bahwa Komisi Informasi Pusat tidak pernah mengalami sengketa informasi publik dengan Pemohon Informasi Publik. Karenanya, dalam laporan layanan informasi publik Tahun 2016 ini, tidak diuraikan mengenai jumlah sengketa informasi publik antara Pemohon dengan Komisi Informasi Pusat. C. Informasi Berdasarkan Permohonan Berdasarkan ketentuan Bab IV UU KIP yang mengatur tentang informasi yang wajib disediakan dan umumkan oleh badan publik. Terdapat 3 (tiga) kewajiban badan publik untuk mengumumkan dan menyediakan informasi publik yaitu, (1) badan publik wajib mengumumkan informasi secara berkala yang meliputi (Pasal 9 UU KIP); a. informasi yang berkaitan dengan badan publik; b. informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik; c. informasi mengenai laporan keuangan; d. informasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. 11
(2) badan publik wajib mengumumkan informasi serta merta yaitu, informasi yang dapat mengancam hidup orang banyak dan ketertiban umum (Pasal 10 UU KIP). (3) badan publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat yang meliputi (Pasal 11 UU KIP): a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan; b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya; c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya; d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik; e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga; f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum; g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan/atau h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam UU KIP. Berdasarkan data yang telah disebutkan pada bagian A.4, tentang pemenuhan permohonan informasi publik terdapat 59 jenis informasi publik yang dimohonkan. Terdapat 1 permohonan informasi tentang Laporan Keuangan, dan 59 terkait informasi di luar yang diatur dalam Pasal 9, 10, dan 11 UU KIP, sebagaimana dijelaskan di atas. Artinya, sebanyak 59 jenis informasi yang dimohonkan berkaitan dengan hal lain-lain, misalnya terkait dengan notulensi sidang penyelesaian sengketa informasi publik, rekaman (video) penyelesaian sengketa informasi publik, jumlah Komisi Informasi yang sudah terbentuk seluruh Indonesia, daftar kehadiran komisioner dan pegawai Komisi Informasi Pusat dan lain-lain. 12
BAGIAN KETIGA KENDALA LAYANAN INFORMASI PUBLIK Setiap badan publik dalam memberikan layanan informasi publik berasaskan pelayanan informasi secara cepat dan tepat waktu (Pasal 2 ayat (3) UU KIP). Ketentuan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi setiap badan publik untuk mewujudkan layanan informasi publik kepada masyarakat tidak hanya Komisi Setiap Informasi Publik harus Informasi Pusat. Untuk mewujudkan pelayanan informasi secara cepat. UU KIP telah memberikan solusi kepada setiap badan publik agar dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana, Pasal 2 ayat mengembangkan sistem (3) UU KIP. penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah dan wajar dengan memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan nonelektronik. Sebagaimana telah dijelaskan pada Bagian Pertama, Komisi Informasi Pusat telah menyediakan sarana dalam memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat. Sarana untuk mengajukan permohonan informasi publik dapat melalui elektronik (email, faximile, surat) dan non-elektronik (datang langsung untuk mengisi form permohonan informasi publik), kemudian publik dapat mengakses informasi publik yang dikuasai oleh Komisi Informasi Pusat melalui website resmi www.komisiinformasi.go.id. Disadari bahwa layanan informasi publik yang diberikan oleh PPID KI Pusat belum maksimal, hal ini dikarenakan terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh PPID KI Pusat. 13
A. Kendala Internal Seperti telah disinggung pada penjelasan sebelumnya, bahwa Komisi Informasi Pusat dalam memberikan layanan informasi publik memiliki beberapa kendala antara lain : Kendala Substansi Yang dimaksud dengan kendala substansi adalah berkaitan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Komisi Informasi Pusat dalam memberikan layanan permohonan informasi publik. Sebagaimana telah disinggung pada Bagian Pertama, SDM pada struktur yang dimiliki Komisi Informasi Pusat sebanyak 12 orang, sedangkan yang khusus memberikan pelayanan informasi publik baik secara digital maupun datang langsung hanya berjumlah 2 orang. Kendala ini tentunya akan berdampak langsung pada pemenuhan hak masyarakat atas informasi publik, serta koordinasi antar bagian yang sulit dilaksanakan. Hal ini menyebabkan petugas informasi dalam mendokumentasi Informasi pada setiap bagian. B. Kendala Eksternal Banyaknya jenis informasi yang dimohonkan Pemohon menjadi kendala tersendiri bagi PPID KI Pusat. Sebagaimana diuraikan pada Bagian Kedua, bahwa satu orang Pemohon Informasi dapat meminta informasi lebih dari satu. Selain itu, informasi yang dimohonkan pun merupakan informasi yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya. 14
BAGIAN KEEMPAT PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai lembaga yang melaksanakan UU KIP dan peraturan pelaksananya, Komisi Informasi Pusat berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya secara transparan dan akuntabel, khususnya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab (PPID). Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian-bagian sebelumnya, tugas dan tanggung jawab PPID di antaranya melakukan pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi. Pada tahun 2016 (sampai dengan 21 Desember 2016), PPID KI Pusat menerima sebanyak 61 permohonan. Dari 61 Permohonan Informasi Publik yang diterima PPID KI Pusat, sebanyak 29 (dua puluh sembilan) permohonan diajukan oleh Individu, Badan Hukum sebanyak 7 (tujuh) permohonan, dan Instansi Pemerintah sebanyak 19 (Sembilan belas) permohonan, kelompok Orang 2(dua) Permohonan, lembaga Pendidikan 3 (tiga) Permohonan Informasi, dan lain-lain sebanyak 1 Permohonan Informasi PublikDari jumlah permohonan tersebut PPID Pusat telah memenuhi seluruh permohonan dengan mendasarkan pada layanan informasi secara cepat, dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana kepada publik. Capaian dalam memberikan layanan secara cepat dan dapat memenuhi permohonan informasi publik yang diajukan oleh masyarakat merupakan nilai yang positif bagi PPID KI Pusat. Adanya capain tersebut menjadi tantangan bagi PPID KI Pusat pada tahun-tahun selanjutnya, tentunya dengan mengembangkan sarana dan prasarana dalam mendukung layanan atau akses informasi publik. Adanya pengembangan 15
sarana tersebut, pastinya dapat memberikan layanan informasi yang lebih optimal serta dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara luas. B. Saran Secara yuridis, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab PPID dalam memberikan layanan informasi publik. PPID dituntut untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah. Sebagaimana penjelasan pada bagian sebelumnya, PPID KI Pusat memiliki beberapa kendala dalam memberikan layanan informasi publik. Berdasarkan hal tersebut, guna dapat memberikan layanan informasi publik kepada masyarakat secara efisien dan efektif. PPID KI Pusat pada tahun selanjutnya akan terus mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi yang dapat melayani masyarakat secara mudah melalui layanan permohonan informasi secara elektronik atau disebut e-ppid berbasis web. Disamping itu juga perlu ada koordinasi antara setiap bagian dalam pengumpulan informasi, sehingga memudah petugas pelayan informasi untuk mendokumentasikan informasi pada setiap bagian. Cara tersebut bisa dilalui dengan pertemuan rutin. Semoga rencana tersebut pada tahun 2017 dapat terwujud sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi pengembangan pengetahuan dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. 16