BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TERNAK KAMBING DI DESA BEBEKAN SELATAN TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TANAH PERHUTANI DI DESA KENDALREJO KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. disyari'atkan Allah. Sehingga kita akan mendapatkan ketenangan dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DASAR HUKUM DAN PROSEDUR PINJAM PAKAI BARANG BUKTI PENCURIAN DI POLSEK KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia mengenal hidup bergaul, timbullah suatu masalah yang

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGGELAPAN JABATAN PNS PEMKAB BANYUWAGI

BAB IV TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PERBEDAAN PERLAKUAN PEMBELI SEPEDA MOTOR SECARA KREDIT DAN TUNAI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dan watak yang berbeda-beda. Namun, kesemuanya itu telah diciptakan dengan

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungankandungan

PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT SURYA DANA MAKMUR TULUNG KLATEN

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB III POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang kehidupan sebagai satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PRULINK. SYARIAH RUPIAH FIXED INCOME FUND di PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE SYARIAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

MEMAKAN HARTA HARAM. Dr. Amin Abdullah Asy-Syaqawy. Terjemah : Muzaffar Sahid Mahsun. Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. [ Indonesia Indonesian

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN MAHMUD SYALTUT TENTANG HUKUM OBLIGASI

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN UPAH SEWA DALAM PRAKTIK IJOL GARAPAN DI DESA RAJEGWESI KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia telah melakukan uji sistem terhadap berbagai teori ekonomi guna. mempertahankan kehidupan dimuka bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. saling tolong-menolong terhadap sesama. Sebagai makhluk sosial manusia

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA NASABAH YANG MELUNASI HUTANG SEBELUM MASA JATUH TEMPO DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM

BAB IV ANALISIS BAGI HASIL PADA AKAD APLIKASI MULTI SUKUK DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENJUALAN HASIL PANEN TANAMAN HORTIKULTURA DI DESA SIMAN KECAMATAN KEPUNG KABUPATEN KEDIRI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah sistem yang sempurna bagi kehidupan, baik kehidupan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV JULO-JULO PADI DI DESA KOTO PULAI KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BALANTAI SELATAN KEC.KOTO IX TARUSAN KAB. PESISIR SELATAN

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS QARD} AL-H}ASAN DALAM SUMBANGAN PEMBINAAN PENDIDIKAN (SPP) MAHASISWA KURANG MAMPU UIN SA SURABAYA

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan penelitian bab sebelumnya, maka peneliti dapat. menyimpulkan :

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG SISTEM PENGUPAHAN BERDASARKAN KELEBIHAN TIMBANGAN

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Hasan Panti Jember Tahun Pelajaran Dalam penelitian Iin ini

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV TINJAUAN PEMASANGAN ALAT PENGHAMBAT JALAN POLISI TIDUR DI JALAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG DAN SIYASAH SYAR IYYAH

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

TINDAK LANJUT BPJS HARAM MELALUI REORGANISASI JAMINAN SOSIAL KESEHATAN BERBASIS SYIRKAH TA ÂWUN

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kebutuhan

BAB IV ANALISIS SISTEM KERJASAMA ANTARA PEMILIK PERAHU DAN NELAYAN DI DESA BUNGO DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULULOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang

Transkripsi:

62 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO A. Analisis Pola Kerjasama Pembuatan Batu Bata Di Desa Gemekan Mojokerto Praktik kerjasama pembuatan batu bata di masyarakat Desa Gemekan Mojokerto, awal mula terbentuknya kerjasama pembuatan batu bata dimulai sejak turun temurun sampai sekarang, kurang lebih lima tahun masih terus menjalankan aktifitas kerjasama dalam bidang pembuatan batu bata, dan yang penulis pilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah RW 6. Berdasarkan pengamatan yang ada, tujuan dari kerjasama pembuatan batu bata adalah untuk meringankan beban orang yang kurang mampu sehingga bisa memiliki pekerjan dan penghasilan dari terselenggaranya kerjasama tersebut, adapun dalam berlangsungnya kerjasama antara dua belah pihak, pemodal dan pengelola tersebut menggunakan beberapa kesepakatan usaha, diantaranya sebagai berikut: 1. Penyerahan modal, yang dilakukan oleh pemodal kepada pengelola untuk dibelikan keperluan pembuatan batu bata. 2. Pekerjaan, adalah usaha atau kerja mengelola barang mentah menjadi barang jadi, dari kesepakatan yang telah disepakati bersama. 62

63 3. Pembagian Keuntungan, adalah setelah barang jadi yang sudah diketahui hasil akhirnya lalu dikurangi dengan hutang pekerja kepada pemodal. 4. Adat masyarakat desa Gemekan dalam hal pembagian keuntungan pembuatan batu bata adalah pada akhir dari barang jadi yang dihasilkan oleh pengelola lalu dijual kepada pemodal dengan dikurangi jumlah pinjaman kepada pemodal, maka disitu lah keuntungan bagi pekerja. Sedangkan keuntungan bagi pemodal adalah setelah penjualan batu bata yang dijual kepada pengkulak dengan harga yang lebih tinggi dari pada membeli kepada pekerja. Apabila pengelola bisa menjual kepada tengkulak secara langsung sesuai dengan harga pasaran maka pengelola akan mendapatkan keuntunagn yang lebih besar dari pada menjual kepada pemodal. Sehingga demikian pemodal mendapat keuntungan lebih dari uang yang dipinjamkan kepada pengelola. Hal tersebut sesuai dengan kaidah fiqih: a. Adat itu tidak mut}arrid (tid ak pasti) maka tidak dapat dijadikan kepastian hukum. b. Kalau ada adat yang jelas bertentangan dengan syara maka hukumnya ditafsil (diperinci) 1) Jika syara tidak ada hubungannya dengan dengan hukum maka adatlah yang dimenangkan. 2) Jika syara itu berhubungan dengan hukum maka yang dimenangkan syara nya.

64 3) Adat bisa berlaku sebagai syarat dan bisa tidak berlaku syarat. 1 5. Cara mengakhiri kerjasamanya adalah ketika batas waktu yang telah ditentukan oleh pekerja dan pemodal diawal kesepakatan kerjasama. Sebagaimana dalam penjelasan di atas, salah satu ketentuan yang menjadikan sah atau tidaknya kerjasama adalah kesepakatan akad. karena dengan akad yang terbentuk menjadikan sebab adanya kerjasama, dan tujuan kerjasama pembuatan batu bata adalah mencari keuntungan dari pembuatan batu bata. Melihat pembagian keuntungan yang dilakukan oleh pemodal dengan menjual lagi batu bata dengan harga yang lebih tinggi, maka menjadikan tidak jelas pembagian keuntungan dalam pembutan batu bata, padahal tujuan kerjasama tersebut itu sama-sama mencari keuntungan. Kerjasama pembuatan batu bata dalam pembagian keuntungan di atas, merupakan suatu kesalahan perilaku dari pemodal, yaitu pihak dari pemodal yang telah menjual lagi kepada pengkulak dengan harga yang lebih tinggi, sedangkan semua resiko ditanggung oleh pekerja baik resiko itu atas kelalaiannya maupun karena faktor alam. Sedangkan apabila pengelola bisa menjual sendiri batu bata tersebut di pasaran maka pengelola mendapat keuntungan lebih besar akan tetapi adanya keterpaksaan yang mana pengelola harus menjual batu bata itu kepada pemodal dengan harga dibawah pasaran menjadikannya pengelola memperoleh 1 Adib Bisri, Terjemah Faraidul Bahiyah, h. 26-27

65 keuntungan yang sedikit. Dari sinilah tidak sahnya akad kerjasama pembuatan batu bata di Desa gemekan Mojokerto. B. Analisis Syirkah Terhadap Pola Kerjasama Pembuatan Batu Bata Di Desa Gemekan Mojokerto Praktik Kerjasama pembuatan batu bata di Desa Gemekan Mojokerto dalam pembagian hasil pembuatan batu bata yang telah disepakati diawal, yaitu barang jadi yang sudah diketahui keuntungannya dikurangi dengan pinjaman pekerja kepada pemodal lalu batu bata tersebut dijual kepada kepada pemodal. Dari hasil pengurangan tersebut itulah keuntungan bagi pekerja. Dan keuntungan pemodal adalah setelah menjual kembali batu bata tersebut kepada pengkulak. Proses kerjasama setelah ada kesepakatan, uang yang diberikan pemodal kepada pengelola dan kemudian dibelikan keperluan untuk pembuatan batu bata. Pembagian keuntungan pembuatan batu bata yang diterapkan oleh masyarakat Desa Gemekan yaitu dengan cara adat yang berkembang di desa tersebut. Maka pengelola mendapat keuntungan yang lebih besar. Praktik kerjasama pembuatan batu bata yang terjadi di desa Gemekan Mojokerto, perlunya untuk memudahkan pemahaman dalam menganalisis, penulis akan mengklasifikasikan bentuk praktik kerjasama pembuatan batu bata diantaranya sebagai berikut:

66 1. Adanya kedua belah pihak sama-sama hadir atau ada dalam majlis yang menjalankan kerjasama pembuatan batu bata. Keadaannya sama-sama dewasa, sehat jasmani dan rohani. 2. Adanya objek yang dijadikan kerjasama, yaitu berupa tanah yang disepakati untuk dijadikan tempat dan bahan oleh pengelola dan bertujuan untuk mengambil keuntungan dari hasil pembuatan batu bata tersebut, dengan pembagian yang telah disepakati kedua belah pihak antara pemodal dan pengelola modal. Adanya tujuan kerjasama pembuatan batu bata, dalam kedua belah pihak sama-sama bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kerjasama pembuatan batu bata tersebut. Meskipun demikian pengelola tetap melakukan praktek tersebut meskipun merasa dirugikan oleh pemilik modal, hal itu dikarenakan beberapa alasan antara lain: 1. Karena pengelola belum dapat menemukan lapangan pekerjaan selain profesi yang telah ditekuninya selama beberapa tahun; 2. Faktor kesulitan ekonomi yang menjadikan pengelola terpaksa menjalani kerjasama tersebut. 2 Berakhirnya kerjasama pembuatan batu bata dibatasi oleh waktu yang telah disepakati oleh pemodal dan pekerja diawal kesepakatan kerjasama.

67 Dalam penelitian ini yang dijadikan tolak ukur untuk mengetahui tingkat keabsahan kerjasama pembuatan batu bata pemahaman kerjasama pembuatan batu bata oleh masyarakat setempat, ketika dikaitkan dengan syirkah mud{a>rabah dalam hukum Islam mulai dari syarat dan rukun dalam mud{a>rabah. Dalam Hukum Islam kesepakatan kerjasama salah satunya dikenal dengan syirkah mud{a>rabah, sebagaimana disebutkan dalam al-qur an surat al- Baqarah antara lain dapat kita lihat berikut ini: «!$# È ôòsù ÏΒ tβθäótgö6tƒ ÇÚö F{$# Îû tβθç/î ôøtƒ tβρã yz#u uρ Artinya:...Dan yang lainnya, bepergian di muka bumi mencari karunia Allah... (Al-Muzamil:20). 3 Ä $ Ψ9$# ÉΑ uθøβr& ô ÏiΒ $Z)ƒÌ sù (#θè=à2ù'tgï9 ÏΘ$ 6çtø:$# n<î)!$yγî/ (#θä9ô è?uρ È ÏÜ t6ø9$î/ Νä3oΨ t/ Νä3s9 uθøβr& (#þθè=ä.ù's? Ÿωuρ tβθßϑn= ès? óοçfρr&uρ ÉΟøOM}$Î/ Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.(al-Baqarah: 188) 4 Ayat di atas menunjukkan, bahwa dalam melakukan suatu kerjasama hendaklah atas dasar suka sama suka atau sukarela, dan tidak dibenarkan bahwa suatu perbuatan muamalah, kerjasama misalnya, dilakukan dengan paksaan atau dengan penipuan. Jika hal itu terjadi, maka dapat membatalkan perbuatan muamalah tersebut. Hukum Islam juga mengenal dan bahkan memerintahkan 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan terjemahnya, h. 848 4 Ibid, h. 36

( 4 ( 68 untuk berbuat kebaikan dengan saling tolong-menolong diantara sesama, yang mana al-qur an menyebutkan juga dalam surat al-maidah sebagai berikut: ß ƒï x!$# βî)!$# (#θà)?$#uρ Èβ uρô ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# n?tã (#θçρuρ$yès? Ÿωuρ 3 uθø) G9$#uρ Îh É9ø9$# n?tã (#θçρuρ$yès?uρ É>$s)Ïèø9$# Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. (QS. Al-Maidah: 2) 5 dengan: Hal ini ketika dikaitkan dengan kaidah Ushul fikih juga menyebutkan Artinya: setiap tindakan hukum yang membawa kemafsadahatan atau menolak kemaslahatan adalah dilarang. 6 Kerjasama menjadi sah, ketika telah terpenuhi rukun dalam akad mud{a>rabah, sebaliknya ketika tidak terpenuhinya rukun, maka tidak sah. Karena akibat hukum setiap kerjasama itu adalah tercapainya sasaran yang ingin dicapai, sehingga ketika proses tujuan tersebut tidak dibenarkan syara maka menjadi batal, atau tidak sah. Tujuan terjadinya kerjasama adalah guna mendapatkan keuntungan yang mana diperoleh dari bagi hasil pembuatan batu bata. Perubahan akad yang tidak sesuai dalam bagi hasil pembuatan batu bata, yaitu terletak pada pembagian keuntungan adalah pada barang yang sudah jadi 5 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, h.142 6 Al-Ruki, Qawaid al-fiqih al-islami, cet I, (Beirut: Dar al-qalam, tt) 267

69 dijual kepada pemodal dengan dikurangi jumlah pinjaman pekerja yang mana pekerja menaggung semua resiko yang terjadi nantinya, lalu pemodal menjual kembali batu bata tersebut kepada pengkulak dengan harga yang lebih tinggi dari pada harga yang dibeli kepada pekerja. Padahal dalam konsep Mudharabah para ulama berpendapat bahwasnnya yang menaggung semua resiko adalah pemilik modal selam kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Namun, seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola maka pengelola lah yang bertanggung jawab atas kerugian tersebut. 7 Hal ini tidak dibenarkan dalam syirkah mud{a>rabah, karena dalam mud{a>rabah pembagian keuntungan merupakan rukun mud{a>rabah yang harus dipenuhi sesuai dengan syarat pembagian keuntungan yaitu harus dibedakan antara keuntungan dan modal bagi kedua belah pihak dan prosentase keuntungannya. Kerjasama pembuatan batu bata yang terjadi di Desa Gemekan, ketika dikaitkan dengan syirkah mud{a>rabah adanya ketidak sesuaian, yaitu rukun yang ada dalam mud{a>rabah, dengan ketentuan bagi hasil. Yang mana akad itu tidak sah karena harga tersebut telah dipatok oleh pemodal pada saat memberikan 7 Muhammad Rawas Qai aji, Mu jam Lughat al-fuqaha, (Beirut: Darun-Nafs, 1985),

70 pinjaman, maka akad meminjamkan sejumlah uang kepada pengelola batu bata tergolong dalam akad qardlu yang jarra naf an (adanya kelebihan manfaat). 8 Yang sesuai dengan kaidah fiqh dibawah ini: Artinya: setiap pinjaman dengan menarik manfaat adalah haram 9 Sehingga telah jelas tidak sah karena tergolong jarra naf an yang dihukumi haram jika syarat tersebut terdapat dalam akad (fi shulbi al-aqdi), dan sah apabila syarat itu terdapat di luar akad. Sesuai dengan kaidah fiqh: Artinya: Apa yang membawa kepada yang haram maka hal tersebut juga haram hukumnya 10 Praktek yang semacam itu tidak diperbolehkan karena terdapat syarat jarra naf an fi shulbi al-aqdi Dengan begitu bisa dipastikan pihak pengelola yang dirugikan, karena dalam mud{a>rabah pembagian hasil ketentuan harus jelas, artinya kerjasama pembuatan batu bata di Desa Gemekan tidak sah. Yang mana pengelola memperoleh keuntungan lebih banyak dibanding dengan pemodal 8 http://mbakdloh.wordpress.com/2011/05/04/hasil bahsul masail lbm nu jatimkomisi a/ diakses pada tgl 8 feb 2012 9 Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqh dalam Menyelesaikan Masalah-masalah yang Praktis, (Jakarta: Kencana, 2007) 138 10 Ibid, 32

71 padahal yang menanggung resiko adalah pengelola baik resiko itu diakibatkan kelalaian pengelola maupun karena faktor alam, dan pengelola tidak berhak atau adanya keterpaksaan untuk menjual kepada pemodal, apabila pengelola menjual sendiri batu bata itu kepada tengkulak dengan harga pasaran maka pengelola memperoleh keuntungan yang lebih banyak lagi.