BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian bahwa dengan membaca akan diperoleh pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X.1 ICT DAN X.3 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa, yang

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bermanfaat untuk mencapai keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. diri yang kuat untuk menepati apa yang telah direncanakan itu.

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam meningkatkan penguasaan dan penggunaan bahasa Indonesia secara baik, benar, terarah, dan terprogram. Hal ini berkaitan dengan tujuan pengajaran bahasa Indonesia yaitu agar penuturnya memiliki pengetahuan tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memiliki keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar baik secara lisan maupun tulisan. Dari keempat keterampilan berbahasa, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang rumit dan kompleks karena dalam menulis seluruh unsur pengetahuan berbahasa dilibatkan untuk menghasilkan sebuah karya tulis yang baik (Holid, 2010: 3).Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur kalimat, dan kosa kata (Tarigan, 2008:4).Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kuncoro (2009: 4) yang mengatakan bahwa semua orang memiliki bakat menulis, hanya perlu berlatih dan meningkatkan keterampilan menulis untuk berbagai keperluan. Dalam kurikulum bahasa Indonesia selalu dicantumkan tema atau pokok bahasan menulis atau mengarang. Kebijaksanaan tersebut dimaksudkan agar siswa terampil berbahasa dengan baik dan benar, terutama dalam menulis.melalui 1

2 kegiatan menulis, siswa dapat mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, ataupun perasaan dalam bentuk tulisan.menulis juga menyangkut persoalan teknis menata serta cara menyusun. Penulis ide secara serta- merta menjadi pembesar- pembesar dalam wacana dan dunia kreasi aksara (Albert, 2002:xi). Perkembangan ilmu dan teknologi tidak lepas dari kegiatan menulis karena kemajuan suatu bangsa dan negara dapat dilihat dari maju tidaknya komunikasi tulis bangsa (Tarigan, 2008:19) Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan ciri orang terpelajar atau bangsa terpelajar (Tarigan, 2008: 4).Keterampilan menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat, meyakinkan, memberitahukan, dan mempengaruhi orang lain. Keterampilan menulis memudahkan pelajar melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, mempertajam rasa peka terhadap situasi di sekitarnya, melatih berpikir kritis, dan sebagai bekal mencari pekerjaan. Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang rumit dan kompleks.namun di balik semua itu, keterampilan menulis mengandung banyak manfaat yaitu pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang. Keterampilan menulis dapat untuk mengembangkan kecerdasan, inisiatif, dan kreativitas seseorang. Selain itu, melalui keterampilan menulis dapat pula ditumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan pengetahuan mengumpulkan informasi. Pudiastuti (2011: 14) mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan upaya memindahkan apa yang kita lihat, dengar, pikirkan, alami ke dalam untaian kata. Penulis harus dapat membangun pemahaman dasar

3 kepenulisan. Untuk membuat sebuah tulisan, seseorang harus memberi makna sesuatu yang dianggap penting. Meskipun demikian, ternyata tidak banyak orang yang menyukai tulismenulis. Diantara penyebabnya, orang merasa tidak berbakat, serta tidak tahu untuk apa dan bagaimana harus menulis. Akhadiah (1997: 14) menyatakan bahwa ada beberapa faktor penyebab rendahnya pengetahuan menulis siswa, seperti rendahnya pengetahuan tentang bahasa dan kaidah bahasa, minimnya jumlah kosa kata yang dimiliki, rendahnya minat belajar menulis, kurangnya latihan, dan rendahnya pengetahuan penalaran siswa. Hal itu sesuai dengan pendapat Kuncoro (2009: 6 ) yang menyatakan bahwa ada dua penyebab utama yang menjadi faktor penghambat kegiatan menulis. Pertama faktor internal, yaitu faktor penghambat yang berasal dari dalam diri sendiri. Kedua faktor eksternal, yaitu fakor penghambat yang berasal dari luar pribadi tiap-tiap individu. Faktor internal yang pertama adalah seorang individu belum memiliki kebiasaan membaca buku. Kegiatan membaca buku mempunyai hubungan erat dengan kemampuan menulis. Dengan banyak membaca buku, ilmu pengetahuan dan referensi untuk menulis akan semakin banyak. Kedua belum memiliki kemampun berbahasa yang baik. Ketiga belum adanya minat dan keinginan untuk menulis. Faktor inilah yang harus diatasi, karena minat merupakan modal dasar untuk menulis. Faktor eksternal yang menghambat seseorang untuk menulis adalah: pertama sulitnya mendapat bahan acuan dan referensi untuk menulis. Kedua sulit

4 mencari topik ataupun tema untuk bahan tulisan. Orang yang sulit mendapatkan tema biasanya adalah orang yang malas atau belum ada kemauan untuk membaca. Kebiasaan mambaca sangat penting bagi kemudahan menentukan topik bahan tulisan. Pada umumnya orang yang banyak membaca akan lebih banyak memiliki gagasan yang dapat dituangkan menjadi tema penulisan. Ketiga kesulitan dalam menyusun kalimat baku. Membuat kalimat baku atau kalimat efektif memiliki arti yang sangat penting karena dengan kalimat efektif penyampaian suatu gagasan secara tertulis akan lebih mudah dipahami. Penyusunan kalimat efektif perlu didukung dengan penguasaan diksi/kata yang baik. Hal itu sesuai dengan pendapat Keraf (2010: 21) yang menyatakan bahwa kata merupakan alat penyalur gagasan. Hal itu berarti semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya. Penulis yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya. Pada dasarnya, menulis narasi adalah upaya seseorang (penulis) dalam mengungkapkan gagasannya kepada orang lain (pembaca) melalui tulisan tentang suatu hal agar dapat menimbulkan kesan tentang sesuatu tersebut kepada pembaca. Kesan tentang sesuatu tersebut akan mudah diterima oleh pembaca apabila tulisan tersebut menarik, bahasanya jelas, tidak monoton, dan sebagainya. Untuk dapat menghasilkan tulisan semacam itu, penulis dituntut harus banyak membaca buku. Dengan banyak membaca buku, seseorang akan banyak mempunyai referensi atau acuan untuk menulis. Mereka tahu bagaimana

5 seseorang bisa mengungkapkan ide dengan baik, bagaimana seseorang menulis narasi dengan baik, ide-ide apa saja yang dapat dituangkan seseorang untuk menjadi sumber tema menulis narasi. Di samping itu, penulis juga dituntut harus menguasai diksi yang memadai sehingga dengan penguasaan diksi tersebut penulis dengan leluasa dapat memilih kata yang tepat untuk disusun menjadi kalimat yang sistematis, lugas dan menarik. Wawasan yang luas tentang diksi merupakan modal dasar dalam menulis narasi, karena pada hakikatnya menulis merupakan upaya memindahkan bahasa lisan ke bahasa tulisan.penguasaan diksi sangat menunjang terhadap keterampilan menulis. Tanpa penguasaan diksi yang cukup, akan sulit diharapkan seseorang akan terampil untuk menulis narasi. Kemahiran menulis yang dimiliki oleh seseorang akan meningkat, salah satu faktor pendukungnya adalah terciptanya kualitas dan kuantitas diksi yang dipakainya. Dengan demikian, jelaslah bahwa salah satu faktor pendukung terciptanya kualitas keterampilan menulis seseorang terletak pada kekayaan diksi yang dimilikinya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Keraf (2010:24) yang menyatakan bahwa mereka yang luas kosa katanya akan memiliki pula kemampuan yang tinggi untuk memilih setepat-tepatnya kata mana yang paling harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya. Sebaliknya yang miskin kosa katanya akan sulit menemukan kata yang tepat. Makin banyak diksi yang dikuasai seseorang, makin banyak ide atau gagasan yang dikuasainya. Dengan kata lain, seseorang yang luas pengetahuan tentang diksinya dapat dengan mudah untuk melakukan kegiatan menulis, maka setiap orang perlu memperluas diksi atau mengetahui

6 sebanyak-banyaknya tentang pemilihan kata. Faktor lain yang dapat diduga mempengaruhi keterampilan menulis adalah keterampilan membaca. Aktivitas membaca harus dilakukan secara rutin untuk menggali sumber ilmu pengetahuan (Pudiastuti, 2011: 6). Hubungan antara membaca dan menulis sangatlah erat karena diksi,pengetahuan memahami petunjuk arti, pola-pola kalimat yang digunakan dalam menulis banyak didapat dari kegiatan membaca. Seseorang yang mampu membaca dengan baik akan mempunyai kesempatan membuat sebuah tulisan yang baik. Membaca bagi seorang penulis adalah makanan jiwa. Dengan membaca berarti ada asupan zat makanan, sumber energi, sumber pembangun yang dapat menyegarkan jiwa. Jadi kegiatan membaca bagi kebanyakan penulis merupakan kebutuhan pokok (Pudiastuti, 2011: 34). Pengetahuan yang digunakan dalam menulis akan banyak didapat dari kegiatan membaca. Makin banyak seseorang membaca, dimungkinkan makin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Pada kenyataannya, hanya sedikit siswa yang suka membaca buku pelajaran maupun bacaan yang lain. Berdasarkan latar belakang tersebut,penulis memandang perlu suatu penelitian dengan judul Minat Baca, Penguasaan Diksi,dan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat diidentifikasi beberapa

7 masalah. 1. Pengajaran bahasa Indonesia hanya bertujuan memberikan pengetahuan bahasa belum mengarah kepada pemilikan keterampilan berbahasa termasuk keterampilan menulis. 2. Siswa belum memiliki minat baca yang memadai. 3. Siswa belum memiliki diksi yang memadai. 4. Kurangnya pemberian latihan menulis narasi siswa. C. Pembatasan Masalah Penelitiantentang Minat Baca, Penguasaan Diksi, dan Keterampilan Menulis Wacana Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013, peneliti membatasi masalah sebagai berikut. 1. Hubungan antara minat baca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Hubungan antara penguasaan diksi dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Hubungan antara minat baca dan penguasaan diksi secara bersama-sama (simultan) dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkanlatar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, ada tiga masalah yang diajukan dalam penelitian ini.

8 1. Adakah hubungan antara minat baca dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Adakah hubungan antara penguasaan diksi dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Adakah hubungan antara minat baca dan penguasaan diksi secara bersamasama (simultan) dengan keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 4 Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ada tiga. 1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan minat baca dengan keterampilan menulis narasi. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan penguasaan diksi dengan keterampilan menulis narasi. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat baca dan penguasaan diksi secara bersama-sama (simultan) dengan keterampilan menulis narasi. F. Manfaat Penelitian Penelitianini diharapkan bermanfaat, baik teoritis maupun praktis. 1. Manfaat teoritis a) Dapat menambah khasanah kajian tentang hubungan minat baca dan

9 penguasaan diksi dengan keterampilan menulis narasi. b) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan informasi untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. 2. Manfaat praktis a) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru mata pelajaranbahasa Indonesia sebagai acuan atau dasar untuk meningkatkan minat baca dan penguasaan diksi pada siswa Sekolah Menengah Atas khususnya dalam keterampilan menulis narasi. b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi para pengajar mata pelajaran bahasa Indonesia dalam menentukan strategi pembelajaran keterampilan menulis narasi. c) Dapat membantu guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa maupun materi pelajaran yang akan diajarkan. d) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh instansi terkait, khususnya SMA Negeri 4 Semarang sebagai bahan masukan dalam usaha meningkatkan keterampilan menulis narasi maupun penguasaan diksi.