BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam status pernikahannya. Ada yang sudah menikah, ada juga yang belum

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING DENGAN TINGKAT STRESS DALAM MENULIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk memperdalam ilmu sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) persennya merupakan penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITY DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

NURDIYANTO F

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

Jenis-jenis Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan tahap memasuki masa dewasa dini. Hurlock (2002)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial. Sebagai makhluk individu ia memiliki sifat dan ciri-ciri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi (Buku Pedoman Universitas Sumatera Utara, 2010). Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihentikan penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha pencengahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khoirunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antar bangsa yang semakin nyata serta agenda pembangunan menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung singkat dan dapat dikendalikan. Kecemasan berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dibutuhkan sikap menerima apapun baik kelebihan maupun kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

Bab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULAN. Kecemasan adalah sinyal akan datangnya bahaya (Schultz & Schultz, 1994).

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan

BAB 1. Pendahuluan. yang tidak diketahui atau dikenal (Laraia & Stuart, 1998). Sedangkan (Corey. tegang yang memaksa individu untuk berbuat sesuatu.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan romantis. Hubungan romantis (romantic relationship) yang juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. diperankan oleh tokoh cerita. Kepribadian yang dimiliki para tokoh dalam cerita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Dalam peri ode kehidupan seorang wanita, setelah melalui peri ode usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan kata lain masa dewasa adalah masa di mana seseorang semestinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenyataan memaparkan, mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi beragam status pernikahannya. Ada yang sudah menikah, ada juga yang belum menikah. Bagi mahasiswa yang sudah menikah, pola hidupnya pun menjadi lebih pelik, selain mengurus akademik dia juga tidak dapat lepas dari berhagai tanggung jawab terbadap rumah tangga, nafkah keluarga, merawat anak, mengurus pasangan hidup serta hubungan sosial dengan tetangga dan masyarakat. Namun sebaliknya yang belum menikah pola hidupnya lebih sederhana, hanya sebatas kuliah, tanggung jawab terhadap orang tua, lingkungan serta mempersiapkan diri untuk bekerja setelah lulus kuliah (Astuti. 2003). Pola hidup yang lebih pelik inilah yang menjadikan mahasiswa yang sudah menikah beban tanggung jawabnya lebih besar karena mereka sudah dituntut oleh keadaan lingkuagan. Tuntutan untuk mencari nafkah., harapan kesuksesan materi dan menyelesaikan kuliah menjadi beban yang cukup berat, Sebagian mahasiswa memaparkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri menjadikan kecemasan ketika menghadapi masa depan muncul. Tallis (1995), mengatakan kecemasan adalah hasil frustasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi individu dalam mencapai tujuan yang diinginkan misalnya pekerjaan, berkeluarga, kesuksesan dalam sekolah. 1

2 Berbeda dengan mahasiswa yang belum menikah. Mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmu, mengakomodir keinginan orang tua, dan persaingan kerja yang begitu ketat menjadi permasalahan tersendiri yang menimbulkan kecemasan ketika menghadapi masa depan. Artinya, pertama, kecemasan menghadapi masa depan adalah gejala yang wajar muncul pada mahasiswa baik mahasiswa tersebut sudah menikah maupun belum menikah Kedua, yang membedakan kecemasan antara mahasiswa yang sudah menikah dan belum menikah terletak di tingkat kecemasan dan cara menghadapinya. Freud (dalam Adi, 1994) mengartikan kecemasan adalah sebagai suatu bentuk dari ketegangan yang berfungsi sebagai pemberi tanda bagi individu akan adanya bahaya. Menurutnya setiap individu pasti pernah mengalami kecemasan, sekalipun dalam tingkat intensi yang rendah, dan hal tersebut adalah wajar. Spielberger (dalam Adi, 1994) menambahkan bahwa kecemasan adalah suatu bentuk perasaan tidak menyenangkan akibat dari antisipasi bahwa suatu yang tidak menyenangkan akan terjadi. Seseorang kadang tidak mempunyai fakta-fakta di masa lampau sehingga masa depan kerap kali dapat menjadi pemikiran yang mencemaskan. Kecemasan ini muncul karena ketidakpastian akan hari esok atau masa depan tersebut. Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari, Setyaningrum, (2004).

3 Menurut Rathus (dalam Nawangsari, 2001) kecemasan dinyatakan sebagai keadaan psikologis yang ditandai oleh adanya tekanan, ketakutan kegalauan dan ancaman yang berasal dari lingkungan. Persaingan yang ketat, biaya hidup yang makin hari makin tinggi, masalah rumah tangga, masalah pekerjaan, semua itu menjadi hal yang menimbulkan ketidakpastian pada siapa pun yang hidup di era kini akan kesuksesan hari depannya, termasuk orang yang berpendidikan sekali pun seperti mahasiswa. Individu juga dituntut untuk menyesuaikan diri ketika tnenghadapi kecemasan. Proses bagaimana individu menyesuaikan diri atau menghindar halhal yang tidak diinginkan tersebut membutuhkan waktu, dimana individu harus mengatasi dulu keadaan atau kondisi yang dialaminya. Respon menghindar itu biasanya disebut koping. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani kecemasan atau mempengaruhi individu dalam merespon konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga. Secara langsung kecemasan dapat diekspresikan melalui respon fisologis dan psikologis dan secara tidak langsung melalui pengembangan. mekanisme koping sebagai pertahanan melawan kecemasasn, Nawangsari ( 2001). Hubungan antara koping dan peristiwa yang menimbulkan kecemasan merupakan proses yang dinamis. Koping bukan merupakan satu tindakan yang dilakukan oleh individu tapi merupakan kumpulan respon yang terjadi setiap waktu, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan individu tersebut.

4 Strategi koping adalah suatu evaluasi pilihan seseorang, individu dapat membatasi kecemasan dengan menggunakan koping di lingkungannya. Strategi koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan btidaya dapat membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan kecemasan dan mengadopsi strategi koping yang berhasil, Pestanjee (1992). Menurut Lazarus (dalam Rustiana, 2003) Koping berkaitan dengan bentuk-bentuk usaha yang dilakukan oleh individu untiik melindungi diri dari tekanan-tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh permasalahan pengalaman sosial. Strategi koping adalah suatu keniscayaan bagi makhluk hidup termasuk bagi mahasiswa sekalipun dan merupakan struktur elit dalam lapisan sosial Mahasiswa setelah lulus akan sama dengan anggota masyarakat lain, memasuki dunia baru yaitu dunia riil ketika mereka harus dihadapkan oleh tantangantantangan di masa depan, baik dalam hal mendapatkan pekerjaan, maupun hidup dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Fenomena-fenomena yang terjadi pada kehidupan mahasiswa ketika menghadapi kecemasan-kecemasan masa depan dan haras menyesuaikan permasalahan tersebut, hal ini menarik minat peneliti untuk meneliti permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik rumusan masalah apakah ada hubungan strategi koping dengan kecemasan menghadapi masa depan pada

5 mahasiswa menikah dan belum menikah. Maka dengan ini hendak dilakukan penelitian dengan judul : Hubungan Strategi Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Masa Depan pada Mahasiswa. B. Tujuan Penelitian Sebuah penelitian tidak lepas dari tujuan yang telah direncanakan. Dari judul diatas penulis ingin tnencapai. beberapa tujuan, antara lain 1. Mengetahui hubungan antara strategi koping dengan kecemasan menghadapi masa depan pada mahasiswa sudah menikah dan belum menikah. 2. Mengetahui tingkat kecemasan menghadapi masa depan pada mahasiswa yang sudah menikah dan belum menikah. 3. Mengetahui strategi koping pada mahasiswa sudah menikah dan belum menikah. C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi mahasiswa yang sudah menikah mendapat wawasan mengenai kecemasan menghadapi masa depan dan lebih meningkatkan strategi koping. 2. Bagi mahasiswa yang belum menikah selain mendapatkan wawasan juga sebagai tindakan preventif ketika menghadapi kecemasan dan meningkatkan strategi koping. 3. Bagi pihak Rektorat Perguruan Tinggi sebagai suatu referensi ketika membuat kebijakan terutama yang menyangkut status mahasiswa 4. Bagi orang tua diharapkan dapat memberikan dnkungan ketika anak menghadapi keeemasaa menghadapi masa depan.

6 6 Sebagai bahan informasi dan tambahan wawasan bagi disiplin ilmu khususnya psikologi klinis, terutama tentang strategi koping dalam menghadapi kecemasan pada mahasiswa.