BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. saat ini masih menggunakan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian maternal merupakan prioritas utama dalam Millennium. Development Goals (MDG s). Kematian maternal menjadi indikator

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran bayi. Perasaan negatif meliputi rasa cemas dan takut dengan persalinan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization. (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. emosi ibu hamil. Melalui senam hamil ibu hamil akan diajarkan cara

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. membiarkan kontak kulit dengan ibunya setidaknya selama satu jam. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu, tetapi bagi seorang ibu yang hamil anak pertama sering dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

1

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM YANG MELAKSANAKAN SENAM NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

Jujuren Br. Sitepu Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperwatan Gigi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu serta kesejahteraan ibu dan anak juga mendapat perhatian khusus dalam kerangka SDGs dikarenakan angka kematian ibu adalah satu indikator penting yang menggambarkan kesejahteraan masyarakat ( Kemenkes RI, 2015). Menurut World Health Organization (WHO), angka kematian ibu (AKI) memaparkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penyelesaiannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa menghitung lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Data kematian ibu yang digunakan saat ini masih menggunakan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2013,angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 339 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014). Angka kematian ibu provinsi Jawa Tengah tahun 2013 berdasarkan laporan dari kabupaten/ kota sebesar 118,2/ 100.000 kelahiran hidup, angka kematian ibu di Jawa Tengah mengalami peningkatan dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2012 (Dinkes Jateng, 2014). Penurunan AKI 1

2 yang ditargetkan oleh provinsi Jawa Tengah lebih rendah dibandingkan dengan target nasional sebesar 90/100.000 kelahiran hidup. Di kabupaten Boyolali sendiri mengikuti target yang ingin dicapai oleh target AKI di Provinsi Jawa Tengah. AKI yang terjadi di kabupaten Boyolali tahun 2015 sebesar 21/ 14.705 kelahiran hidup. Penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu ini adalah karena perdarahan yakni sebesar 4,7%, infeksi sebesar 12,3%, dan Eklamsia/Pre Eklamsia sebesar 37,5%. Sedangkan angka kematian ibu paling banyak adalah pada masa bersalin sebesar 49,52%, kemudian disusul pada masa nifas 30,06% dan pada masa hamil sebesar 20,42% (Dinkes Boyolali, 2015). Perdarahan post partum dapat terjadi akibat kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh, kurang baik dan lembek. Salah satu cara agar kontraksi otot otot uterus tetap baik sampai akhir nifas yaitu dengan mobilisasi dini dan gerakan sederhana seperti senam nifas. Karena senam nifas merupakan latihan peregangan otot-otot yang dilakukan setelah persalinan (Indriarti, 2009). Melahirkan merupakan pengalaman yang baru bagi primigravida dan seringkali kurang pengetahuan dalam perawatan diri. Petugas kesehatan perlu memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri pada masa nifas setelah persalinan, salah satunya adalah latihan senam nifas (Indriarti, 2009). Senam ini harus dilakukan sesering mungkin setelah persalinan (Brayshaw, 2007). Senam nifas juga bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan

3 sirkulasi ibu, mencegah komplikasi (tromboflebitis), mempercepat involusi dan mengencangkan otot perut serta perinium, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, dan mencegah timbulnya varises (Saminem, 2009). Senam nifas memang jarang dilakukan oleh ibu yang telah melakukan persalinan. Ada tiga alasan kenapa ibu tidak melakukan senam nifas, diantaranya karena memang tidak tahu cara melakukan senam nifas, rasa sakit dan kelelahan yang dirasakan ibu setelah melahirkan, terlalu bahagia dengan kehadiran bayi (Yuliarti, 2010). Di puskesmas Ngemplak sendiri ada 8 kelas ibu hamil yang tersebar di 8 desa di kecamatan Ngemplak, namun senam nifas tidak diajarkan serta dilatih pada kelas ibu hamil. Sedangkan untuk mempersiapkan masa nifas apabila tidak diberikan sedini mungkin akan menyebabkan ibu nifas terutama primipara tidak memahami cara perawatan diri dan bayinya. Masa nifas yang tidak dipersiapkan selama kehamilan juga akan menghambat kesejahteraan ibu nifas karena kurangnya pengetahuan. Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap individu didalamnya yang memiliki pedoman, tujuan dan cara hidup yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan (BKKBN 1992 cit Suryani 2007). Kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (2007) adalah suatu kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat hidup.

4 Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Ngemplak, dari 6 ibu hamil, 3 diantaranya mengatakan tidak mengetahui mengenai senam nifas. Selama wawancara peneliti menggali pengetahuan ibu hamil tersebut mengenai masa nifas dan apa yang ingin dilakukan pada masa nifas. Dari hasil informasi keenam ibu hamil tersebut belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai senam nifas dan tiga ibu hamil yang mengetahui senam nifas tersebut mengaku belum bisa melakukan secara benar dan tepat cara melakukan senam nifas karena kurangnya informasi yang diperoleh. Pada trimester III, ibu hamil lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kehadiran anak, dimana ikatan antara orang tua dan janin berkembang pada trimester ini. Perhatian ibu hamil biasanya mengarah pada keselamatan diri dan anaknya. Bersamaan dengan harapan akan hadirnya seorang bayi. Kecemasan akan nyeri dan kerusakan fisik akibat melahirkan serta kemungkinan hilangnya kontrol saat persalinan perlu mendapat perhatian (Indriarti, 2009). Pada kesempatan ini peneliti akan melakukan pendidikan kesehatan dan melakukan penelitian, karena jarak trimester III dengan masa nifas dirasa efektif untuk mempersiapan masa nifas yang dini. Serta pendidikan kesehatan tersebut akan mengurangi kecemasan pada ibu hamil yang diakibatkan oleh kerusakan fisik pasca melahirkan. Dari data yang didapat serta survey yang dilakukan di lapangan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh pendidikan kesehatan

5 terhadap pengetahuan tentang senam nifas pada Ibu hamil trimester III di Puskesmas Ngemplak. B. Rumusan Masalah Masa nifas adalah masa setelah persalinan, masa yang bermula dari beberapa jam setelah plasenta bayi lahir dan akan berakhir 6 minggu setelah melahirkan. Setelah melahirkan rahim harus menjalani pemulihan seperti sebelum hamil, pemulihan akan memakan waktu 3 bulan setelah masa persalinan. Untuk mendapatkan masa nifas yang sejahtera perlu adanya tindakan dan kesadaran diri dengan bekal pengetahuan. Tetapi karena kurangnya pendidikan kesehatan, sumber informasi dan pengetahuan yang diperoleh ibu hamil tersebut menjadikan praktik dan aplikasi untuk mendapatkan nifas yang sejahtera terhambat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pertanyaan yang muncul adalah adakah pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang senam nifas pada Ibu hamil trimester III di Puskesmas Ngemplak? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang senam nifas pada ibu hamil trimester III. 2. Tujuan Khusus a. Mengukur pengetahuan dan sikap tentang senam nifas pada Ibu hamil trimester III sebelum dilakukan pendidikan kesehatan di Puskesmas Ngemplak.

6 b. Mengukur pengetahuan dan sikap tentang senam nifas pada Ibu hamil trimester III setelah dilakukan pendidikan kesehatan di Puskesmas Ngemplak. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Layanan Kesehatan Dapat membantu memberikan satu contoh pendidikan kesehatan kepada Ibu hamil trimester III untuk kesiapan dalam menghadapi proses persalinan serta masa nifas. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini dapat menambah wawasan kepada masyarakat mengenai pengetahuan senam nifas pada Ibu hamil trimester III, sehingga masyarakat paham tentang senam nifas yang dapat diaplikasikan dan dipraktikan pada post partum ataupun pada masa nifas berlangsung. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini menjadi pedoman maupun acuan bagi peneliti selanjutnya, dengan melanjutkan kekurangan yang ada pada penelitian ini.

7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Nama peneliti & tahun Judul penelitian Perbedaan Kesamaan 1 Febri Wendari, dkk. (2013) Pengaruh Pendidikan Kesehatan Senam Nifas Terhadap Pengetahuan Primipara Tentang Senam Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya a) Jenis penelitian quasi eksperiment dengan pendekatan pre-posttest design b) Jumlah sampel 19 responden primipara pada masa Taking Hold. a) Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan menggunakan instrument kuiosioner 2 Sri Rahayu, dkk. (2014) Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan temtang Senam Nifas dengan Media Audio visual terhadap Pengetahuan, Kemampuan dan Motivasi Pelaksanaan Senam Niafas pada Ibu Post Partum a) penelitian yang digunakan adalah quasi experiment (eksperiment semu) dengan nonequivalent control group design. b) Populasinya ialah ibu post partum normal sebanyak 280 orang serta sampel sebanyak 42. c) Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan a) Media yang digunakan audio visual

8 probaility sampling yaitu accidental sampling. Pada penelitian yang akan diteliti, peneliti menggunakan rancangan penelitian pra eksperimen tipe one group pretest posttest, dengan populasi semua Ibu hamil trimester III yang memeriksakan kandungannya di Puskesmas Ngemplak berjumlah 56 orang di bulan November dengan kriteria Ibu hamil trimeseter III (bulan ke 7-9 kehamilan) serta 36 sampel dengan pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat ukur serta menggunakan video dan leaflet sebagai media pendidikan kesehatan.