BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan,

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Tahun 2010 di Idonesia (Kemenes RI, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ISPA khususnya pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab. mortalitas dan morbiditas anak di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukannya tanpa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%, penumonia (post

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Alsagaff,H, 2006). Penyakit ini juga

BAB I PENDAHULUAN. (droplet infection) dan masih banyak dijumpai di kalangan anak-anak pada

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

KEBIASAAN PENCUCIAN RASKIN DAN RESIDU ZAT PEMUTIH (KLORIN) DI KELURAHAN SIDORAME TIMUR KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA MEDAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Annissa Rizkianti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. sama. Angka tersebut yang akan menjadi indikator penilaian derajat

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gastroenteritis hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia bisa diserang oleh gastroenteritis. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2009-2010 gastroenteritis merupakan penyebab kematian nomor tiga pada bayi baik di dunia maupun di Asia Tenggara dengan Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1 Berdasarkan data WHO tahun 2010 menunjukkan, derajat kesehatan Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura, dimana Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBA) di Malaysia sudah mencapai 8 per 1.000 kelahiran hidup sementara AKB di Singapura sudah mencapai 3 per 1.000 kelahiran hidup dan AKBA mencapai 4 per 1.000 kelahiran hidup dan yang tertinggi dicapai oleh Myanmar yaitu 104 kematian per 1.000 kelahiran hidup sedangkan di Indonesia 36 kematian per 1.000 kelahiran hidup. 1 Kajian ARSN (Asian Rotavirus Surveillance Networks) kedua pada tahun 2001 dilakukan di beberapa negara di Asia (Cina, Taiwan, Hongkong, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Indonesia) terdapat bahwa infeksi rotavirus sebesar 45% kejadian gastroenteritis di Asia. Hongkong merupakan daerah dengan prevalensi rotavirus terendah (28%) sedangkan prevalensi tertinggi di Vietnam (59%). 1

Infeksi Rotavirus merupakan salah satu penyebab gastroenteritis dengan dehidrasi berat pada bayi dan balita di seluruh dunia. Sebuah studi analisis yang dilakukan oleh Parashar (2009), menunjukkan bahwa infeksi rotavirus dapat menyebabkan 114 juta episode gastroenteritis, 24 juta kunjungan rawat jalan, 2,4 juta kunjungan rawat inap dan 610.000 kematian bayi dan balita pada tahun 2004. Diperkirakan proporsi kematian akibat gastroenteritis rotavirus terjadi pada negara berkembang sebesar 82%, terutama di Asia dan Afrika. 2 Indonesia juga menghadapi beban ganda dalam pembangunan kesehatan dimana masih meningkatnya beberapa penyakit menular disamping penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif dan munculnya penyakit baru. Sampai saat ini penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan dan merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas bayi di Indonesia adalah gastroenteritis atau juga sering disebut diare. 5 Kegiatan penanggulangan penyakit gastroenteritis sudah dimulai sejak tahun 1961. Peningkatan pemberantasan berdasarkan kenyataan pelaksanaan di lapangan serta selaras dengan resolusi World Health Assembly tahun 1978 yang mengharapkan bahwa setiap negara anggota WHO dapat mengembangkan pemberantasan penyakit gastroenteritis sehingga angka morbiditas dan mortalitasnya dapat ditekan seminimal mungkin. 18 Hasil Survei morbiditas dan mortalitas yang dilakukan Subdit Gastroenteritis pada tahun 2010 menunjukkan angka kematian akibat gastroenteritis (Cause Spesific Death Rate) sebesar 23 per 100 ribu penduduk dan pada bayi Age Spesific Death Rate (ASDR) sebesar 75 per 100 ribu bayi. Selama tahun 2010 sebanyak 41 kabupaten 16

propinsi melaporkan terjadi KLB gastroenteritis dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52% dari 10.980 kasus yang dilaporkan. 3 Tujuan pembangunan kesehatan menuju indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal, salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah meningkatkan secara bermakna umur harapan hidup, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan angka kematian akibat penyakit, menurunkan angka kecacatan, meningkatkan status gizi masyarakat serta menurunkan fertilitas. 2 Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat antara lain ditunjukkan oleh semakin meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu dan meningkatnya status gizi masyarakat disamping menurunnya angka kematian bayi dan balita dimana berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 didapatkan Angka Kematian Bayi (AKB) yang relatif tinggi di Indonesia yaitu sebesar 46 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKBA) sebesar 58 per 1.000 kelahiran hidup, Sementara berdasarkan hasil SDKI 2002/2003 AKB dan AKBA sudah mengalami penurunan menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup dan 46 per 1.000 kelahiran hidup. 3

Di Provinsi Riau terjadi peningkatan kasus gastroenteritis dan diare di rumah sakit setiap tahunnya. Berdasarkan data profil kesehatan propinsi Riau yang dihimpun pada tahun 2009 dan tahun 2010 menunjukkan bahwa banyaknya angka kesakitan gastroenteritis tahun 2009 sebesar 4.533 kasus dengan proporsi penderita pada bayi sebesar 42% dan tahun 2010 angka kesakitan gastroenteritis sebesar 5.336 kasus, dengan proporsi penderita pada bayi sebesar 56,03%. 4 Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tembilahan tahun 2012 angka kejadian gastroenteritis pada bayi cukup tinggi. Dilaporkan dari 25 puskesmas, terdapat 2.609 kasus dengan proporsi gastroenteritis pada bayi sebesar 66,34%. 5 Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan merupakan salah satu rumah sakit yang menyediakan ruang rawat inap untuk bayi dan anak-anak. Dari tahun 2011 sampai dengan 2012, gastroenteritis menempati urutan pertama berdasarkan data 10 besar morbiditas pasien rawat inap sentinel. Tahun 2010 dilaporkan terdapat 318 kasus gastroenteritis dengan proporsi pada bayi sebesar 40,82%, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011-2012 dilaporkan terdapat 545 kasus gastroenteritis dengan proporsi bayi sebesar 42,01% sebanyak 229 orang. Sedangkan mortalitas gastroenteritis menempati urutan kelima berdasarkan data 10 penyakit terbesar yang mengakibatkan kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 3,12%. Oleh karena itu perlu diketahui karakteristik bayi penderita gastroenteritis yang dirawat inap di RSUD Puri Husada Tembilahan. 5

1.2. Rumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik bayi penderita gastroenteritis yang dirawat inap di RSUD Puri Husada Tembilahan. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik bayi penderita gastroenteritis yang dirawat inap di RSUD Puri Husada Tembilahan. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan umur. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan jenis kelamin. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan pekerjaan orang tua. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan status gizi waktu masuk rumah sakit. e. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan keluhan utama. f. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan derajat dehidrasi. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenterituiis berdasarkan komplikasi penyakit.

h. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan penatalaksanaan. i. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata bayi penderita gastroenteritis. j. Untuk mengetahui distribusi proporsi bayi penderita gastroenteritis berdasarkan keadaan sewaktu pulang. k. Untuk mengetahui proporsi umur berdasarkan derajat dehidrasi. l. Untuk mengetahui proporsi status gizi berdasarkan derajat dehidrasi. m. Untuk mengetahui proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan status gizi. n. Untuk mengetahui proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan derajat dehidrasi. o. Untuk mengetahui proporsi komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. p. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan umur. q. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan status gizi. r. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat dehidrasi. s. Untuk mengetahui derajat dehidrasi berdasarkan dengan penatalaksanaan. 1.4. Manfaat Penelitian a. Sebagai bahan masukan kepada rumah sakit terhadap peningkatan pelayanan dan penatalaksanaan terhadap bayi penderita gastroenteritis. b. Untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang gastroenteritis. c. Sebagai bahan referensi di perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat.