BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

Judul BAB I PENDAHULUAN

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan karakter terutama dalam peningkatan prestasi peserta didik. Pendidikan bukanlah suatu proses yang instan, namun merupakan suatu proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu yang nantinya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi. Secara fisik pendidikan adalah ujung tombak pembangunan nasional, bahkan dapat dikatakan maju mundurnya suatu bangsa dapat dilihat bagaimana kemajuan pendidikannya, baik dari segi sarana maupun mutunya, karena pendidikan adalah masalah yang kompleks selalu berubah. Karena yang menjadi subyek dan obyek pendidikan adalah semua manusia. Maka dari itu setiap warga Indonesia mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab IV Pasal 5 sebagai berikut : Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. 1 Sesuai dengan pernyataan dalam Pasal 5 di atas telah jelas bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan bermutu yang berfungsi untuk 1 Sekretariat Negara RI, UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 1

2 mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri serta bertanggung jawab pada masyarakat dan bangsa. Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah untuk menghindarkan dan mencegah manusia dari kebodohan, maka pendidikan diharapkan dapat memberi bekal pada generasi muda agar tidak lemah dan tidak bodoh. Pengertian lemah (dhiafan) mengandung makna luas baik dari segi ilmunya, ekonominya, sosial, budaya maupun akhlaknya. Jadi untuk menghapus kelemahan dan segala aspek khususnya pengetahuan maka harus dengan pendidikan. Guru sebagai pendidik yang mempunyai latar pendidikan yang tinggi dan baik, harus dapat membimbing anak didiknya semaksimal mungkin untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, cepat, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang baik. Guru sebagai pemegang peranan penting dalam pendidikan harus meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi

3 guru. Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab. 2 Suatu proses pembelajaran yang efektif dan bermakna akan berlangsung apabila memberikan keberhasilan dan kepuasan baik bagi guru maupun bagi peserta didik, seorang guru akan memperoleh kepuasan apabila ia telah melaksanakan tugas mengajar dengan baik dan anak belajar dengan perasaan senang. Hal ini hanya akan dapat dicapai dengan baik apabila guru memiliki kompetensi yang optimal. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 3 Sedangkan guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. 4 Upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karir, meningkatkan kemampuan, dan gaya kepemimpinan yang baik. Keberhasilan mengelola proses pendidikan secara efektif, efisien dan bermutu tinggi tidak hanya bergantung pada kepala sekolah tetapi juga bergantung pada guru. Peranan seorang guru sangat penting, karena guru merupakan pihak terlibat secara langsung di dalam proses pembelajaran di 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Rosdakarya, 2008), 9. 3 Sekretariat Negara RI, UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 4 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008), 5.

4 kelas. Berhasil tidaknya proses pembelajaran pada akhirnya banyak bergantung kepada guru sebagai pengajar, sehingga karena pentingnya guru dalam pembelajaran, diharapkan guru selalu meningkatkan profesional dan kompetensinya. Guru juga harus mempunyai keterampilan-keterampilan yang lain guna untuk memberikan motivasi terhadap peserta didik dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Dengan adanya motivasi itu akan berpengaruh pada minat belajar siswa. Di mana minat belajar akan timbul manakala seorang siswa termotivasi untuk belajar. Motivasi akan dengan sendirinya timbul apabila ditunjang dengan keahlian guru dalam mengajar. Sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 5 Jika seorang guru mampu memahami dan menguasai pembelajaran, maka dengan sendirinya siswa akan merasa senang dengan cara guru mengajar dan selanjutnya siswa menyukai pelajarannya. Maka siswa akan termotivasi untuk meraih prestasi dengan cara meningkatkan gairah belajar, dengan demikian kompetensi guru mempunyai pengaruh yang kuat dalam menimbulkan motivasi peserta didik. Persoalan kompetensi guru di Indonesia merupakan masalah yang selalu ingin ditingkatkan kualitasnya, misalnya melalui seminar pendidikan, 5 Sekretariat Negara RI. UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

5 menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik melalui biaya sendiri maupun beasiswa yang disediakan oleh pemerintah. Sehingga dengan peningkatan profesionalitas dan kompetensi guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan observasi awal, pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten pembelajaran yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran yang berjalan aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga waktu dalam pembelajaran menjadi efektif. Tentu hal ini selaras dengan kompetensi guru-guru pengajar di madrasah ini yang telah mampu menjalankan pembelajaran dengan baik. Kompetensi mayoritas guru di madrasah ini sudah berstatus sarjana (S1) sesuai dengan kompetensinya masing-masing. 6 Pembelajaran dilaksanakan dengan sedikit metode ceramah dan kegiatan siswa dalam menyimak pembelajaran tidak monoton, siswa terlihat aktif dalam pembelajaran. Demikian juga pada saat wawancara dengan salah satu guru, 7 ada keinginan dari guru untuk merubah pola pembelajaran dari guru yang menjadi central pembelajaran menjadi siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran, sehingga peran guru tidak central lagi dalam pembelajaran. Berdasarkan deskrispi di atas, penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan efektif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. 6 Observasi, Sabtu 27 Februari 2016. 7 Ahmad Subhan, 27 Februari 2016.

6 B. Fokus Penelitian Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua rumusan masalah yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang akan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. 8 Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan fokus masalah sebagai berikut : 1. Fokus Masalah Bagaimana kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran aktif, kreatif dan efektif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro tahun pelajaran 2015/2016? 2. Sub Fokus Masalah a. Bagaimana kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember tahun pelajaran 2015/2016? b. Bagaimana kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember tahun pelajaran 2015/2016? c. Bagaimana kompetensi Guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember tahun pelajaran 2015/2016? 8 Tim Penyusun STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN, 2014), 44.

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari suatu penelitian adalah memecahkan masalahmasalah sebagaimana dirumuskan sebelumnya. Untuk itu perumusan tujuan penelitian hendaknya tidak menyimpang dari usaha memecahkan masalah tersebut. 9 Sesuai dengan formulasi di atas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Ingin mendeskripsikan kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran aktif, kreatif dan efektif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember tahun pelajaran 2015/2016. 2. Tujuan Khusus a. Ingin mendeskripsikan kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran aktif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember tahun pelajaran 2015/2016. b. Ingin mendeskripsikan kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran kreatif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember tahun pelajaran 2015/2016. c. Ingin mendeskripsikan kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran efektif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember tahun pelajaran 2015/2016. 9 Ibid., 45.

8 D. Manfaat Penelitian Dilihat dari tujuan penelitian sudah tentu akan membahas hasil yang bermanfaat bagi peneliti ataupun lingkungan sekitar khususnya di lembaga. Dalam hal ini manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti a. Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang kompetensi guru dalam menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan efektif. b. Memotivasi peneliti untuk selalu mengembangkan kompetensi guru karena peneliti merupakan calon guru sehingga dengan peningkatan kompetensi tersebut dapat menciptakan pembelajaran secara baik dan mudah dipahami oleh siswa. c. Menambah pengetahuan peneliti khususnya tentang penulisan karya ilmiah sebagai bekal untuk mengadakan penelitian selanjutnya. 2. Bagi Objek Penelitian Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai kontribusi pemikiran dan memotivasi pihak Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember dalam meningkatkan kompetensi guru. Hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan motivasi bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan berkualitas.

9 E. Definisi Istilah Untuk mempertegas suatu arah yang dimaksud dalam judul penelitian, maka penulis perlu untuk memperjelas pengertian dan batasan dari kata-kata yang perlu diketahui. Definisi istilah dalam penelitian merupakan langkah utama dalam menentukan suatu maksud dalam menginterpretasikan permasalahan dari penelitian yang berjudul Kompetensi Guru dalam Menciptakan Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. Adapun hal-hal yang perlu diberikan definisi adalah sebagai berikut : 1. Kompetensi Guru Menurut Kamus Ilmiah Populer, kompetensi adalah kemampuan, kekuasaan. 10 Sedangkan dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Undang-undang Guru dan Dosen dikatakan kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 11 Kompetensi merupakan gabungan dari kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata. 12 Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi 10 Pius Partanto, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola Partanto, 1994), 352. 11 Sekretariat Negara RI, UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Undang-undang Guru dan Dosen (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), 4. 12 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung : Alfabeta, 2009), 23.

10 peserta didik. Oleh karena itu guru agama harus memiliki syarat-syarat tertentu, antara lain, kualifikasi akademik dan kompetensi. 13 Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, berupa kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial yang berfungsi untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan efektif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember. 2. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental dan emosional, bahkan moral dan spriritual. 14 Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum, akan tetapi menggunakan hasil ciptaan / kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. 15 Pembelajaran efektif adalah jika pembelajaran tersebut mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Menyenangkan dalam hal belajar dapat dilihat: tidak tertekan, bebas berpendapat, tidak ngantuk, bebas mencari obyek, tidak jenuh, berani berpendapat, belajar sambil bermain, banyak ide, serius tapi santai, dapat 13 Halim Soebahar, Matrik Pendidikan Islam (Jember : Pustaka Marwa, 2009), 182. 14 Mohammad Jauhar, Implementasi Paikem Dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik (Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2011), 156. 15 Ibid., 162

11 berkomunikasi dengan orang lain, tidak merasa canggung, belajar di alam bebas, dan tidak takut. 16 Berdasarkan beberapa definisi di atas maka yang dimaksud dengan pembelajaran aktif, kreatif dan efektif adalah pembelajaran yang diciptakan oleh guru dengan mengandung unsur keaktifan antara guru dan siswa, menggunakan media yang kreatif dan pembelajaran tersebut mencapai standar minimal kompetensi dasar yang ditetapkan. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dalam judul Kompetensi Guru dalam Menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Efektif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2015/2016 adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, berupa kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial sehingga mampu memberikan pembelajaran kepada siswa, adapun pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang mengandung sifat-sifat pembelajaran aktif, pembelajaran kreatif, dan pembelajaran efektif di Madrasah Ibtidaiyah Zainul Ihsan Jatian Pondok Dalem Semboro Kabupaten Jember. F. Sistematika Pembahasan Sesuai petunjuk penulisan skripsi yang telah ditetapkan, sistematika pembahasan dalam skripsi secara umum terbagi menjadi lima bab yang meliputi: 16 Ibid., 163

12 Bab satu terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, dilanjutkan dengan fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. Bab dua berisi kajian pustaka, yang didalamnya terangkum tentang ringkasan kajian penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan sekarang. Dan berisi tentang kajian teori. Bab tiga membahas tentang metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisi data, keabsahan data, dan yang terakhir tahap-tahap penelitian. Bab empat membahas penyajian data dan analisis data, meliputi beberapa hal tentang gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis, dan pembahasan temuan. Bab lima berisi tentang kesimpulan dan saran-saran serta daftar pustaka.