BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Variabel

dokumen-dokumen yang mirip
e. Menghitung tingkat ketepatan pengelompokkan hasil prediksi fungsi diskriminan dengan bantuan SPSS; f. Kesimpulan penelitian BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

MODUL 5 ANALISIS DISKRIMINAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitiannya bersifat asosiatif. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan

Statistika Industri II TIP - FTP UB

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari suatu penelitian. Objek penelitian adalah variabel penelitian atau apa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang dan menjadi objek inferensi, Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. keputusan berkunjung wisatawan di Wana Wisata Penangkaran Buaya Blanakan.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Jalur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pada fenomenefenomena

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian survey. Metode survey menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive area. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui peningkatan

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas. Desain pada penelitian ini berbentuk:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibuat oleh peneliti untuk membantu mengumpulkan dan menganalisis

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan Ex Post

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

horizon penelitian ini yaitu cross sectional, di mana informasi yang didapat hanya

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

III. METODE PENELITIAN. yang juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik

III. METODELOGI PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan metode

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu semua

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya akan diperlukan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Ekuitas Merek Dan Motivasi Pembelian Terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi objek penelitian ini adalah Atribut Produk terkait dengan Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh strategi celebrity endorser dari

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. yang berjudul : Pengaruh Stres kerja Terhadap Kepuasan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian mengenai jenis penelitian, metode penelitian, unit

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan Suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan

BAB III Objek dan Metode Penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah konsumen Teh Botol Sosro yang

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

III. METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian komparatif (Sugiyono, 2009:99) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cara belajar dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peneliti ingin menguji bagaimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap loyalitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penyusunan adalah psikologis sebagai variabel bebas (variabel X) sementara objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

7 BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Variabel Variabel adalah suatu konsep yang memiliki nilai yang bervariasi dalam setiap penelitian Variabel dapat merupakan sebuah konsep yang telah diubah, hal ini dilakukan dengan memusatkan aspek tertentu dari variabel itu sendiri Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan Secara teori, defenisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, sifat, atau atribut nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam macam variasi antara satu dengan yang lainnya yang ditetapkan oleh peneliti Menurut JSupranto, Variabel merupakan suatu yang nilainya berubahubah menurut waktu atau berbeda menurut elemen/tempat Oleh sebab itu, setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah Nilai itu berupa nilai kuantitatif maupun kualitatif Nilai variabel dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan skala yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio Nominal ialah angka yang berfungsi hanya untuk membedakan dan merupakan identitas Ordinal ialah angka yang selain berfungsi sebagai nominal juga menunjukkan urutan, bahwa sesuatu lebih baik, lebih bagus Interval ialah angka yang selain berfungsi sebagai nominal dan ordinal juga menunjukkan jarak yang sama Rasio ialah angka yang selain berfungsi sebagai nominal, ordinal dan interval, juga menunjukkan berapa kali, sebab angka nol letaknya tidak sembarang Dilihat dari segi nilainya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu Variabel diskrit nilai kuantitatifnya selalu berupa bilangan bulat Variabel kontinu nilai kuantitatifnya bias berupa pecahan Sugiarto, (2001) dalam bukunya mengemukakan kaitan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya, dikenal adanya bermacam-macam bentuk variabel, sebagai berikut: 1 Variabel independen (independent variable) atau variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen (variabel

8 tak bebas) Variabel independen atau variabel bebas, atau peubah bebas sering juga disebut dengan variabel stimulus atau predictor, atau variabel antecedent 2 Variabel dependen (dependent variable) atau variabel tak bebas, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen Variabel ini juga sering disebut sebagai variabel terikat 3 Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara suatu variabel dependen dengan independen 4 Variabel intervening, seperti variabel moderator, tetapi nilainya tidak dapat diukur, seperti kecewa, gembira, sakit hati, dan sebagainya 5 Variabel kontrol, yaitu variabel yang dapat dikendalikan oleh peneliti Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel bebas yaitu : X 1 = Motivasi belajar X 2 = Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar X 3 = Lingkungan keluarga X 4 = Cara belajar 22 Data Istilah data berasal dari bahasa Latin yaitu datum yang merupakan bentuk jamak berarti sesuatu yang diberi Pengertian Data merupakan sekumpulan fakta yang diperoleh dan kemudian diperuntukan menjadi sebuah data untuk diproses atau diolah sehingga menjadi sesuatu yang dapat dimengerti oleh orang lain Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih membutuhkan adanya suatu pengolahan Data dapat berwujud suatu kondisi atau keadaan, suara, huruf, simbol, gambar, angka, ataupun bahasa lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat objek, lingkungan, kejadian ataupun suatu konsep Jenis data berdasarkan cara memperolehnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu: 221 Data Primer

9 Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti Biasanya data primer secara langsung diambil dari objek-objek penelitian oleh peneliti, baik perorangan maupun organisasi 222 Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain yang pada umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram (Sugiarto, dkk, 2001) Di samping pembedaan data atas dasar cara perolehannya, data yang diperoleh dapat diklasifikasikan menurut jenisnya berdasarkan kriteria-kriteria berikut: 223 Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja Termasuk dalam klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka termasuk dalam klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio 224 Data Internal dan Eksternal Data internal merupakan data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan Sedangkan data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar organisasi 225 Data time series dan data cross section Data time series atau data deret waktu merupakan data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu secara kronologis Sedangkan data cross section atau data kerat lintang adalah data yang dikumpulkan pada waktu dan tempat tertentu saja 23 Menentukan Metode Pengumpulan Data 231 Populasi

10 Menurut Supranto (2010), Populasi ialah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, tetapi dapat dibedakan karena karakteristiknya Populasi berarti keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti Populasi dibedakan menjadi populasi sasaran (target population) dan populasi sampel (sampling population) Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam areal/wilayah/lokasi/kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian Populasi sampel adalah keseluruhan individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel penelitian sesuai dengan kerangka sampelnya (sampling frame) 132 Sampel Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri sampel disebut statistik Santoso (2010), Sampel bisa diartikan sebagai bagian dari populasi, bisa sebagian dari populasi namun tidak semua elemen populasi Sampel diadakan karena pertimbangan penghematan waktu, biaya dan tenaga daripada jika semua elemen populasi harus diteliti 233 Penentuan Jumlah Sampel Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah proporsional random sampling Teknik ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata karena banyaknya sampel, wilayah sampel tidak sama Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata tersebutsampel siswa tersebut diambil dari masing-masing kelas secara acak dengan menomori siswa berdasarkan nomor absen Nomor tersebut di masukkan ke dalam sebuah wadah dan

11 diambil dengan cara undian Untuk mendapatkan sampel yang benar-benar mewakili seluruh populasi, maka dalam penelitian ini teknik penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin: Keterangan : n N e = Jumlah sampel = Populasi n = N 1+Ne 2 (21) = Persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel 24 Ranking Ranking adalah suatu tingkat atau kedudukan yang diraih oleh siswa dalam suatu pencapaian hasil belajar dikelas Maksud kedudukan siswa dalam kelompok adalah letak seseorang siswa di dalam urutan tingkatan Ketika dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar guru atau dosen sebagai seorang pendidik dihadapkan pada tugas untuk melaporkan atau menyampaikan informasi, baik kepada atasan, maupun kepada wali murid, mengenai dimanakah letak urutan kedudukan seorang peserta didik jika dibandingkan dengan peserta didik yang lainnya Dari penjabaran di atas dapat dikatakan jika ranking itu adalah hasil belajar siswa selama proses belajar Belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi hidup (Slameto, 2003) Sedangkan menurut Sardiman (2011) pengertian prestasi adalah kemampuan yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar individu itu sendiri dalam belajar Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang dapat diketahui dari perubahan tingkah laku, pengetahuan, serta dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri (nilai angka yang diberikan guru) Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

12 dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1 Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yang terdiri dari: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan kesiapan), faktor kelelahan 2 Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu yang terdiri dari: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat Dalam penelitian ini, penulis akan membagi empat faktor yang mempengaruhi ranking siswa yaitu: motivasi belajar, kreativitas guru dalam proses belajar mengajar (PBM), lingkungan keluarga dan cara belajar 241 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi menurut Mc Donald (Hamalik, 2011) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan Motivasi memiliki dua komponen yaitu komponen dalam dan komponen luar, komponen dalam ialah kebutuhan yang ingin dipuaskan sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai Motivasi sangat diperlukan di dalam belajar Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa Menurut Keke T Aritonang (Hamalik, 2008:14) motivasi belajar siswa meliputi: 1 Ketekunan dalam belajar Indikator pada subvariabel ketekunan dalam belajar yaitu: a) Kehadiran di sekolah b) Mengikuti PBM di kelas c) Belajar di rumah 2 Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar Indikator pada subvariabel ketekunan dalam belajar yaitu:

13 a) Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran b) Semangat dalam mengikuti PBM 3 Berprestasi dalam belajar Indikator pada subvariabel ketekunan dalam belajar yaitu: a) Keinginan untuk berprestasi b) Kualifikasi hasil belajar 4 Mandiri dalam belajar Indikator pada subvariabel ketekunan dalam belajar yaitu: a) Penyelesaian tugas/pr b) Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran 242 Pengertian Kreativitas Guru dalam Proses Belajar dan Mengajar Salah satu yang mempengaruhi Proses Belajar Mengajar (PBM) adalah guru, yang merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal Untuk mencapai hasil belajar yang optimal diperlukan peran guru, terutama kreativitas guru dalam proses belajar mengajar Kreativitas bagi seorang guru dalam proses pembelajaran betul-betul diperlukan guna menemukan nilai-nilai ajaran pada anak didik Kreativitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benarbenar baru sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada Bila hal ini dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu strategi mengajar yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri) atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai strategi yang sudah ada sehingga menghasilkan bentuk baru Kreativitas guru sangat dibutuhkan guna memotivasi semangat belajar peserta didik mempunyai minat belajar Sebab guru dipandang sebagai orang yang mengetahui kondisi belajar dan permasalahan belajar yang dihadapi oleh anak didik Guru yang kreatif selalu mencari bagaimana agar proses belajar mengajar mencapai hasil belajar dengan tujuan yang direncanakan Adapun indikator dari kreativitas guru adalah:

14 1 Cara guru merencanakan PBM 2 Cara guru melaksanakan PBM 3 Invensi adalah kegiatan menciptakan suatu hal yang belum pernah ada 4 Fleksibilitas 243 Pengertian Lingkungan Keluarga Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama Anak-anak pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan didalam keluarga Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam berbagai macam sisi Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak Orang tua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa, orang tua disamping menyediakan alat-alat yang dibutuhkan anak untuk belajar, yang lebih penting bagaimana memberikan bimbingan, pengarahan agar anak lebih bersemangat untuk berprestasi dan tidak melanggar tata-tertib sekolah Menurut Slameto (2003:60) lingkungan keluarga akan member pengaruh pada siswa Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator lingkungan keluarga yang dapat mempengaruhi prestasi anak adalah sebagai berikut: 1 Cara orang tua dalam mendidik anak Cara orangtua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anak Hal ini jelas dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pernyataannya yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama Orang tua yang tidak atau kurang perhatian misalnya keacuhan orang tua tidak menyediakan peralatan sekolah, akan menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajar Orang tua dapat menolong anak yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan bimbingan tersebut 2 Relasi antara anggota keluarga

15 Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anaksebetulnya relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik Demi kelancaran keberhasilan belajar siswa, perlu diusahakan relasi yang baik dalam keluarga tersebut 3 Suasana rumah Suasana rumah yang dimaksudkan adalah kejadian atau situasi yang sering terjadi di keluarga Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram sehingga anak betah di rumah dan dapat belajar dengan baik 4 Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi anak erat kaitannnya dengan belajar anak Pada kondisi ekonomi keluarga yang relative kurang menyebabkan orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan anak, tetapi faktor kesulitan ekonomi dapat menjadi pendorong keberhasilan anak Keadaan ekonomi yang berlebih juga dapat menimbulkan masalah dalam belajar 244 Pengertian Cara Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya sendiri Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat The Liang Gie (1987) yang mengemukakan bahwa cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar

16 mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian Cara atau kebiasaan belajar yang baik harus dilaksanakan oleh siswa Dengan kebiasaan belajar yang baik akan lebih bermakna dan tujuan untuk memperoleh prestasi belajar yang baik dapat sesuai dengan harapan Menurut Nana Sudjana (2005: 165-173) ada beberapa indikator cara pelajar meliputi beberapa aspek berikut: 1 Cara mengikuti pelajaran Cara mengikuti pelajaan di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar, siswa dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran Jika guru memberikan PR, ajaklah teman untuk diskusi pokok-pokok tugas yang diberikan 2 Cara belajar mandiri di rumah Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa Syarat utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar yaitu memiliki jadwal belajar meskipn waktunya terbatas 3 Cara belajar kelompok Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan kejenuhan Perlu adanya variasi cara belajar bersama dengan teman yang bisa dilakukan di sekolah, perpustakaan, di rumah teman, ataupun tempat yang nyaman untuk belajar 4 Menghadapi ujian Keadaan yang paling mencemaskan bagi siswa adalah saat menghadapi tes, ulangan, ataupun ujian Cemas, sibuk, kurang istirahat karena mengejar untuk ujian sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang berakibat kepercayaan diri menurun Bagi yang sudah mempersiapkan diri dari awal, ujian adalah hal biasa

17 25 Uji Validitas dan Reliabilitas a Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item pertanyaan dapat dihitung koefisien korelasinya Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi Koefisien korelasi adalah statistik yang menunjukkan kuat dan arah saling hubungan antara variasi dua distribusi skor Pengujian validitas tiap item pertanyaan dilakukan dengan menggunakan rumus product moment pearson : n X X Y r xy = n X 2 X 2 n Y 2 Y 2 Keterangan : r n X Y = koefisien korelasi = jumlah sampel = skor variabel bebas pada data ke i dimana i = 1,2,,n = skor variabel terikat b Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diperoleh relatif koefisien, maka alat pengukur tersebut reliable Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 Rumus Cronbach Alpha (CA) adalah sebagai berikut : r 11 = k k 1 1 S i S t

18 Keterangan : r 11 k St S 2 = Koefisien realibilitas = Banyaknya pertanyaan dalam setiap variabel = Jumlah varians setiap variabel = Varians total 26 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval Proses transformasi merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah data ordinal menjadi data interval misalnya analisis diskriminan dimana variabel bebasnya harus berskala interval Data ordinal yang ditransformasikan menjadi data interval adalah data penelitian yang diperoleh menggunakan instrumen berupa angket yang memiliki jawaban berupa skala likert Cara melakukan proses transformasi data ordinal menjadi data interval menggunakan Metode MSI (Method Of successive Interval) Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1 Mencari f (frekuensi) jawaban responden 2 Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi 3 Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor 4 Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi dengan menggunakan tabel distribusi Normal 5 Menentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel densitas 6 Menentukan SV (Scale Value = nilai skala) dengan rumus sebagai berikut: SV i = Densitas at Lower Limit Densitas at UpperLimit Area Below Upper Limit Area Below Lower Limit Keterangan : SV Densitas at Lower Limit = Interval rata-rata = Kepadatan batas bawah

19 Densitas at Upper Limit Area Below Upper Limit Area Below Lower Limit = Kepadatan batas atas = Daerah di bawah batas atas = Daerah di atas batas bawah 7 Menentukan nilai transformasi dengan rumus Y SV 1 SV min 27 Analisis Diskriminan Analisis diskriminan merupakan suatu analisis multivariat yang digunakan untuk mengelompokkan suatu individu atau objek kedalam suatu individu atau objek kedalam suatu kelompok yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan variabel-variabel tertentu Analisis diskriminan dapat digunakan jika variabel dependen terdiri dari dua kelompok atau lebih kelompok Pengelompokkan pada analisis bersifat apriori, artinya seorang peneliti sudah mengetahui sebelumnya individu atau objek mana saja yang masuk ke dalam kelompok 1, 2, 3, 4 dan 5 Analisis diskriminan adalah salah satu teknik analisa statistika dependensi yang memiliki kegunaan untuk mengklasifikasikan objek beberapa kelompok Pengelompokan dengan analisis diskriminan ini terjadi karena ada pengaruh satu atau lebih variabel lain yang merupakan variabel dependen Analisis diskriminan mirip dengan analisis regresi linier berganda (multivariable regression) Perbedaannya analisis digunakan apabila variabel independennya menggunakan skala kategoris (digunakan apabila menggunakan skala nominal dan ordinal) dan variabel independennya menggunakan skala metrik (interval dan rasio) Sedangkan dalam regresi berganda variabel dependennya harus metrik dan variabelnya independen dapat metrik maupun nonmetrik Sama seperti regresi berganda, dalam analisis diskriminan variabel dependen hanya satu, sedangkan variabel independennya banyak (multiple) Analisis diskriminan merupakan teknik yang akurat untuk memprediksi seseorang termasuk kategori apa, dengan catatan data-data yang terlibat

20 terjamin akurasinya 271 Tujuan Analisis Diskriminan Tujuan analisis diskriminan secara umum adalah : 1 Membuat suatu fungsi diskriminan atau kombinasi linear, dari predictor atau variabel bebas yang bisa mendiskriminasi atau membedakan katagori variabel tak bebas, artinya mampu membedakan suatu objek (responden) masuk kelompok yang mana 2 Menguji apakah ada perbedaan signifikan antara kelompok, dikaitkan dengan variabel bebas 3 Menentukan variabel bebas yang mana yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya perbedaan antar kelompok 4 Mengklasifikasi atau mengelompokkan responden ke dalam suatu kelompok didasarkan pada nilai variabel bebas 5 Mengevaluasi keakuratan klasifikasi (the accuracy of classification) 272 Proses Dasar Analisis Diskriminan Proses dasar Analisis Diskriminan adalah: 1 Memisahkan variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel independen 2 Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan Pada dasarnya ada dua metode dasar untuk itu, yaitu: a Simultaneous Estimation, dimana semua variabel dimasukkan secara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminan b Stepwise Estimation, dimana variabel dimasukkan satu persatu kedalam model diskriminan Pada proses ini, tentu ada variabel yang tetap ada pada model dan ada kemungkinan satu atau lebih variabel independen yang dibuang dari model 3 Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk menggunakan Wilk s Lambda, Pilai, F test lainnya

21 4 Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut 5 Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan, termasuk mengetahui ketepatan klasifikasi secara individual dengan casewise diagnostics 273 Asumsi dalam Analisis Diskriminan Berikut ini asumsi yang harus dipenuhi agar model diskriminan dapat digunakan: 1 Multivariat Normality, atau variabel independen yang seharusnya berdistribusi normal Jika data tidak berdistribusi normal, hal ini akan menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi (model) diskriminan Regresi logistik bisa dijadikan alternatif metode jika memang data tidak berdistribusi normal Tujuan uji normal adalah ingin mengetahui, apakah distribusi dengan berbentuk lonceng (bell shapped) Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan Uji normalitas pada multivariat sebenarnya kompleks, karena harus dilakukan pada seluruh variabel secara bersama-sama Namun, uji ini bisa juga dilakukan pada setiap variabel dengan logika bahwa jika secara individual masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas, maka secara bersama-sama (multivariat) variabel-variabel tersebut juga dianggap memenuhi asumsi normalitas Adapun kriteria pengujiannya adalah: a Angka signifikansi (Sig) > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal b Angka signifikansi (Sig) < 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal 2 Matriks Kovarian dari semua variabel independen seharusnya sama atau equal 3 Tidak ada korelasi antara dua variabel independen 4 Tidak adanya data yang sangat ekstrim pada variabel independen 274 Model Analisis Diskriminan Model analisis diskriminan mirip regresi berganda Perbedaannya adalah kalau variabel dependen regresi berganda dilambangkan dengan Y maka

22 dalam analisis diskriminan dilambangkan dengan D Model analisis diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independen, (Supranto,2004) yaitu: D i = b 0 + b 1 X i1 + b 2 X i2 + b 3 X i3 + + b j X ij keterangan : D i = Nilai ( skor) diskriminan dari responden ( objek ) ke i i = 1,2,,n D merupakan variabel tak bebas b 0 = Intercep atau konstanta X ij = Variabel ( atribut ) ke j dari responden ke i b j = Koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke j Yang diestimasi adalah koefisien b j, koefisien fungsi diskriminan b j diperkirakan sedemikian rupa sehingga nilai D kelompok mempunyai nilai fungsi diskriminan yang sangat berbeda Ini terjadi kalau rasio jumlah kuadrat antarkelompok (between group sum of squares) dengan jumlah kuadrat dalam kelompok (within group sum of squares) untuk skor fungsi diskriminan menacapai maksimum atau rasio varian antar-kelompok dengan varian dalam kelompok sebesar mungkin (maksimum) Objek dalam kelompok homogen atau relatif homogen, sedangkan antar-kelompok sangat heterogen Berdasarkan nilai D itulah keanggotaan seseorang diprediksi Fungsi diskriminan adalah persamaan regresi dengan sebuah variabel tidak bebas yang mencerminkan keanggotaan kelompok Apabila kelompoknya hanya ada dua, maka fungsi diskriminan melibatkan regresi ganda dengan sebuah variabel tak bebas atau responden dengan harga-harga 0 dan 1 (Sudjana, 1996) Tujuan fungsi diskriminan adalah untuk menggambarkan ciri-ciri suatu pengamatan dari bermacam-macam populasi yang diketahui, baik secara grafis ataupun secara aljabar dengan membentuk fungsi diskriminan Dengan kata lain, analisis diskriminan digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari dua kelompok atau lebih

23 Suatu fungsi diskriminan layak untuk dibentuk bila terdapat perbedaan nilai rataan di antara kelompok-kelompok yang ada Oleh karena itu sebelum fungsi diskriminan dibentuk perlu dilakukan pengujian terhadap perbedaan vektor nilai rataan dari kelompok-kelompok tersebut Pada data pengamatan ke-i yang berukuran n (i = 1,2,3,n) yang terdiri atas j buah variabel yaitu X 1, X2, X 3,,X j Data pengamatan tersebut dapat disajikan dalam bentuk matriks-matriks berikut: Tabel 21 Matriks Pengamatan Variabel X 1 X 2 X 3 X j Pengamatan X 11 X 21 X 31 X j1 X 12 X 22 X 32 X j2 X 1n X 2n X 3n X jn Untuk variabel X j (j = 1, 2, 3,, p) yang dihitung adalah variansinya, diberi lambang S jj dengan rumus: k k n=1 S jj = n n=1 X jn 2 ( X jn ) 2 n n 1 Apabila semua ada j buah varians, yaitu S 11, S 22, S 33 S ij yang masingmasing merupakan varians untuk variabel X 1, X 2, X 3 X j Untuk variabel X 1 dan X 2 dimana i j terdapat kovarians, diberi lambang S ij yang dapat dihitung dengan rumus berikut:

24 S ij = n k X k k n=1 in X jn n=1 X in n=1 X jn n(n 1) Apabila semua ada j 2 1 buah kovarians, dimana i = j maka S ij = S ji diberi lambang S ij Varians dan kovarians ini disusun dalam sebuah matriks yang disebut dengan matriks varians-kovarians (S ij ) dengan bentuk sebagai berikut : S = S 11 S 12 S 13 S 1j S 21 S 22 S 23 S 2j S 31 S j1 S 32 S j2 S 33 S j3 S 3j S jj Di mana matriks varians-kovarians gabungan dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan : S S = n 1 1 S 1 + n 2 1 S 2 + + n 2 1 S k n 1 +n 2 + +n k k = Matriks varians-kovarians gabungan S 1,2,,k = Matriks varians-kovarians tiap kelompok n 1,2,,k = Jumlah sampel tiap kelompok k = Jumlah kelompok Misalkan ada dua kelompok yang memiliki variabel masing-masing j buah yaitu X 11, X 12,,X ij dalam kelompok I dan X 21, X 22,, X 2j dalam kelompok II Perhatikan bahwa X ij menyatakan kelompok I, dengan I sama dengan kelompok I dan kelompok II, variabel ke-j dan kelompok ke-k Variabel dalam setiap kelompok dapat pula dituliskan dalam bentuk vektor kolom sebagai berikut:

25 X 1 = X 11 X 12 X 13 dan X 2 = X 21 X 22 X 23 X 1j X 2j Keterangan: X 1j = menyatakan variabel X ke-j dalam kelompok ke-1 X 2j = menyatakan variabel X ke-j dalam kelompok ke-2 Dari setiap kelompok berukuran n 1 dari kelompok ke-i dan berukuran n 2 dari kelompok ke-2 Data pengamatan akan berbentuk matriks yang bentuknya seperti di bawah ini : Tabel 22 Matriks Data Pengamatan dari Kelompok I Variabel X 11 X 12 X 13 X 1j Pengamatan X 111 X 121 X 131 X 1j1 X 112 X 122 X 132 X 1j2 X 113 X 123 X 133 X 1j3 X 11n1 X 12n1 X 13n1 X 1jn 1 Rata-rata X 11 X 12 X 13 X 1n Keterangan : X 11 = Kelompok ke-1, variabel X ke-1 X 111 = Kelompok ke-1, variabel X ke-1 yang berukuran 1 X 1j n1 = Kelompok ke-1, variabel X ke-j yang berukuran n 1 X 11 = Rata-rata variabel ke-1 dalam kelompok ke-1

26 Tabel 23 Matriks Data Pengamatan dari Kelompok II Variabel X 21 X 22 X 23 X 2j Pengamatan X 211 X 221 X 231 X 2j1 X 212 X 222 X 232 X 2j2 X 213 X 223 X 233 X 2j3 X 21n2 X 22n2 X 23n2 X 2jn 2 Rata-rata X 21 X 22 X 23 X 2j Keterangan : X 21 = Kelompok ke-2, variabel X ke-1 X 211 = Kelompok ke-2, variabel X ke-1 yang berukuran 1 X 2j n2 = Kelompok ke-2, variabel X ke-j yang berukuran n 2 X 21 = Rata-rata variabel ke-1 dalam kelompok ke-2 Hasil pengamatan ini akan menghasilkan rata-rata untuk tiap variabel yang dalam bentuk vektor dapat ditulis sebagai berikut: X 1 = X 11 X 12 X 13 dan X 2 = X 21 X 22 X 23 X 1j X 2j Keterangan : X 1jn 1 = Kelompok ke-1, variabel X ke-j yang berukuran n 1 X 2jn 1 = Kelompok ke-1, variabel X ke-j yang berukuran n 2 X 1j = Rata-rata variabel ke-j dalam kelompok ke-1 X 2j = Rata-rata variabel ke-j dalam kelompok ke-2

27 Dari masing-masing rata-rata dari kelompok I dan rata-rata dari kelompok II, selanjutnya akan dihitung varian dan kovariannya tersebut dalam matriks S 1 dan S 2, masing-masing dari kelompok ke-1 dan kelompok ke-2 yaitu : S 11 S 12 S 13 S 1j S 11 S 12 S 13 S 1j S 1 = S 21 S 22 S 23 S 2j S 31 S j1 S 32 S j2 S 33 S j3 S 3j S jj dan S 2 = S 21 S 22 S 23 S 2j S 31 S j1 S 32 S j2 S 33 S j3 S 3j S jj Keterangan : S 1 S 2 = matriks varians kovarians dari kelompok ke-1 = matriks varians kovarians dari kelompok ke-2 Meskipun dalam S 1 dan S 2 digunakan S ij yang sama namun jelas besarnya berlainan antar S ij dalam S 1 dan S ij dalam S 2 Kedua datanya juga berlainan yaitu S ij dalam S 1 diambil dari kelompok 1 dan S ij dalam S 2 diambil dari kelompok II Kedua buah matriks varians-kovarians gabungan yang diberi lambang S dengan rumus : S = n 1 1 S 1 + n 2 1 S 2 n 1 + n 2 2 Keterangan : S = Matriks varian-kovarian gabungan S 1, S 2 = Matriks varians kovarians dari kelompok ke-1 dan kelompok ke-2 n 1, n 2 = Jumlah sampel kelompok ke-1 dan ke-2 275 Algoritma dan Model Matematis

28 Secara ringkas, langkah-langkah dari analisis diskriminan adalah: 1 Pengecekan adanya kemungkinan hubungan linier antara variabel bebas Pengecekan dilakukan dengan bantuan matriks korelasi (pembentukan matriks korelasi sudah difasilitasi pada analisis diskriminan) Pada hasil output SPSS, matriks korelasi dapat dilihat pada Pooled Within-Groups Matrices 2 Uji vektor rata-rata kedua kelompok Pengujian terhadap vektor nilai rataan antar kelompok dilakukan dengan hipotesis: H 0 : µ 1 = µ 2 (Tidak ada perbedaan antar kelompok) H 1 : µ 1 µ 2 (Ada perbedaan antar kelompok) Angka signifikan: Jika angka Sig > 0,05, tidak ada perbedaan antar kelompok Jika angka Sig 0,05, ada perbedaan antar kelompok Jika dari hasil pengujian diperoleh adanya perbedaan vektor nilai rataan, fungsi diskriminan layak disusun untuk mengkaji hubungan antar kelompok serta berguna untuk mengelompokkan objek ke salah satu kelompok tersebut Pada SPSS, uji ini dilakukan secara univariate (yang diuji bukan berupa vektor), dengan bantuan tabel Tests of Equality of Group Means 3 Pemeriksaan asumsi homoskedastisitas dengan uji Box s M Pengujian terhadap kesamaan matriks kovarians ( ) antar kelompok dilakukan dengan hipotesis: H 0 : Matriks kovarians kelompok adalah sama H 1 : Matriks kovarians kelompok adalah berbeda secara nyata Keputusan dengan dasar signifikansi bias dilihat dari angka signifikannya Jika Sig > 0,05 berarti H 0 diterima Jika Sig 0,05 berarti H 0 ditolak

29 Sama tidaknya grup kovarian matriks juga dapat dilihat dari tabel output Log Determinant Jika dalam pengujian ini H 0 ditolak maka proses selanjutnya seharusnya tidak bisa dilakukan 4 Pembentukan Model Diskriminan a Pembentukan Fungsi Linier Pada output SPSS, koefisien untuk tiap variabel yang masuk dalam model dapat dilihat pada tabel Canonical Discriminant Function Coefficient Tabel ini akan dihasilkan pada output apabila pilihan Function Coefficient bagia Unstandardized diaktifkan b Menghitung Discriminant Score Setelah fungsi liniernya dibentuk, maka dapat dihitung skor diskriminan untuk tiap observasi dengan cara memasukkan nilai-nilai variabel penjelasnya c Menghitung Cutting Score Untuk memprediksi responden masuk ke dalam kelompok yang mana, maka dapat menggunakan Optimum Cutting Score Memang dari komputer informasi ini sudah diperoleh Untuk cara mengerjakan secara manual Cutting Score dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut dengan ketentuan: 1 Untuk dua kelompok yang mempunyai ukuran yang sama cutting score dinyatakan dengan rumus (Simamora, 2005): Z ce = Z A + Z B 2 Keterangan: Z ce = Cutting score untuk kelompok yang mempunyai ukuran yang sama Z A Z B = Centroid kelompok A = Centroid kelompok B

30 2 Untuk dua kelompok yang mempunyai ukuran yang berbeda, rumus cutting score yang digunakan adalah: Keterangan: Z CU = N AZ B + N B Z A N A + N B Z CU = Cutting score untuk kelompok yang mempunyai ukuran yang N A N B Z A Z B berbeda = Jumlah sampel kelompok A = Jumlah sampel kelompok B = Centroid kelompok A = Centroid kelompok B Centroid adalah nilai rata-rata skor diskriminan untuk kelompok tertentu Kemudian nilai-nilai discriminant score tiap observasi akan dibandingkan dengan nilai cutting score, sehingga dapat diklasifikasikan suatu obsevasi akan termasuk kedalam kelompok yang mana Dapat dihitung dengan bantuan tabel Function at Group Centroids dari output SPSS d Perhitungan Hit Ratio Setelah semua observasi diprediksi keanggotaannya, dapat dihitung Hit ratio, yaitu rasio antara observasi yang tepat pengklasifikasiannya dengan total seluruh observasi Seberapa valid model diskriminan yang telah dihasilkan? Jawaban pertanyaan ini terkait dengan validasi model SPSS menggunakan validasi dengan metode Leave One Out Misalkan ada sebanyak n observasi, akan dibentuk fungsi linier dengan observasi sebanyak n - 1 Observasi yang tidak disertakan dalam pembentukan fungsi linier ini akan diprediksi keanggotaannya dengan fungsi yang sudah dibentuk tadi Proses ini akan diulang dengan kombinasi observasi yang berbeda-beda, sehingga fungsi linier yang dibentuk ada sebanyak n Inilah yang disebut dengan metode Leave One Out

31 276 Pengujian Hipotesis Intepretasi hasil analisis diskriminan tidak berguna jika fungsinya tidak signifikan Hipotesis yang diuji adalah H0 yang menyatakan bahwa rata-rata semua variabel dalam semua kelompok adalah sama Dalam SPSS, uji dilakukan dengan menggunakan wilks lambda Jika dilakukan pengujian sekaligus beberapa fungsi sebagaimana dilakukan pada analisis diskriminan, statistik wilks lamda adalah hasil lamda univariat untuk setiap fungsi Kemudian, tingkat signifikan diestimasi berdasarkan chi-square yang telah ditransformasi secara statistik Setelah analisis diketahui, kemudian dilihat apakah wilks lambda berasosiasi dengan fungsi diskriminan Selanjutnya angka ini ditransformasi menjadi chi-square dengan derajat kebebasan (df) yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan dengan uji kriteria hipotesis berikut Jika F hitung > F tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima Jika F hitung F tabel maka H 0 diterima dan H 1 ditolak Selanjutnya dengan menggunakan nilai F hitung, dapat diambil keputusan untuk menerima atau menolak H 0 Jika H 0 diterima maka akan diberikan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan pada faktor yang mempengaruhi rangking siswa Sebaliknya jika H 0 ditolak maka terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi rangking siswa, dengan nilai signifikan < α H 0 ditolak Sehingga proses analisis diskriminan dapat digunakan