BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari studi yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Setelah melakukan pengujian dilaboratorium, pengaruh proses pengeringan terhadap benda uji yang diambil dari tanah permukaan diketahui bahwa bahwa parameter kadar air (W c ), angka pori (e), dan derajat kejenuhan (S r ) nilainya cenderung menurun. 2. Sedangkan untuk parameter tegangan air pori negatif (suction) cenderung meningkat. Untuk tegangan kuat geser tanah (c), dan sudut geser dalam ( ) nilainya cenderung meningkat, tetapi terjadi peningkatan grafik yang tidak stabil (peningkatan dan penurunan grafik), kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh kandungan organik (akar tumbuhan,dll) yang berada di lapisan tanah permukaan. 3. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa, proses tiap siklus pengeringan mempengaruhi perubahan parameter tanah, tegangan air pori nagatif dan parameter kuat geser. Ditinjau dari kondisi siklus 1, 2, 4 dan 6, untuk nilai berat volume tanah basah ( t ) mengalami penurunan sebesar 3,71%, untuk nilai berat volume tanah kering ( d ) juga mengalami penurunan sebanyak 5,5%, untuk nilai berat spesifik butiran padat (G s ) mengalami penurunan sebanyak 3,5%, untuk nilai derajat kejenuhan (S r ) mengalami penurunan sebanyak 2,7%, untuk nilai kohesi (c) mengalami penurunan sebanyak 75% dan untuk nilai sudut geser ( ) tanah juga mengalami penurunan sebanyak 14,65%. 4. Dari simulasi permodelan lereng dengan menggunakan program Plaxis yang disertai proses pengeringan didapat angka keamanan (SF) yang berbeda. Berikut kondisi lereng beserta nilai keamanan yang paling kritis dari setiap kondisi : 179
180 a. Siklus 1 kondisi kering 25% dari inisial dengan SF = 1,074. Sedangkan untuk lereng dalam kedaan inisial awal mengalami kelongsoran tanah permukaan dengan SF = 0,758 (Inisial awal (Inisial awal (Inisial awal b. Siklus 2 kondisi kering 75% dari inisial dengan SF = 1,168
181 c. Siklus 4 Kemiringan lereng 25 Lereng dalam keadaan mendakati area kritis terdapat pada kondisi kering 75% dari inisial dengan SF = 1,226 d. Siklus 6 Lereng dalam keadaan paling kritis pada kondisi kering 100% dengan SF = 1,186 e. Siklus 1 setelah menerima energi hujan Lereng dalam keadaan mendekati area kritis terdapat pada kondisi kering 50% dari inisial dengan SF = 1,207. Sedangkan untuk lereng dalam keadaan inisial
182 awal dan kering 25% dari inisial mengalami kelongsoran tanah permukaan dengan masing masing SF dibawah 1 (Inisial awal (Inisial awal (Inisial awal f. Siklus 2 setelah menerima energi hujan kondisik kering 75% dari inisial dengan SF = 1,053 g. Siklus 4 setelah menerima energi hujan kondisi kering 75% dari inisial dengan SF = 1,055
183 h. Siklus 6 setelah menerima energi hujan Lereng dalam keadaan aman tetapi mendekati area kritis terdapat pada kondisi kering 100% dengan SF = 1,220 Kemiringan lereng 75 6.2 Saran Berikut ini saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: Pada saat pengambilan benda uji di lapangan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati agar benda uji tetap dalam keadaan undisturb, selain itu ring yang digunakan dibuat dalam bentuk dan ukuran yang seragam dan ditutup menggunakan lilin. Setelah pengambilan bahan uji dari lapangan sesegera mungkin dilakukan pengujian parameter-parameter
184 tanah di laboratorium agar kondisi tanah tidak berubah akibat faktor suhu yang berbeda. Pada proses pengeringan diperlukan ring besi yang berukuran sama dengan ukuran alat pengujian direct shear sebab jika menggunakan pipa PVC terlalu banyak perlakuan terhadap tanah, dan untuk proses penyimpanan tanah yang sedang dalam proses pengeringan dan pembasahan, dilakukan di tempat yang perlakuan tempatnya seperti desikator dan mampu menampung untuk seluruh sampel tanah. Ketika proses pembasahan dan pengeringan diusahakan agar benda uji tidak mengalami gangguan untuk menghindari kehilangan material tanah. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meninjau kandungan organik (akar tumbuhan, dll) dalam tanah secara mikro,serta melihat pengaruh dan perilaku kandungan organik terhadap sifat fisik dan mekanis tanah.