METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

BAB VI PLASTIS LIMIT DAN LIQUID LIMIT. a. Craig, RF. Mekanika Tanah. BAB I Klasifikasi Dasar Tanah : Plastisitas Tanah Berbutir Halus.

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada percobaan ini alat-alat yang digunakan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

UJI BATAS BATAS ATTERBERG ASTM D

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

LAMPIRAN HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Bagan Alir penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

PEMADATAN TANAH (ASTM D a)

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

KOMPOSISI TANAH. Komposisi Tanah 2/25/2017. Tanah terdiri dari dua atau tiga fase, yaitu: Butiran padat Air Udara MEKANIKA TANAH I

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Revisi SNI Daftar isi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi literatur, Studi Pendahuluan dan Pengambilan Sampel. Persiapan Sampel untuk Pengujian Laboratorium

Transkripsi:

METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Tanah Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. Pengambilan sampel dilakukan pada awal musim penghujan namun ketika cuaca cerah, sehingga sampel tanah yang diambil tidak mengandung air yang berlebihan. Pada penelitian ini jumlah sampel tanah yang digunakan untuk masing masing sampel sebanyak 4 campuran, dan pada masing - masing campuran digunakan 6 buah sampel yang dicetak dalam cetakan batu bata berupa persegi panjang dengan panjang sisi 18,50 cm, lebar 9,00 cm dan tebal 5,00 cm. B. Metode Pencampuran Tanah dengan Bahan Additive Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Ada 3 tahap yang dilakukan dalam pengujian, yaitu : 1. Pengujian sifat fisik tanah. 2. Pengujian kuat tekan dan daya serap air terhadap batu bata dengan komposisi campuran material tanah, ampas tebu, dan abu sekam padi dengan kadar tertentu. 3. Tanah yang sudah tercampur ampas tebu dan abu sekam padi siap untuk dicetak, lalu diperam selama 14 hari, dikering dengan penganginan, dibakar selama 2 x 24 jam dan pengujian daya serap air selama 24 jam.

23 C. Pelaksanaan Pengujian 1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Sifat - sifat fisik tanah berhubungan erat dengan kelayakan pada penggunaan yang diharapkan dari tanah. Kekokohan dan kekuatan pendukung, kapasitas penyimpanan air, plastisitas semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisik tanah. Hal ini berlaku untuk tanah yang akan digunakan sebagai bahan struktural dalam pembangunan jalan raya, bendungan, dan pondasi untuk sebuah gedung atau untuk sistem pembuangan limbah. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Lampung. Pengujian sifat fisik tanah dilakukan berdasarkan Standar PB 0110 76 atau ASTM D-4318. Pengujian - pengujian yang dilakukan antara lain: a. Kadar air (Water Content) Sesuai dengan ASTM D 2216-92, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir kering tanah tersebut yang dinyatakan dalam persen. Bahan : Sampel tanah seberat 30 50 gram sebanyak 3 sampel. Adapun cara kerja berdasarkan ASTM D-2216-92, yaitu : 1. Menimbang cawan yang akan digunakan dan memasukkan sampel tanah kedalam cawan dan ditimbang

24 2. Memasukkan cawan yang berisi sampel ke dalam oven dengan suhu 110 o C selama 24 jam. 3. Menimbang cawan berisi tanah yang sudah di oven dan menghitung prosentase kadar air. Perhitungan : a) Berat air (Ww) = Wcs Wds b) Berat tanah kering (Ws) = Wds Wc Ww c) Kadar air (ω) = x100% Ws dengan : Wc = Berat cawan yang digunakan Wcs = Berat sampel tanah dan cawan Wds = Berat cawan yang berisi tanah dan sudah dioven b. Berat Volume (Unit Weight) Sesuai dengan ASTM D - 2937, pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbadingan antara berat tanah dengan volume tanah. Bahan-bahan: Sampel tanah Peralatan: 1. Ring contoh 2. Pisau 3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram 4. Alat pendorong sampel 5. Oli

25 Langkah Kerja : 1. Membersihkan dan menimbang ring contoh. 2. Memberikan oli pada ring contoh agar tanah tidak melekat pada ring. 3. Mengambil sampel tanah dari tabung contoh dengan cara menekan ring ke dalam sampel tanah sehingga ring masuk ke dalam sampel tanah. 4. Meratakan permukaan tanah dengan pisau. 5. Menimbang ring dan tanah. Perhitungan : 1. Berat ring (Wc) 2. Volume ring bagian dalam (V) 3. Berat ring dan tanah (Wcs) 4. Berat tanah (W) = Wcs Wc 5. Berat volume (γ) dapat dihitung dengan persamaan : W (gr/cm 3 atau t/m 3 ) V c. Berat Jenis (Specific Gravity) Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu, sesuai dengan ASTM D - 854. Bahan-bahan : - Sampel tanah - Air suling

26 Peralatan : 1. Picnometer 2. Thermometer dengan ketelitian 0,01 o C 3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram 4. Boiler (tungku pemanas) Langkah Kerja : 1. Menimbang picnometer kosong dalam keadaan bersih dan kering, termasuk tutup. 2. Memasukkan sampel tanah kering ke dalam picnometer. 3. Menimbang picnometer beserta tanah kering. 4. Mengisi air ke dalam picnometer yang telah berisi tanah kering sebanyak 2/3 dari volume picnometer, kemudian memanaskan picnometer di atas tungku pemanas (boiler). 5. Setelah mendidih, kemudian mendinginkan picnometer sehingga temperatur sama dengan temperatur ruangan. Lalu menambahkan air ke dalam picnometer hingga mencapai garis batas picnometer dan ditutup rapat. 6. Menimbang picnometer yang berisi tanah dan air. 7. Mengukur temperatur air di dalam picnometer. 8. Membersihkan isi picnometer dari sampel tanah. 9. Mengisi picnometer dengan air sampai batas garis picnometer kemudian menutup dan ditimbang. Perhitungan : W2 W1 Gs ( W4 W1 ) ( W3 W2 )

27 dengan : Gs = Berat jenis W 1 = Berat picnometer (gram) W 2 = Berat picnometer + tanah kering (gram) W 3 = Berat picnometer + tanah + air (gram) W 4 = Berat picnometer + air (gram) d. Batas Cair (Liquid Limit) Sifat fisik tanah dapat ditentukan dengan mengetahui batas cair suatu tanah. Tujuan pengujian ini Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair sesuai dengan ASTM D - 423 Bahan-bahan : - Sampel tanah yang telah dikeringkan di udara atau oven - Air bersih atau air suling sebanyak 300 cc Peralatan : 1. Alat batas cair (mangkuk Cassagrande) 2. Alat pembuat alur (grooving tool) ASTM 3. Spatula 4. Gelas ukur 100 cc 5. Container 4 buah 6. Plat kaca 7. Porcelain dish (mangkuk porselen) 8. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram 9. Oven

28 Langkah Kerja : 1. Mengayak sampel tanah yang sudah dihancurkan dengan menggunakan saringan No. 40. 2. Mengatur tinggi jatuh mangkuk Cassagrande setinggi 10 mm. 3. Mengambil sampel tanah yang lolos saringan No. 40 sebanyak 150 gram, kemudian diberi air sedikit demi sedikit dan diaduk hingga merata, kemudian dimasukkan ke dalam mangkuk Cassagrande dan meratakan permukaan adonan sehingga sejajar dengan alas. 4. Membuat alur tepat di tengah-tengah dengan membagi sampel tanah dalam mangkuk Cassagrande tersebut dengan menggunakan grooving tool. 5. Memutar tuas pemutar sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 13 mm sambil menghitung jumlah ketukan. 6. Mengambil sebagian sampel tanah di bagian tengah mangkuk untuk pemeriksaan kadar air dan melakukan langkah kerja yang sama untuk sampel tanah dengan keadaan adonan benda uji yang berbeda sehingga diperoleh 4 macam benda uji dengan jumlah ketukan yang berbeda yaitu 2 buah di bawah 25 ketukan dan 2 buah di atas 25 ketukan. Perhitungan : 1. Menghitung kadar air (ω) masing-masing sampel sesuai dengan jumlah ketukan.

29 2. Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logaritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan (skala log)dan sumbu y sebagai kadar air (linier) 3. Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar. 4. Menentukan nilai batas cair pada ketukan ke-25 atau x pada nilai log 25. e. Batas Plastis (Plastic Limit) Batas plastis adalah kadar air minimum dimana tanah dapat dibentuk secara plastis, maksudnya tanah dapat digulung-gulung sampai diameter 3 mm. Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat sesuai dengan ASTM D - 424. Bahan-bahan : 1. Sampel tanah sebanyak 100 gram yang telah dikeringkan 2. Air bersih atau air suling sebanyak 50 cc Peralatan : 1. Plat kaca 2. Spatula 3. Gelas ukur 100 cc 4. Container 3 buah 5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram 6. Oven

30 Langkah Kerja : 1. Mengayak sampel tanah yang telah dihancurkan dengan saringan No. 40. 2. Mengambil sampel tanah kira-kira sebesar ibu jari kemudian digulung-gulung di atas plat kaca hingga mencapai diameter 3 mm dan sampai retak-retak pada diameter tersebut 3. Memasukkan sampel tanah pada keadaan retak-retak tersebut ke dalam container dan ditimbang. 4. Menentukan kadar air sampel tanah, untuk 3 container Perhitungan : 1. Nilai batas plastis (PL) adalah kadar air rata-rata dari ketiga sampel tanah tersebut. 2. Indeks Plastisitas (PI) adalah harga rata-rata dari ketiga sampel tanah yang diuji, dengan rumus : PI = LL PL f. Analisis Saringan (Sieve Analysis) Tujuan pengujian analisis saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm). Bahan-bahan : 1. Sampel tanah lebih kurang sebanyak 500 gram 2. Air bersih atau air suling 1500 cc Peralatan : 1. Saringan (sieve) 1 set 2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram

31 3. Mesin penggetar (sieve shaker) 4. Kuas halus 5. Oven 6. Pan Langkah Kerja : 1. Mengambil sampel tanah sebanyak 500 gram, memeriksa kadar air. 2. Sampel tanah disaring di atas No. 200, dan disiram dengan air, sehingga partikel halus akan lolos saringan dan partikel kasar akan tertahan di atas saringan. 3. Sampel tanah yang tertahan di atas saringan No. 200, dikeringkan dengan oven, selama 24 jam dan ditimbang serta siap untuk diayak menggunakan mesin penggetar. 4. Meletakkan susunan saringan di atas mesin penggetar dan memasukkan sampel tanah yang telah dioven pada susunan yang paling atas kemudian menutup rapat. 5. Mengencangkan penjepit mesin dan menghidupkan mesin penggetar selama kira-kira 15 menit. 6. Menimbang masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atasnya. Perhitungan : 1. Berat masing-masing saringan (Wci) 2. Berat masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atas saringan (Wbi) 3. Berat tanah yang tertahan (Wai) = Wbi Wci

32 4. Jumlah seluruh berat tanah yang tertahan di atas saringan ( Wai Wtot) 5. Persentase berat tanah yang tertahan di atas masing-masing saringan (Pi) Pi Wbi Wci W total x100% 6. Persentase berat tanah yang lolos masing-masing saringan (q) : qi 100% pi% q 1 1 qi p i 1 g. Uji Pemadatan Tanah (Soil Compaction) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kepadatan maksimum tanah dengan cara mengetahui hubungan antara kadar air dengan kepadatan tanah, berdasarkan ASTM D - 698-78. Bahan-bahan : - Sampel tanah - Air suling Peralatan: 1. Mold standar 4 yang terdiri dari : a. Plat dasar b. Mold c. Collar (leher penahan tanah) 2. Hammer seberat 4,5 kg 3. Pan segi empat / talam 4. Sendok pengaduk tanah

33 5. Gelas ukur 250 cc 6. Pisau pemotong 7. Saringan No.4 (4,75 mm) 8. Timbangan 1 kg dengan ketelitian 0,01 gram 9. Timbangan 20 kg dengan ketelitian 1 gram 10. Container 11. Kantong plastik 12. Oven 13. Kain lap Langkah Kerja : 1. Penambahan air a. Mengambil tanah sebanyak 12,5 kg dengan menggunakan karung goni lalu dijemur. b. Setelah kering tanah yang masih menggumpal dihancurkan dengan tangan. c. Butiran tanah yang terpisah diayak dengan saringan No. 4. d. Butiran tanah yang lolos saringan No. 4 dipindahkan atas 5 bagian masing-masing 2,5 kg, kemudian memasukkan masingmasing bagian ke dalam plastik dan ikat rapat-rapat. e. Mengambil sebagian butiran tanah yang mewakili sampel tanah untuk menentukan kadar air awal. f. Mengambil tanah seberat 2,5 kg, menambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan tanah sampai merata. Bila tanah yang diaduk telah merata, dikepalkan dengan tangan.

34 Bila tangan dibuka, tanah tidak hancur dan tidak lengket ditangan. Setelah dapat campuran tanah, mencatat berapa cc air yang ditambahkan untuk setiap 2,5 kg tanah, penambahan air dilakukan dengan selisih 3%. g. Penambahan air untuk setiap sampel tanah dalam plastik dapat dihitung dengan rumus : Wwb = wb. W 1 + wb W = Berat tanah wb = Kadar air yang dibutuhkan Penambahan air : Ww = Wwb Wwa h. Sesuai perhitungan, lalu melakukan penambahan air setiap 2,5 kg sampel di atas pan dan mengaduk sampai rata dengan sendok pengaduk, dimasukkan dalam plastik dan diperam selama 24 jam 2. Pemadatan tanah a. Menimbang mold standar beserta alas. b. Memasang collar pada mold, lalu meletakkannya di atas papan. c. Mengambil salah satu sampel tanah yang telah ditambahkan air dan diperam selama 24 jam. d. Dengan modified proctor, tanah dibagi kedalam 5 bagian. Bagian pertama dimasukkan ke dalam mold, ditumbuk 25 kali sampai merata. Dengan cara yang sama dilakukan pula untuk

35 bagian kedua, ketiga, keempat dan kelima, sehingga bagian kelima mengisi sebagian collar (berada sedikit diatas bagian mold). e. Melepaskan collar dan meratakan permukaan tanah pada mold dengan menggunakan pisau pemotong. f. Menimbang mold berikut alas dan tanah di dalamnya. g. Mengeluarkan tanah dari mold dengan extruder, ambil bagian tanah (alas dan bawah) dengan menggunakan 2 container untuk pemeriksaan kadar air (ω). h. Mengulangi langkah kerja 2.b sampai 2.g untuk sampel tanah lainnya, maka akan didapatkan 5 data pemadatan tanah. Perhitungan: 1. Kadar air (ω) a. Berat cawan + berat tanah basah : W1 (gr) b. Berat cawan + berat tanah kering : W2 (gr) c. Berat air : W1 W2 (gr) d. Berat cawan : Wc (gr) e. Berat tanah kering : W2 Wc (gr) f. Kadar air = W1 W 2 W 2 Wc 2. Berat volume kering (γ d ) a. Berat mold : Wm (gr) b. Berat mold + sampel : Wms (gr) c. Berat tanah (W) : Wms Wm (gr) d. Volume mold : ¼* *d 2 *t

36 e. Berat isi (γ) = W/V f. Kadar air (ω) g. Berat volume kering (γ d ) : γ d = x 100 100 h. Berat Volume Zero Air Void (γz) Gs x w zav 1 Gs x w 2. Pengujian Batu Bata Melakukan pengujian kuat tekan dan daya serap air terhadap batu bata dengan komposisi campuran material tanah, dan abu ampas tebu dengan kadar tertentu untuk mendapatkan kadar optimum, serta nilai daya serap dan kuat tekan optimum batu bata. Pada pengujian ini setiap sampel tanah dibuat campuran dengan kadar ampas tebu + abu sekam padi dengan kadar campuran : 5%, 10%, 15%, dan 20% sebanyak 6 sampel dengan dilakukan masa pemeraman 14 hari, pengeringan dengan penganginan, lalu pembakaran selama 2x24 jam dan pengujian daya serap air selama 1 hari untuk sebagian sampel, sebagian sampel lagi diuji kuat tekan. Pelaksanaan pengujian kuat tekan dan daya serap air dilakukan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lampung.

37 a. Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan pada batu bata adalah untuk mendapatkan besar beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh batu bata. Alat uji yang digunakan adalah mesin desak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meletakkan benda uji pada alat uji dimana di bawah dan di atas benda uji diletakkan pelat baja kemudian jalankan mesin desak dan dicatat gaya tekan maksimumnya. Kuat tekan batu bata dihitung dengan menggunakan persamaan : Kuat tekan dengan : = P A P = beban hancur A = luas bidang tekan (cm 2 ) b. Pengujian Daya Serap Air Pengukuran daya serap merupakan persentase perbandingan antara selisih massa basah dengan massa kering dengan massa kering besarnya daya serap dikerjakan hasilnya sesuai dengan SNI 03-0691- 1996. Sampel yang sudah diukur massanya merupakan massa kering dan direndam selama 24 jam lalu diukur massa basahnya menggunakan neraca analitis. Penyerapan air = dengan : Wk = Berat sampel kering (g) Wb = Berat sampel setelah direndam air (g)

38 D. Urutan Prosedur Penelitian 1. Pencampuran Material Bahan Sebelum pencampuran material bahan, sampel tanah telah diuji sifat fisik, meliputi pengujian kadar air, analisis saringan, berat jenis, berat volume, batas-batas atterberg, dan uji pemadatan untuk mendapatkan nilai kadar air optimum pada pencampuran sampel. Setelah mengetahui data uji, maka campuran dapat dibuat dengan melakukan pencampuran tanah lempung + ampas tebu + abu sekam padi + air dengan komposisi masing-masing bahan campuran. 2. Pencetakan Batu Bata Setelah campuran teraduk dengan rata, campuran telah diperam selama 14 hari, maka batu bata dapat dicetak. Langkah awal pencetakan batu bata yaitu menaruh bahan yang telah dicampur ke dalam mesin cetak. 3. Pengeringan Batu Bata Proses pengeringan batu bata dilakukan secara bertahap, digunakan terpal atau penutup plastik dengan tujuan agar batu bata tidak terkena panas matahari langsung. Apabila proses pengeringan terlalu cepat dalam artian panas matahari terlalu menyengat, akan mengakibatkan timbulnya retakan-retakan pada batu bata nantinya. Batu bata yang sudah berumur satu hari dari masa pencetakan kemudian dibalik. Setelah cukup kering, batu bata tersebut ditumpuk menyilang satu sama lain agar terkena angin. Jika kondisi cuaca baik, proses pengangingan memerlukan waktu tujuh hari. Sedangkan jika kondisi udara lembab, proses pengeringan batu bata membutuhkan waktu sekurang-kurangnya 7 hari.

39 4. Pembakaran Batu Bata Proses pembakaran batu bata harus berjalan seimbang dengan kenaikan dan kecepatan suhu. Proses pembakaran dilakukan 2x24 jam setelah itu dilakukan proses pengujian daya serap air sebagian sampel dan sebagian sampel dilakukan uji kuat tekan. 5. Pengujian Daya serap Air dan Kuat Tekan Pengujian daya serap air dilakukan untuk mengetahui besarnya daya serap yang terdapat pada benda uji. Semakin banyak daya serap yang terdapat pada benda uji maka semakin rendah kekuatannya, begitu pula sebaliknya. Pengujian kuat tekan pada bau bata adalah untuk mendapatkan besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh batu bata. Alat uji yang digunakan adalah mesin desak. E. Bagan Alir Penelitian Dari seluruh uraian metodologi penelitian yang telah disajikan, dapat ditampilkan bagan alir terhadap hasil penelitian, diperlihatkan pada Gambar 2

40 Mulai Pengambilan Sampel Tanah Asli Pengujian Tanah Asli : 1. Berat Jenis 5. Berat Volume 2. Batas Atterberg 6. Kadar Air 3. Analisa Saringan dan Hidrometer 4. Pemadatan Tanah Pembuatan Sampel atau Benda Uji : 1. 2,5% abu ampas tebu + 2,5% abu sekam padi + tanah 2. 5% abu ampas tebu + 5% abu sekam padi + tanah 3. 7,5% abu ampas tebu + 7,5% abu sekam padi + tanah 4. 10% abu ampas tebu + 10% abu sekam padi + tanah Pencampuran Sampel dan Pemeraman Selama 14 Hari Pencetakan Sampel Batu Bata dan Penganginan Pembakaran batu bata 1. Perendaman selama 24 jam 2. Uji Daya Serap Air Uji Kuat Tekan Analisis Hasil Kesimpulan Selesai Gambar 2. Diagram Alir Penelitian