Jenis-Jenis Burung di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul

Laporan Kegiatan Pengendali Ekosistem Hutan

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DI DESA SUNGAI DERAS KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA PERKEBUNAN KOPI DI KECAMATAN BENER KELIPAH KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI SEKITAR KAMPUS IKIP PGRI MADIUN SEBAGAI POTENSI LOKAL DAN SUMBER BELAJAR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan. OIC (Orangutan Information Centre) menambahkan bahwa kawasan restorasi

Jenis-Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat. The avifauna species in Harau Valley Nature Reserve, West Sumatra

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : Yuni Wibowo Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

MORFOMETRI BURUNG DIURNAL DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA SEKENDAL KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

PEMBUATAN FLIPBOOK BERDASARKAN KERAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SENUJUH DAN SEKITARNYA

Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH

5-048 KOMUNITAS BURUNG DI PESISIR KABUPATEN KULON PROGO. ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

SPESIES BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

Lampiran 1 Foto Dokumentasi Penelitian Keaneakaragaman Jenis Burung

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI RUANG TERBUKA HIJAU DI TIGA TEMPAT PEMAKAMAN UMUM DI BOGOR ALIFAH MELTRIANA

Jenis-Jenis Burung yang Memanfaatkan Eurya acuminata DC Di Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

PERILAKU HARIAN BURUNG TEKUKUR (Streptopelia chinensis) DI LAPANGAN TENIS UNIVERSITAS LAMPUNG

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI KAWASAN TAMAN HUTAN RAYA POCUT MEURAH INTAN ACEH BESAR

KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG KARANG

Kata kunci : Burung, Pulau Serangan, habitat

KEBERADAAN JENIS BURUNG PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI SEPANJANG DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CILIWUNG, DEPOK-JAKARTA

Jenis Jenis Burung di Wilayah Cagar Alam Imogiri Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh:

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG ASEUPAN

KOMUNITAS BURUNG DI BAWAH TAJUK: PENGARUH MODIFIKASI BENTANG ALAM DAN STRUKTUR VEGETASI IMANUDDIN

BAB V PROFIL SATWALIAR GUNUNG PULOSARI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Spesies Burung di Repong Damar Pekon Pahmungan

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN BURUNG DI PREVAB TAMAN NASIONAL KUTAI KALIMANTAN TIMUR

- LAPORAN SEMENTARA - HASIL PENGAMATAN POTENSI WISATA TERBATAS DI SUAKA MARGASATWA RAWA SINGKIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI AREA KEBUN BUAH, TAMAN BUAH MEKARSARI ISMI NURFAIZAH

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN KEMELIMPAHAN BURUNG DI KAWASAN PANTAI KARST GUNUNGKIDUL D.I.YOGYAKARTA SKRIPSI

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

keadaan seimbang (Soerianegara dan Indrawan, 1998).

AVES. (Burung) Oleh : Trijoko Rury Eprilurahman Donan Satria Yudha

I. PENDAHULUAN. Salah satu primata arboreal pemakan daun yang di temukan di Sumatera adalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Tabel tipe arsitektur pohon (Halle et al. 1978)

KEKAYAAN SPESIES BURUNG DI WILAYAH DESA BUAHAN, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI DAN DI HUTAN HUJAN DATARAN TINGGI SEKITARNYA

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BERBAGAI TIPE HABITAT BESERTA GANGGUANNYA DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang

KEANEKARAGAMAN JENIS AVIFAUNA DI CAGAR ALAM KELING II/III KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DIURNAL DI HUTAN SEBADAL TAMAN NASIONAL GUNUNG PALUNG KABUPATEN KAYONG UTARA

ASOSIASI JENIS BURUNG PADA KAWASAN HUTAN MANGROVE DI ANJUNGAN KOTA PALU

JENIS-JENIS BURUNG DI PERKEBUNAN SAWIT PT HUTAHAEAN KECAMATAN TAMBUSAI KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

BAB I PENDAHULUAN. seumur. Namun, di dalam hutan tanaman terdapat faktor yang sering dilupakan,

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEKAYAAN JENIS BURUNG DI PULAU SERANGAN, BALI BIRD SPECIES RICHNESS IN SERANGAN ISLAND, BALI

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 3. Daftar jenis Avifauna yang terdapat di Hutan Harapan PT. REKI

Keanekaragaman dan potensi daya tarik burung diurnal di siring sungai martapura, Banjarmasin. Azhar F N Bangiel. Abstrak

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Burung di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Jawa Tengah

Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan

Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung

KERAGAMAN SPESIES AVIFAUNA HUTAN PENELITIAN OILSONBAI (Avifauna Species Diversity of Oilsonbai Research Forest) Oleh/By : Oki Hidayat 1 ABSTRACT

KAJIAN JENIS - JENIS BURUNG DI DESA NGADAS SEBAGAI DASAR PERENCANAAN JALUR PENGAMATAN BURUNG (Birdwatching)

METODE INVENTARISASI BURUNG (METODE MACKINNON) DI TEGAKAN KARET DAN TEGAKAN PINUS ASRAMA C4 KAMPUS IPB DRAMAGA

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU PADA JALUR PENDAKIAN TEKELAN KOPENG JAWA TENGAH.

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG

VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA

BAB IV METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI REPONG DAMAR PEKON PAHMUNGAN KECAMATAN PESISIR TENGAH KRUI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

KESAMAAN KOMUNITAS BURUNG DI LEMBAH PALU SULAWESI TENGAH

PENDAHULUAN MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI HUTAN KOTA PEKANBARU ABSTRACT

KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DI LAHAN BASAH RAWA BUJUNG RAMAN DESA BUJUNG DEWA KECAMATAN PAGAR DEWA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

STATUS KONSERVASI JENIS BURUNG DI KAWASAN LERENG GUNUNG ARGOPURO, PROBOLINGGO Conservation Status of Birds around Argopura Mountain, Probolinggo

Diversitas Aves Diurnal di Agroforestry, Hutan Sekunder, dan Pemukiman Masyarakat sekitar Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi ABSTRAK

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di Indonesia dan 24 spesies diantaranya endemik di Indonesia (Unggar,

Keragaman Jenis Burung pada Beberapa Penggunaan Lahan di Sekitar Kawasan Gunung Argopuro, Probolinggo

Transkripsi:

Jenis-Jenis Burung di Perkebunan Sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat Bird Species at Oil Palm Plantation of PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Dharmasraya, West Sumatra Efrita Ruswenti 1) *), Wilson Novarino 1), Rizaldi 2) 1) Laboratorium Taksonomi Hewan, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Limau Manis, Padang 25163. 2) Laboratorium Ekologi Hewan, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Limau Manis, Padang 25163. *) Koresponden: efritaruswenti@gmail.com. Abstract Bird species at oil palm plantation of PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Dharmasraya, West Sumatra, have been studied from January to February 2014. This study aimed to identify bird species at the location. We used direct observation method and mist netting. The result found 43 bird species, which belong to 21 families and 9 orders. Those 32 species were identified through direct observation, and 16 species through mist netting, while 5 species were confirmed through both direct observation and mist netting. Among the total, 5 bird species were protected and 2 were endemic. Keywords : bird species, directly observation method, mist netting, oil palm plantation. Pendahuluan Perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) memiliki area yang luas dan mendominasi perkebunan Indonesia, terutama di Kalimantan dan Sumatera. Awalnya perkebunan kelapa sawit di Sumatera, dimulai oleh pemerintah kolonial Belanda dengan bibit sawit yang dibawa dari Afrika dan dikembangkan di Kebun Raya Bogor. Saat ini lahan kelapa sawit terluas berada di bagian tengah Pulau Sumatera yang meliputi Riau, Jambi dan Sumatera Barat dengan total luas mencapai hampir 3 juta hektar atau sekitar 50% dari lahan yang ada di Sumatera (2.943.209 Ha) (BKPM, 2013). Sektor perkebunan kelapa sawit di provinsi Sumatera Barat, tersebar pada 9 wilayah, salah satunya Kabupaten Dharmasraya (BAPPENAS, 2012). Kabupaten Dharmasraya memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit 28.549 Ha (BKPM, 2013), salah satunya PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), dengan luas lahan yang telah digarap seluas 7.000 Ha. Pada lahan tersebut juga terdapat hutan konservasi seluas 70 Ha. Area perkebunan tersebut tentu mempengaruhi jenis burung yang terdapat disana. Konversi kawasan hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan menimbulkan berbagai macam masalah diantaranya penurunan kesuburan tanah, erosi, banjir, kekeringan, kepunahan serta menurunnya keanekaragaman jenis flora dan fauna, termasuk burung. Burung adalah salah satu jenis satwa yang sangat terpengaruh keberadaannya akibat alih guna lahan hutan, terutama pada lahan monokultur seperti perkebunan kelapa sawit. Hilangnya pohon hutan dan tumbuhan semak, hilang pula tempat bersarang, berlindung dan mencari makan berbagai jenis burung. Hal ini mengakibatkan perubahan komunitas dan penurunan jenis burung di dalamnya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya kepunahan lokal berbagai jenis burung (Ayat, 2011). Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian di kawasan perkebunan kelapa sawit PT. Andalas Submitted: 8 Juli 2014 Accepted: 23 Juli 2014

Wahana Berjaya (AWB), yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis burung yang ada di perkebunan kelapa sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi langsung dan mist netting (jaring kabut). Metode observasi langsung dilakukan dengan berjalan menelusuri seluruh area perkebunan. Pengamatan menggunakan binokuler pada pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 15.00-17.30 WIB. Jenis burung yang teramati dicatat karakter morfologi dan diidentifikasi dengan merujuk pada buku panduan lapangan MacKinnon, Phillips dan Balen (2010). Metode mist netting dilakukan dengan cara memasang pada 3 lokasi area perkebunan kelapa sawit PT. AWB yaitu (perkebunan kelapa sawit berumur 2 tahun, 3 tahun dan 8 tahun) dan di hutan konservasi (Gambar 1). Sepuluh unit mist net dipasang secara 220 bersambungan dengan ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Mist net dipasang dari pukul 06.00 sampai 17.30 WIB, dan diperiksa setiap satu jam sekali. Burung yang tertangkap dimasukkan kedalam kantong burung untuk sementara. Setelah itu dilakukan pengukuran morfometri burung, dengan parameter pengukuran berdasarkan Novarino, dkk (2008) (Gambar 2). Setelah itu, burung diidentifikasi dan dipasangkan cincin bernomor khusus. Burung didokumentasikan dan dilepaskan kembali. Seluruh jenis burung yang teramati dengan dua metode diatas dicatat kedalam daftar pertambahan List-20 MacKinnon, yang dimodifikasi menjadi daftar 10 jenis Mackinnon (List-10 MacKinnon), hal ini guna mengantisipasi jenis burung yang sedikit pada area perkebunan. Observasi di lapangan diakhiri setelah tidak ada lagi pertambahan jenis yang ditemukan (MacKinnon, Phillips dan Balen, 2010). Penelitian di lapangan telah dilaksanakan seumur 21 hari efektif. Gambar 1. Peta lokasi pemasangan mist net di perkebunan kelapa sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB) Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.

221 Gambar 2. Sketsa pengukuran morfometri burung: a. panjang total (PT), b. panjang kepala (PK), c. panjang paruh (PP), d. panjang ekor (PE), e. panjang sayap (PS). Gambar 3. Grafik akumulasi pertambahan jenis burung dengan pengamatan observasi langsung dan mist net di perkebunan kelapa sawit PT. AWB, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Hasil dan Pembahasan Inventarisasi jenis burung di perkebunan kelapa sawit PT. AWB, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menemukan 44 Jenis burung, 43 diantaranya telah teridentifikasi sedangkan 1 jenis tidak teridentifikasi, namun jenis ini jelas berbeda dengan jenis yang telah ditemukan. Jenisjenis burung telah teridentifikasi tergolong kedalam 21 famili, 9 ordo (Tabel 1). Sebanyak 32 jenis burung yang diketahui keberadaannya dengan metode observasi langsung dan 16 jenis diketahui dengan menggunakan mist net, sementara 5 jenis

diketahui dari metode observasi langsung dan mist net. Burung-burung yang teramati di perkebunan kelapa sawit ditemukan di lokasi yang berbeda-beda. Jenis burung ordo Apodiformes dan Gruiformes, ditemukan di area lembah perkebunan yang bervegetasi semak dan rerumputan. Pada ordo Coraciiformes burung ditemukan juga di area lembah perkebunan yang bervegetasi semak di hutan konservasi. Burung dari ordo Cuculiformes merupakan burung yang umum ditemukan disemua umur kelapa sawit, mulai dari umur muda (1 tahun) hingga kelapa sawit tua (8 tahun). Jenis burung dalam ordo Falconiformes dan Galliformes ditemukan di area hutan konservasi perkebunan. Sedangkan jenis burung pada ordo Columbiformes dan Turniciformes sering ditemukan di permukaan tanah di bawah pohon kelapa sawit berumur 2 hingga 4 tahun. Selain itu, burung-burung dalam ordo Passeriformes ditemukan hampir disemua lokasi pengamatan. Jenis burung dalam ordo ini ditemukan mulai dari perumahan, lembah kelapa sawit, perkebunan kelapa sawit muda (berumur 2, 3 dan 4 tahun) dan hutan konservasi perkebunan. Burungburung ini menyukai vegetasi semak, rerumputan, hutan dan pepohonan. Namun kelompok Passeriformes ini tidak ada ditemukan pada perkebunan kelapa sawit tua umur 8 tahun. Hal ini mungkin dikarenakan area kelapa sawit tua tidak memiliki vegetasi di bawahnya, hanya berupa tanah yang telah bersih, tanpa semak dan rerumputan yang bukan merupakan habitat yang disenangi burung. Ordo Passeriformes merupakan ordo dengan jenis burung terbanyak yang ditemukan, terdiri dari 12 famili dan 29 jenis. Jumlah ini merupakan 67 % dari jumlah total burung yang didapatkan selama pengamatan. Hal ini dikarenakan jenis burung dalam ordo ini jumlahnya terbanyak dibanding ordo lain. Jumlah jenis terbanyak dalam ordo Passeriformes yaitu pada famili Pycnonotidae, ditemukan 6 jenis yaitu Pycnonotus melanoleucos, Pycnonotus aurigaster, Pycnonotus goiavier, Pycnonotus simplex, Alophoixus phaeocephalus, dan Setornis criniger. Hal 222 ini disebabkan jenis burung Pycnonotidae yang sebagian besar yang ditemukan, menyukai kawasan terbuka seperti perkebunan kelapa sawit. Burung ditemukan mencari makan dan bertengger di dahan kelapa sawit muda berumur 1-3 tahun yang masih memiliki vegetasi di dasarnya. Berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, ada 5 jenis burung yang dilindungi ditemukan di lokasi penelitian. Burung tersebut adalah Halcyon smyrnensis dari Family Alcenidae, Anthracoceros malayanus dan Buceros rhinoceros dari Famili Bucerotidae, Spilornis cheela dari Famili Accipitridae dan Rhipidura javanica dari Famili Muscicapidae. Disamping burung yang dilindungi, juga terdapat 2 jenis burung endemik. Setornis criniger dari famili Pycnonotidae merupakan burung endemik di Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, Prinia familiaris dari famili Silviidae, yang merupakan burung endemik di Sumatera, Jawa dan Bali (MacKinnon, Phillips dan Balen, 2010). Perbandingan jenis-jenis burung Perbandingan hasil pengamatan jenis burung di kawasan monokultur (perkebunan kelapa sawit PT. AWB, Kabupaten Dharamasraya, Sumatera Barat) dan kawasan lain yang menyerupai habitat monokultur (perkebunan agroforestri karet Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Ayat, 2011)) memiliki perbedaan yang jelas, sehingga kekayaan jenis burung yang terdapat dilokasi tersebut juga berbeda. Hasil pengamatan pada perkebunan agroforestri karet menunjukan bahwa jenis burung di perkebunan agroforestri karet memiliki keanekaragaman yang tinggi (142 jenis, 22 famili). Jumlah tersebut mencakup 122 jenis ditemukan di kawasan hutan, 46 jenis di agroforestri karet dan 30 jenis di kebun karet monokultur selama lebih kurang 2 bulan pengamatan. Sedangkan di perkebunan kelapa sawit PT.AWB ditemukan sebanyak 43 jenis burung yang tergolong kedalam 21 famili. Jumlah tersebut mencakup 21 jenis ditemukan di hutan konservasi, dan 33 jenis ditemukan di perkebunan kelapa sawit. Serupa dengan

kawasan agroforestri, burung yang ditemukan di hutan juga ada ditemukan di perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan jumlah burung diatas dapat dilihat perbedaan jenis burung yang ditemukan dimasing-masing lokasi. Jumlah jenis burung yang ditemukan di perkebunan agroforestri karet jauh lebih tinggi dibandingkan dengan karet monokultur, yaitu 46 jenis dan 30 jenis. Ayat (2011) mendeskripsikan bahwa agroforestri karet memiliki komposisi vegetasi campuran dengan pohon buah-buahan, seperti durian, duku, jengkol, manggis dan coklat, yang masih mampu menyediakan sumber makanan dan tempat berlindung bagi berbagai jenis burung bila dibandingakan dengan karet monokultur. Perkebunan karet monokultur dapat disamakan dengan perkebunan sawit, yang merupakan perkebunan homogen tanpa ada campuran vegetasi lain didalamnya, yang merubah struktur dan komposisi vegetasi yang ada dan berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis burung. Jenis burung yang mendominasi pada kawasan karet monokultur di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, adalah Halcyon smyrnensis, Halcyon chloris, Pycnonotus goiavier, Orthotomus ruficeps, Orthotomus sutorius, Phylloscopus inortatus, Ketupa ketupu, Geopelia striata, Streptopelia chinensis, Lanius tigrinus dan Prinia atrogularis. Jenis diatas sebagian besar berasal dari famili Alcedinidae, Pycnonotidae, Strigidae, Apodidae, Sylviidae, Cuculidae dan Columbidae. Dari 11 jenis burung yang mendominasi di perkebunan karet monokultur Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara diatas hanya 5 jenis yang ditemukan juga di perkebunan kelapa sawit PT. AWB, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, yaitu Halcyon smyrnensis, Pycnonotus goiavier, Orthotomus ruficeps, Geopelia striata, Lanius tigrinus. Perbandingan jumlah ini memang kecil, hal ini mungkin dikarenakan ketersediaan sumber makanan burung yang tidak tersedia di perkebunan kelapa sawit, selain itu di perkebunan kelapa sawit juga di dominasi oleh burung-burung kelompok Pycnonotidae lainnya, yaitu Pycnonotus aurigaster, Pycnonotus melanoleucos, dan 223 Setornis criniger, hal ini dikarenakan habitat perkebunan kelapa sawit merupakan habitat yang disenangi jenis burung kelompok Pycnonotidae yang memiliki kebiasaan bertengger. Kelompok Columbidae lainnya yaitu Treron vernans dan Streptopelia bitorquata dan kelompok Apodidae lainnya yaitu Collocalia esculenta, Collocalia maxima dan Collocalia fuciphaga yang memiliki kelimpahan tinggi di area perkebunan kelapa sawit, karena kondisi perkebunan kelapa sawit merupakan lahan terbuka yang disukai kelompok burung tersebut. Berdasarkan jenis burung yang ditemukan di kedua tempat diatas dapat diketahui kelompok burung pemakan madu (nectarivora) tidak ditemukan di kedua kawasan monokultur. Disinilah dapat dilihat terjadi kesenjangan kelimpahan jenis burung. Pada kawasan hutan terdapat berbagai komponen burung mulai dari jenis pemakan buah (frugivora), serangga (insectivora), ikan (piscivora), pemakan biji-bijian (gruivora), dan pemangsa (raptore), sehingga terjadi keseimbangan ekosistem didalammnya. Namun di kawasan mokultur kelompok jenis tertentu tidak ditemukan, sehingga kelompok jenis lain meningkat, yang tentu mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem dan pada akhirnya dapat mengalami kepunahan jika alih fungsi lahan terus berkembang. Akumulasi kekayaan jenis burung Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan melalui metode observasi langsung dan pemasangan mist net, tercatat 44 jenis burung yang tercatat kedalam 14 daftar pengamatan. Masing-masing daftar terdiri dari 10 jenis burung (List-10 MacKinon). Berdasarkan data yang didapatkan dari 14 daftar pencatatan jenisjenis burung, maka dapat dibuat grafik pertambahan jenis pada masing-masing daftar pengamatan (Gambar 3). Pada daftar pertambahan jenis ke 10 terdapat 6 pertambahan jenis burung yang teramati pada mist net yang yang dipasang di hutan konservasi di perkebunan. Pengamatan terus berlanjut hingga, pada daftar ke 11 terdapat 3 pertambahan jenis burung baru. Dikarenakan tidak ada lagi

pertambahan jenis dalam pemasangan mist net di hutan konservasi, maka pemasangan mist net di pindahkan ke area perkebunan kelapa sawit dengan variasi umur berbeda. Jenis-jenis yang terperangkap di mist net sebagian besar merupakan jenis yang telah teramati sebelumnya di metode observasi langsung. Namun terdapat 2 pertambahan jenis baru, yaitu pada daftar pengamatan jenis ke 12. Pengamatan menggunakan mist net terus dilakukan di perkebunan kelapa sawit yang telah ditentukan. Daftar pertambahan jenis terus ditulis hingga daftar ke 13 dan 14. Namun selama 21 hari pengamatan efektif observasi langsung di lapangan tidak ada lagi pertambahan jenis yang didapat, maka pengamatan dihentikan. Posisi grafik yang mendatar pada daftar ke 13 dan 14 menggambarkan bahwa hampir semua jenis burung yang ada telah tercatat. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di perkebunan kelapa sawit PT. AWB, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah jenis burung yang didapatkan di perkebunan sawit adalah sebanyak 43 jenis, yang tergolong kedalam 21 famili dan 9 ordo. Umumnya burung ditemukan di perkebunan kelapa sawit yang vegetasi dasarnya masih bercampur dengan vegetasi lain yaitu kelapa sawit berumur 2, 3 dan 4 tahun sebanyak 30 jenis, dan sangat jarang ditemukan di perkebunan kelapa sawit tua umur 8 tahun, yaitu hanya 1 jenis. Diantara jumlah tersebut terdapat 5 jenis burung yang dilindungi, dan 2 jenis burung yang endemik. Ucapan Terima Kasih Penulis ingin berterima kasih kepada Mr. Gerald Anthony, pimpinan PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), yang memberi izin masuk lokasi penelitian di area PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB) di Kabupaten Dharmasraya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Henny Herwina, Prof. Dr. Dahelmi, dan Dr. Indra Junaidi Zakaria yang telah memberi sumbangsih pemikiran dalam penelitian ini. 224 Penelitian ini didanai sebagian oleh program kreativitas mahasiswa penelitian (PKM-P) yang dibiayai oleh DIKTI. Daftar Pustaka Ayat, A. 2011. Burung-burung Agroforest di Sumatera. In: Mardiastuti A, eds. Bogor, Indonesia. World Agroforestry Centre - ICRAF, SEA Regional Office. BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). 1993. Biodiversity Action Plan for Indonesia. Ministry of National Development Planning/National Development Planning Agency: Jakarta BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). 2013. Perkebunan Sawit di Kabupaten Dharmasraya. regionalinvestment.bkpm.go.id. Direktorat Pengembangan Potensi Daerah. Jakarta. BPS (Badan Pusat Statistik). 2008. Land Utilization by Provinces in Indonesia. BPS, Jakarta. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). 2014. http://www.cites.org/. Diakses Maret 2014. Departemen Kehutanan. 1999. Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia UU no7 Tahun 1999. http://rulebookjica.ekon.go.id/pdfs/02 7.PP_7_1999.ind_Lampiran.pdf. Diakses Maret 2014. IUCN (International Union for Conservation of Nature). 2014. The IUCN Red List of Treatened Species. http://www.iucnredlist.org/. Diakses pada Mei 2014. Novarino, W, H. Kobayashi, A. Salsabila, Jarulis, M. N. Janra. 2008. Panduan Lapangan Pencincinan Burung di Sumatera. Perpustakaan Nasional. MacKinnon, J, K. Phillipps, dan B. van Balen. 2010. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor: Birdlife dan Puslitbang Biologi LIPI.

225 Tabel 1. Daftar ordo, famili dan jenis burung yang teramati pada berbagai lokasi pengamatan di perkebunan kelapa sawit PT. Andalas Wahana Berjaya (AWB), Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Ordo, Famili, Jenis Nama Indonesia Hutan Konservasi Sawit 8th Lokasi Pengamatan Sawit 3th Sawit 2th Area Perumahan Falconiformes Accipitridae 1. Spilornis cheela Elang ular bido Turniciformes Turnicidae 2. Turnix suscitator Gemak loreng Galliformes Phasianidae 3. Gallus gallus Ayam hutan Gruiformes Rallidae 4.Amaurornis phoenicurus Kareo padi Columbiformes Columbidae 5. Treron vernans Punai gading 6. Streptopelia bitorquata Dederuk jawa 7. Geopelia striata Perkutut jawa Cuculiformes Cuculidae 8. Centropus bengalensis Bubut Apodiformes Apodidae 9. Collocalia fuciphaga Walet sarang Putih 10.Collocalia maxima Walet sarang hitam 11.Collocalia esculenta Walet sapi Coraciiformes Alcedinidae 12. Halcyon smyrnensis Cekakak belukar Bucerotidae 13.Anthracoceros malayanus Kangkareng hitam 14. Buceros rhinoceros Rangkong badak Passeriformes Hirundinidae 15. Hirundo rustica Layang-layang Campephagidae 16. Tephrodornis gularis Jingjing petulak Chloropsidae 17. Chloropsis aurifrons Cica daun dahi emas 18.Chloropsis cochinchinensis Cica daun sayap biru Pycnonotidae 19.Pycnonotus melanoleucos Cucak sakit tubuh 20. Pycnonotus aurigaster Cucak kutilang 21. Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 22. Pycnonotus simplex Merbah corok-corok 23.Alophoixus phaeocephalus Empuloh irang 24. Setornis criniger Empuloh paruh kait Oriolidae 25. Oriolus xanthonotus Kepudang kerudung hitam 26. Irena puella Kacembang gadung Timaliidae 27. Pellorneum capistratum Pelanduk topi hitam 28. Malacocincla sepiarium Pelanduk semak 29. Malacocincla abbotti Pelanduk asia 30. Stachyris erythroptera Tepus merbah sampah

226 Tabel 1. Lanjutan... Ordo, Famili, Jenis Nama Indonesia Hutan Konservasi Sawit 8th Lokasi Pengamatan Sawit 3th Sawit 2th Turdidae 31. Copsychus saularis Kucica kampung 32. Trichixos pyrropygus Kucica ekor kuning Sylviidae 33. Orthotomus ruficeps Cinenen kelabu 34. Prinia familiaris Prenjak Jawa Muscicapidae 35. Rhinomyias umbratilis Sikatan rimba dada kelabu Area Perumahan 36. Ficedula westermanni Sikatan belang 37. Cyornis turcosus Sikatan melayu 38. Rhipidura javanica Kipasan belang 39.Terpshiphone paradisi Seriwang Asia Laniidae 40. Lanius tigrinus Bentet loreng 41. Lanius schach Bentet kelabu Motacillidae 42. Anthus novaeseelandiae Apung tanah Ploicedae 43. Passer montanus Burung Gereja Total 21 1 20 10 2