BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN PENULISAN BAHASA PETUNJUK SISWA KELAS VIII SMP N 2 GATAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

menggunakan konjungsi pada karangan yang dibuatnya.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

KONJUNGSI ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi (Pateda, 1990: 4). Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prosedur ilmiah. Karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anita Dahlan, 2015

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Secara rutin manusia pasti berintaraksi dengan lingkungan sekitar. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI PADA KARANGAN SISWA KELAS XI KEPERAWATAN 2 SMK N 1 BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya, baik sebagai makhluk individu maupun mahluk sosial,

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KELAS KATA PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 6 SURAKARTA TENTANG KARAKTER TEMAN SEBANGKU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizqi Aji Pratama, 2013

KONSTRUKSI SINTAKSIS KALIMAT TULIS PEMBELAJAR ASING BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk yang utuh berupa

BAB I PENDAHULUAN. kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. diri (Chaer dan Agustina, 2010:11). Bahasa sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pembelajaran yang dapat diperoleh baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan yang utama diperoleh melalui sebuah lembaga pendidikan yang diajarkan oleh seorang pendidik/guru. Sekolah merupakan tempat di mana siswa dapat memperoleh bekal ilmu pengetahuan yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pengetahuan tersebut, yaitu kemampuan berbahasa. Melalui pendidikan, terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa diajarkan bagaimana bahasa yang baik dan benar karena bahasa sangat penting bukan hanya penggunaannya dalam pembelajaran, namun juga sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Chaer (1993:114) bahasa lisan memang lebih longgar dalam penggunaan kaidah bahasa, sedangkan bahasa tulisan lebih terikat dengan aturan kaidah, terutama dengan kaidah ejaan. Bahasa tulis harus ditata bukan hanya mengenai ejaannya saja, tetapi juga mengenai strukturnya. Oleh karena itu dilakukan penelitian terhadap bahasa tulis siswa dalam pembelajaran, karena terdapat beberapa kesalahan dalam penggunan bahasanya. Kata sebagai unsur yang paling kecil dalam kalimat dipelajari dalam cabang ilmu bahasa, yaitu morfologi. Morfologi mempelajari tentang proses baik afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimasi maupun konversi. Secara tradisional kata-kata dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan kriteria semantik dan kriteria fungsi. Kriteria semantik digunakan untuk mengklasifikan kelas verba, adjektifa, nomina, sedangkan kriteria fungsi digunakan untuk menentukan kelas preposisi, kelas konjungsi, dan lainnya (Chaer, 2008:64). Materi pembelajaran tentang aspek kebahasaan terdapat pada kurikulum 2013 yang mulai diterapkan di beberapa sekolah pada tahun 2013/2014. Penerapan kurikulum tersebuttidak berlangsung lama, beberapa sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 kembali lagi ke kurikulum KTSP termasuk SMP N 2 1

2 Gatak yang menjadi tempat dalam melaksanakan penelitian ini. Pada penelitian yang dilakukan di SMP N 2 Gatak, siswa kelas VIII mendapat pengetahuan khusus kebahasaan khusunya tentang konjungsi pada kurikulum 2013 yang pernah diperoleh di kelas VII. Sedangkan aspek kebahasaan tidak diajarkan secara khusus pada kurikulum KTSP. Khususnya pada materi tentang konjungsi, guru mengenalkan aspek kebahasaan tersebut melalui teks yang dibahas, sehingga tidak dibahas secara mendalam dan tidak ada materi khusus tentang konjungsi. Hal tersebut menggambarkan betapa minimnya pengetahuan siswa tentang konjungsi. Konjungsi memiliki berbagai macam variasi dan peraturan penggunaannya yang tepat dalam kalimat, namun guru hanya mengulas sedikit tentang konjungsi yang sering ditemukan dalam kalimat teks bacaan..minimnya pengetahuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran kebahasaan menjadi alasan peneliti tertarik untuk meneliti kemampuan siswa dalam salah satu aspek kebahasaan, yaitu penggunaan konjungsi dalam penulisan karangan.. Penelitian mengenai Kesalahan Penggunan Konjungsi pada Karangan Penulisan Bahasa Petunjuk Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gatak dilakukan pada saat peneliti melakukan praktik mengajar PPL di sekolah tersebut. Selama praktik mengajar peneliti melihat kemampuan siswa dalam menulis melalui pembelajaran dan tugas-tugas yang diberikan. Rata-rata siswa hanya sekadar menulis untuk menyelesaiakan tugas dari guru tanpa memperhatikan bahasa yang digunakan. Hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian tentangkonjungsi, karena adanya kesalahan penggunaan konjungsi dalam salah satu tugas, yaitu penulisan karangan bahasa petunjuk. Konjungsi digunakan sesuai dengan peran dan fungsinya dalam kalimat. Konjungsi merupakan kata hubung yang berperan menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain, sedangkan fungsi konjungsi berbeda-beda sesuai jenis konjungsi tersebut. Menurut Kridalaksana (2005:102) konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam kontruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam kontruksi.

3 Penulisan bahasa petunjuk merupakan salah satu materi kelas VIII yang terdapat pada KD 4.3 Menulis bahasa petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif. Teks petunjuk termasuk dalam jenis teks prosedur. Tujuan teks ini adalah mengarahkan atau mengajarkan tentang langkah-langkah yang telah ditentukan (Mahsun, 2014:30). Teks prosedur menjelaskan suatu peristiwa yang terjadi secara berkelanjutan, sehingga konjungsi berfungsi untuk menjelaskan urutan kegiatan dari petunjuk tersebut. Oleh karena itu banyak ditemukan konjungsi pengurutanyang digunakan sebagai penghubung antar struktur teks petunjuk, baik antara kalimat maupun antar unsur dalam kesatuan kalimat. Konjungsi memiliki berbagai macam variasi, namun fokus penelitian ini hanya meneliti konjungsi koordinatif aditif (penambahan) dan pengurutan. Pemilihan fokus penelitian tersebut karena dalam karangan teks petunjuk siswa, ditemukan penggunaan konjungsi yang paling dominan, yaitu konjungsi koordinatif aditif dan pengurutan. Konjungsi tersebut sering digunakan siswa dalam menambahkan dan mengurutkan kegiatan yang dilakukan dalam teks petunjuk. Dilihat dari tingkat kedudukannya konjungsi dibedakan menjadi konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif, sedangkan dilihat dari luas jangkauannya ada konjugsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat. Konjungsi yang diteliti dalam penelitian termasuk dalam jenis konjungsi koordinatif. Menurut Chaer (1993:110) konjungsi koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua konstituen atau lebih yang kedudukannya hampir sederajat. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian yang setataran maupun tidak setataran. Konjungsi koordinatif menghubungkan unsur yang setataran. Yang termasuk dalam golongan konjungsi koordinatif yaitu konjungsi penjumlahan (aditif), urutan, pemilihan, pertentangan, penguatan. Konjungsi koordinatifaditif dan pengurutan memiliki fungsi yang berbeda, namun maknanya hampir sama.konjungsi aditif memiliki fungsi menghubungkan menjumlahkan antara kata dengan kata maupun klausa dengan klausa, sedangkan konjungsi pengurutan menghubungkan antara klausa dengan klausa dengan urutan

4 kejadian secara kronologis. Jadi, ada perbedaan mendasar antara kedua konjungsi tersebut, yaitu perlu diperhatikan adanya urutan peristiwa yang seharusnya menggunakan konjungsi pengurutan. Menurut Chaer (2009:83) konjungsi penjumlahan berfungsi untuk menghubungkan menjumlahkan. Yang termasuk konjungsi ini adalah konjungsi dan, serta, dan dengan. Sedangkan konjungsi pengurutan digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis (Chaer, 2009: 92). Keanekaragaman konjungsi menyebabkan beberapa konjungsi sulit dibedakan penggunaannya yang tepat dalam kalimat. Penggunaan konjungsi yang tepat bukan sekadar maknanya dapat diterima. Setiap konjungsi dianalisis berdasarkan letaknya dalam kalimat, tanggungjawabnya terhadap unsur yang digabungkan, dan hubungan makna yang dinyatakan. Sesuai dengan unsur yang digabungkan, kesalahan penggunaan konjungsi koordinatif aditif dan pengurutan dilihat dari fungsi semantik dan sintaksis yang digabungkan. Fungsi semantik ditinjau dari kelas kata yang digabungkan, apakah konjungsi tersebut menggabungkan nomina, verba, maupun adjektifa. Fungsi sintaksis digunakan untuk menganalisis konjungsi berdasarkan unsur yang digabungkan. Apakah konjungsi tersebut menghubungkan klausa dengan klausa, maupun kalimat dengan kalimat dalam tataran kalimat majemuk setara. Selain menganalisis kesalahan penggunaan konjungsi berdasarkan unsur-unsur yang digabungkan, sesuai dengan jenis teks yang dinalisis yaitu teks petunjuk, kesalahan penggunaan konjungsi juga dianalisis berdasarkan makna yang dinyatakan oleh konjungsi tersebut sebagai konjungsi yang menyatakan makna penambahan dan pengurutan dalam teks petunjuk. Menulis merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, karena bahasa yang digunakan berpengaruh terhadap kejelasan informasi yang ingin disampaikan. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menulis, yaitu kesalahan dalam pemilihan kata. Penilaian dalam pembelajaran seharusnya tidak hanya fokus pada apa yang menjadi tujuan akhir dari pembelajaran tersebut.

5 Khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang memperhatikan tatatulis, seharusnya guru lebih memberikan perhatian terhadap bahasa yang digunakan oleh siswa. Dalam mengerjakan tugas biasanya siswa hanya memperhatikan jawaban yang ingin disampaikan, namun kurang memperhatikan apakah bahasa yang digunakan sudah benar. Dalam kegiatan pembelajaran harus mulai menanamkan penggunaan bahasa yang tepat sesuai dengan ketentuan. Sehingga pengetahuan siswa bukan hanya sekadar mampu menulis, namun juga memahami bahwa bahasa yang digunakan sudah tepat. Dengan pemahaman siswa yang dimulai dari bangku sekolah, akan menjadikan mereka teliti dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sehingga dapat mengurangi kesalahan penggunaan bahasa. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana wujudkesalahan konjungsi koordinatif aditif dan pengurutan pada karangan penulisan bahasa petunjuk siswa kelas VIII SMP N 2 Gatak? 2. Bagaimana tingkat kesalahan pada penggunaan konjungsi koordinatif aditif dan pengurutan pada karangan penulisan bahasa petunjuk siswa kelas VIII SMP N 2 Gatak? C. Tujuan 1. Menganalisis wujud kesalahan konjungsi koordinatif aditif dan pengurutan pada karangan penulisan bahasa petunjuk siswa kelas VIII SMP N 2 Gatak. 2. Menganalisis tingkat kesalahan pada penggunaan konjungsi koordinatif aditif dan pengurutan pada karangan penulisan bahasa petunjuk siswa kelas VIII SMP N 2 Gatak. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dalam penelitian ini sebagai berikut.

6 a. Memberi kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan materi ajar konjungsi. b. Memberi kontribusi terhadap upaya pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan fenomena. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada guru sebagai fasilitator yang mengajarkan penggunaan konjungsi dalam pembelajaran. b. Memberi kontribusi bagi peserta didik dalam mengimplementasikan konsep penggunaan konjungsi dalam pembelajaran.