fisiologis. Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB I PENDAHULUAN. Appendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada Appendiks vermiformis

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa

PERILAKU IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya metode sectio caesarea, bukan hanya ibu yang akan menjadi aman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Sectio Caesarea (SC) terus meningkat di seluruh dunia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan dengan berat

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perawatan episiotomi kurang maksimal. Selama beberapa hari

3 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

berkas cahaya, sehingga disebut fotoreseptor. Dengan kata lain mata digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kusta maupun cacat yang ditimbulkannya. kusta disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB I PENDAHULUAN. bahkan dapat berkembang menjadi kanker. pembedahan ( operasi). Pembedahan memberikan konsekuesi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N POST OP SECTIO CAESAREA DENGAN INDIKASI CEPHALO PELVIK DISPROPORTION DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST SECTIO CAESARIA AKIBAT PRE EKLAMPSI BERAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Orientasi adalah melihat - lihat atau meninjau supaya kenal atau tahu. Dalam konteks keperawatan orientasi berarti mengenalkan segala sesuatu tentang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan. harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan penyumbang kusta nomor 4 terbesar di dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mencegah komplikasi (Indonesia Nursing, 2008). Keterbatasan mobilisasi akan menyebabkan otot kehilangan daya tahan tubuh, penurunan massa otot dan penurunan stabilitas. Pengaruh penurunan kondisi otot akibat penurunan aktivitas fisik akan terlihat jelas dalam beberapa hari. Massa tubuh yang membentuk sebagian otot mulai menurun akibat peningkatan pemecahan protein. Pada individu normal dengan kondisi tirah baring akan mengalami penurunan kekuatan otot rata-rata sekitar 3% sehari. Atrofi disuse sering terjadi akibat imobilisasi yang lama pada pemakaian gips, trauma dan kerusakan saraf lokal (Saryono, 2008). Mobilitas fisik sangat berpengaruh terhadap integritas berbagai fungsi tubuh. Mobilisasi yang terbatas akan mengganggu kontinuitas dan kesehatan organ yang immobile, seperti kekakuan otot, sendi, bahkan terjadi kontraktur. Tingkat gangguan mobilisasi tergantung pada berbagai faktor seperti umur dan kondisi kesehatan secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang dialami (Saryono, 2008). Tindakan pembedahan merupakan pengalaman menegangkan bagi sebagian pasien, hal ini di karenakan kurang pengetahuan mengenai tindakan keperawatan

maupun medis yang akan dilakukan terhadapnya, perawat bertanggung jawab dalam memberikan informasi terkait dengan tindakan pembedahanyang akan di terimanya. Informasi yang diberikan sebagai tindakan suportif dan pendidikan yang diberikan perawat untuk membantu pasien bedah dalam meningkatkan kesehatan sendiri sebelum dan sesudah pembedahan salah satunya adalah proses mobilisasi. Tuntutan pasien akan akan bantuan keperawatan terletak pada area pengambilan keputusan, tambahan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan prilaku (Malryne.E.D 2000). Adapun prevalensi post operasi khususnya operasi di dunia telah meningkat tajam 20 tahun terakhir.menurut Ventura dkk, 2000 dalam Cuninggham 2005 di Amerika Serikatdilaporkan bahwa 1 dari 10 wanita di Amerika Serikat tiap tahunnya pernahmenjalani operasi. Laporan tersebut mencerminkan terjadinyapeningkatan operasi selama bertahun- tahun di Amerika Serikat. Sementara itu, berdasarkan survei sederhana yang dilakukan oleh Prof. Dr.Gulardi dan dr. A. Basalamah, terhadap 64 rumah sakit di Jakarta pada tahun 1993tercatat terjadi 17.665 kelahiran. Berdasarkan angka kelahiran tersebut, sebanyak35,7 % ± 55,3 % melahirkan dengansectio caesar dimana19, 5% - 27,3% diantaranya merupakanoperasi karena adanya komplikasi karena ukuranlingkar panggul ibu tidak sesuai dengan lingkar kepala janin, kelahiran janinkarena sungsang sebanyak 4,3% - 8,7 % serta akibat pendarahan hebat yangterjadi selama persalinan sebanyak 11,9% ± 21 % (Rahayuningsih dkk, 2008). Dari data yang di peroleh dari RSUD Toto Kabila, jumlah pasien yang menjalani operasi terbilang sangat banyak.

Menurut Yasin Wahyu R, (2008), prevalensi yang pasti di indonesia belum diketahui tetapi berdasarkan kepustakaan luar negeri diperkirakan semenjak umur 50 tahun 20%-30% penderita akan memerlukan pengobatan untuk prostat hiperplasia. Dari data yang di kumpulkan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terlihat perbedaan jumlah setiap tahun, terkadang jumlahnya mengalami pertambahan, tetapi terkadang mengalami pengurangan namun tidak berarti. Terhitung pada tahun 2009, obgyn 361 pasien. Kemudian pada tahun berikutnya atau tahun 2010, jumlah pasien yang mengalami pembedahan mengalami peningkatan menjadi 600 pasien. Namun pada tahun 2012 jumlah pasien menurun menjadi 500 pasien, pada tahun 2013 jumlah pasien mengalami peningkatan menjadi 700, terbanyak pada bulan oktober 2013 dimana pasien mencapai 100 pasien. Setelah melakukan wawancara pada pasien post operasi di RSUD Toto Kabila, hampir semua pasien post operasi belum berani melakukan mobilisasi dini 6-8 jam setelah sadar, dengan alasasan ketakutan akan robeknya jahitan dan rasa sakit yang sangat dirasakan hal ini menyebabkan kesembuhan luka dan kepulangan pasien bertambah lama, hampir semua pasien post operasi tidak berani melakukan mobilisasi secara dini dan berlanjut secara bertahap, dan apabila perawat menganjurkan sambil menunggu pasien baru berani melakukan mobilisasi, hal itu akan menyebabkan kelamaan kesembuhan luka dan kemungkinan komplikasi harus di pertimbangkan (Himatusujanah, 2010). Dari fakta inilah, dengan melihat sekian banyak pasien yang mengalami operasi dan tentunya membutuhkan perawatan yang intensif untuk

menyembuhkan luka operasinya, untuk itulah perlu adanya suatu tindakan yang dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan lukanya. Sehingga periode perawatan serta biaya pengobatan bisa dijangkau oleh pasien. Dengan melihat fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tentang Studi KasusMobilisasi Dini Pada Pasien Post Operasi. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Berdasarkan hasil wawancara pada pasien post operasi di RSUD Toto Kabila, hampir semua pasien post operasi belum berani melakukan mobilisasi dini 6-8 jam setelah sadar, dengan alasan ketakutan akan robeknya jahitan. 2. Berdasarkan hasil pemantauan dan wawancara pada perawat pelaksana ada beberapa pasien post operasi yang tidak mau melakukan mobilasasi dini akan mengalami infeksi pada lukanya. 3.Hampir semua pasien Post Operasi tidak berani melakukan mobilisasi secara dini dan berlanjut secara bertahap, dan apabila perawat menganjurkan sambil menunggu pasien baru berani melakukan mobilisasi, hal itu akan menyebabkan kelamaan kesembuhan luka 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimanakah mobilisasi dini pada pasien post operasi di RSUD Toto Kabila? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran mobilisasi dini pada pasien post operasi di RSUD Toto Kabila. 1.4.2 Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik responden berdasarkan umur dan jenis kelamin pada pasien post operasi di RSUD Toto Kabila 2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaanmobilisasidini pada pasien post operasi di RSUD Toto Kabila. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat teoritis Bagi dunia keperawatan, hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan mobilsasi dini pada pasien post operasi. 1.5.1 Manfaat praktis 1. Dapat digunakan oleh pihak rumah sakit sebagai acuan dalam merawat pasien post operasi, juga dalam hal peningkatan mutu kinerja perawat. 2. Dapat dijadikan informasi bagian akademis/pendidikan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan proses keperawatan medikal bedah selanjutnya. 3. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis khususnya dalam hal mobilisasi dini pada pasien post operasi. 4. Menambah pengetahuan tentang pentingnya mobilisasi dini bagi pasien post operasi.