MENGGAGAS Mengokohkan Jurusan dan Prodi PLS di SPs UPI Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STRATEGI PEMBELAJARAN ORANG DEWASA OLEH: TIM JURUSAN PLS

P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING. Self-directed learning: batasan. Self-directed learning (1)

MENYUSUN KURIKULUM: MENJAWAB TANTANGAN KERJA GLOBAL

STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BAGI BELAJAR ORANG DEWASA (PENDEKATAN ADRAGOGI)

Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR

BAB I PENDAHULUAN. No.20 tahun 2003 juga memuat hakikat pendidikan yang menjadi tolok ukur

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini masih banyak masyarakat Indonesia yang tingkat

PENINGKATAN PROFESIONALISME DALAM PENYULUHAN

PARADIGMA PEMBELAJARAN EKONOMI. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perwujudan manusia yang berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab

69. Mata Pelajaran Sosiologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN PANCASILA (Pendahuluan) Modul 1

BAB I PENDAHULUAN. kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan di abad 21 menuntut perubahan peran guru. Guru

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah

Profesi dan Profesionalisasi Keguruan. Written by Mudjia Rahardjo Wednesday, 14 April :55 - Last Updated Thursday, 15 April :07

Seorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3.

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

16. Mata Pelajaran Sosiologi Untuk Paket C Program IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

ETIKA PROFESI GURU TIK

FILOSOFI KULIAH KERJA PROFESI (KKP) DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

&DIKTI. Keuangan Negara DEPARTEMEN KAJIAN & AKSI STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Untuk mencapai semuanya, manusia mencari sekolah - sekolah. Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

Starlet Gerdi Julian / /

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto Staf Ahli PR-1 Universitas Brawijaya

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Inovatif Guru dengan fokus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Alamiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

DOSEN PROFESIONAL Oleh: Hendrawan Soetanto. Staf Ahli WR-1 Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari pembangunan

PROGRAM PROFESI GURU BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

BAB VI PENUTUP. Dari berbagai deskripsi dan analisis yang telah penulis lakukan dari bab I

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

Studi kasus (Case study)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Refungsi Penjaminan Mutu di Satuan Penddikan. Oleh: Alif Noor Hidayati

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BUKU MANUAL PROSEDUR. KEGIATAN MATRIKULASI MAHASISWA BARU Kiat Belajar Aktif dan Kreatif di Perguruan Tinggi Bagi Mahasiswa Baru STAIN Kudus

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian sebagaimana

MODUL PENDIDIKAN ORANG DEWASA

BLOK I PEMBERDAYAAN PASIEN di Rumah Sakit BUDI WAHYUNI

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

resensi buku psikologi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK MELALUI LESSON STUDY

2016 PENGEMBANGAN MODEL DIKLAT INKUIRI BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI INKUIRI GURU IPA SMP

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. faktor-faktor yang mempengaruhi Peningkatan Kualitas Pendidikan dengan fokus

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

1 Elma Yutiani Hasanah, 2016 HUBUNGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICE DENGAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. masa sentralisasi segala sesuatu seperti: bangunan sekolah, kurikulum,

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

ETIKA SOSIAL.

Rancang Bangun Sistem dan Metode Penyuluhan

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

KONSEP DASAR DAN SEJARAH PNFI. Oleh Puji Yanti Fauziah

Pekerjaan Sosial PB :

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

PENGEMBANGAN PROFESI. WOWO SUNARYO KUSWANA

PRINSIP-PRINSIP PRA MENURUT ROBERT CHAMBERS. . Prinsip-Prinsip PRA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB VI P E N U T U P A.

Pergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi. PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

Transkripsi:

MENGGAGAS Mengokohkan Jurusan dan Prodi PLS Disampaikan Pada KULIAH UMUM MATRIKULASI 2009 di SPs UPI Bandung 1

KONSEKUENSI SOSIAL GERAKAN DAN PROSES PROFESIONALISASI Fungsi-fungsi vital bagi kehidupan suatu masyarakat (seperti pertahanan negara, penegakan hukum dan keadilan, pengobatan penyakit, pengelolaan bisnis dan industri, pengkonstruksian bangunan dan mesin, serta pendidikan anak-anak dan orang dewasa) hajatkan praktik yang baik (good practice) berdasarkan prinsip-prinsip atau teori yang kokoh (extraordinary knowledge). 2

Lanjutan Praktik yang baik berdasarkan prinsip-prinsip atau teori = praktik profesional = profesi Pertumbuhan bidang praktik profesional (field of professional practice) hanya mungkin bila ditopang oleh bidang kajian akademik atau disiplin ilmu yang kokoh (field of academic study). Suatu tuntutan mengokohkan status PLS sebagai bidang praktik profesional (field of practice) dan bidang kajian akademik (field of academic study). 3

Program layanan PLS ibarat gunung berhutan lebat yang dihiasi anekaragam tumbuh-tumbuhan berbagai jenis, ukuran, bentuk dan kegunaan Beranekaragam tujuan (multiple purposes) Beranekaragam penyelenggara (multiple agencies) Beranekaragam subyek sasaran (multiple audiences) Beranekaragam tipe program (multiple program types) 4

DINAMIKA PLS DALAM PROSES HISTORIK PENSPESIALISASIAN FUNGSI PENDIDIKAN Episode I Episode II Episode III Fungsi pendidikan dalam masyarakat terintegrasi dalam kehidupan seharihari di lingkungan keluarga dan masyarakat Hadir sistem persekolahan sebagai lembaga spesial yang memainkan fungsi pendidikan dalam masyarakat Hadir sistem PLS sebagai lembaga pendidikan spesial yang melayani kebutuhan pendidikan masyarakat di luar sistem persekolahan Bagi kaum tertinggal Bagi kaum terpinggirkan (tertindas) Keberadaan PLS sekedar sebagai aktivitas sosial spontan dan menjadi penginspirasi munculnya sistem persekolahan PLS sebagai aktivitas sosial spontan berlanjut dan mulai bertampilan kampanye (suarakan PLS itu penting) Hajatkan pergeseran dari PLS bertampilan kampanye ke PLS bertampilan sistem yang dibangun berdasarkan filosofi dan teori yang kokoh serta didukung jajaran kaum profesional ke-pls-an 5

Kehadiran program layanan PLS sebagai bidang praktik profesional merupakan konsekuensi tuntutan diferensiasi sosial yang menghajatkan penspesialisasian fungsi-fungsi dan institusi dalam masyarakat Hadir sebagai bidang spesialisasi tersendiri Berfungsi melayani kebutuhan pendidikan di luar sistem persekolahan Dimaksudkan untuk: - Meningkatkan kualitas hidup mereka yang tertinggal (dalam arti absolut/relatif) - Membebaskan mereka yang terpinggirkan 6

Program layanan PLS sebagai bidang spesialisasi tersendiri perlu diposisikan sebagai suatu profesi tersendiri Hajatkan tenaga profesional yang cakap menunaikan tugas profesi di bidang PLS berdasarkan teori ke-pls-an itu sendiri Hajatkan kehadiran kaum profesional yang terpanggil memberikan layanan sebaik mungkin untuk kebaikan kliennya Hajatkan adanya kode etik dan organisasi profesi tersendiri guna menjamin tegaknya kehormatan profesi PLS (termasuk untuk melindungi otonomi kaum profesional PLS) 7

PROFESI DAN DISIPLIN ILMU PLS PLS SEBAGAI BIDANG PRAKTIK PROFESIONAL DAN BIDANG KAJIAN AKADEMIK PROFESI (field of practice) DISIPLIN ILMU (field of Study) Tempat menerapkan teori dan hasil-hasil penelitian PLS Obyek kajian PLS Layanan PLS sebagai suatu aktivitas lembaga (as the work of institution) INFORMASIONAL INSTITUSIONAL DEVELOPMENTAL 8

PROSES PROFESIONALISASI DI BIDANG PLS MENGHAJATKAN SUB-SUB BIDANG (SUBFIELDS) SPESIALISASI SEPANJANG KEBUTUHAN TERSEBUT MEMANG RIEL SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL KEAHLIAN DI BIDANG PLS SPESIALIS PROGRAM KEAKSARAAN SPESIALIS PELATIHAN DAN KURSUS SPESIALIS PENGEMBANGAN MASYARAKAT SPESIALIS PEYULUHAN 9

PILIHAN LABEL (NAMA) YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN SECARA CERMAT PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (JERMAN) PENDIDIKAN SOSIAL (JEPANG) PENDIDIKAN ORANG DEWASA (USA) PENDIDIKAN MASYARAKAT (INDONESIA) Pendidikan Nonformal (UU SISDIKNAS) 10

DISIPLIN ILMU PLS = NORMATIF TERAPAN PURPOSE MEANS Philosophy (Central belief) Grand Theory (Principles of good practice) 11

PEMIKIRAN FILOSOFIS PLS Siapa yang dilayani KEYAKINAN I Mereka yang tertinggal KEYAKINAN II Mereka yang tertindas Asumsi yang dipegang Mereka tertinggal karena kelemahan/kekurangan pada diri mereka sendiri (internal world orientation) Mereka serba terlantar dan tertindas karena proses historik dan struktur sosial yang hegemonik (external world orientation) 12

Tujuan yang mau dicapai Peningkatan kualitas SDM Pemberdayaan dan pembebasan Peningkatan taraf hidup Tercipta transformasi sosial yang bebas hegemoni 13

GRAND THEORY PLS Perspektif Andragogi Prespektif Pendidikan Kritis 14

PERSPEKTIF ANDRAGOGI A S U M S I Orang Dewasa Berbeda Dengan Anak anak PRINSIP BELAJAR ORANG DEWASA 1. Konsep Diri Sudah jadi Orang Lebih suka self directed learning 2. Pengalaman 3. Kesiapan & Orientasi Belajar Bertanggung Jawab atas kehidupan dirinya Tidak suka diperlakukan seperti anak-anak Kaya Pengalaman, sudah banyak makan asam garam kehidupan Ingin praktis segera dipakai Siap belajar yang menunjang tuntutan peran sosialnya Lebih suka terlibat merancang program belajar Perlu yakin akan pentingnya mempelajari sesuatu Perlu suasana nyaman, kolegial, tidak seperti sekolah Butuh fasilitator, bukan guru Butuh situasi kesukarelaan, bukan paksaan Lebih suka berangkat dari Pengalaman Suka tukar pengalaman (sharing) Perlu fasilitator, bukan guru Suka problem centred (bukan Subject Centred) Ingin terkait tugas-tugas/ tanggung jawab sosial yang diemban Butuh fasilitator, bukan guru 15

TEORI ANDRAGOGI Orang Dewasa Termotivasi Libatkan Diri Dalam Kegiatan/Program PLS Bila: Konten program memuaskan kebutuhan belajar orang dewasa, yaitu bersifat praktis dan fungsional pecahkan masalah yang menjadi tuntutan peran sosial partisipan Proses berlangsung partisipatif dan diperlakukan sebagai orang dewasa yang kaya pengalaman Iklim bersuasana nyaman, setara, dan penuh kesukarelaan 16

AKAR PEMIKIRAN PERSPEKTIF PENDIDIKAN KRITIS Berpangkal tolak dari gagasan sentral teori kritis (critical theory) yang di kembangkan oleh para pemikir sosial beraliran Frankfurt (Frankfurt School). Gagasan sentralnya bertumpu pada pemikiran : Kritik merupakan metode untuk bisa membebaskan manusia dari ketertindasan atau ketakberdayaan (diilhami oleh konsep kritik ideologi yang di introdusir Karl Marx). Teori (untuk) ilmu-ilmu sosial, termasuk pendidikan, haruslah untuk tujuan praktikal, yang karenanya dituntut bersifat transformatif-emansipatoris (diilhami oleh konsep filosofi praktikal klasik). Untukmemenuhi tugas kritik dan teori tersebut menghajatkan kehadiran ilmu sosial, termasuk ilmu pendidikan sebagai suatu kekuatan transformatif (diilhami oleh konsep praxis dan phronesis Aristoteles). PERINTANG EMANSIPASI Hegemoni kekuatan (kelompok) dominan dalam masyarakat yang menjadi basis tercipta dan terpeliharanya : Pengetahuan tak kritis (uncritical knowledge). Kesadaran palsu (false consciousness). Budaya bisu (cultural of silence). Perilaku fatalis (fatalist behaviour). HAKEKAT PENDIDIKAN Proses penyadaran untuk pembebasan diri manusia melalui rangkaian kegiatan refleksi dan aksi berdasarkan potensi daya kreatif, kritis dan evaluatif yang inheren dalam diri umat manusia itu sendiri PENDIDIKAN MEMBERIKAN MAKNA DAN DAMPAK PEMBEBASAN MANAKALA Berpihak untuk tujuan pembebasan Berfokus memacu dan memicu kesadaran kritis Menekankan praxis and problem-posing process Bebas dari setiap gaya penjinakan Mampu menfasilitasi bangkitnya kesadaran dan tanggung jawab pebelajar untuk mengubah diri beserta dunianya secara nyata 17

Tantangan utama mewujudkan program layanan PLS yang tangguh, kokoh dan menjanjikan Proses Profesionalisasi yang terus menerus, termasuk pengembangan sub-sub spesialisasi Kejelasan lingkup beserta label yang digunakan sehingga memperkuat dukungan pengambil kebijakan dan memperjelas arah pengembangan 18

TOKOH TEORITIKUS PLS MALCOM KNOWLES, TEORITIKUS ANDRAGOGI FAULO FREIRE, TEORITIKUS PENDIDIKAN KRITIS 19

20