PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Analisis Pengetahuan dan Ketuntasan Siswa pada Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota Binjai

Nurul Fithriyah dan Eko Hariyono Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL-VERBAL SEIMBANG MENGGUNAKAN CONCEPTUAL CHANGE PADA KONSEP IKATAN KIMIA

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DIKELAS VIII. 6 SMPN 08 PEKANBARU

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SURABAYA PADA MATERI POKOK ALAT OPTIK

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

Pengembangan Alat Praktikum Gelombang Stasioner untuk Melatihkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas XI

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

E-journal Prodi Edisi 1

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI SMA

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Tahun 2014

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENDUKUNG MEDIA PEMBELAJARAN PHET SIMULATION PADA MATERI HUKUM NEWTON KELAS X

Pancasakti Science Education Journal

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

ANALISIS MATERI AJAR IPA KIMIA SMP/MTs BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada hari Jum at, tanggal 25 November

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Studi Pendahuluan Model Learning Cycle 5 E dengan Strategi Question Student Have pada Materi Suhu dan Perubahannya

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

PENGEMBANGAN SOFTWARE PENDETEKSI MISKONSEPSI KIMIA SOFTWARE DEVELOPMENT FOR DETECTING CHEMICAL MISCONCEPTIONS. Abstract

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

Meningkatkan Self Regulated Learning Siswa Melalui Pendekatan Problem Based Learning dengan Setting Numbered Heads Together

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX PADA OPERASI HITUNG BILANGAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi. Oleh

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

Keywords: inquiry learning, science process skills, learning outcomes, the light

[53] Jurnal Biotik, ISSN: , Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal ABSTRAK

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

Wahyu Alamsyah, Purwati Kuswarini, Endang Surahman ABSTRACT

Key Word: media, material of acid base solution.

Ayda Silfi Yana 1) Syakbaniah 2) Zulhendri Kamus 2) ABSTRACT

Komparasi Penerapan Strategi Learning By Questioning dengan Pertanyaan Literal dan Inferensial terhadap Keterampilan Berpikir Kritis

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PROFIL MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM MENGGUNAKAN TEKNIK CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) TERMODIFIKASI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

1. Pendahuluan Penggunaan variasi model pembelajaran sangatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam proses belajar

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

Transkripsi:

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA Diana Adityawardani 1) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains, FMIPA, UNESA. E-mail: dianaaditya99@gmail.com Siti Nurul Hidayati 2) 2) Dosen S1 Program Studi Pendidikan IPA, FMIPA, UNESA. E-mail : nurul_science31@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil konsepsi siswa SMP dengan menggunakan CRI test berbasis Revised Bloom s Taxonomy pada materi klasifikasi materi dan perubahannya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian model Plomp (2001). Subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 19 Surabaya. Sampel diambil secara acak dari 12 kelas dan didapatkan 3 kelas dengan jumlah subyek 91 siswa. Hasil penelitian terkait profil konsepsi siswa kelas VII di SMPN 19 Surabaya pada materi klasifikasi materi dan perubahannya menunjukkan bahwa pemahaman siswa ada 3 kategori. Siswa dengan kategori paham konsep sebesar 45,8%, dan kategori siswa yang tidak paham konsep sebesar 29,4% serta kategori siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 24,8%. Profil konsepsi siswa berdasarkan indikator soal diperoleh hasil bahwa siswa masih lemah pada indikator menjelaskan metode pemisahan campuran dan aplikasi metode pemisahan campuran dalam kehidupan seharihari. Profil konsepsi berdasarkan ranah kognitif diperoleh hasil bahwa siswa menguasai ranah C2 C4 namun masih kurang menguasai ranah C5. Sedangkan untuk C1 dan C6 persentase menunjukkan persentase antara yang paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham konsep cenderung rata. Berdasarkan analisis data tersebut menunjukkan bahwa CRI efektif digunakan untuk mendeskripsikan profil konsepsi siswa SMPN 19 Surabaya pada materi klasifikasi materi dan perubahannya. Kata Kunci: Profil konsepsi, Klasifikasi materi dan perubahannya, CRI test Abstract The research aim to describe conceptions pofile of Junior High School students by CRI test based Revised Bloom s Taxonomy on material object are classification of matter and its change. The type of this research is qualitative descriptive by using research design of Plomp model development (2001). Research subjects is grade VII students of SMPN 19 Surabaya. The samples were taken through random sampling of 12 classes and got 3 classes hence the samples were 91 students. The result of research indicate that conceptions profile of students SMPN 19 Surabaya shows that student s understanding there are 3 categories. Students who understand concept is 45,8% and 29,4% not understanding the concept and 24,8% misconception on concept classification of matter and its changes. Conceptions profile based on indicator, students still weak to explain method of mixed separation and application of mixed separation method in daily activity. Conceptions profile based on cognitive taxonomy bloom show that students understand C2-C4 but percentage of C5 indicate that student not understanding concept. Percentages of C1 and C6 indicate that between students who understand concept, not understanding concept and misconceptions tend to be flat. Based on data analysis, CRI is effective for describing conceptions profile of students SMPN 19 Surabaya on material object are classification of matter and its changes. Keywords: Conceptions profile, Classification of matter and its changes, CRI test PENDAHULUAN Di Indonesia saat ini, pemerintah telah menerapkan Kurikulum 2013 di mana kurikulum ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai 335

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Maka dari itu untuk dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, siswa harus memiliki pemahaman konsep materi yang benar. Salah satu kajian mata pelajaran yang harus dipelajari siswa SMP adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam proses perkembangan dan kemajuan IPTEK. Tujuan dari pembelajaran IPA adalah siswa memiliki kemampuan mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran adanya hubungan antara IPA dengan teknologi, lingkungan dan masyarakat (Depdiknas, 2013) Untuk mencapai kemampuan kognitif yang diharapkan maka diperlukan pemahaman konsep dasar yang baik. Kelemahan dalam memahami suatu konsep merupakan salah satu faktor yang mendukung kurangnya tingkat pencapaian belajar (Yoanita, 2015). Beberapa materi pada mata pelajaran IPA di SMP juga dapat mengakibatkan kesalahan konsep. Konsep-konsep sains yang bersifat abstrak membuat siswa mengalami kesulitan untuk memahami konsep-konsep tersebut (Viana, 2013). Suparno (2005) menyatakan bahwa kesalahan konsep - konsep yang terjadi mengenai klasifikasi materi. Beberapa konsep yang miskonsepsi adalah memahami campuran homogen dan heterogen, kemudian membedakan unsur, senyawa, dan campuran, serta membedakan sifat materi. Juwairiah (2015) juga menyatakan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah pada materi metode pemisahan campuran khususnya dengan metode sublimasi. Berdasarkan pada pra penelitian yang telah dilakukan di SMPN 19 Surabaya menyatakan bahwa pemahaman konsep IPA yang dimiliki siswa masih beragam. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai ulangan harian IPA masih beragam antara nilai 60 sampai 95. Dari kelas VII-H dan VII-I yang telah diobservasi sebanyak 63% siswa memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada materi Klasifikasi Materi. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa ini dapat diketahui bahwa dengan materi yang diajarkan tidak semua siswa memperoleh konsep yang benar. Guru IPA juga menuturkan bahwa di SMPN 19 Surabaya guru belum pernah melakukan tes untuk mendiagnosa pemahaman konsep siswa. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat dikarenakan oleh dua hal, yaitu siswa yang tidak paham dengan konsep atau salah paham terhadap suatu konsep (miskonsepsi). Maka dari itu, diperlukan pengetahuan untuk mengidentifikasi siswa yang tidak paham konsep dan siswa yang mengalami miskonsepsi. Hal tersebut dikarenakan penanganan untuk mengatasi dua hal tersebut akan berbeda. Menurut Suwarto (2013: 188) untuk mengetahui pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa maka diperlukan tes untuk mendiagnosa konsepsi siswa. Tes ini dinamakan tes diagnostik. Telah banyak penelitian yang dilakukan terkait tes diagnostik. Tes diagnostik ini dapat digunakan untuk membedakan siswa yang paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi. Ada banyak jenis instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan tes diagnostik salah satunya adalah dengan mengunakan CRI Test. Instrumen soal diagnostik dengan CRI Test merupakan soal diagnostik yang disertai dengan tingkat keyakinan siswa terhadap jawaban yang diberikan. Hasan dkk (1999) menyatakan bahwa instrumen CRI sangat efektif digunakan untuk mendiagnosis konsepsi siswa yaitu dapat membedakan siswa yang tidak paham konsep, miskonsepsi, dan yang paham konsep karena instrumen The Certainty of Response Index (CRI) menyediakan ukuran tingkat kepastian jawaban pada setiap pertanyaan yang diberikan pada siswa. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Rafika (2015) dengan menggunakan instrument CRI miskonsepsi dapat dideteksi dengan diperolehnya data bahwa tingkat miskonsepsi siswa tergolong rendah dengan persentase miskonsepsi rata-rata sebesar 17,97%. Salah satu acuan yang digunakan untuk menyusun kerangka soal adalah taksonomi Bloom ranah kognitif. Taksonomi Bloom ini digunakan untuk mengkategorikan tipe soal berdasarkan pada tingkat kemampuan berpikir. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul Profil Konsepsi Siswa SMP dengan CRI Test Berbasis Revised Bloom s Taxonomy pada Materi Klasifikasi Materi dan Perubahannya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada (Sukmadinata,2011), dalam hal ini yaitu untuk mendeskripsikan profil konsepsi siswa meliputi persentase siswa yang tidak tahu konsep, miskonsepsi, dan paham konsep pada materi klasifikasi materi dan perubahannya. Langkah penelitian yang digunakan adalah penelitian Model Plomp yang meliputi 5 tahap yaitu investigasi awal, tahap desain, tahap realisasi, tahap tes, revisi dan tahap evaluasi serta tahap implementasi. 336

Subyek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VII SMPN 19 Surabaya dengan jumlah sampel sebanyak 91 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket telaah, lembar angket validasi dan lembar tes diagnostik. Teknik pengumpulan data adalah dengan angket dan tes. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif, dan profil konsepsi siswa dijabarkan ke dalam kategori siswa yang paham konsep (P), Miskonsepsi (M) dan Tidak Paham Konsep (TP). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di SMPN 19 Surabaya pada semester genap tahun ajaran 2016-2017. Sebelum melakukan penelitian ini, dilakukan proses pengembangan soal diagnostik. Berdasarkan pada langkah langkah penelitian model Plomp, telah dilakukan tahap investigasi awal, tahap realisasi yang menghasilkan telaah kelayakan soal, kemudian tahap tes, revisi dan evaluasi yang menghasilkan validitas soal secara teoritis dan empirik. Tahap pengembangan soal yang telah dilakukan memperoleh hasil bahwa soal yang dikembangkan telah layak digunakan. Produk berupa soal teks diagnostik yang telah dikembangkan kemudian digunakan pada tahap implementasi. Tahap ini merupakan tindak lanjut dari proses pengembangan. Tahap implementasi dilakukan untuk menghasilkan data yang dapat mendeskripsikan profil konsepsi siswa. Penelitian terkait profil konsepsi siswa SMP telah dilakukan pada tanggal 18 April 2017 di SMPN 19 Surabaya. Penelitian ini dilakukan di tiga kelas yaitu kelas VII G, VII H dan VII K dengan jumlah total subyek penelitian sebanyak 91 siswa. Berdasarkan hasil tes dengan menggunakan CRI Test yang telah dilakukan diperoleh data persentase rekapitulasi dari ketiga kelas tersebut dengan penjabaran sebagai berikut. Tabel 1. Rekapitulasi Persentase Konsepsi Siswa SMPN 19 Surabaya Kategori (%) Nomor soal Paham (P) Tidak Paham Miskonsepsi (M) (TP) 1 69,2 14,3 16,5 2 70,3 22,0 7,7 3 50,5 26,4 23,1 4 24,2 45,0 30,8 5 42,9 33,0 24,1 6 45,0 33,0 22,0 7 74,7 9,9 15,4 8 27,5 47,2 25,3 9 47,2 31,9 20,9 Nomor soal Paham (P) Kategori (%) Tidak Miskonsepsi Paham (M) (TP) 10 43,9 28,6 27,5 11 19,8 32,9 47,3 12 49,5 28,6 21,9 13 23,0 35,2 41,8 14 11,0 54,9 34,1 15 61,5 26,4 12,1 16 54,9 19,8 25,3 17 46,1 27,5 26,4 18 52,7 15,4 31,9 19 43,9 38,5 17,6 20 58,2 17,6 24,2 Rata-rata 45,8 29,4 24,8 Tabel 1. Memaparkan konsepsi siswa kelas VII SMPN 19 Surabaya pada materi klasifikasi materi dan perubahannya. Persentase paham konsep tertinggi terletak pada butir soal nomor 7 sebesar 74,7% sedangkan persentase tidak paham konsep tertinggi terletak pada butir soal nomor 14 sebesar 54,9% dan persentase miskonsepsi tertinggi terletak pada butir soal nomor 11 sebesar 47,3%. Rata rata persentase siswa yang paham konsep sebesar 45,8% dan yang tidak paham konsep sebesar 29,4% serta yang mengalami miskonsepsi sebesar 24,8%. Jika dilihat pada rata-rata persentase tersebut, untuk kategori paham konsep lebih tinggi dibanding dengan kategori tidak paham dan miskonsepi. Meskipun kategori paham konsep memiliki persentase lebih tinggi dibanding dengan yang tidak paham dan miskonsepsi namun persentase yang paham konsep masih tergolong rendah karena persentase siswa yang paham konsep kurang dari 60%. Rendahnya tingkat pemahaman konsep siswa ini kemungkinan dapat dikarenakan oleh dua hal yaitu siswa yag tidak paham konsep atau siswa mengalami miskonsepsi. Beberapa faktor penyebab miskonsepsi diantaranya diri siswa sendiri, buku teks, guru dan metode mengajar (Suparno,2005). Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa instrumen CRI efektif digunakan untuk mendeskripsikan profil konsepsi siswa dengan membedakan siswa yang paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sudibyo, Mochammad Imam dan Arifin Zainul (2013) yang menyatakan bahwa CRI dapat digunakan menjelaskan profil konsepsi mahasiswa dari kategori miskonsepsi bergeser ke tidak tahu konsep pada materi Hukum Newton. Menurut Mahardika (2014) CRI ini juga efektif digunakan untuk mengetahui miskonsepsi siswa. 337

Selanjutnya profil konsepsi siswa dapat dihubungkan dengan indikator. Profil konsepsi siswa berdasarkan indikator dapat dianalisis dengan melihat rata-rata persentase konsepsi per indikator. Persentase konsepsi berdasarkan indikator dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Persentase Konsepsi Siswa Berdasarkan Indikator N Indikator No Soal Kategori (%) o / Ranah P TP M 1 Membedakan 1 / C2 69,2 14,3 16,5 karakteristik suatu zat 2 / C2 70,3 22,0 7,7 Rata-Rata 69,8 18,1 12,1 2 Membedakan unsur, 3 / C3 50,5 26,4 23,1 senyawa, dan 4 / C1 24,2 45,0 30,8 campuran 5 /C2 42,9 33,0 24,1 Rata-rata 39,2 34,8 26,0 3 Mengidentifikasi sifat 6 / C6 45,0 33,0 22,0 larutan (asam, basa 7 /C2 74,7 9,9 15,4 dan garam) 8 / C5 27,5 47,2 25,3 Rata-rata 49,1 30,0 20,9 4 Mengidentifikasi 9 / C1 47,2 31,9 20,9 jenis campuran 10 /C2 43,9 28,6 27,5 Rata-rata 45,6 30,2 24,2 5 Menjelaskan metode 12 / C2 49,5 28,6 21,9 pemisahan campuran 14 / C2 11,0 54,9 34,1 Rata-rata 30,2 41,8 28,0 6 Menjelaskan aplikasi metode pemisahan 11 / C6 19,8 32,9 47,3 campuran dalam kehidupan sehari-hari 13 / C2 23,0 35,2 41,8 Rata-rata 21,4 34,0 44,6 7 Mengidentifikasi 15 / C4 61,5 26,4 12,1 perubahan fisika dan kimia 16 / C3 54,9 19,8 25,3 Rata-rata 58,2 23,1 18,7 8 Membedakan 17 / C2 46,1 27,5 26,4 perubahan fisika dan perubahan kimia 18 / C3 52,7 15,4 31,9 Rata-rata 49,4 21,4 29,2 9 Mengidentifikasi beberapa contoh 19 / C3 43,9 38,5 17,6 perubahan fisika dan kimia dalam kehidupan sehari-hari 20 / C3 58,2 17,6 24,2 Rata-rata 51,0 28,1 20.9 Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase siswa yang paham konsep dua terendah ada pada indikator kelima dengan persentase sebesar 30,3% dan keeanam dengan persentase 21,5%. Pada soal indikator kelima persentase tertinggi pada kategori siswa tidak paham konsep sebesar 41,8% sedangkan pada indikator keenam persentase tertinggi pada kategori miskonsepsi yaitu sebesar 44,6%. Berdasarkan pada tabel tersebut data dapat dianalisis dengan menggunakan grafik di bawah ini Gambar 1. Persentase Konsepsi Siswa Berdasarkan Indikator Pada bab klasifikasi materi dan perubahannya, terdapat sembilan indikator yang harus dipenuhi siswa. Berdasarkan pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa rata-rata persentase konsepsi siswa pada kategori paham konsep cukup tinggi pada indikator ke 1,2,3,4,7,8 dan 9. Sedangkan pada indikator kelima persentase konsepsi siswa didominasi oleh kategori tidak paham konsep. Indikator keenam persentase konsepsi siswa didominasi oleh siswa yang mengalami miskonsepsi. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, diperoleh hasil bahwa rata-rata siswa dapat memenuhi indikator namun masih lemah pada indikator kelima terkait menjelaskan metode pemisahan campuran dan indikator keenam tentang menjelaskan aplikasi metode pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari. Juwairiah (2015) juga menyatakan bahwa hasil belajar siswa masih rendah pada sub materi metode pemisahan campuran. Belajar yang hanya dengan menghafal tanpa bisa memahami konsep dapat menyebabkan kesalahan dalam menerima informasi (Subakti dalam Hermawan :2005). Maka dari itu, diperlukan strategi yang tepat guna menanamkan konsep yang benar dan menyeluruh. Juwairiah (2015) menuturkan bahwa dengan metode eksperimen dengan proses pembelajaran student center dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi metode pemisahan campuran. 338

Selanjutnya, profil konsepsi siswa berdasarkan ranah kognitif dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2. Persentase Konsepsi Siswa Berdasarkan Ranah Kognitif Berdasarkan pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa untuk ranah kognitif mengingat (C1) dan mengevaluasi (C5) didominasi oleh kategori tidak paham konsep, kemudian untuk ranah kognitif memahami (C2), menerapkan (C3) dan menganalisis (C4) didominasi oleh kategori paham konsep. Sedangkan untuk ranah kognitif menciptakan (C6) didominasi oleh kategori miskonsepsi. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa telah menguasai ranah C2 sampai dengan C4 dengan rata-rata siswa tertinggi menguasai ranah menganalisis (C4) dengan persentase yang paham konsep sebesar 61,5%. Namun siswa masih kurang menguasai C5 dimana persentase di dominasi oleh siswa yang tidak paham konsep. Berdasarkan persentase dari C1 dan C6 menunjukkan bahwa antara siswa yang paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi cenderung rata. Berdasarkan pada teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget dalam Nursalim :2007) anak yang berumur 11 tahun ke atas masuk ke dalam periode operasional formal. Pada periode ini, anak sudah bisa berpikir secara abstrak. Maka dari itu, siswa SMP dapat mulai dibiasakan untuk dilatih berpikir secara abstrak. Hasil penelitian profil konsepsi siswa SMP Kelas VII berdasarkan ranah kognitif diperoleh hasil bahwa siswa sudah mampu untuk menganalisis suatu permasalahan. Namun untuk sampai pada tahap mengevaluasi dan mencipta siswa masih perlu dilatihkan lagi agar kemampuan berpikir siswa dapat terus berkembang. PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis dan hasil pembahasan dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa profil konsepsi siswa kelas VII G, VII H dan VII K diperoleh rata rata persentase kategori siswa yang paham konsep sebesar 45,8%, dan kategori siswa yang tidak paham konsep sebesar 29,4% serta kategori siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 24,8%. Profil konsepsi siswa berdasarkan pada indikator diperoleh hasil bahwa siswa masih lemah pada indikator kelima terkait menjelaskan metode pemisahan campuran dan indikator keenam tentang menjelaskan aplikasi metode pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari. Profil konsepsi siswa berdasarkan pada ranah kognitif diperoleh hasil bahwa siswa telah menguasai ranah kognitif C2 C4 namun untuk ranah kognitif mengevaluasi (C5) didominasi oleh siswa tidak paham konsep, sedangkan untuk ranah kognitif mengingat (C1) dan menciptakan (C6) persentase antara siswa yang paham konsep, tidak paham konsep dan miskonsepsi cenderung rata. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka beberapa saran yang diajukan yaitu sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, hendaknya lebih memperbanyak literasi dan memperdalam lagi konsep yang digunakan. 2. Bagi guru, metode CRI (Certainty of Response Index) test dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan variasi dalam proses penilaian. 3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi atau pengembangan untuk penelitian yang serupa terkait konsepsi siswa. 4. Bagi pembaca, metode CRI (Certainty of Response Index) diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan penelitian analisis konsepsi siswa. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (online), (https://docs.google.com/file/d/0b2qlrzkre 9a2QUp6R0pmTXIteWs/edit, diakses 29 November 2015) Hasan, Saleem dkk.1999. Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI), Journal of Phys. Educ., Vol. 5 h. 294,(online), (https://www.researchgate.net/profile/diola_ Bagayoko/publication/241530804_Misconce 339

ptions_and_the_certainty_of_response_ind ex_cri/links/53d2e74d0cf220632f3cc30a.pd f, diakses tanggal 24 Februari 2016) Juwairiah. 2015. Peningkatan Pemahaman dan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Pemisahan Campuran Dengan Metode Sublimasi Melalui Eksperimen Sederhana, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol 2 No 1 Hlm 1-23. Diakses tanggal 6 Agustus 2017. Kemdikbud. 2016. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Mahardika, Ria. 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) dan Wawancara Diagnosis Pada Konsep Sel. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta. Nursalim dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya : Unesa University Press. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Plomp, Tj. 2001. Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp (eds). Educational & Training System Design: Introduction. Design of Education and Training (in Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland.Faculty of Educational Science and Technology, University of Twente. Rafika, Ainur. 2015. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Subtopik Struktur Dan Fungsi Organel Sel Menggunakan Instrumen CRI Dan Wawancara Diagnostik. Skripsi S1 yang tidak dipublikasikan. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Sudibyo, Mochammad Imam dan Arifin, Zainul. 2013. Profil Konsepsi Hukum Newton dan Kecakapan Berpikir Kritis Mahasiswa Angkatan 2012 Kelas Internasional Prodi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No 03 Hal 38-43 (online). Diakses tanggal 6 Agustus 2017. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Program Paskasarjana Universitas Pendidikan Indonesia & Rosda), Cet. VII, h. 72. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. Grasindo. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Viana, Ita. 2013. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa SMP Pada Materi Fotosintesis. Skripsi S1 yang tidak dipublikasikan. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Yoanita, dkk. 2015. Pengembangan E-Diagnostik Test Untuk Identifikasi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Smp Pada Tema Optik Dan Penglihatan Unnes Science Education Journal, (online), (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej, diakses tanggal 30 November 2016) 340