PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Bank BRO (Be Reading Opportunity) BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan 1.2 Lokasi Kegiatan 1.3 Bidang Kegiatan 1.4 Latar Belakang

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Peran Pengelola TBM Sukamulya Cerdas Dalam Optimalisasi Minat Baca Masyarakat

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah mencanangkan programprogram

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tema Memajukan Desa Demulih melalui Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Tertib.

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

Terwujudnya Masyarakat Tenaga Kerja Kabupaten Bandung yang Mandiri, Produktif, Profesional dan Berdaya Saing

Lingkup Tugas. : Ketua RW : - POSISI / JABATAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

KEPALA DESA JATILOR KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab kebanyakan mereka ditemukan di kota-kota besar. Mereka banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga memiliki hak untuk ikut berpartisipasi dalam

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

PELATIHAN MASSAGE KEBUGARAN SEBAGAI MEDIA UNTUK MENCIPTAKAN PELUANG USAHA BAGI REMAJA KARANG TARUNA DI DESA NGULANKULON KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 20-I TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KELURAHAN WALIKOTA SURAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyiapkan kehidupan bangsa di masa depan. diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena pemuda bukanlah

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL UNTUK MENGURANGI JUMLAH PERNIKAHAN ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-H TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KECAMATAN WALIKOTA SURAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN (RESES) MASA PERSIDANGAN III TAHUN PERSIDANGAN TANGGAL : 5-13 Mei 2015

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LILO (LITTLE THING WITH LOVE) BERSENI DENGAN ANAK JALANAN BIDANG KEGIATAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Profil Desa. Survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TEKNOLOGI UNTUK SEMUA BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

Kata Kunci: Jiwa Wirausaha, Koperasi Syariah, Pesantren.

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA (MAUBISA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penulis mengemukakan kesimpulan dan saran pada bab ini berdasarkan

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

PEMBINAAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENDA NAWANGSASIH. Ribahan 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Retsa Husaeni, 2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh tentang kondisi geografis Dusun Sentolo Lor, kondisi alam dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1

BAB I PENDAHULUAN. untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa atau Kelurahan

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung

POINTER PADA GERAKAN NASIONAL BERSAMA LINDUNGI ANAK Pangkalpinang, 1 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

KEPALA DESA SANETAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG PERATURAN DESA SANETAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai anak dan pada tahun 2012 meningkat menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

Transkripsi:

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang Email: cahyawulandari@yahoo.com Abstrak. Masyarakat Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara merupakan masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Tingginya angka kemiskinan di desa tersebut mengakibatkan mayoritas anak-anak hanya mampu menamatkan Sekolah Dasar. Kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan sangatlah rendah padahal anak-anak memiliki antusias yang tinggi akan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Tingginya minat baca dan antusias yang baik akan ilmu pengetahuan tidak dapat terfasilitasi dengan baik, sebab disekitar Desa Berta tidak tersedia taman baca ataupun perpustakaan sebagai alat untuk mendapatkan informasi dan mengakses ilmu pengetahuan. Berdasar hal tersebut maka pada dasarnya masyarakat dan anak-anak memiliki potensi terhadap keterbukaan ilmu pengetahuan, akan tetapi belum dapat diwadahi dengan baik dan hak pendidikan anak-anak pada khususnya belum dapat diwujudkan, dari hal tersebut tim pengabdi merasa perlu untuk mendirikan taman baca dan melakukan pemberdayaan secara berkala dan berkelanjutan sebagai wujud pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak. luaran yang diharapkan dari pengabdian ini adalah terciptanya masyarakat yakni orang tua yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya pemenuhan hak pendidikan bagi anak serta kemudahan akses akan hak pendidikan bagi anak. Target luaran jangka panjangnya adalah perbaikan kualitas pendidikan masyarakat dan berkurangnya angka kemiskinan. Kata Kunci : Taman Baca, Hak Pendidikan Anak, Desa Berta. PENDAHULUAN Desa Berta merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, yang sebagian besar wilayahnya merupakan wilayah pegunungan. Berdasarkan data sensus penduduk diakhir tahun 2014 jumlah penduduk Desa Berta berkisar antara 3.641 jiwa dengan perincian 1.770 berjenis kelamin laki-laki dan 1.871 berjenis kelamin perempuan (Hasil Proyeksi Penduduk Tahun 2015 di Badan Pusat Statistik Banjarnegara). Secara administratif Desa Berta terbagi menjadi lima dusun yakni: Dusun Pete, Kalibangkang, Krajan, Danayuda dan Mertelu. Jika ditinjau dari segi perekonomian maka mayoritas dari penduduk Desa Berta berada di bawah garis kemiskinan. Hal tersebut disebabkan sebagian besar masyarakat bermatapencaharian utama sebagai petani dan 11

12 ABDIMAS Vol. 21 No. 1, Juni 2017 pendidikan masyarakat yang rendah yakni lulusan Sekolah Dasar dan bahkan tidak lulus Sekolah Dasar. Hal tersebut dibuktikan oleh data dari Badan Pusat Statistik Banjarnegara di tahun 2014 yang menjelaskan bahwa pendapatan perkapita masyarakat hanya mencapai 7,22 juta per tahun. Hal tersebut tentu menjadi perhatian yang serius bagi aparat pemerintah setempat dan kalangan akademisi. Kondisi perekoniman yang kurang baik dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak menyebabkan anak-anak di desa tersebut memiliki akses yag terbatas terhadap pendidikan. Mayoritas pendidikan anak di Desa Berta adalah Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada umumnya orang tua sudah tak mampu lagi membiayai anak-anaknya sampai Sekolah Menengah Atas atau tidak memiliki keinginan untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang tersebut sehingga selepas SMP anak-anak di desa tersebut memutuskan untuk bekerja menjadi asisten rumah tangga. Hal tersebut merupakan salah satu permasalahan yang terus terjadi dan diturunkan dari generasi ke generasi sehingga mata rantai kemiskinan sulit untuk diputuskan. Disamping itu anak-anak menjadi korban kemiskinan terutama terbatasnya akses pendidikan dan pengetahuan yang seharusnya didapatkan oleh mereka. Padahal anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Berdasarkan hal tersebut pendidikan merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh anak dan merupakan elemen yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan dalam kehidupan. Pendidikan dan pengetahuan tidak semata didapat dari pendidikan yang bersifat formal, akan tetapi juga dari cara-cara yang bersifat informal seperti melalui membaca buku ataupun sumber informasi lain yang dapat membuka pemikiran masyarakat akan ilmu pengetahuan. Media ataupun sumber bacaan bagi masyarakat khususnya bagi anak-anak tidak tersedia sehingga masyarakat dan anakanak sulit untuk berpikir kreatif serta sulitnya masyarakat keluar dari garis kemiskinan. Selain itu anak-anak tidak memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial serta bakat dan minat anak-anak tidak dapat terimplementasikan dengan baik. Masyarakat, khususnya anak-anak memiliki potensi yakni minat baca yang tinggi, hal tersebut dibuktikan dengan beberapa buku yang tersedia dimasing-masing rumah masyarakat dibaca secara berulangulang dan bersama-sama. Buku-buku tersebut merupakan buku pelajaran yang didapat dari sekolah yang bersifat terbatas. Oleh sebab itu pengetahuan masyarakat khususnya anak-anak sulit untuk berkembang dan akses terhadap informasi sulit untuk didapatkan. Hal tersebut di atas merupakan sebuah permasalahan yang harus dicarikan solusi yang tepat. Salah satu solusi tersebut adalah dengan pembentukan Taman Baca bagi masyarakat khususnya bagi anak-anak. Pembentukan Taman Baca tersebut dimaksudkan untuk mempermudah akses bagi anak untuk memperoleh pendidikan dan pengentahuan secara cuma-cuma. Melalui Taman Baca maka diharapkan minat baca anak-anak dan masyarakat dapat difasilitasi dengan baik. Pembentukan Taman Baca ini juga merupakan salah satu bentuk perwujudan hak pendidikan bagi anak sebagaimana tersirat dalam Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945, UU No 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Dalam UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dapat dilihat bahwa negara mempunyai tanggungjawab dan komitmen

Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Pembentukan taman baca 13 untuk memberikan akses pendidikan yang baik bagi anak. Hal tersebut terlihat dalam pertimbangan yang menyatakan bahwa: setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi Isi ketentuan perundang-undangan dan konvensi tersebut di atas negara memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak untuk memperoleh pendidikan dan mengembangkan pribadinya sesuai dengan minat dan bakatnya serta negara mempunyai komitmen dan tanggungjawab untuk memberikan fasilitas pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi mereka. Oleh sebab itu pendirian Taman Baca menjadi sebuah solusi yang tepat untuk mewujudkan akses terhadap hak pendidikan anak-anak. Taman Baca ini bersifat gratis dan terbuka untuk umum yang akan menyediakan buku-buku bacaan yang bersifat edukatif. Pendirian Taman Baca ini diharapkan minat baca anak-anak dapat terfasilitasi dengan baik, masyarakat dan anak-anak memiliki pengetahuan yang lebih luas serta hak anak untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan dapat diwujudkan dengan baik oleh negara. Selain itu harapan jangka panjangnya adalah kualitas pendidikan dapat ditingkatkan sehingga perekonomian masyarakat dapat menjadi lebih baik dan kemiskinan dapat ditekan. Melihat potensi masyarakat dan permasalahan tersebut, tim pengabdi mempunyai rasa tanggungjawab untuk memberikan akses pemenuhan hak pendidikan terhadap anak-anak sebagai penerus generasi bangsa. Oleh sebab itu tim pengabdi tertarik untuk mendirikan Taman Baca sebagai salah satu bentuk pemenuhan hak pendidikan bagi anak di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara sebagai bentuk perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi. Permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat khususnya anak-anak di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara adalah : Pertama, tingginya angka kemiskinan yang berarti mayoritas masyarakat Desa Berta hidup di bawah garis kemiskinan dengan rata-rata penghasilan 7,22 juta per tahun di tahun 2014 serta rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Kedua, terbatasnya akses informasi karena masyarakat hidup di bawah kaki gunung dan tidak tersedianya sarana dan prasarana yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat khususnya para orang tua memiliki pengetahuan yang terbatas akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Ketiga, terbatasnya akses terhadap hak pendidikan bagi anak-anak sebab para orang tua tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai dengan Sekolah Menengah Atas sehingga anak-anak yang seharusnya mendapatkan bekal pendidikan yang memadai untuk masa depanya, tidak dapat diwujudkan dan sebagian besar dari mereka memutuskan untuk bekerja menjadi asisten rumah tangga. Keempat, tingginya minat baca anak-anak dan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan yang sampai saat ini belum dapat difasilitasi dengan baik oleh pemerintah daerah setempat. Hal tersebut dibuktikan dengan belum adanya perputakaan desa ataupun taman baca yang dapat digunakan atau diakses oleh masyarakat khususnya anak-anak. Sehingga masyarakat sulit untuk mengembangkan dan mengakses ilmu pengetahuan.

14 ABDIMAS Vol. 21 No. 1, Juni 2017 METODE Solusi untuk memecahkan berbagai permasalahan dan untuk mengembangkan potensi minat baca anak-anak di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut: Pertama, melakukan pemberdayaan secara berkala dan berkelanjutan terhadap masyarakat khususnya orang tua agar memiliki wawasan dan pengetahuan yang baik akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya dan pentingnya pemenuhan hak anak. Kedua, mewadahi minat baca yang tinggi dari masyarakat khususnya anak-anak melalui pendirian Taman Baca yang bersifat edukatif dan bebas biaya serta bebas diakses oleh siapapun. Ketiga, memberikan akses terhadap hak pendidikan bagi anakanak di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara melalui pendidikan non formal yakni Taman Baca masyarakat untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa yang mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap pendidikan dan permasalahan sosial. Keempat, memberikan wawasan dan penyadaran bagi masyarakat untuk keluar dari garis kemiskinan melalui pendidikan dan mengurangi angka putus sekolah sehingga anak-anak di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara memiliki bekal pendidikan yang cukup dan dapat menekan angka kemiskinan melalui pendidikan. Cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut ialah dengan mendirikan Taman Baca yang menyediakan buku-buku bersifat edukatif bagi anak-anak, sebagai bentuk perwujudan terhadap hak anak untuk memperoleh pendidikan dan informasi guna pengembangan bakat dan minatnya. Selain itu Taman Baca ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada orang tua yang mempunyai tanggungjawab secara langsung kepada anakanaknya untuk memberikan pendidikan yang memadai sebagai bekal menuju masa depan serta sebagai cara untuk memutus mata rantai kemiskinan. Metode yang digunakan adalah dengan mendirikan secara langsung Taman Baca yang dapat diakses oleh anak-anak secara gratis dan mudah sehingga anak-anak dapat secara bebas mendapatkan informasi bersifat edukatif, dapat mengekspresikan bakat dan minatnya serta potensi minat baca anakanak yang tinggi dapat tersalurkan dengan baik. Selain itu dalam pengabdian ini akan dilakukan evaluasi dan pemberdayaan yang dilakukan secara berkala dan terus menerus. Dengan pemberdayaan yang dilakukan secara berkala dan terus menerus maka diharapkan konsistensi anak-anak untuk mencintai budaya membaca akan terus terjaga dan tujuan serta luaran yang diharapkan dapat diwujudkan dengan baik. Merealisasikan target dan luaran dari Program Pengabdian Masyarakat bagi Dosen dalam bentuk pendirian Taman Baca sebagai perwujudan hak pendidikan bagi anakanak di Desa Berta maka telah disepakati bersama antara tim pengabdi dengan mitra I yang berperan sebagai objek dari program pengabdian masyarakat ini dan bersedia melakukan kerjasama dalam pelaksanaan program ini. Mitra I merupakan Ketua RT 02/RW 03 yang mewakili masyarakat di Dusun Pete. Dipilihnya Dusun Pete sebagai tempat Taman Baca dikarenakan Dusun Pete memiliki jumlah penduduk anak-anak yang relatif tinggi serta anak-anak yang memiliki antusias membaca yang baik. Selain itu Dusun Pete memiliki lokasi yang sangat strategis dan mudah untuk dijangkau oleh anak-anak Desa Berta. Mitra II merupakan Ketua RT 01/ RW 03 yang merupakan tokoh masyarakat yang mendukung terlaksananya program. Mitra II ini dilibatkan sebab tim pengabdi merasa perlu mendapat dukungan dari tokoh masyarakat yang kedepanya berperan membantu tim pengabdi untuk memonitoring keberhasilan

Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Pembentukan taman baca 15 program serta menjadi pendorong terlaksananya program pengabdian ini. Kesinergian antara mitra I, mitra II dan tim pengabdi maka diharapkan dapat didirikannya Taman Baca yang bisa memberikan akses terhadap hak pendidikan anak serta tercapainya tujuan dan luaran yang diharapkan oleh tim pengabdi. Untuk memenuhi hal tersebut maka metode yang digunakan dan telah disepekati bersama antara mitra I dan mitra II adalah menggunakan metode pendirian Taman Baca dan pemberdayaan secara langsung oleh tim pengabdi terhadap masyarakat, khususnya anak-anak di Desa Berta. Tim pengabdi juga melakukan pemberdayaan secara berkala dan berkelanjutan yang dilakukan dengan bekerjasama bersama tokoh masyarakat dan para pemuda desa sehingga diharapkan tujuan dan capaian yang diharapkan dapat terwujud dengan baik. Realisasi dari program ini adalah tim pengabdi bersama dengan tokoh masyarakat telah komitmen untuk bekerjasama untuk terjun secara langsung ke Desa Berta dan mendirikan Taman Baca serta melakukan pemantauan terhadap perkembangan dari Taman Baca tersebut. Dalam Taman Baca ini akan disediakan buku-buku bacaan yang bersifat edukatif seperti buku pelajaran, buku cerita, motivasi, dongeng, kesenian dan buku-buku lain yang dapat mendorong kreativitas anak berkembang. Taman Baca ini akan dibuka setiap hari dengan mengadakan kerjasama dengan pemuda setempat sebagai petugas Taman Baca. Pengabdi juga akan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak di desa tersebut seperti pemuda di Desa Berta, aparat pemerintah desa serta tokoh masyarakat secara umum. Kerjasama tersebut bertujuan untuk memaksimalkan keberadaan Taman Baca, membantu operasional Taman Baca secara berkelanjutan, membantu memonitoring dan menilai keberhasilan dari program ini. Evaluasi dalam program pengabdian ini akan dilaksanakan secara rutin. Evaluasi akan dilakukan secara intern tim pengabdi dan jika dirasa perlu tim pengabdi akan melibatkan mitra, masyarakat dan anak-anak untuk memberikan saran terhadap program pengabdian ini. Dengan evaluasi tersebut maka diharapkan tim pengabdi dapat memberikan kontribusi dan pengabdian secara optimal serta tujuan dari Program Pengabdian kepada Masyarakat bagi Dosen ini dapat diwujudkan dengan baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pembentukan taman baca di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara oleh Tim Pengabdian ini dapat menjadi sebuah wujud pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak. Salah satu aspek yang mendasari masih belum terwujudnya kemudahan bagi anak untuk mengakses hak pendidikanya adalah tingginya angka kemiskinan, rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan minimnya pengetahuan masyarakat serta tidak tersedianya akses informasi ataupun fasilitas informasi bagi anak-anak di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Padahal hak pendidikan bagi anak merupakan hak yang mutlak sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia dan tergolong sebagai non derogable rights sebagaimana tersirat dalam UUD 1945. Namun, tidak jarang anak-anak di penjuru Indonesia tidak mendapatkan hak pendidikan karna terbatasnya akses masyarakat terhadap ekonomi ataupun pendidikan. Pembentukan taman baca bagi anak ini diharapkan dapat menjadi wujud pemenuhan hak bagi anak sehingga akses masyarakat khususnya di Desa Berta dapat terbuka. Kegiatan pengabdian ini memiliki tujuan untuk memberikan solusi pada mayarakat dalam memenuhi hak pendidikan bagi anak yang terabaikan, sehingga anak-anak di Desa Berta dapat mengakses pendidikan dengan

16 ABDIMAS Vol. 21 No. 1, Juni 2017 mudah selain dari pendidikan formal yang telah ditempuh dan akhirnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan akan mulai tumbuh. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan langkah solutif atas kurangnya akses pendidikan bagi anak di Desa Berta serta salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan penyadaran bagi masyarakat, khususnya bagi warga di Desa Berta, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara terhadap pentingnya pendidikan sejak dini melalui sosialisai taman baca. Selama pelaksanaan kegiatan ini, dari mulai perjanjian kerjasama sampai pelaksanaan, tim pengabdi mendapatkan respon yang positif oleh masyarakat. Kendala yang dialami oleh tim dirasakan saat perjalanan menuju lokasi. Kecamatan Susukan merupakan kecamatan terahir yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purbalingga. Sehingga perhatian pemerintah mengenai infrastruktur khususnya jalanan umum sangat tertinggal. Akses jalan menuju Desa Berta sangat tidak layak untuk dilalui roda empat. Sulitnya akses tersebut dimungkinkan menjadi penyebab rendahnya perekonomian dan pendidikan masyarakat. Akibat buruknya jalan, ada sopir khusus yang ditunjuk oleh warga untuk mengendarai kendaraan roda empat yang akan menuju Desa Berta. Tidak sedikit pengendara roda empat yang memilih digantikan oleh sopir khusus tersebut. Gambar 1- Jalan Menuju Tempat Pengabdian Berikut merupakan tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan oleh tim pengabdi sesuai jadwal kegiatan yang diajukan sebelumnya: Persiapan Tahap Perizinan dan kerjasama telah dilaksanakan oleh tim pengabdi pada bulan pertama yaitu tepatnya pada tanggal 15 April 2017 tim menyambangi mitra untuk mengkonfirmasi kembali beberapa hal terkait lolosnya usulan pengabdian, lokasi taman baca, dan tanggal dilaksanakannya sosialisasi dan pembukaan taman baca. Tim menemui mitra yaitu Kepala Desa Berta serta Ketua RT 01/03 dan 02/03. Hasil dari tahap ini merupakan lokasi taman baca yang akan dibuka di rumah warga yaitu Ibu Satiyem. Tim pengabdi mempersiapkan segala alat penunjang pembentukan taman baca pada tahap ini, dengan menyusun time schedule

Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Pembentukan taman baca 17 yang lebih rinci mengacu pada jadwal kegiatan dalam usulan proposal. Alat penunjang taman baca dipersiapkan pada tahap ini, seperti pembelian buku, almari buku, karpet, kartu anggota, dan lain-lain dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei. Pelaksanaan Tahap pembentukan taman baca dilaksanakan dengan membawa seluruh alat penunjang yang telah disiapkan oleh tim pengabdi ke lokasi pengabdian yaitu Desa Berta Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Tepatnya pada tanggal 20 Mei 2017 tim pengabdi membawa seluruh alat ke lokasi sekaligus penyusunan tata letak taman baca yang dibantu oleh warga dan karang taruna Desa Berta sampai pada tanggal 31 Juni 2017. Dengan adanya partisipasi dari masyarakat secara langsung dalam pembentukan taman baca harapnnya dapat memberikan dampak positif yaitu rasa kepemilikan bersama terhadap Taman Baca Sukses. Acara Sosialisasi atau Grand Opening Taman Baca dilaksanakan secara seremonial sebagai tanda dibukanya Taman Baca Sukses. Penamaan Taman Baca Sukses ini diinisiatori oleh Kepala Desa dan Karang Taruna yang mengharapkan anak-anak Desa Berta kelak dapat menjadi orang-orang sukses yang dapat membangun Desa Berta pada khususnya. Acara pembukaan dihadiri oleh Kepala Desa dan aparat desa lain, Kepala Dusun Pete, Ketua RT 001/003 dan 002/003. Warga sekitar, anak-anak, dan karang taruna juga meramaikan kegiatan ini. Harapannya dengan hadirnya warga sebagai orang tua atau wali dari anak-anak di Dusun Pete dapat memberikan motivasi kepada anakanaknya secara langsung untuk mengakses pendidikan melalui Taman Baca Sukses. Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan untuk anak juga diharapkan akan tumbuh dengan disampaikannya penyuluhan pendidikan yang disampaikan oleh Tim Pengabdi pada saat pembukaan taman baca. Gambar 2- Pembentukan Taman Baca Dibantu oleh Karang Taruna Gambar 3- Suasana Acara Pembukaan Taman Baca Sukses Desa Berta

18 ABDIMAS Vol. 21 No. 1, Juni 2017 Gambar 4 Tim Memberikan Penyuluhan Pentingnya Pendidikan Bagi Anak Setelah pembukaan, Taman Baca Sukses mulai beroperasi dengan membukanya lebarlebar untuk anak-anak Desa Berta setiap hari. Taman Baca Sukses dikelola oleh karang taruna yang sebelumnya telah diberikan latihan oleh tim mengenai bagaimana cara mengelola taman baca. Operasional taman baca telah dilaksanakan satu bulan terhitung sejak pembukaan pada tanggal 1 Juli sampai dengan laporan kemajuan ini dibuat. pembentukan Taman Baca Sukses ini telah berhasil menarik perhatian anak-anak Desa Berta untuk menjadikan Taman Baca Sukses sebagai tempat untuk bermain sambil belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari daftar hadir pengunjung yang cenderung konsisten. Bahan baca sebagai kebutuhan pendidikan anak, wajib dipenuhi karena masa kanakkanak merupakan golden age, dimana rasa keingintahuan anak tinggi. Hadirnya taman baca di tengah-tengah masyarakat dapat membentuk budaya yang baik. Anak-anak dapat bermain sekaligus belajar dengan bahan bacaan yang positif. Tahap monitoring yang berlangsung selama 7 minggu yang terhitung sejak 1 Juli 2017 (Grand Opening) sampai dengan 19 Agustus 2017 (monitoring dan evaluasi akhir) membuktikan bahwa kehadiran Taman Baca memang sangat dibutuhkan terlihat dari antusiasme anak untuk mengunjungi taman baca. Kehadiran anak-anak di Taman Baca Sukses yang konsisten setiap harinya berarti bahwa anak-anak tidak bosan untuk datang berkali-kali. Selain bahan bacaan yang menarik, interaksi dengan teman-teman sebayanya juga memberikan atmosfir diskusi atas pengetahuan baru yang ia dapat dari bahan baca yang disediakan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Gambar 5- Operasional Taman Baca dan Penyampaian Cerita Motivasi Belajar oleh Tim Pengabdi Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh tim pengabdi, Berdasarkan pengamatan selama melakukan pengabdian, tim memperhatikan antusiasme peserta dalam pembentukan Taman Baca Sukses di Desa Berta Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Hal ini dapat terlihat dari pro aktif masyarakat dalam menanggapi keberadaan taman baca serta ramainya taman baca oleh anak-anak. Hal itu berarti potensi gemar membaca sebenarnya ada namun karena fasilitas tidak memadai sehingga hal tersebut tidak berkembang.

Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Pembentukan taman baca 19 Saran Tim pengabdian memberikan saran agar kegiatan pengabdian dengan tema pemenuhan hak anak selalu menjadi prioritas karena betapa banyak potensi yang sesungghnya dapat digali secara mudah namun terabaikan karena fasilitas yang tidak memadai. Perkembangan anak sangat penting, khususnya terpenuhinya segala kebutuhan yang bersangkutan dengan pendidikan. Bentuk pengabdian seperti ini akan dirasakan oleh masyarakat secara langsung keberadaannya. DAFTAR PUSTAKA Soekanto, S. 1983. Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003.