BAB I PENDAHULUAN. berperan adalah pendidiknya (guru) untuk memberikan bimbingan dan arahan

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I. Pendahuluan. dari sistem nilai pancasila yang bersumber dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Di samping itu kedudukan guru Pendidikan guru strategis karena karena guru yang memiliki dan memilih bahan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aqidah Akhlaq merupakan pendidikan yang sangat penting untuk para siswa agar dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia didalam jiwa siswa dalam masa pertumbuhannya. Dalam dunia pendidikan yang sangat berperan adalah pendidiknya (guru) untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didiknya sehingga anak mampu mengaplikasikan dengan baik. Pendidikan Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan mengembangkan kelangsungan berfungsinya nilai-nila Islami yang bersumber dari kitab suci Al- Qur an dan al-hadits. 1 Pendidikan Islam secara optimal harus mampu mendidik peserta didik agar mempunyai kedewasaan atau kematangan dalam beriman, bertakwa serta mengamalkan hasil pendidikan yang diperoleh sehingga menjadi pemikir sekaligus pengamat ajaran Islam seiring dengan perkembangan zaman. Tujuan yang akan dicapai dijelaskan dalam undang-undang pendidikan, Undang-undang sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan Nasional Yaitu : Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang sehat beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis danbertanggung jawab. 2 Selanjutnya Undang-Undang No.14 tahun 2005 Bab II pasal 3 berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bernartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan 1 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h. 1103 2 Depdiknas, Undang-undang sistem pendidikan Nasional, Jakarta: Dep-Diknas, 2003

2 potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, akhlak mulia, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab. 3 Pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak bukanlah suatu hal yang mudah karena kurang tepatnya suatu metode dan srategi, proses belajar mengajar tidak akan berhasil dan hasil belajar kurang memenuhi standar yang diharapkan. Standar pendidikan di Indonesia semakin meningkat, hal tersebut dapat kita lihat dari standar ketuntasan minimal (SKM) yang semakin meningkat dan terus berubahnya kurikulum serta tuntutan keprofesionalan dari tenaga pengajar. Walaupun sebenarnya perubahan kurikulum tersebut merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya. Seorang guru juga dituntut profesional dalam mengajar, terutama dalam mengelola pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak standar yang diharapkan adalah selain penguasaan materi, siswa diharapkan mampu untuk menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada, sehingga siswa dapat meneladani dan meniru dalam perilakunya kisah-kisah yang ada dalam materi pelajaran Aqidah Akhlak. Tujuan dari materi Aqidah Akhlak sendiri akan kurang maksimal dalam pencapaiannya jika dalam proses mengajar guru tidak memahami metode-metode pembelajaran yang merangsang siswa agar dapat membuat siswa lebih aktif selama proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya masih dijumpai guru-guru yang tidak memahami metode-metode pembelajaran aktif yang relevan dengan 3 Undang-Undang RI Nomor 134 Tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen, Jakarta: Cemerlang, 2005, h. 70

3 materi yang akan diajarkannya, sehingga berdampak pada hasil pencapaian belajar siswa. Hal ini sebagaimana ditemukan peneliti pada siswa kelas VIII MTsN 2 Konawe Kec. Wawotobi Kab. Konawe. Melalui hasil observai awal peneliti melihat bahwa dalam proses belajar mengajar siswa merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti mata pelajaran Aqidah akhlak, indikator dari hal ini dapat dilihat dari perhatian siswa terhadap pembelajaran sangat kurang, selama proses pembelajaran masih ada siswa yang mengantuk, bercerita bahkan bermain ketika guru menerangkan materi pembelajaran. Dari penjelasan diatas dapat dijadikan kesimpulan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum berhasil menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar sehingga berdampak pada hasil pembelajaran siswa. Hasil belajar siswa dalam mata pealajaran Aqidah Akhlak kelas VIII di MTsN 2 Konawe masih banyak yang belum mencapai standar ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 74%. Hal tersebut dapat dilihat dari skor nilai yang diperoleh siswa kelas VIII MTsN 2 Konawe Kec. Wawotobi Kab. Konawe sebagai berikut:

4 Tabel 1 Data Perolehan Nilai Aqidah Akhlak Ulangan Harian Tahun 2015/2016 Siswa Kelas VIII MTsN 2 Konawe. No Nama Siswa L/P Ulangan Mencapai DIBawah. Harian KKM (74) KKM (74) 1. Abdul Rajab L 60 Tidak Tuntas 2. Astin P 65 Tidak Tuntas 3. Ady Aqsa L 65 Tidak Tuntas 4. Ahmad Hiban Jailan L 74 Tuntas 5. Anawula Menggaa P 85 Tuntas 6. Andi Nur Adelia P 88 Tuntas 7. Anisa Nova Bella P 80 Tuntas 8. Dwi Gita Oktaviana P 75 Tuntas 9. Dwi Reski Aprilia L 60 Tidak Tuntas 10. Firdaus L 68 Tidak Tuntas 11. Fitriani Fitratillah P 68 Tidak Tuntas 12. Hasniati Wulandari P 88 Tuntas 13. Idil Agim Nastiar L 60 Tidak Tuntas 14. Inan Fauziah P 85 Tuntas 15. Muh. Arsad Al-Fatih L 66 Tidak Tuntas, 16. Muh. Bino Al-Jalil L 78 Tuntas

5 17. Muh. Ikra Nugraha P. L 60 Tidak Tuntas 18. Muh. Raihan Fadil L 65 Tidak Tuntas 19. Muh. Rifki Hasran L 63 Tidak Tuntas 20. Muh. Sholahuddin Al- L 68 Tidak Tuntas Ayubi 21. Nur Anisa Febriana P 88 Tuntas 22. Nurjannah P 68 Tidak Tuntas 23. Nurul Al-Nadira Arfan P 86 Tuntas 24. Nuzvikar Dwi L 70 Tidak Tuntas Ramadhan 25. Putri Malinda Mihora P 82 Tuntas 26. Reskia Arlinda Bustanil P 85 Tuntas 27. Vingkan Pratiwi P 85 Tuntas 28. Agus Novita Sujitno P 70 Tidak Tuntas 29. Sawa Sartika P 70 Tidak Tuntas 30. Sabnun L 70 Tidak Tuntas Berdasarkan hasil belajar diatas, perolehan nilai pada sumber data yang paling tertinggi adalah 88 dan nilai terendah adalah 60 dengan rata-rata 73,16 sementara ketuntasan yang diperoleh hanya mencapai 43,33% berarti yang mencapai ketidak tuntasan dalam pembelajaran aqidah akhlak adalah 17 orang dan yang mencapai ketuntasan hanya 13 orang. Dari hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa MTsN 2 Konawe masih tergolong

6 rendah sehingga menarik inisiatif peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIII MTsN 2 Konawe. Berkaitan dengan hal tersebut memberikan gambaran bahwa pembelajaran yang selama ini berjalan belum mampu mencapai standar pendidikan yang diinginkan, minat siswa terhadap materi pelajaran rendah, keaktifan dalam pelajaran kurang sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Perlu adanya suatu kreatifitas guru dalam menciptakan pembelajaran yang lebih variatif, salah satunya menggunakan metode Role Play. Metode Role Play juga disebut dengan bermain peran/dramatisasi. Metode semacam ini dapat digunakan dalam pendidikan Agama, terutama dalam bidang Aqidah Akhlak, karena dengan metode ini siswa akan memperagakan materi yang diajarkan oleh guru sehingga lebih mudah dipahami dan dihayati oleh siswa. Misalnya: dalam memperagakan bagaimana menghindari Akhlak tercela kepada sesama manusia yang Hasad, Dendam, Gibah,fitnah, dan Namimah. atau dalam merekontruksi peristiwa sejarah Islam, peristiwa-peristiwa awal mula Abu bakar memeluk Islam dan sebagainya. Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian Tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Melaui Metode Role Play di Kelas VIII MTs Negeri 2 Konawe.

7 B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Penggunaan metode Role Play dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII di MTs Negeri 2 Konawe Tahun Pelajaran 2015/2016. C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalahan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah penggunaan metode mengajar Role Play dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak pada Siswa Kelas VIII di MTs Negeri 2 Konawe Tahun Pelajaran 2015/2016? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk Mengetahui Penggunaan Metode Mengajar Role Play dalam Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII di MTs Negeri 2 Konawe Tahun Pelajaran 2015/2016. E. Manfaat Penelitian Bedasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

8 a. Manfaat Teoritis yaitu : 1) Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran Akidah Akhlak Mts Negeri 2 Konawe dengan penerapan metode pembelajaran Role Play. 2) Sebagai sebuah pijakan untuk mengembangkan pendekatan kepada siswa dengan penggunaan metode pembelajaran Role Play. b. Manfaat Praktis yaitu : 1. Manfaat Bagi Siswa a) Agar dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang lebih baik dan perlu diuji cobakan pada kelas yang lain khususnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. b) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Konawe dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. c) Memberi suasana baru dalam pembelajaran, sehingga siswa bersemangat dalam pembelajaran. 2. Manfaat Bagi Guru a. Dapat membantu guru untuk memperbaiki media pembelajaran yang sesuai dengan kondidsi siswa dan meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya. b. Memberi masukan bagi guru mengenai manfaat penerapan pembelajaran aktif Role Play untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.

9 c. Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif. 3. Manfaat Bagi Sekolah a. Mengembangkan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak melalui metode Role Play. b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran secara umum pada tahap berikutnya. 4. Manfaat Bagi Penelitian a. Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran Aqidah Aqhlak melalui pembelajar aktif Role Play. b. Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti. c. Mengaplikasikan teori yang telah diperoleh. 5. Manfaat Bagi peneliti lain a. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan literatur b. Sebagai bahan komparatif bagi pihak atau peneliti lain yang berminat mengadakan penelitian lanjut tentang meningkatkan hasil belajar Akidah akhlak melalui metode role play. F. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Role Play Metode role play adalah bentuk metode mengajar yang digunakan guru dengan cara mendramakan /memerankan materi bahan ajar pembelajaran Aqidah

10 Akhlak dalam bentuk praktek tingkah laku pada siswa kelas VIII di MTs Negeri 2 Konawe Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. 2. Hasil Belajar Pembelajaran Aqidah Akhlak Hasil belajar pembelajaran aqidah akhlaq yang dimaksud oleh peneliti adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses pembelajaran aqidah akhlak yang ditunjukkan dengan nilai dari tingkat penguasaan pembelajaran aqidah akhlak tersebut. G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan definisi operasional yang di kemukakan di atas maka penulis menuliskan hipotesis sebagai jawaban yang bersifat sementara, adapun hipotesisnya yaitu Penerapan metode Role Play dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Konawe.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Relevan Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Roisah Penggunaan Metode Role Playing Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Akidah Akhlaq pada Siswa Kelas 5 SD Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas V SD Banyubiru 03 memiliki prestasi belajar yang rendah pada mata pelajaran PAI materi Akidah Akhlak. Baru 7 siswa (20%) siswa yang memperoleh hasil yang maksimal atau mencapai batas ketuntasan belajar minimal mereka. Sedangkan sisanya (80%) sekitar 24 siswa memperoleh rata-rata nilai di bawah 60. Metode Role Playing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD Banyubiru 03 pada mata pelajaran PAI. Kesimpulan ini berdasarkan dari peningkatan prestasi hasil belajar siswa yang dilihat dari nilai presentase ketuntasan belajar yang semakin meningkat dari siklus I hingga siklus III berturutturut. 1 Penelitian yang dilakukan Yayul Handayani tahun 2014 yang membahas tentang Penerapan Metode Role Playing (Bermain Peran) dengan Menggunakan 1 Siti Roisah, Penggunaan Metode Role Playing Untuk Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Akidah Akhlaq pada Siswa Kelas 5 SD Banyubiru o3 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2011. 11