BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

B. Kategori Tunggal Kategori yg menampilkan seorang Pesilat memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat penampilan atlet dapat dilihat dari beberapa faktor seperti

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN. sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi (Noya, 1983 : 5).

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

BAB I PENDAHULUAN. (1990:3) dalam bukunya mengemukakan, permainan bola voly baru dapat di

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan hingga tingkat Nasional dan Internasional dan Pencak Silat juga merupakan salah satu bentuk kebudayaan Indonesia dan merupakan warisan nenek monyang yang perlu dilestarikan dan disebar luaskan. Pencak Silat merupakan cara membela diri yang sesuai dengan alam sekitarnya, telah berkembang sejak zaman penjajahan. Menurut Johansya Lubis (2004:7), gerak dasar Pencak Silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkordinasi dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya. Dengan demikian, Pencak Silat merupakan satu kesatuan utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Dalam pertandingan Pencak Silat teknik-teknik yang ada tidak semua digunakan dan dimainkan, tetapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kategori yang dipertandingkan. Kategori tersebut adalah kategori tanding, tunggal, ganda, dan regu. Sedangkan kategori tanding menurut Johansyah Lubis (2004 :7) adalah kategori yang menampilkan dua orang Pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan, yaitu menangkis/mengelak/mengena/menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan, penggunaan taktik dan teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, 1

2 menggunakan kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus, untuk mendapatkan nilai terbanyak. Tanding adalah teknik membela diri dengan tangan kosong, ini menuntut kita untuk merubah seluruh anggota tubuh kita menjadi alat untuk membela diri yang ampuh dan efektif, gerakan dasar itu merupakan sebuah kombinasi yang padu dalam sebuah performa yang didukung oleh kondisi fisik yang perima, artinya untuk mencapai performa yang baik individu harus melalui sebuah proses yaitu latihan. Untuk dapat meraih prestasi yang terbaik maka seorang atlet harus berlatih teknik Pencak Silat yang benar dan memiliki kondisi fisik yang prima. Seperti yang dikatakan Harsono (1988:153) bahwa kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Menurut Harsono (1988:100) kondisi fisik yang dimaksud adalah daya tahan kardiovaskuler, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strenght), kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincaha (agility), power. Komponen-komponen tersebut adalah yang utama harus dilatih dan dikembangkan oleh atlit, kebutuhan kondisi fisik tersebut tidak boleh disamakan untuk masing-masing cabang olahraga, karena setiap cabang olahraga memiliki karekteristik gerak tersendiri hal ini akan berkaitan dengan metode dan bentuk-bentuk latihan yang akan

3 dilaksanakan sehingga bentuk latihan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang bersangkutan. Cabang olahraga Pencak Silat mempunyai teknik tersendiri dan berbeda antara cabang olahraga dengan cabang olahraga lainnya. Oleh karena itu, latihan teknik yang diberikan kepada atlet harus disesuaikan dan mengacu kepada karakteristik teknik cabang olahraga yang dibutuhkan dalam pertandingan nantinya. Pada pertandingan Pencak Silat tendangan merupakan salah satu teknik yang banyak meraih keuntungan bila dibandingkan teknik pukulan. Serangan dengan menggunakan tendangan memperoleh nilai 2 jika masuk pada sasaran yang sah. Salah satu teknik yang digunakan dalam Pencak Silat yaitu tendangan panglima, tendangan panglima sering digunakan dalam pertandingan, hal ini disebabkan karena tendangan paglima ini paling simple dilakukan. PB IPSI (2003:22) menyatakan bahwa serangan tangan maupun kaki pada sasaran yang sah dengan ketentuan yang disahkan oleh peraturan pertandingan yaitu tanpa terhalang oleh tangkisan/elakan/hindaran. Beranjak pada peraturan yang berlaku bahwa tendangan yang dinilai adalah tendangan yang tanpa terhalang oleh tangkisan, elakan maupun hindaran. Untuk memiliki tendangan tersebut, maka diperlukan power otot tungkai agar tendangan yang dilakukan seorang atlet tidak hanya bertenaga tetapi juga cepat sehingga sulit untuk ditangkis maupun dihindari oleh lawan. Berbicara tentang atlet Nasional maupun Internasional tidak terlepas dari dasar latihan yaitu dibina dan dibentuk di Perguruan/sasana masing-masing.

4 Perguruan Pencak Silat Teratai Suci merupakan salah satu yang ada di Berastagi dan merupakan salah satu wadah pengembagan bakat atlet. Saat ini prestasi yang diraih Perguruan Teratai Suci naik turun. Dari hasil pertandingan terakhir cabang olahraga Pencak Silat pada Pekan Olahraga Propinsi Sumatera Utara (Porpropsu) Medan Bulan November 2015 yang digelar di Asrama Haji. Hasil yang diperoleh atlet dari Tanah Karo Perguruan Teratai Suci 3 Medali Emas yakni Affansya kelas G Putra, Eros fatahila kelas H Putra dan Tirta Amelia Ginting kelas C Putri dan 2 Medali perunggu yakni, Sarah Josef Tambunan kelas A Putri, Johan Ambarita Kelas F Putra. Atlet-atlet yang dikirim ke porpropsu adalah atlet yang terbaik dari Tanah Karo karena sudah melalui prosedur pertandingan. Dimana dimulai dari seleksi antar perguruan/sasana diseluruh daerah Tanah Karo. Tanah Karo sendiri saat ini terdapat adanya 5 perguruan dan dari ke 5 perguruan yang sering dan selalu berangkat adalah dari Perguruan Tetarai Suci Tanah Karo. Setelah antar perguruan diseleksi diadakan Kejurda, dan hasil kejurda saat itu 10 yang diberangkatkan dan hasilnya 10 yang mendapatkan medali. Selanjutnya masuk ke Porwilsu, dari Hasil porwilsu yang masuk dari 10 yang diberangkatkan adalah 5. Kemudian jenjang seleksi adalah Porpropsu dari hasil Porpropsu 3 yang diberangkatkan untuk seleksi Prapon yakni kelas A puti Afriani Lorensya, kelas H Putra Eros Fatahila, dan kelas F Putra Affansya tarigan. Dari hasil proses seleksi semakin menurun dan tidak dapat mempertahankan daerah, sehingga hanya satulah yang berangkat untuk PON. Beberapa kali peneliti melihat bahwa, dalam pertandingan Pencak Silat itu lebih dominan memakai tendangan dan nilai juga diperoleh nilai 2, khusunya tendangan panglima dibandingkan dengan pukulan

5 yang nilainya 1. Dalam pertandingan, peneliti melihat atlet belum sepenuhnya menggunakan teknik tendangan yang seharusnya digunakan dan mestinya menghasilkan angka sehingga dalam hal ini penulis melihat bahwa kecepatan tendangan panglima atlet teratai suci masih kurang, lemah saat menendang, dan tidak akurat kearah sasaran sehingga sangat mudah dilihat lawan, ditanggkis dan dielakkan oleh lawan. Hal ini disebabkan karena kurangnya Power otot tungkai dan juga kecepatan pada saat melakukan tendangan panglima. Untuk mendapat tendangan panglima yang cepat, kuat dan akurat kearah sasaran maka para atlet ditekankan pada kondisi fisik yang baik, peguasaan teknik dan taktik juga merupakan syarat yang penting. Untuk meningkatkan kondisi fisik atlet tersebut harus diberi suatu bentuk latihan. Banyak bentuk yang dapat digunakan untuk meningkatkan Power otot tungkai diantaranya adalah Plyometrics, Bompa (1994:285) megemukakan bahwa, Latihan Plyometrics dapat meningkatkan kemampuan power otot tungkai. Menurut Nurhasan (2001:144) bahwa untuk mengukur Power otot tungkai maka digunakan tes vertical jump. Untuk mengetahui kemampuan explosive Power otot tungkai atlet Silat. Maka penulis melakukan tes pendahuluan vertical jump. Dalam penelitian ini nantinya, penulis berharap dengan latihan kemampuan fisik maka Power otot tungkai atlet Pencak Silat dapat meningkat dan kecepatan tendangan panglima juga meningkat. Berdasarkan uraian dan penjelasan maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian latihan Plometrict terhadap peningkatan power otot tungkai untuk peningkatan kecepatan tendangan panglima pada atlet remaja Perguruan Teratai Suci Kabanjahe.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi hasil power otot tungkai dan kecepatan tendangan panglima dalam Pencak Silat. 2. Apakah kemampuan fisik berpengaruh terhadap power otot tungkai dan kecepatan tendangan panglima dalam Pencak Silat. 3. Apakah ada pengaruh latihan Plyometrics terhadap hasil power otot tungkai. 4. Apakah ada pengaruh latihan Plyometrics terhadap kecepatan tendangan panglima. 5. Dari hasil latihan Plyometrics manakah yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap hasil power otot tungkai. 6. Latihan manakah yang lebih besar pengaruhnya antara latihan Plyometrics terhadap kecepatan tendangan panglima pada Pencak Silat. C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda terhadap masalah dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah tersebut adalah pengaruh pemberian Plyometrict terhadap kemampuan Power otot tungkai dan kecepatan tendangan panglima pada Atlet Remaja Perguruan Teratai Suci.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan masalah yang ada sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh latihan Plometrics terhadap peningkatan Power otot tungkai pada atlet remaja Pencak Silat Perguruan Teratai Suci Berastagi. 2. Apakah ada pengaruh latihan Plyometrics terhadap kecepatan tendangan panglima pada Atlet Remaja Perguruan Teratai Suci Berastagi. 3. Manakah yang lebih baik antar latihan kelompok Plyometrics dengan latihan kelompok kontrol terhadap peningkatan Power otot tungkai pada Atlet Remaja Perguruan Teratai Suci Berasagi. 4. Manakah yang lebih baik antara Latihan kelompok Plyometrics dengan latihan kelompok kontrol terhadap kecepatan tendangan panglima pada Atlet Remaja Perguruan Teratai Suci Berastagi. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas. 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari latihan Plyometrics terhadap peningkatan power otot tungkai pada Atlet Pencak Silat Remaja Putra Perguruan Teratai Suci Berastagi.

8 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh latihan Plyometrics terhadap peningkatan kecepatan tendangan panglima pada Atlet Pencak Silat Remaja Putra Perguruan Teratai Suci Beratagi. 3. Untuk mengetahui latihan manakah yang lebih besar pengaruhnya antara latihan kelompok Plyomerict dengan latihan kelompok kontrol terhadap power otot tungkai pada atlet Pencak Silat. 4. Untuk mengetahui latihan manakah yang lebih besar pengaruhnya antara latihan kelompok Plyomerict dengan latihan kelompok kontrol terhadap kecepatan tendangan panglima pada atlet Pencak Silat. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan Bagi para pembina dan pelatih khusunya Perguruan Teratai Suci Berastagi. Serta guru olahraga dalam menunjang penyusunan program latihan 2. Sebagai bentuk latihan untuk meningkatkan minat dan kemampuan teknik tendangan panglima, serta mendukung pencapaiaan prestasi, Bagi atlet Pencak Silat Perguruan Teratai Suci Kabanjahe 3. Bagian peneliti hasil ini sebagai masukan dan dapat memperkaya Ilmu Pengetahuan Olahraga khusunya bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan. Dan sebagai bahan bandingan terhadap penelitian selanjutnya.