BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan sebelumnya, di antaranya Nilai-Nilai sosial Novel Miskin Kok Mau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Perjalanan manusia dalam mengarungi kehidupan tidaklah lurus dan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang ada. Sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh jiwa pembaca karena di dalam karya sastra memuat cerita-cerita yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. sastra ini dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Keduanya merupakan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat di suatu negara. Novel berperan sebagai aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya yang berasal dari imajinasi pengarang, imajinasi

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam sastra anak adalah bahasa yang mudah dipahami oleh anak, yaitu bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman anak. Pesan yang disampaikan berupa nilai-nilai moral, dan pendidikan yang disesuaikan pada tingkat perkembangan dan pemahaman anak. Karya sastra anak boleh ditulis dan dibaca oleh orang dewasa, bahkan diharuskan, tujuannya agar orang dewasa semakin tahu dan memahami dunia anak, asalkan yang ditulis harus berisi kehidupan anak dengan bahasa yang mudah dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak dan itu pada umumnya berangkat dari fakta-fakta yang konkret dan mudah diimajinasikan. Sastra anak hadir untuk memberikan kesenangan dan pemahaman, hanya saja sastra anak memiliki jumlah keterbatasan baik yang menyangkut pengalaman kehidupan yang dikisahkan, cara mengisahkan maupun bahasa yang dipergunakan untuk mengekspresikan (Kurniawan, 2009: 22). Sastra anak tidak harus berkisah tentang anak, tentang dunia anak, tentang berbagai peristiwa yang mesti melibatkan anak. Sastra anak dapat berkisah tentang apa saja yang menyangkut kehidupan, baik kehidupan manusia, binatang, tumbuhan, maupun kehidupan yang lain termasuk dalam dunia lain. Namun apapun isi kandungan cerita yang dikisahkan mestilah berangkat dari sudut pandang anak, dan kacamata anak dalam memandang dan memperlakukan sesuatu, dan sesuatu itu 1

2 haruslah berada dalam jangkauan pemahaman emosional dan pemikiran anak (Nurgiyantoro, 2005: 8) Sastra anak menawarkan dua hal utama yaitu kesenangan dan pemahaman. Sastra hadir pada pembaca pertama-tama adalah dengan memberikan hiburan yang menyenangkan karena menampilkan cerita yang menarik. Yang kedua yaitu memberikan pemahaman. Pemahaman itu datang dari eksplorasi terhadap berbagai bentuk kehidupan, rahasia kehidupan, penemuan dan pengungkapan berbagai karakter manusia. Novel anak itu sendiri merupakan cerita fiksi yang berkisah dengan pertemanan anak-anak sekolah yang sebaya, usaha dan kerja keras anak miskin, anak jalanan berebut mengais sekedar untuk makan, kelompok bermain anak-anak yang dipenuhi pertengkaran. Novel anak sebenarnya hampir sama dengan cerpen anak yaitu samasama cerita fiksi hanya yang membedakan adalah panjang pendeknya cerita, panjang halaman-halaman yang memuat cerita. Cerita fiksi yang jumlah halamannya berpuluh-puluh atau beratus-ratus seperti cerita yang terdapat pada novel anak yang akan dianalisis yang berjudul Balada Sepeda Butut disebut sebagai novel anak. Novel anak dapat menghadirkan tokoh yang lebih banyak, walau tentu tetap ada yang menjadi fokus, lengkap dengan karakternya baik yang bersifat statis maupun berkembang. Demikian juga halnya dengan aspek-aspek lain yang juga dapat diungkapkan secara lebih detail sehingga terlihat lebih realistik, meyakinkan, dan mampu memberikan sebuah gambaran yang lebih utuh tentang kehidupan. Anak itu sendiri adalah dalam proses belajarnya akan kehidupan masih sederhana tetapi memiliki karakter sendiri yang berbeda dengan orang dewasa. Dalam kehidupannya anak cenderung berinteraksi di lingkungan yang terbatas seperti

3 lingkungan pendidikan (sekolah), keluarga dan lingkungan dimana ia bermain dengan anak-anak sekitar ia tinggal. Perkembangan intelektual dan emosianal anak selalu ditentukan oleh karakter kepribadian dan lingkungan. Sebelum memahami kehidupan atau lingkungan anak sudah mempunyai seperangkat karakteristik pengetahuannya sendiri. Masa anak-anak adalah masa yang cara berfikirnya tidak sistematis, tidak logis yaitu merujuk pada benda-benda yang dikenal disekelilingnya. Begitu juga pengetahuan dan pengalaman anak ditentukan oleh lingkungannya. Dalam konteks lingkungan inilah, peran orang tua, guru dan masyarakat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan dan kebudayaan yang kondusif dan mendukung kepribadian anak lebih baik. Dalam sastra anak (novel anak) akan ditemukan berbagai nilai sosial karena pada dasarnya sastra adalah cerminan masyarakat yang didalamnya terdapat nilainilai sosial. Karya sastra itu sendiri dihasilkan oleh pengarang yang merupakan makhluk sosial (bermasyarakat) yang memiliki aturan nilai-nilai sosial yang dipercayainya. Sehingga nilai-nilai sosial yang ada pada pengarang akan mempengaruhi karya sastra yang dihasilkan. Nilai-nilai sosisal itulah yang awalnya ada pada diri pengarang dan kemudian dituangkan di dalam karya sastra, menjadikan sebuah karya sastra semakin berkembang karena memunculkan gagasan-gagasan dan permasalahan-permasalahan yang baru di dalam karya sastra. Salah satu hasil karya sastra adalah novel. Nilai-nilai sosial dalam sastra anak tidak selamanya releven dengan nilai nilai sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat (kehidupan anak). Inilah yang akan menjadi pokok persoalan dalam penelitian ini yaitu mengenai relevansi nilai-nilai sosial yang ada dalam novel dengan kehidupan anak sekarang. Karena nilai sosial itu

4 sendiri merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukan sesuatu yang dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut dalam masyarakat itu sendiri. Nilai sosial meliputi ramah, penolong, pemberi, pengasih, sopan santun, menepati janji, baik hati, menjaga rahasia, ikhlas, menghargai, baik hati, penyabar, setia kawan, menyayangi, mandiri, dan dermawan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai sosial tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satukesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas atau pengontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berperilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya. Nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai sosial dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertindak.sesungguhnya yang disebut nilai sosial dalam sastra, hakekatnya adalah substansi yang dikemas dalam persistiwa-peristiwa yang menggambarkan kehidupan pada karya sastra. Oleh karena itu sastra sering juga disebut dunia dalam kata, yaitu kehidupan manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia yang dideskripsikan dengan bahasa.

5 Begitu juga pada novel yang berjudul Balada Sepeda Butut. Novel anak yang menceritakan tentang seorang anak yang bernama Lina. Lina memiliki sebuah sepeda kesayangan yang ia dapatkan sebagai hadiah ulang tahunnya yang ketujuh dari almarhum ayahnya. Meskipun sepeda butut, Lina tetap menjaganya. Sepeda ini menyimpan kenangan indah tentang almahrum ayahnya. Suatu hari Lina dibuat kalang kabut. Ia kehilangan sepedanya! Lina sedih harus kehilangan sepeda butut yang memiliki nilai sejarah dan kenangan sangat berharga. Ia dan ibunya tidak mampu membeli sepeda yang baru. Lina berusaha dengan tekun dan ikhlas mengumpulkan uang untuk memiliki sepeda baru. Lina beruntung mempunyai banyak teman baik yang membantu mewujudkan impiannya untuk memiliki sepeda baru. Dalam novel yang berjudul Balada Sepeda Butut tersebut terdapat nilai-nilai sisioal, seperti nilai sosial dalam lingkungan keluarga, sekolah yang pada dasarnya nilai sosial yang ada dalam sebuah karya sastra itu tidak jauh dengan nilai sosial yang ada dalam kehidupan nyata karena karya sastra itu sendiri lahir dan tercipta dalam konteks fenomena masyarakat. Sastra juga merupakan hasil ekspersi kehidupan manusia yang tidak akan lepas dari akar masyarakat.dalam novel Balada Sepeda Butut banyak hal yang menarik yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial seperti menghargai pemberian orang lain, tidak malu memakai barang pemberian orang walaupun barang yang diberikannya tidak diinginkan, menjaga dan merawat barang yang dia dapatkan dari seseorang meskipun barang tersebut sudah butut apalagi sepeda tersebut memiliki nilai sejarah dan kenangan yang sangat berharga. Nilai-nilai sosial itulah yang patut dicontoh oleh pembaca.kutipannya sebagai berikut;

6 Itulah sepeda Lina. Hampir semua orang di kampungnya, juga anak-anak di sekolah, amat mengenalnya karena kemana-mana Lina selalu mengendarainya. Dan setiap kali mendengar suara deritan dari sepeda itu, orang-orang tidak bisa membedakan secara pasti apakah suara itu berasal dari sadel sepeda atau dari pantat Lina. Tapi meskipun butut Lina menyayangi sepeda itu setengah mati (Balada Sepeda Butut, 2012;6) Selain contoh kutipan tersebut, peneliti akan memberikan contoh lain yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial yaitu kemandirian. Ia memahami kesulitan ibu. Karena itu ia tidak berani minta macam-macam seperti teman-temannya yang lain. Bahkan, ia sering tidak jajan di sekolah. Ia tidak bisa bermanja-manja lagi seperti dulu ketika ayahnya masih ada. Lina kini harus belajar menjadi gadis cilik yang mandiri. Ia juga harus kuat dan tabah(balada Sepeda Butut, 2012;15) Penelitian yang mengkaji nilai-nilai sosial dalam karya sastra perlu dilakukan, karena pembaca bisa memperoleh pengetahuan tentang berbagai nilai sosial. Pembaca juga dapat belajar menata hidup sesuai dengan aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang dianut dalam lingkungannya, terutama nilai-nilai sosial yang ada dalam novel Balada Sepeda Butut karya Bambang Joko Susilo. Karena pada dasarnya nilai-nilai sosial yang dimiliki pembaca sudah mulai berkurang akibat semakin banyaknya gaya hidup yang kebarat-baratan. Selain itu juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan teknologi yang sekarang bermunculan. Seperti yang dikatakan Nurgiyantoro (2005: 23) mengenai hubungan antarsesama manusia ini muncul berbagai nilai seperti nilai-nilai sosial. Nilai-nilai tersebut pada intinya berfungsi untuk mengatur atau mengarahkan agar hubungan antarsesama manusia dapat berjalan dengan baik dan harmonis, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebutlah peneliti memilih untuk mengangkat sebuah judul nilai-nilai sosial yang ada dalam novel anak Balada Sepeda Butut Karya Bambang Joko Susilo.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Nilai sosial apa saja yang ada dalam novel Balada Sepeda Butut? 2. Bagaimana relevansi nilai-nilai sosial pada novel Balada Sepeda Butut dengan kehidupan anak sekarang? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan mempunyai tujuan yang jelas sehingga segala sesuatunya dapat berlangsung secara efektif. Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripskan nilai sosial yang ada didalam novel Balada Sepeda Butut 2. Mendeskripsikan relevansi nilai-nilai sosial dalam novel dengan kehidupan anak sekarang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pembaca dan peneliti antara lain sebagi berikut. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti khususnya pembaca pada umumnya mengenai studi analisis karya sastra, terutama dalam penelitian novel anak atau yang sering kita sebut sastra anak yang menggunakan pendekatan sosiologi sastra, yaitu menganalisis tentang nilai-nilai sosial pada novel anak Balada Sepeda Butut karya Bambang Joko Susilo.

8 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada pembaca dalam membaca dan memaknai pesan-pesan sosial yang terkandung dalam sebuah karya sastra, salah satunya yaitu novel anak. Selain itu juga penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang nilai-nilai sosial. Saat ini nilai sosial yang ada pada anak sekarang belum banyak yang menerapkannya. Selain menambah wawasan dan gambaran, penelitian ini juga dapat menambah referensi penelitian karya sastra terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial yang menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Karena pada dasarnya karya sastra dengan masyarakat memiliki relevansi dan tidak dapat dipisahkan.