BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:588) adalah

1 Universitas Kristen Maranatha. 1 (

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perayaan-perayaan hari raya tradisi di masyarakat Tionghoa mulai

BAB I PENDAHULUAN. pemberontakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

ANALISIS KOMPARATIF STRUKTUR UPACARA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK PADA MASYARAKAT CINA DI RRC DENGAN ETNIS CINA DI KOTA PEMATANG SIANTAR

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua karya tulis seperti

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB V PENUTUP di Bandung disimpulkan bahwa perayaan Imlek merupakan warisan leluhur

Tidak tertarik melakukan Ritual Sembahyang Imlek

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

kebudayaan Cina Peranakan bagi peneliti maupun pemba BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dalam istilah kongkret,

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. bersifat unik, karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Singarimbun, 1989: 33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu wilayah di mana titik dan keluasan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-nya. Dan

BAB IV MAKNA LIMBE BAGI MASYARAKAT DENGKA MASA KINI. masyarakat Nusak Dengka telah menganut agama Kristen, namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33).

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat. Semua

BAB I PENDAHULUAN. tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

BAB I PEDAHULUA. budaya etnis Tionghoa, yakni Budaya Seni Tari Barongsai. Judul Tayangan : Liukan Barongsai

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Tionghoa terdiri dari 56 suku bangsa. Suku Hokkian yang berasal dari provinsi

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

Media Pembelajaran Kebudayaan Masyarakat Etnis Tionghoa Indonesia Berbasis Multimedia Interaktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

BAB I PENDAHULUAN. kertas oleh Cailun yaitu pada zaman Dinasti Han Timur (tahun M ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya Kalijodo merupakan tempat rekreasi para kio seng (perempuan

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN Kong Yuanzhi, Silang Budaya Tiongkok Indonesia, edisi Bahasa Indonesia, hal. 24, PT Bhuana Ilmu Populer,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup saat ini menjadi sebuah trend atau identitas baru yang dipakai

GLOSARIUM. Anak perempuan yang berada dalam suatu garis keturunan sebuah keluarga atau semua wanita dalam sebuah kelompok masyarakat adat Kerinci.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan upacara tradisional suatu masyarakat umumnya sangat menarik untuk diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Upacara menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : (1) Tanda-tanda kebesaran, (2) Peralatan Menurut adat istiadat, (3) Rangkaian tindakan atau perbuatan yang terkait kepada aturan-aturan tertentu menurut adat atau agama, dan (4) Perbuatan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting. Istilah upacara selalu dikaitkan dengan budaya. Budaya atau kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Tahun Baru Imlek adalah perayaan akbar yang berlangsung selama 15 hari dengan tanggal yang tidak pernah sama setiap tahunnya. Hal ini ditentukan dari pergerakan bulan dan matahari, namun biasanya berlangsung sekitar bulan Januari ataupun Februari. Perayaan Imlek berkaitan dengan pesta para petani untuk menyambut musim semi. Perayaan Tahun Baru Imlek berkaitan dengan pesta para petani dikarenakan pada awalnya yang merayakan perayaan tahun baru Imlek ini adalah para petani yang disebut dengan Chunjie atau musim semi, para petani pada jaman dahulu selalu mengucap syukur kepada para Dewa pada perayaan Chunjie dikarenakan para Dewa telah memberikan kesuburan kepada ladang

mereka sehingga mereka dapat makan keesokan harinya. Itulah alasan mengapa perayaan Tahun Baru Imlek berkaitan dengan pesta para petani. Struktur upacara Imlek meliputi malam pergantian tahun, sembahyang Imlek, pemberian angpao, menggantungkan lampion, menghidupkan kembang api, atraksi barongsai, dan memasang benda-benda berwarna merah. Dewasa ini, tujuan dari perayaan Tahun Baru Imlek adalah untuk menunjukkan rasa syukur kepada para Dewa yang telah memberikan kesejahteraan hidup di tahun sebelumnya dan berharap agar para Dewa memberikan kesejateraan hidup yang lebih baik lagi di tahun yang akan datang. Seiring dengan berjalannya waktu, ada terdapat perbedaan antara perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia dengan perayaan Tahun Baru Imlek di Cina. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat topik ini sebagai penelitian. Mengenai permasalahan lokasi penelitian di Cina, penulis memilih salah satu kota di Cina yaitu Beijing. Penulis memilih Beijing sebagai lokasi penelitian dikarenakan hampir rata-rata masyarakat huaren (masyarakat Tionghoa di Indonesia) berasal dari dataran Cina utara yaitu kota Beijing. Sedangkan untuk lokasi penelitian di Indonesia penulis memilih kota Pematang Siantar agar memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dikarenakan penulis berdomisili di kota Pematang Siantar, sehingga penulis akan lebih muda untuk mendapatkan data. Penulis memilih suku Hokkian di kota Pematang Siantar dikarenakan jumlah penduduk etnis Tionghoa yang mendominasi di kota Pematang Siantar adalah suku Hokkian dengan data statistik 10000 jiwa pada tahun 2013. Penulis memilih topik ini penting untuk diangkat menjadi penelitian skripsi dikarenakan setelah mengkaji lebih dalam lagi, ternyata penulis menemukan beberapa perbedaan perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar. Alasan lain yang memotivasi penulis untuk melakukan peneitian ini yaitu,

penulis menemukan bahwa masyarakat Tionghoa di kota Pematang Siantar ternyata banyak tidak mengetahui alasan atau latar belakang mengapa struktur-struktur pada perayaan tahun baru Imlek tersebut dilakukan. Untuk itu, penelitian ini diberi judul Analisis Komparatif Struktur Upacara Perayaan Tahun Baru Imlek pada Masyarakat Cina di Cina dengan Masyarakat Tionghoa di Kota Pematang Siantar. 1.2 Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis mencoba membatasi ruang lingkup penelitian pada pengkajian perbandingan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di kota Beijing Cina dengan di kota Pematang Siantar Indonesia. 1.3 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan penulis, maka permasalahan penelitian adalah: 1. Bagaimanakah gambaran umum struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar? 2. Bagaimanakah persamaan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar? 3. Bagaimanakah perbedaan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar? 1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran umum struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar. 2. Untuk mengetahui persamaan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar. 3. Untuk mengetahui perbedaan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian analisis komparatif struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek masyarakat Cina di Cina dengan masyarakat Tionghoa di kota Pematang Siantar, adalah: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa di setiap daerah terdapat tradisi ataupun perayaan upacaranya ada sebagian terdapat struktur upacara yang dapat dibandingkan antara di tempat yang satu dengan di tempat yg lain yang menunjukkan adanya perbedaan struktur upacara perayaan itu sendiri. 2. Menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat umum pada bidang kebudayaan. 3. Menjadi sumber rujukan bagi peneliti lain dalam mengungkapkan penelitian budaya objek yang sama. 1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian tentang analisis komparatif struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek masyarakat Cina di Cina dengan masyarakat Tionghoa di kota Pematang Siantar, secara praktis diharapkan sebagai salah satu bahan perbandingan dalam kajian perbandingan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan di kota Pematang Siantar.