BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan upacara tradisional suatu masyarakat umumnya sangat menarik untuk diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Upacara menurut Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : (1) Tanda-tanda kebesaran, (2) Peralatan Menurut adat istiadat, (3) Rangkaian tindakan atau perbuatan yang terkait kepada aturan-aturan tertentu menurut adat atau agama, dan (4) Perbuatan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting. Istilah upacara selalu dikaitkan dengan budaya. Budaya atau kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Tahun Baru Imlek adalah perayaan akbar yang berlangsung selama 15 hari dengan tanggal yang tidak pernah sama setiap tahunnya. Hal ini ditentukan dari pergerakan bulan dan matahari, namun biasanya berlangsung sekitar bulan Januari ataupun Februari. Perayaan Imlek berkaitan dengan pesta para petani untuk menyambut musim semi. Perayaan Tahun Baru Imlek berkaitan dengan pesta para petani dikarenakan pada awalnya yang merayakan perayaan tahun baru Imlek ini adalah para petani yang disebut dengan Chunjie atau musim semi, para petani pada jaman dahulu selalu mengucap syukur kepada para Dewa pada perayaan Chunjie dikarenakan para Dewa telah memberikan kesuburan kepada ladang
mereka sehingga mereka dapat makan keesokan harinya. Itulah alasan mengapa perayaan Tahun Baru Imlek berkaitan dengan pesta para petani. Struktur upacara Imlek meliputi malam pergantian tahun, sembahyang Imlek, pemberian angpao, menggantungkan lampion, menghidupkan kembang api, atraksi barongsai, dan memasang benda-benda berwarna merah. Dewasa ini, tujuan dari perayaan Tahun Baru Imlek adalah untuk menunjukkan rasa syukur kepada para Dewa yang telah memberikan kesejahteraan hidup di tahun sebelumnya dan berharap agar para Dewa memberikan kesejateraan hidup yang lebih baik lagi di tahun yang akan datang. Seiring dengan berjalannya waktu, ada terdapat perbedaan antara perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia dengan perayaan Tahun Baru Imlek di Cina. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengangkat topik ini sebagai penelitian. Mengenai permasalahan lokasi penelitian di Cina, penulis memilih salah satu kota di Cina yaitu Beijing. Penulis memilih Beijing sebagai lokasi penelitian dikarenakan hampir rata-rata masyarakat huaren (masyarakat Tionghoa di Indonesia) berasal dari dataran Cina utara yaitu kota Beijing. Sedangkan untuk lokasi penelitian di Indonesia penulis memilih kota Pematang Siantar agar memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini. Dikarenakan penulis berdomisili di kota Pematang Siantar, sehingga penulis akan lebih muda untuk mendapatkan data. Penulis memilih suku Hokkian di kota Pematang Siantar dikarenakan jumlah penduduk etnis Tionghoa yang mendominasi di kota Pematang Siantar adalah suku Hokkian dengan data statistik 10000 jiwa pada tahun 2013. Penulis memilih topik ini penting untuk diangkat menjadi penelitian skripsi dikarenakan setelah mengkaji lebih dalam lagi, ternyata penulis menemukan beberapa perbedaan perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar. Alasan lain yang memotivasi penulis untuk melakukan peneitian ini yaitu,
penulis menemukan bahwa masyarakat Tionghoa di kota Pematang Siantar ternyata banyak tidak mengetahui alasan atau latar belakang mengapa struktur-struktur pada perayaan tahun baru Imlek tersebut dilakukan. Untuk itu, penelitian ini diberi judul Analisis Komparatif Struktur Upacara Perayaan Tahun Baru Imlek pada Masyarakat Cina di Cina dengan Masyarakat Tionghoa di Kota Pematang Siantar. 1.2 Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis mencoba membatasi ruang lingkup penelitian pada pengkajian perbandingan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di kota Beijing Cina dengan di kota Pematang Siantar Indonesia. 1.3 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan penulis, maka permasalahan penelitian adalah: 1. Bagaimanakah gambaran umum struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar? 2. Bagaimanakah persamaan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar? 3. Bagaimanakah perbedaan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar? 1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran umum struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar. 2. Untuk mengetahui persamaan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan perayaan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar. 3. Untuk mengetahui perbedaan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan Tahun Baru Imlek di kota Pematang Siantar. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian analisis komparatif struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek masyarakat Cina di Cina dengan masyarakat Tionghoa di kota Pematang Siantar, adalah: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa di setiap daerah terdapat tradisi ataupun perayaan upacaranya ada sebagian terdapat struktur upacara yang dapat dibandingkan antara di tempat yang satu dengan di tempat yg lain yang menunjukkan adanya perbedaan struktur upacara perayaan itu sendiri. 2. Menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat umum pada bidang kebudayaan. 3. Menjadi sumber rujukan bagi peneliti lain dalam mengungkapkan penelitian budaya objek yang sama. 1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian tentang analisis komparatif struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek masyarakat Cina di Cina dengan masyarakat Tionghoa di kota Pematang Siantar, secara praktis diharapkan sebagai salah satu bahan perbandingan dalam kajian perbandingan struktur upacara perayaan Tahun Baru Imlek di Cina dengan di kota Pematang Siantar.