BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari semua media massa, televisi menjadi media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hal itu karena karakter televisi yang audio visual sehingga membuat orang lebih tertark menonton televisi dibanding membaca Koran atau mendengarkan radio. Rata-rata penonton menghabiskan waktu di depan TV untuk menyaksikan program-program di TV mencapai tujuh jam dalam sehari (Vera, 2008). Pengaruh televisi begitu hebat sehingga banyak penonton TV yang ingin tampil seperti bintang-bintang korea di televisi. Selain itu, tidak jarang juga tayangan kekerasan pada televisi menimbulkan sikap agresif bagi penontonnya. Acara televisi umumnya dapat mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan audiens nya. Jika penoton merasa terharu, terpesona, atau latah merupakan suatu hal yang wajar, karena pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton sehingga peononton merasa terhanyut dengan apa yang disiarkan televisi (effendy, 2003). Oleh karena itu, para penyelenggara penyiaran tentunya harus memiliki rasa bijak dan pertimbangan yang matang dalam menyajikan programnya. Persaingan terjadi antara stasiun pertelevisian Indonesia untuk berlombalomba menyajikan program yang berkualitas demi menjunjung idealisme informasi bagi kepentingan bangsa Indonesia. Kriteria Progam yang bagus yaitu senantiasa menyajikan informasi yang penting dan bermanfaat juga memberikan dampak positif bagi peontonnya. Namun ada dilema yang dirasakan para penyelenggara televisi dalam menyiarkan program yang baik. Menyajikan program yang informatif dan mendidik demi mewujudkan suatu program yang berkualitas atau menyajikan program yang lebih dominan hiburan untuk mengejar rating dan share. Masalah yang terjadi adalah program yang bagus belum tentu ditonton. Contoh program yang berkualitas antara lain program-program yang menjadi nominasi pada KPI awards 2014 lalu, seperti Mata Najwa Penebar Inspirasi (Metro TV), Si Bolang Cerita dari Sasak Bayan (Trans 7), Indoesia Bagus Nias (NET) dan lain-lain. Namun merujuk situs 1
2 http://tv.studiokita.net/p/rating-telvisi-indonesia.html (diakses pada Sabtu, 15 Agustus 2015 18:02 WIB) terlihat estimasi ranking ABC pada hari Kamis, 20 november 2014 didominasi oleh tayangan-tayangan yang tak satupun menjadi nominasi dala KPI awards. Mayoritas masyarakat Indonesia lebih menyukai program-program yang mengutamakan hiburan. Melihat fenomena ini stasiun televisi pun mencoba untuk membuat program-program yang informatif dengan kemasan yang menarik untuk mendapatkan perhatian penotnon. Berbagai macam program acara televisi dibentuk dengan maksud dan tujuan, serta memenuhi kebutuhan audiens yang bervariasi. Bentuk program dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, memotivasi dan menginspirasi audiens. Bentuk program yang ada pada televisi pun beragam seperti news, drama, musik, variety show, reality show, kuis dan masih banyak lagi. Kegemaran masyarakat akan sesuatu yang berhubungan dengan human interest seringkali menjadi pertimbangan utama dalam penentuan konten program. Perubahan format dan jenis konten sudah tak asing lagi terjadi pada sebuah program stasiun TV demi menghadirkan inovasi baru untuk mencari tahu sajian yang seperti apa yang disukai audiens sukai. Seperti pada kesempatan kali ini peneliti ingin meneliti tentang program Late Night Show di Trans TV yang merupakan sebuah program talk show yang yang tayang setiap senin jumat pukul 23:00 00:00 WIB membahas tentang fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat sifatnya untuk dewasa. Awal kemunculannya Late Night Show selalu mengangkat tema yang berhubungan dengan seksualitas, penyimpangan dan hedonisme seperti Arisan Sosialita VS Arisan Ibu Rumah Tangga, Sex Appeal, Sexy Ladies, Ayam Import, Obat Kuat, dan lainlain dengan menghadirkan bintang tamu yang berkaitan tentang tema pada episode tersebut dan pakar psikolog yang akan menjelaskan secara teoritis menurut pandangan psikologis. Setelah berjalan beberapa episode kini Late Night Show menambah tema baru yang rutin diangkat agar penonton tidak merasa bosan. Kini Late Night Show juga sering membahas tentang mistis seperti Boneka Mistis, Khodam, Sumpah Pocong, All About Death dan lain-lain. Late Night Show selalu menghadirkan narasumber pakar seperti tokoh spiritual yang memiliki banyak pengetahuan tentang hal mistis. Tema yang diangkat berkaitan dengan fenomena-fenomena yang banyak
3 terjadi di masyarakat. Late Night Show pun tak ragu utuk mempraktikan adegan ekstrem seperti sumpah pocong, memainkan musik yang biasa digunakan untuk memanggil arwah. Yang membuat Late Night Show menjadi menarik adalah konten seperti ini biasanya dikemas dalam bentuk tayangan features atau game show tetapi Late Night Show mengemasnya dalam bentuk talk show dan disiarkan secara live sehingga yang ditampilkan adalah apa adanya tanpa ada rekayasa dan proses manipulasi melalui proses editing. Apa yang dilakukan oleh televisi dengan menayangkan hal mistik atau horror adalah sebuah refleksi sosiologis yang digambarkan sebagaimana fenmena itu hidup dalam alam kognitif di berbagai masyarakat. Artinya, tayangan mistis itu adalah sesuatu yang dibutuhkan masyarakat sebagai bentuk petualangan untuk menjawab misteri yang selama ini menjadi problem batiniah dalam masyarakat. Oleh karena itu, tayangan-tayangan mistis begitu berkesan, menarik bahkan menjadi sumber inspirasi seseorang dalam hubungannya dengan orang lain (Bungin, 2006). 1.2 Rumusan Masalah Program Late Night Show di Trans TV tayang pertama kali di bulan Agustus 2014, program ini berdurasi 60 menit yang tayang setiap Senin sampai Jumat pukul 00:00 01:00 WIB yang kemudian berubah jam tayang menjadi setiap Senin kamis pukul 23:00 00:00 WIB dan Jumat pukul 23:30 00:30 WIB. Awalnya program ini selalu membahas tema berkaitan dengan penyimpangan, hedonisme dan seksualitas dengan menghadirkan bintang tamu dan pakar psikologi juga narasumber yang sangat mengetahui bahkan terlibat langsung dalam fenomena yang diangkat pada episode tersebut. Kini dengan adanya sedikit perubahan format, setiap Selasa dan Kamis tema yang diangkat adalah tentang hal mistis, bintang tamu yang dihadirkan pun bertolak belakang menjadi lebih kepada tokoh spiritual. Seringkali ketika mengangkat tema yang bersifat mistis dilakukan treatment yang berbeda dari biasanya dan terkadang cukup ekstrem. Seperti pada tema sumpah pocong yang benar-benar mempraktikan bagaimana sumpah pocong dilakukan, memperlihatkan penampakan yang tertangkap kamera di studio, shooting di dua lokasi yaitu studio dan non studio yang merupakan tempat yang menyeramkan, dan berbagai treatment lainnya.
4 1.3 Identifikasi Masalah Karena keterbatasan peneliti, tidak semua masalah yang muncul akan semua diteliti. Maka peneliti akan fokus meneliti pada dua masalah, yaitu : 1. Apakah ada pengaruh tayangan Late Night Show terhadap minat menonton? 2. Seberapa besar pengaruh tayangan Late Night Show terhadap minat menonton? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui adanya pengaruh tayangan Late Night Show terhadap minat menonton 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan Late Night Show terhadap minat menonton 1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis a. Dapat mengetahui tayangan Late Night Show terhadap minat menonton b. Menjadi referensi bagi mahasiswa lainnya untuk melakukan penelitian. 2. Mafaat bagi peneliti a. Peneliti berharap dengan melakukan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang broadcasting. b. Hasil penelitian ini dhharapkan dapat memberikan masukan kepada Trans TV untuk mengetahui pengaruh adanya tema mistis pada program Late Night Show terhadap minat menonton. c. Memenuhi syarat lulus S1 di Binus University jurusan Marketing Communication, perminatan Broadcasting. 3. Manfaat bagi Masyarakat a. Menjadi instrumen informasi bagi masyarakat mengenai pengaruh tayangan Late Night Show terhadap minat menonton.
5 1.5 Sistematika Penulisan Secara sistematis, penelitian ini ditulis dalam lima bab. Sistematika penulisan berisi uraian singkat tiap bab untuk menunjukan alur pemikiran peneliti, yaitu : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, ruang lingkup penelitian, yang menunjukan apa saja yang akan dibahas, tujuan dan manfaat penelitian baik dari segi akademis maupun praktis. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi penelitian sebelumnya (state of the art) untuk memperlihatkan perbedaan dan persamaan yang ada pada penelitian sebelumnya dengan penelitian setelahnya. Setelah itu ada landasan teori yang berisi teori yang dari para pakar/ahli yang berkaitan dengan penelitian, dan kerangka pemikiran yang merupakan uraian konsep pemecahan masalah yang sudah dirumuskan. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan metodologi-metodologi yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari: pendekatan penelitian, tipe jenis penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, analisi regresi, hipotesis, dan operasionalisasi konsep. BAB 4 HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan hasil penelitian yang didapatkan peneliti melalui analisis permasalahan. Bab ini mengurai penyajian data penelitian, pengolahan data penelitian dan pembahasan. BAB 5 PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan penelitian yang telah dilakukan dan saran yang dapat digunakan untuk peneliti selanjutnya dalam penelitian ini maupun bagi praktis yang berkaitan dengan objek yang diteliti dalam melakukan pemecahan masalah dengan tujuan agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.
6