PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

AKTIVITAS PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN PENDEKATAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh KYKY ZEPTIANA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Automotive Science and Education Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

KOMPARASI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI DENGAN MEDIA SLIDE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE DAN KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : Evi Mivtahul Khoirullah

III METODE PENELITIAN. digunakan adalah eksperimen semu. Eksperimen semu dilakukan karena keadaan

PENGARUH MEDIA WINDOWSMOVIE MAKER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI (JURNAL) Oleh: SHELLA SAPUTRI

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

Keywords: Enquiring minds, learning result, and automotive motor

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MAN MODEL KOTA JAMBI

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DAN MEDIA PRESENTASI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI. Fuspa Dewi¹, Zulkarnain², Rahma Kurnia Sri U³

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PERBEDAAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DAN MEDIA CHART PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Prodi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar.

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) Abstract

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PERBEDAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DENGAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Penerapan Metode Discovery Pada Pembelajaran Mendiagnosa PC Kelas X Jurusan TKJ SMKN I KinaliKabupatenPasaman Barat TahunPelajaran 2014/2015

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

ABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR K3 DI SMK COKROAMINOTO 2 BANJARNEGARA MENGGUNAKAN METODE TS-TS

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh. Sinta Rahma Dhanty

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANDIRI DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMP PADA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

NASKAH PUBLIKASI STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN STRATEGI NHT DENGAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MOJOLEGI TAHUN 2015/2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Premita Sari Octa Elviana Pembimbing: Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si

Transkripsi:

1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015

2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI Debi Gusmalisa 1) Pargito 2) Dedy Miswar 3) The objective of this research was to find out information about the influence of discovery learning model application to students learning results in geography subject of Grade X in State Senior High School 1 in academic year 2014/2015. Population was 194 Grade X students in State Senior High School 1 in West Merapi. 64 respondent samples were taken using simple random sampling. Data were analyzed using t-test analysis. The results showed that there was a significant difference of average of gain values between classroom that received discovery learning model and classroom that received lecturing method. The conclusion was that learning process by using discovery learning model influenced students learning method in geography subject. Keywords : discovery learning, learning result and learning model application Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat sebanyak 194, jumlah sampel sebanyak 64 siswa diperoleh teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan tes. Analisis data yang digunakan adalah uji t. Hasil analisis data diperoleh adanya perbedaan yang signifikan rata-rata nilai gain pada kelas yang diberi perlakuan model discovery learning dan pada kelas yang diberi perlakuan metode ceramah, untuk nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Kata Kunci : discovery learning, hasil belajar dan penerapan model pembelajaran. Keterangan: 1. Mahasiswa Pendidikan Geografi 2. Dosen Pembimbing 1 3. Dosen Pembimbing 2

1 PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan di Indonesia tidak dapat terlepas dari proses pengajaran dan pembelajaran. Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Sementara pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Saat ini banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh para ahli dan diharapkan mampu membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran juga diharapkan dapat mengubah kondisi yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented yaitu guru merupakan pusat informasi menjadi student oriented, siswa menjadi subjek aktif belajar. Jika peserta didik mampu menjadi subjek aktif belajar dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode yang tepat maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang baik pula. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan dan wawancara dengan guru mata pelajaran geografi di SMA Negeri 1 Merapi Barat diketahui bahwa nilai siswa pada mata pelajaran geografi masih rendah, guru masih berperan sepenuhnya dalam pembelajaran. Siswa masih belum aktif dan mandiri untuk mengembangkan pengetahuan mereka dengan mencari bahan-bahan pendukung pendidikan mereka dengan sendiri. Masih rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran geografi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Hasil Nilai MID Semester Pelajaran Geografi di kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. No Interval Frekuensi Presentase 75(tuntas) 38 38,8 < 75 (tidak tuntas) 60 61,2 Jumlah 98 100 Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.

2 Dari data di atas diketahui bahwa di SMA Negeri 1 Merapi Barat menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran geografi adalah 75. Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila siswa mencapai nilai 75 atau lebih. Berdasarkan hasil nilai MID semester pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat diketahui bahwa hasil belajar geografi siswa belum semuanya tuntas, karena dari 98 siswa sebanyak 60 atau 61,2 % siswa belum mencapai standar (KKM). Siswa yang memiliki nilai lebih dari (KKM) sebanyak 38 siswa dari 98 siswa atau 38,8 %. Berdasarkan perolehan data di atas diketahui bahwa hasil belajar geografi rendah. Belum optimalnya hasil pembelajaran tersebut diduga kurang tepat model pembelajaran yang digunakan. Selama ini proses pembelajaran yang terjadi di SMA Negeri 1 Merapi Barat guru masih sering menggunakan metode ceramah sebagai alternatif pembelajaran di kelas. Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru. Metode ceramah bila selalu digunakan dapat membuat bosan. Hal ini membuat siswa hanya mendengarkan informasi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru perlu mengadakan perbaikan dalam penggunaan model pembelajaran yang dapat membantu siswa agar aktif dalam proses pembelajaran serta membuat suasana belajar yang lebih menyenangkan demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan model discovery learning. Menurut Agus N. Cahyo (2013:101) pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri, dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Salah satu keunggulan model pembelajaran discovery ini mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Menurut Sardiman (1990:96) mengatakan bahwa dalam kegiatan belajar di kelas, aktivitas siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa itu sendiri sebab dalam belajar siswa diharuskan untuk berpikir dan berbuat karena setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, karena tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak akan mungkin terjadi. Di dalam hasil belajar terdapat tiga indikator ketuntasan hasil belajar, pada penelitian ini yang menjadi fokus penilaian adalah aspek kognitif saja. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai model discovery learning di SMA Negeri 1 Merapi Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat tahun pelajaran 2014/2015.

3 METODE PENELITIAN Menurut Subagyo (2006:2) metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu dengan mengadakan percobaan atau eksperimen untuk menguji hipotesis. Metode eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013:80), populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 1 Merapi Barat. seperti pada tabel berikut. Tabel 2. Data Anggota Populasi kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten Lahat Tahun Pelajaran 2014/2015. No Kelas Siswa Jumlah L P Total 1 X.1 6 26 32 2 X.2 6 26 32 3 X.3 6 26 32 4 X.4 18 15 33 5 X.5 18 15 33 6 X.6 18 14 32 Jumlah 72 122 194 Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. Menurut Prasetyo dan Jannah (2012:119), sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Untuk Penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2010:120). Sampel siswa dalam penelitian ini dipilih dari kelas X.1 sampai X.6 dan di acak sehingga kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian. umlah siswa dari kedua kelas tersebut adalah 64 orang yang akan dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4 Tabel 3. Data Anggota Sampel Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat Kabupaten Lahat Tahun Pelajaran 2014/2015. Kelas Kelompok Siswa Jumlah L P Total X.1 Eksperimen 6 26 32 X.2 Kontrol 6 26 32 Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. Menurut (Margono, 2010:155), Instrumen adalah alat pengumpul data yang harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes. Tujuan test ini adalah untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran discovery learning. Dalam penelitian ini, instrumen tes berupa soal-soal pilihan ganda objektif yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa di awal dan akhir pembelajaran yang berupa data kuantitatif. Instrumen tes menggunakan 20 soal tes pilihan ganda dengan pemberian skor untuk setiap soal diberi nilai 5 sehingga siswa yang menjawab benar seluruh soal akan mendapat nilai 100. Sebelum menggunakan instrumen untuk mengambil data, maka instrumen yang digunakan perlu diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas instrumen tersebut. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun benar-benar instrumen yang baik. Teknik ananlisis data yang digunakan ialah dengan membandingkan hasil data pre-test dan post-test. Setelah dilakukan uji analisis dilanjutkan menghitung gain. Menghitung gain ditujukan untuk menghitung peningkatan hasil belajar siswa setelah mendapat perlakuan dan yang sebelum mendapat perlakuan. Agar memenuhi persyaratan analisis dalam menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan, meliputi uji normalitas data dan uji homogenitas varians data. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Kelompok yang akan diuji normalisasinya berjumlah dua kelompok, yang terdiri dari kelompok siswa yang diberi perlakuan, model discovery learning (kelompok eksperimen) dan kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan metode ceramah (kelompok kontrol).

5 Tabel 4. Rangkuman Output SPSS Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Data Asymp. Sig. (2-tailed) Kesimpulan Tes Awal Kelompok Model Discovery Learning 0,125 Normal Tes Awal Kelompok Kontrol 0,158 Normal Tes Akhir Kelompok Model Discovery Learning 0,153 Normal Tes Akhir Kelompok Kontrol 0,545 Normal Gain Kelompok Model Discovery Learning 0,568 Normal Gain Kelompok Kontrol 0,103 Normal Sumber: Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS Seri 16.0 Tahun 2015. Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sampel memiliki varians yang homogen atau tidak, Adapun hasil perhitungan homogenitas disajikan pada tabel berikut: Tabel 5. Rangkuman Output SPSS Tabel Test of Homogeneity of Variances Data Nilai Signifikansi Kesimpulan Tes awal kelompok model discovery learning dan kelompok kontrol 0,665 Homogen Sumber: Pengolahan Data Penelitian dengan SPSS Seri 16.0 Tahun 2015. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Merapi Barat, waktu pelaksanaan pada bulan Februari- Maret 2015 selama 3 minggu. Penelitian ini dimulai pada hari selasa pada pukul 07.30 09.00 WIB untuk kelas X.2 dan hari kamis pada pukul 08.15 09.45 WIB untuk kelas X.1, setiap pembelajaran berlangsung selama dua jam pelajaran atau 90 menit. Kelas X.1 (Eksperimen) pertemuan pertama tanggal 12 febuari 2015 materi yang diajarkan lapisan atmosfer, pertemuan kedua tanggal 26 febuari 2015 materi yang diajarkan iklim, pada pertemuan ketiga tanggal 5 maret 2015 materi yang diajarkan persebaran vegetasi. Kelas kontol pertemuan pertama tanggal 17 febuari 2015 materi yang diajarkan atmosfer, pada pertemuan kedua tanggal 24 febuari 2015 materi yang diajarkan iklim, pada pertemuan ketiga tanggal 3 maret 2015 materi yang diajarkan pesebaran vegetasi. Pada proses kegiatan pembelajaran di kelas X.1 (eksperimen) menerapkan model discovery learning dan menerapkan metode ceramah pada kelas X.2 (kontrol).

6 Penelitian ini menerapkan model discovery learning, pada pertemuan pertama sebelum diberikan perlakuan dilakukan pre-test untuk melihat tingkat kemampuan awal yang dimiliki siswa dan post-test untuk melihat pengaruh hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat tahun pelajaran 2014/2015. Tabel 6. Rangkuman Hasil Penelitian Kelompok model discovery learning Dan Kelompok Kontrol Kelompok model Discovery Kelompok control keterangan Learning Tes Awal Tes Akhir Tes Awal Tes Akhir Rata-rata 45.46 79.06 45.31 46.09 Standar Deviasi 9.10 7.23 10.69 10.90 Min 30 65 30 30 Max 70 90 70 75 Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2015. Berdasarkan tes awal (pre-test) untuk kelompok model discovery learning nilai siswa diketahui memiliki rata-rata 45,46 untuk skor tertinggi adalah 70 dan untuk skor terendah adalah 30. Sedangkan tes awal (pre-test) untuk kelompok kontrol nilai siswa diketahui memiliki rata-rata 45,31 untuk skor tertinggi adalah 70 dan untuk skor terendah adalah 30. Berdasarkan tes akhir (post-test) untuk kelompok kelompok model discovery learning nilai siswa diketahui memiliki rata-rata 79,06 untuk skor tertinggi adalah 90 dan untuk skor terendah adalah 65 serta 25 (78,12%) siswa mampu mencapai KKM. Sedangkan tes akhir (post-test) untuk kelompok kontrol nilai siswa diketahui memiliki rata-rata 46,09 untuk skor tertinggi adalah 75 dan untuk skor terendah adalah 40. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada tes akhir (post-test) kelompok kontrol hanya 1 siswa yang mampu mencapai KKM. Tabel 7. Nilai Gain Kelompok Discovery Learning Dan Kelompok Kontrol Kelas Discovery learning Kelas kontrol Klasifikasi Jumlah Persentase Klasifikasi Jumlah Persentase Tinggi 8 25 % Tinggi 0 0% Sedang 24 75% Sedang 0 0% Rendah 0 0% Rendah 32 100% Total 32 100% Total 32 100% Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2015.

7 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai gain pada kelompok model discovery learning diperoleh sebanyak 8 siswa yang memiliki nilai gain tinggi, 24 siswa memiliki nilai gain sedang, dan tidak ada siswa yang memiliki nilai gain rendah. Sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh sebanyak 32 siswa yang memiliki nilai gain rendah. Penelitian ini dilakukan di kelas eksperimen yang menerapkan model discovery learning dan di kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah. Setiap kelas dilaksanakan tiga kali pertemuan. Dalam kegiatan belajar di kelas dengan menerapkan model discovery learning ini di SMA Negeri 1 Merapi Barat terlihat rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran sangat tinggi, banyak siswa yang bertanya dalam kegiatan belajar dan siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin permasalahan yang telah disediakan guru. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata nilai pre-test mata pelajaran geografi menunjukkan bahwa kemampuan awal masing-masing siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda namun tidak signifikan. Kemampuan awal dapat diartikan sebagai pengalaman belajar yang didapat oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata-rata nilai pre-test mata pelajaran geografi kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan namun tidak signifikan, yakni rata-rata nilai pre-test kelompok eksperimen adalah 45,46. Untuk rata-rata nilai pretest kelas kontrol adalah 45,31. Pelaksanaan pre-test dilaksanakan saat pertemuan pertama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum kedua kelas tersebut diberi perlakuan metode pembelajaran. Pokok bahasan pada pertemuan I adalah menjelaskan tentang lapisan atmosfer, pertemuan II materi yang diberikan adalah pembagian jenis-jenis iklim dan pada pertemuan III materi yang diberikan adalah persebaran vegetasi di Indonesia. Pada kelas eksperimen, pertama peneliti memberikan rangasangan atau stimulasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat membuat siswa mengeluarkan pendapatnya. Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang heterogen. Masing-masing siswa dalam kelompok diberikan LKK yang sama, dimana materi dalam LKK mengenai materi mengenal lapisan atmosfer. Tujuan guru membagikan LKK ini untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin permasalahan yang terdapat dalam LKK. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa mencari sumber yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan. Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok, masingmasing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan forum tanya jawab

8 untuk mengetahui kebenaran dari materi seputar permasalahan yang dikemukakan dan pada akhir diskusi penyampaian konsep materi bahasan dari tiap-tiap kelompok. Terakhir siswa menarik kesimpulan, sehingga siswa dapat merumuskan suatu kesimpulan dengan kata-kata atau tulisan tentang prinsip-prinsip yang mendasari kesimpulan. Pertemuan II materi yang diberikan adalah pembagian jenis-jenis iklim. Prosedur pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini sama dengan pertemuan I. Pada kelas kontrol guru melakukan presentasi secara garis besar di depan kelas, sementara siswa memperhatikan penjelasan guru. Sedangkan pada kelas eksperimen guru membagikan LKK tentang pembagian jenis-jenis iklim kepada setiap kelompok. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa mencari sumber yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan. Kemudian siswa melakukan diskusi kelompok, masingmasing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan forum tanya jawab untuk mengetahui kebenaran dari materi seputar permasalahan yang dikemukakan dan pada akhir diskusi penyampaian konsep materi bahasan dari tiap-tiap kelompok. Terakhir siswa menarik kesimpulan, sehingga siswa dapat merumuskan suatu kesimpulan dengan kata-kata atau tulisan tentang prinsip-prinsipyang mendasari kesimpulan. Pada pertemuan III materi yang diberikan adalah persebaran vegetasi di Indonesia. Prosedur pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ini sama dengan pertemuan II. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan metode discovery learning dan kelas kontrol diberi perlakuan metode ceramah. Pada akhir pertemuan dilakukan tes akhir (post-test) yang bersifat individual baik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga diperoleh hasil belajar. Soal yang diberikan sama dengan soal pre-test yang berjumlah 20 soal pilihan ganda objektif. Berdasarkan hasil pertemuan I sampai III diperoleh hasil bahwa rata-rata post-test hasil belajar geografi pada kelas yang diberi perlakuan metode pembelajaran discovery learning lebih tinggi dibandingkan pada kelas yang diberi metode ceramah. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian rata-rata nilai post-test kelompok model discovery learning adalah 79,06. Sedangkan rata-rata nilai post-test kelompok kontrol adalah 46,09. Hasil analisis data gain kelompok model discovery learning dan kelompok kontrol terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X bahwa dari 32 siswa yang dianalisis rata-rata nilai gain kelompok model discovery learning adalah 33, 6. Sedangkan rata-rata nilai gain kelompok metode ceramah adalah 0,78. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, mengenai pengaruh penggunaan model discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat bahwa penggunaan model discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa.

9 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai pengaruh penggunaan model discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi siswa kelas X SMA Negeri 1 Merapi Barat tahun pelajaran 2014/2015 maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan model discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Merapi Barat. Hal ini dibuktikan dari peningkatan nilai siswa dari pre-test ke post-test. Saran 1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sebaiknya guru menerapkan model discovery learning. 2. Diharapkan bagi peneliti yang lain dapat mengkaji lebih lanjut penelitian yang serupa dengan model pembelajaran yang berbeda. 3. Pada Program Studi Geografi diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Cahyo, Agus. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Jogjakarta: DIVA press Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Prasetyo, Bambang. Lina, Miftahul Jannah. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Subagyo, Joko. 2006. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung. Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Grafindo Persada