II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pendekatan Pembelajaran Multiple Representations. umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Pendekatan pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Kress et al dalam Abdurrahman, R. Apriliyawati, & Payudi (2008: 373)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di Indonesia dewasa ini kurang berhasil meningkatkan

Keywords: science communication skills, Multiple Representations learning approach, and students science literacy.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata (2004: 29-30) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. IPA (sains) pada hakekatnya terdiri atas tiga komponen, yaitu produk,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ismail, 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau. Berbagai pakar juga mengungkapkan definisi yang berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu dalam kemajuan ilmu pendidikan. Mutu pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Depdiknas, 2006). Pendidikan IPA memiliki potensi yang besar

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, manual, dan sosial yang digunakan. Gunungsitoli, ternyata pada mata pelajaran fisika siswa kelas VIII, masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Julia Artati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

I. PENDAHULUAN. globalisasi yang berkembang sangat pesat diperlukan praktek pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang melek terhadap sains dan teknologi (UNESCO,

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inelda Yulita, 2015

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN FISIKA DASAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIKA CALON GURU. Ida Kaniawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis, istilah metakognisi yang dalam bahasa Inggris

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

2015 PENERAPAN MOD EL INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN LITERASI SAINS SISWA SMA PAD A MATERI HUKUM NEWTON

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widya Nurfebriani, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Murni Setiawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

1. Soal tidak serupa PISA : Latihan 1.3 uraian no. 2 hal. 35

BAB II. Tinjauan Pustaka

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Fisika memegang peranan penting. Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Heri Sugianto, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Multiple Representations. Multiple Representations sendiri berasal dari. bahasa inggris y

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi persaingan global. Saat ini, peningkatan mutu pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup global, setiap tahun pada bulan April diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Pendekatan Pembelajaran Multiple Representations Pendekatan pembelajaran menurut Sanjaya (2009: 127) adalah suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Jones dan Knuth dalam Marlangen (2008:8) menjelaskan bahwa representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika. Multiple Representations merupakan suatu pendekatan yang digunakan seseorang untuk menyampaikan suatu gagasan yang diungkapkan dan digambarkan

dalam berbagai model seperti matematis, verbal, gambar, grafik, tabel 7 untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan. Pendekatan Multiple Representations baik digunakan untuk menyampaikan pembelajaran karena proses pengolahan informasi baik yang diterima maupun yang disampaikan kepada setiap individu dapat saja berbeda. Kress dalam Abdurrahman, Apriliyawati, Rita, & Payudi (2008:7), mengatakan bahwa secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan menginterpretasikan maksud melalui berbagai penyampaian dan berbagai komunikasi. Fadillah (2008:1) menyatakan representasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu representasi internal dan representasi eksternal. Representasi internal dari seseorang sulit untuk diamati secara langsung karena merupakan aktivitas mental dari seseorang dalam pikirannya (minds-on). Representasi internal seseorang dapat disimpulkan atau diduga berdasarkan representasi eksternalnya dalam berbagai kondisi misalnya dari pengungkapannya melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa simbol, gambar, grafik, tabel ataupun melalui alat peraga (hands-on). Siswa harus memahami terlebih dahulu tugas-tugas kognitif yang terkait dengan representasi sebelum dapat menyelesaikan masalah. Ainsworth, Labeke, dan Peevers dalam Fadillah (2008:1) menyebutkan tugas-tugas tersebut, yaitu: a. Peserta didik harus memahami suatu representasi (yaitu: mana yang merupakan bentuk dan operator dari suatu representasi).

8 b. Peserta didik harus memahami hubungan antara representasi dan domainnya. c. Peserta didik harus menerjemahkan antar representasi. d. Jika representasi dirancang mereka sendiri, peserta didik perlu memilih, dan membangun representasi yang sesuai. Suatu analisis konseptual tentang pembelajaran Multiple Representations menurut Ainsworth (1999:133) bahwa multi representasi memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pelengkap, pembatas interprestasi, dan pembangun pemahaman. Pertama: multi representasi digunakan untuk memberikan representasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu melengkapi proses kognitif. Kedua: satu representasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterprestasi dalam menggunakan representasi yang lain. Ketiga: multi representasi dapat digunakan untuk mendorong peserta didik membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. Banyak pendidik yang merekomendasikan untuk menggunakan Multiple Representations (bermacam-macam representasi) untuk membantu siswa belajar dan menyelesaikan masalah berdasarkan tiga fungsi utama tersebut. Model representasi yang digunakan dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran berdasarkan Multiple Representations seperti yang dikutip dari Marlangen (2010:13-14) yaitu: a. Representasi verbal Representasi bahasa atau verbal adalah kemampuan menerjemahkan sifat-sifat yang diselidiki dan hubungannya dalam masalah ke dalam representasi verbal atau bahasa. Representasi ini adalah representasi yang amat penting kedudukannya dalam suatu representasi. b. Representasi matematik

9 Representasi ini digunakan dalam bentuk rumus dan merupakan pengembangan dari representasi grafik, bar-charts, teks, dan diagram serta verbal. Lebih sering digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau contoh soal. c. Representasi gambar Representasi gambar adalah suatu cara menyajikan materi dengan menampilkan suatu gambar. Representasi ini juga banyak diminati oleh siswa dan sebagian dari mereka lebih cepat memahami suatu konsep materi dengan representasi ini. d. Representasi grafik Representasi grafik adalah suatu penyajian gagasan yang dihubungkan dengan pemikiran tentang konteks spesifik ilmu fisika. e. Representasi dengan simulasi komputer Untuk beberapa masalah, representasi dengan animasi komputer dapat menerangkan situasi siswa dan membantu mereka memperagakan pemikiran nyata mereka. Representasi ini lebih murah dibandingkan dengan menggunakan alat langsung yang biayanya lebih mahal. Penjelasan mengenai Multiple Representations tersebut disimpulkan bahwa Multiple Representations adalah suatu pendekatan atau bentuk pengganti, cara atau proses yang digunakan seseorang untuk mengomunikasikan sesuatu atau pengetahuan yang disajikan atau diungkapkan melalui berbagai model (verbal, persamaan matematik, gambar, simulasi, benda nyata dll). Pendekatan Multiple Representations akan menjadikan pengolahan informasi internal dan eksternal untuk membangun suatu pemahaman yang lebih di dalam mengenai suatu pengetahuan dengan menggabungkan berbagai format representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi.

2. Literasi Sains 10 Literasi sains dalam konteks PISA (Programe International Student Assessment) didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktifitas manusia. Definisi literasi sains ini memandang literasi sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih luas dari itu (Firman, 2007:2 ). National Science Teachers Association dalam Poedjiadi (2005:1) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki literasi sains dan teknologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Menggunakan konsep-konsep sains, keterampilan proses dan nilai apabila mengambil keputusan yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. b. Mengetahui bagaimana masyarakat mempengaruhi sains dan teknologi serta bagaimana sains dan teknologi mempengaruhi masyarakat c. Mengetahui bahwa masyarakat mengontrol sains dan teknologi melalui pengelolaan sumber daya alam d. Menyadari keterbatasan dan kegunaan sains dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia e. Memenuhi sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis dan teori sains dan mampu menggunakannya f. Menghargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektual yang dimilikinya g. Mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah tergantung pada prosesproses inkuiri dan teori-teori h. Membedakan fakta-fakta ilmiah dan opini pribadi i. Mengakui asal-usul sains dan mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah adalah tentative j. Mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan menggunakan teknologi

11 k. Memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup memberikan penghargaan pada penelitian dan penegembangan teknologi l. Mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi yang dipercaya dan menggunakan sumber-sumber tersebut dalam pengambilan keputusan Penilaian literasi sains PISA (2000) dalam Hermawan (2011:19) menetapkan lima komponen proses sains, yaitu : a. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains. b. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti itu. c. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu. d. Mengomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia. e. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya. PISA dalam Hayat dan Yusuf (2010:1) membagi dimensi literasi sains menjadi tiga bagian. Pertama, Content Literasi Sains. Dimensi konsep ilmiah (scientific concept) peserta didik perlu menangkap sejumlah konsep kunci esensial untuk dapat memahami fenomena alam tertentu dan perubahan yang terjadi akibat kegiatan manusia. Hal ini merupakan gagasan besar pemersatu yang mampu menjelaskan aspek aspek lingkungan fisik. PISA mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mempersatukan konsep konsep fisika, kimia, biologi, serta ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA). Kedua, Process Literasi Sains.

PISA mengakses kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan 12 pemahaman ilmiah, seperti kemampuan peserta didik untuk mencari, menafsirkan dan memperlakukan bukti bukti. PISA menguji lima proses semacam itu, yakni: 1) mengenal pertanyaan ilmiah, 2) mengidentifikasi bukti, 3) menarik kesimpulan, 4) mengomunikasikan kesimpulan, dan 5) menunjukkan pemahaman konsep ilmiah. Ketiga, Context Literasi Sains. Konteks literasi sains dalam PISA lebih pada kehidupan sehari hari daripada kelas atau laboratorium. Konteks dalam literasi sains melibatkan isu isu yang penting dalam kehidupan secara umum seperti juga terhadap kepedulian pribadi. Pertanyaan pertanyaan dalam PISA 2000 dikelompokkan menjadi tiga area tempat sains diterapkan, yaitu : 1)kehidupan dan kesehatan, 2) bumi dan lingkungan, serta 3) teknologi. Hermawan (2011:30 ) mengemukakan cakupan area asesmen dalam literasi sains yang diselenggarakan pada tahun 2000 dan 2003 tidak terlalu jauh berbeda, bahkan ada beberapa soal yang tumpang tindih. Perbandinganmya secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Perbandingan Assessment Area Literasi Sains 2000 dan 2003 Assessment Area Dimensi konten Literasi Sains 2000 Literasi Sains 2003 Konsep konsep biologi, fisika, kimia, & IPBA, yang terkait pada tema utama: Bentuk dan fungsi, biologi manusia, perubahan fisiologis, keragaman makhluk hidup, pengendalian genetik, ekosistem; Area pengetahuan ilmiah dan konsep seperti: Biodiversitas Gaya dan perpindahan Perubahan fisiologis

Dimensi Proses Dimensi situasi Struktur dan sifat materi, perubahan atmosfer, perubahaan fisis dan kimia, trensformasi energi, gerak,dan gaya; Bumi dan kedudukannya di alam semesta, perubahan geologis; Kemampuan atau proses mental yang terlibat ketika menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti: Mengenal pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains Identifikiasi bukti Menerangkan kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Konteks sains, terfokus pada penggunaan yang terkait dengan: Kehidupan dan kesehatan; Bumi dan lingkungan; Teknologi releansi: pribadi,komunitas, dan global Kemampuan menggunakan pengetahuan ilmiah dan pemahaman, memperoleh, interpretasi, dan bertindakterhadap bukti: Memberikan menjelaskan, prediksi fenomena alam; Memahami infestigasi ilmiah;interpretasi bukti ilmiah dan kesimpulan Konteks sains, terfokus pada penggunaan yang terkait dengan : Kehidupan dan kesehatan Bumi dan lingkungan Teknologi 13 Berbeda dengan soal soal yang biasa ditemukan dalam buku teks sains, Rustaman dalam Hermawan (2011:33) menyatakan soal soal PISA memiliki beberapa karakteristik, yaitu: a. mengandung konsep konsep dalam kurikulum manapun, tetapi lebih luas. b. Menyediakan sejumlah informasi atau data dalam berbagai bentuk penyajian untuk diolah siswa yang akan menjawabnya. c. Meminta siswa mengolah (menghubung hubungkan) informasi dalam soal.

d. Pertanyaan dalam soal perlu dianalisis dan diberi alasan saat menjawabnya. e. Dapat disajikan dalam berbagai bentuk,seperti pilihan jamak, isian singkat atau essai. f. Mencakup konteks aplikasi (personel-komunitas-global, kehidupan kesehatan - bumi dan lingkungan teknologi) yang kaya. 14 3. Keterampilan Berkomunikasi Sains Komunikasi dapat disampaikan dalam berbagai penyampaian dan bentuk. Komunikasi disampaikan tidak hanya melalui bahasa namun juga dapat disampaikan dalam bentuk simbol, gambar, lambang, dan sebagainya. Komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka (Widjaja, 2008:150). Widjaja (2008:9) menyatakan komunikasi dapat berfungsi sebagai informasi, sosialisasi, motivasi, perdebatan dan diskusi pendidikan, serta memajukan kebudayaan. Komunikasi bukan hanya berfungsi sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi merupakan kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide-ide yang dituangkan dalam berbagi bentuk proses penyampaiannya. Komunikasi sains dalam proses belajar mengajar didefinisikan sebagai salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan kemampuan siswa dalam menyampaikam laporan, ide, gagasan, menggambarkan hasil pengamatan secara visual dengan menyajikan hasil-hasil pengamatannya dan penelitiannnya dalam bentuk lisan atau tulisan. (Yuniarti, 1999:200).

Keterampilan berkomunikasi sains berhubungan dengan tingkat 15 kemampuan peserta didik dalam menyampaikan informasi mengenai berbagai penemuannya yang digambarkan dalam berbagai ekspresi komunikasi seperti pembuatan laporan, menggambar diagram, grafik, tabel dan disampaikan secara lisan maupun tulisan. Kegiatan mengomunikasikan dapat berkembang dengan baik pada diri siswa apabila mereka melakukan aktifitaas sebagai berikut ; berdiskusi, medeklamasikan, mendramatisasikan, bertanya, mengarang, memperagakan, mengekspresikan dan melaporkan dalam bentuk lisan, tulisan gambar, dan penampilan (Djaramah, 2000:1). Keterampilan berkomunikasi sains dalam proses pembelajaran dapat dilatih melalui berbagai kegiatan pembelajaran, seperti siswa melakukan pengamatan dalam praktikum yang hasilnya dituangkan ke dalam laporan praktikum yang diinterpretasikan dalam berbagai bentuk seperti halnya tabel, grafik, dan sebagainya. Diskusi kelas membiasakan siswa untuk menyampaikan ide atau gagasannya di depan teman teman sehingga dapat membangun kecakapan berkomunikasi secara lisan. Siswa yang memiliki keterampilan berkomunikasi sains dapat dilihat melalui beberapa indikator yang dinyatakan oleh Rustaman et al dalam Hermawansyah (2010:1) adalah sebagai berikut : a. Menggambarkan data empiris hasil percobaaan atau pengamatan dengan grafik atau table atau diagaram b. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis c. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian d. Membaca grafik atau tabel atau diagram e. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau peristiwa.

Sub indikator kemampuan berkomunikasi yaitu : 16 a. Membaca informasi atau gambar b. Membaca tabel c. Membuat tabel d. Membaca grafik dan membuat grafik Pendapat di atas menggambarkan begitu banyak indikator yang perlu dipenuhi oleh siswa untuk memiliki keterampilan berkomunikasi sains dengan baik yang dapat dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai. B. Kerangka Pemikiran Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan berkomunikasi sains menggunakan pendekatan pembelajaran Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP. Terdapat tiga bentuk variable dalam penelitian ini yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan berkomunikasi sains (X), sedangkan variabel terikatnya adalah literasi sains (Y), dan variabel moderatornya (Z) adalah pendekatan pembelajaran Multiple Representations. Gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel moderator terhadap variabel bebas dan variabel terikat dapat dijelaskan dengan diagram kerangka pemikiran seperti Gambar 2.2.

X r Y 17 Z Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pemikiran Keterangan: X = keterampilan berkomunikasi sains Y = literasi sains siswa SMP Z = pendekatan pembelajaran Multiple Representations r = pengaruh keterampilan berkomunikasi sains terhadap literasi sains siswa SMP. Penilaian literasi sains yang dilakukan merujuk pada proses sains, yaitu proses ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah. Seorang yang literasi sains dapat mengenal pertanyaan ilmiah, yang kemudian dijawab dengan mengajukan bukti-bukti sains, menarik dan mengomunikasikan kesimpulan yang valid menggunakan pemahaman mengenai sains yang dimilikinya. Mengomunikasikan kesimpulan yang valid merupakan hal yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan permasalahan yang ada. Mengomunikasikan kesimpulan yang valid adalah mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang ditarik berdasarkan bukti-bukti sains yang tersedia, oleh karena itu diperlukan keterampilan berkomunikasi sains yang baik. Keterampilan berkomunikasi sains dapat membantu siswa dalam memahami sains dengan lebih baik. Keterampilan berkomunikasi sains siswa bermanfaat sebagai proses pertukaran informasi, ide-ide, atau fakta sains. Keterampilan

berkomunikasi sains berhubungan erat dengan kemampuan siswa dalam 18 menyampaikan informasi mengenai penemuannya yang dijelaskan dalam berbagai bentuk komunikasi. Siswa dapat membaca dan menggambarkan data empiris dengan grafik,tabel, atau diagram secara sistematis, sehingga dapat menjelaskan hasil penemuan ataupun ide-ide sains. Siswa yang memiliki keterampilan berkomunikasi sains dapat mengenal pertanyaan ilmiah, sebab pertanyaan ilmiah tidak hanya disampaikan secara verbal namun juga dapat disajikan dalam bentuk gambar. Keterampilan berkomunikasi sains memudahkan siswa dalam mengidentifikasi bukti-bukti sains dan mengomunikasikan kesimpulan yang valid, yaitu dengan mengaitkan bukti-bukti sains seperti simbol-simbol, gambar, diagram, sehingga bukti sains yang dijelaskan merupakan bukti yang valid dan mudah dipahami oleh orang lain. Kesimpulan yang valid tersebut dapat menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep sains yang dipergunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul di masyarakat serta mengindikasikan seorang yang literasi sains. Keterampilan berkomunikasi sains siswa dapat dilatih melalui penerapan pendekatan Multiple Representations. Pendekatan Multiple Representations merupakan pembelajaran yang menyajikan bagaimana cara menggali dan menginvestigasi suatu permasalah dalam pembelajaran melalui berbagai bentuk representasi. Penerapan pendekatan Multiple Representations menekankan pada pembentukkan pemahaman siswa terhadap materi yang dibelajarkan kedalam banyak bentuk sehingga proses penerimaan siswa mengenai informasi pelajaran akan lebih berkesan dan membentuk pengertian

19 dengan baik dan sempurna. Pembelajaran yang membelajarkan suatu materi melalui berbagai representasi menjadikan siswa mampu menerima maupun mengomunikasikan pemahaman dengan lebih baik. Penjelasan yang telah diuraikan tersebut dapat disimpulkan bahwa, literasi sains siswa akan dapat dipengaruhi oleh tingkat keterampilan berkomunikasi sains siswa. Keterampilan berkomunikasi sains yang telah berkembang melalui proses pembelajaran membantu siswa untuk dapat menyampaikan pemahaman mereka mengenai suatu permasalahan menggunakan konsepkonsep sains yang telah tertanam melalui pembelajaran. Konsep-konsep inilah yang kemudian digunakan untuk mengomunikasikan kesimpulan yang valid mengenai suatu permasalahan sesuai dengan apa yang mereka pahami dalam beragam representasi, sehingga dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar yang baik sebagai individu yang literasi sains. C. Hipotesis Hipotesis yang telah diuji dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh keterampilan berkomunikasi sains menggunakan pendekatan pembelajaran Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP.