BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan oleh alphavirus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ditularkan lewat gigitan nyamuk. Penyakit Chikungunya disebakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. penyakit bermunculan. Selain Demam Berdarah (DB) juga muncul penyakit. bagian persendian (arthralgia) (Arini, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.terlebih lagi dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut siklusnya bila faktor pendukungnya ada (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

Fajarina Lathu INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

UMUM 1. Nama:.. 2. Tanggal Lahir:. 3. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan 4. Kelas: 5. Sekolah: SDN Cibogo. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 90% dari anak didunia mengalami masalah kerusakan gigi. Hasil Riset Kesehatan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue

Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: E-ISSN:

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. misalnya akibat gigitan nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang. ditularkan oleh virus aedes aegpty yang dibawa oleh

PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Chikungunya

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DHF ( Dengue Haemoragic Fever)

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

PEMBAHASAN. A. Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Sebelum Penyuluhan. memiliki skor penilaian perilaku pencegahan demam berdarah dengue sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan populasi manusia dan globalisasi menyebabkan perpindahan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

Dedi Suhendi 1 Ahmad Yamin 1 Setiawan 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan oleh alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies nyamuk Aedes Aigepty. Chikungunya berasal dari kata dalam bahasa Swahili yang berarti melengkung keatas berdasarkan gejala pada penderita yang bentuk tubuhnya melengkuk dan mengacu pada posisi tubuh yang melengkung akibat dari nyeri sendi. Nyamuk Aedes Aegypti ini merupakan perantara virus chikungunya yang dapat menularkan dari satu penderita ke penderita lainnya (Anies, 2006). Menurut data World Health Organization (WHO) didapatkan hasil bahwa pada bulan November 2013 terdapat lima kasus chikungunya yang sudah terbukti dengan adanya ciri-ciri seperti nyeri sendi dan badan terasa lemah. Kemudian pada tanggal 10 desember 2013 terdapat 20 kasus terinfeksi chikungunya (WHO, 2013). Data di tahun 2007 sampai tahun 2012 di beberapa provinsi di Indonesia terjadi kejadian luar biasa Chikungunya dengan jumlah 149.526 kasus tanpa kematian, maka perlu untuk waspada terhadap penyakit ini (Kemenkes, 2013). Adapun gejala utama pada pasien yang terkena chikungunya adalah badan terasa lemas, secara mendadak tubuh terasa demam diikuti dengan rasa linu pada persendian. Gejala yang khas adalah timbul rasa pegal dan linu pada bagian tulang-tulang (Chopra, et all, 2011). Virus ini menyerang secara mendadak di 1

2 daerah endemis. Masih banyak anggapan di dalam masyakat bahwa demam chikungunya atau demam tulang ini sebagai penyakit yang berbahaya sehingga membuat cemas dan menganggap bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Pada saat virus ini berkembang biak didalam darah, penderita akan merasa nyeri pada bagian tulang dan takut untuk menggerakkannya (Anies, 2006). Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya chikungunya yaitu dengan cara selalu menjaga kebersihan, apalagi disaat musim hujan. Pencegahan yang mudah dan murah adalah dengan cara 3M yaitu menguras bak mandi, menutup penampung air serta mengubur sampah. Pencegahan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimilki oleh masyarakat tersebut (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah suatu proses pengamatan melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman maupun peraba untuk mendapatkan suatu hasil dari sebuah obyek yang terjadi karena seseorang. Dari hasil penginderaan (telinga) maupun penglihatan (mata) dapat menghasilkan sebagian pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Pengetahuan seseorang itu memiliki tingkatan yang berbeda-beda (Fahmi, 2013). Saat ini masih banyak dari sebagian masyarakat yang belum mengetahui apa itu chikungunya, dan sebagian masyarakat lainnya memiliki pengetahuan yang cukup tentang cikungunya setelah mereka terkena penyakit ini. Pencegahan sejak dini terhadap chikungunya dapat dilakukan pada masyarakat yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang chikungunya. Pengetahuan tentang kesehatan

3 sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari terlebih pengetahuan tentang chikungunya (Suriptiastuti, 2007). Upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada dasarnya dalah suatu kegiatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan terhadap individu, kelompok ataupun masyarakat untuk meningkatkan kemampuan agar tercapainya kesehatan yang optimal. Dengan harapan dapat terjadi perubahan sikap dan tingkah laku masyarakat dalam memelihara kesehatan dan berupaya dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Machfoed dan Suryani, 2009). Pada umumnya dalam proses pendidikan kesehatan ini tidak secara langsung disampaikan melainkan menggunakan bantuan media. Media adalah sebuah alat bantu yang digunakan untuk mempermudah penerimaan dalam pemberian pesan tentang kesehatan. Media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan ini sangat bervariasi seperti media cetak yang meliputi leaflet, Booklet, modul, poster dan rubrik. Adapun media elektronik yang cara penyampaiannya dapat melalui televisi, video, radio maupun slide (Notoatmodjo, 2005). Media leaflet adalah salah satu media yang sering digunakan oleh instansi pelayanan publik. Leaflet adalah selembar kertas berisikan gambar dan tulisan yang bercetak yang mengandung isi tertentu untuk menyampaikan sebuah pesan untuk mencapai tujuan tertentu. Kelebihan leaflet ini adalah proses pengembangan relatif cepat, efektif untuk pesan yang singkat dan padat dan mudah dibawa. Untuk kekurangan dari leaflet ini adalah mudah hilang dan rusak

4 serta pesan yang disampaikan terbatas. Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa media ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan (Putu dan Dewa, 2012). Media Booklet merupakan suatu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan yang berbentuk buku yang berisikan tulisan dan gambar. Kelebihan dari Booklet ini pesan dapat disajikan lebih lengkap, dapat disimpan lebih lama, mudah dibawa dan dapat memberikan isi yang lebih detail yang mungkin belum disampaikan secara lisan. Kekurangan dari Booklet ini adalah memerlukan ketrampilan untuk membaca (Putu dan Dewa, 2012). Dalam penelitian Zulaekah didapatkan hasil bahwa menggunakan Booklet dapat meningkatkan pengetahuan tentang gizi (Zulaekah, 2012). Masing-masing dari media leaflet dan Booklet memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dari kelebihan dan kekurangan tersebut dapat dilihat perbedaan dalam penyampaian pesan. Untuk media leaflet hanya dapat menyampaikan pesan dalam materi yang terbatas dan singkat, sedangkan untuk media Booklet dapat menyampaikan pesan dalam materi yang lebih lengkap. Kedua media ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk meningkatkan pengetahuan. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Wilayah Puskesmas Gatak didapatkan data di Wilayah Sukoharjo tahun 2013 ada 1043 kasus dan data di Wilayah Puskesmas Gatak terdapat 244 kasus chikungunya, angka kejadian chikungunya tertinggi yaitu di Desa Trangsan dengan data pada tahun 2008

5 sebanyak 32 kasus, tahun 2009 sebanyak 26 kasus, dan di tahun 2013 meningkat sebanyak 94 kasus. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 orang masyarakat Desa Trangsan didapatkan data bahwa 5 orang kurang mengetahui tentang chikungunya dan 3 orang belum mengetahui apa itu chikungunya. Ada 2 warga diantaranya mengetahui tentang chikungunya setelah mengalami penyakit tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi tentang penyakit chikungunya dan cara pencegahan terhadap penyebaran chikungunya tersebut. Penulis juga melakukan wawancara terhadap beberapa kader dan kepala desa, mereka mengatakan bahwa di desa tersebut jarang diadakan penyuluhan tentang chikungunya dan lebih banyak untuk penyuluhan tentang demam berdarah dengan menggunakan media leaflet, sehingga informasi tentang Chikungunya tidak didapatkan oleh masyarakat. Kepala desa juga mengatakan bahwa pengetahuan tentang chikungunya kurang, terlebih untuk cara penularan dan pengobatannya. Maka perlu adanya penyampaian tentang penyakit chikungunya dengan membandingkan antara media leaflet dan booklet agar masyarakat lebih menarik dan mudah untuk dipahami, sehingga tujuan dari penyuluhan dapat tercapai. Berdasarkan survey pendahuluan peneliti ingin meneliti tentang Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Menggunakan Media Leaflet dengan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Chikungunya Di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil rumusan masalah tentang Apakah Ada Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Media Leaflet dengan Booklet terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Chikungunya di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo? C. Tujuan Masalah Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet dengan Booklet terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang chikungunya di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang chikungunya sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media leaflet. b. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang chikungunya sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media Booklet. c. Mengetahui keefektifan pendidikan kesehatan antara media leaflet dengan media Booklet.

7 D. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, individu maupun kelompok dalam meningkatkan pengetahuan tentang chikungunya dan dapat mengaplikasikan ke lingkungan sekitar. 2. Bagi peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat menambah data dasar bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa dan pengembangan lebih lanjut dalam mengembangkan Ilmu Keperawatan. 3. Bagi Instansi Pendidikan Lain a. Sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya yang terkait tentang pengetahuan chikungunya b. Sebagai masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar terutama mengenai media yang efektif dalam penyampaian pendidikan kesehatan. 4. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti mengenai pengetahuan chikungunya.

8 E. Keaslian Peneliti Penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan berhubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Lestari (2011) dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam chikungunya di wilayah kerja puskesmas Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Pacitan Tahun 2010 didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pengetahuan dan kebiasaan menutup penampungan air tidak berhubungan dengan kejadian demam chikungunya. Sedangkan terdapat hubungan antara kebiasaan tidur pada pagi hari menjelang siang dan atau siang hari menjelang sore, kebiasaan menggantung pakaian, serta kebiasaan menyikat dan menguras bak mandi. 2. Permatasari, Desi (2013) dengan judul Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Leaflet Dengan Audiovisual Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Minuman Keras Di Desa Wates Simo Boyolali didapatkan hasil tingkat pengetahuan sebelum pemberian pendidikan kesehatan baik menggunakan metode leaflet maupun audiovisual sebagian besar memiliki pengetahuan kurang, tingkat pengetahuan sesudah pemberian pendidikan kesehatan menggunakan metode leaflet sebagian besar memiliki pengetahuan sedang, sedangkan menggunakan metode audiovisual sebagian besar memiliki pengetahuan baik. Pendidikan kesehatan menggunakan metode audiovisual lebih efektif meningkatkan pengetahuan tentang bahaya minuman keras dibandingkan metode leaflet.