BAB I PENDAHULUAN. rupiah terhadap Dollar US hingga mencapai lebih dari Rp ,- (posisi

dokumen-dokumen yang mirip
SUSENO CANDRA SETIAWAN C

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

SKRIPSI PELAKSANAAN JUAL BELI DAN STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH APARTEMEN DI SOLO PARAGON

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan. Bank sebagai lembaga keuangan ternyata tidak cukup mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Operasi bedah Caesar (Caesarean Section atau Cesarean Section) atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian dewasa ini terlihat semakin menurun, daya beli masyarakat menurun dan ditambah dengan semakin lemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar US hingga mencapai lebih dari Rp. 14.000,- (posisi September 2015). Daya beli masyarakat yang menurun mengakibatkan permintaan menurun dan kinerja pemasaran pada beberapa perusahaan juga menurun. Kondisi yang sama juga harus dihadapi usaha kecil dan menengah (UKM) yang dituntut agar mampu membawa perusahaannya tumbuh dan berkembang sehingga memperoleh profitabilitas yang meningkat. Para pelaku UKM berusaha meningkatkan kemampuan kewirausahaannya dengan menggunakan segenap potensi dan sumber daya. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan pameran agar produk mereka dikenal oleh masyarakat. Pameran adalah pemasaran tatap muka di tempat seperti pameran dagang, pameran konsumen, kegiatan istimewa, road shows, pameran pribadi, kegiatan ramah tamah, peluncuran produk, seminar dan koferensi professional. Pameran merupakan kegiatan untuk menampilkan produk sehingga pembeli dapat melihatnya dan memutuskan untuk membelinya. 1. Pendapat lainnya menyatakan pameran merupakan event masyarakat yang diselenggarakan oleh suatu organisasi independent dan terbuka untuk 1 Hartiwi Prabowo dan Lily, Hartiwi Prabowo dan Lily. 2011. Pengaruh Word Of Mouth Marketing dan Pameran Terhadap Keputusan Orang Tua Memilih Sekolah. Binus Business Review Vol. 2 No. 1 Mei 2011, hal 3 1

2 umum. Pameran sengaja dirancang agar dapat diketahui oleh masyarakat luas seperti penyelenggaraan pameran tahunan ideal home atau untuk kalangan tertentu, misalnya pameran yang diperuntukkan bagi para pengusaha dan pengguna mesin packaging. 2. Penyelenggaraan pameran sangat membantu dalam menginformasikan sekaligus mempromosikan hasil-hasil atau produk-produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Misalnya alat komunikasi praktis, komputer, teknologi audio, real estat, properti serta produk-produk lain yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam era pembangunan ini. Pameran merupakan media yang sangat efektif dan komunikatif bagi perusahaan yang akan mempromosikan produk-produknya. Pameran juga menjembatani serta memberi informasi antara pengusaha, badan pemerintah dengan masyarakat luas, tentang apa dan bagaimana produk yang dipamerkan dan juga memberikan berbagai alternatif dalam usaha pemenuhan kebutuhannya. Artinya pameran dapat menjadi suatu media promosi produk perusahaan, media transaksi dan media yang memberi informasi kepada masyarakat luas. Pameran merupakan ajang untuk menginformasikan sekaligus mempromosikan hasil-hasil atau produk-produk suatu perusahaan. Pameran dapat dilakukan oleh perusahaan penghasil produk itu sendiri atau juga bisa dilakukan oleh suatu perusahaan yang bergerak di bidang penyelenggaraan pameran dimana perusahaan penyelenggara pameran ini diberi hak dan kepercayaan oleh perusahaan pengguna jasa atau peserta pameran untuk mempromosikan produk-produknya sehingga peserta pameran tidak perlu 2 Lidia Evelina, 2007. Event Organizer Pameran, Jakarta: PT Indeks, hal 4

3 bersusah payah lagi untuk melakukan promosi sendiri yang mungkin saja menghabiskan biaya yang lebih besar, tidak efektif dan tidak efisien. Selain itu peserta pameran juga mendapatkan fasilitas-fasilitas atau sarana yang diperlukan dalam promosi produknya. Seperti halnya yang dilakukan oleh PT. Assalam Hypermarket sebagai salah satu ritel modern yang karena ruang yang berlebih, mereka mengadakan pameran-pameran. Beberapa kali ajang pameran buku ke-islaman dengan tajuk Islamic Book Fair (IBF) diselenggarakan di sini. Pameran ini merupakan gagasan yang berasal dari para penerbit buku Islam untuk berkembang menjadi kegiatan yang dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Awalnya IBF merupakan sebuah gagasan untuk berpromosi dan memperluas pemasaran buku di tengah kelesuan industri buku. Menurut hasil wawancara pendahuluan dengan Staf Marketing Bapak Miftahul Huda, PT. Assalam Hypermarket sebagai penyelengara pameran juga menyediakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh peserta dalam pameran tersebut. Perusahaan ini menyediakan fasilitas yang diperlukan dari tempat pameran yang dibagi dalam beberapa stand, meja, kursi, karpet, lampu penerangan, dekorasi stand, promosi dan publikasi sampai dengan fasilitas keamanan dan cleaning servise. Jadi dengan biaya yang telah ditentukan atau dengan kontra prestasi dan kepercayaan yang diberikan kepada penyelenggara pameran, peserta pamerea bisa mendapatkan fasilitas yang diperlukan untuk mempromosikan produknya. 3 3 Miftahul Huda. 2015. Staf Marketing PT. Assalam Hypermarket. Wawancara Pribadi Tanggal 29 Agustus 2015.

4 Selanjutnya dalam menyelenggarakan pameran ini diperlukan suatu perjanjian yang dapat mengikat para pihak, sehingga semua yang dilakukan oleh masing-masing pihak dapat dipertanggungjawabkan dan ada dasarnya. Menurut Subekti, perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikrarkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (sesuai dengan definisi perjanjian menurut pasal 1313 KUHPerdata). 4 Sedangkan menurut R. Setiawan perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Jadi disini dapat dikatakan bahwa persetujuan merupakan suatu perbuatan hukum yang dapat melahirkan perikatan. 5 Perjanjian penyelenggaraan pameran merupakan bentuk dan kesepakatan yang merupakan pernyataan kesesuaian kehendak dari pihak penyelenggara dan peserta pamerang untuk saling mengikatkan diri. Jadi ada suatu persetujuan dari pihak penyelenggara dan peserta pameran untuk saling mengikatkan diri guna melaksanakan isi perjanjian untuk mencapai tujuan. Adanya perjanjian itu pihak penyelenggara dan peserta pameran menjadi terikat untuk melaksanakan isi perjanjian yang sudah disepakati bersama. Untuk menjamin kepastian hukum dan perlindungan hukum, perjanjian itu harus tertulis meskipun tidak menutup kemungkinan dibuat perjanjanjian secara lisan terhadap hal-hal tertentu. Pada perjanjian dicantumkan secara jelas hak dan kewajiban dari masing-masing pihak, sehingga pihak penyelenggara dan peserta pameran mengetahui apa yang menjadi hak dan 4 Subekti, 1997, Hukum Perjanjian, Bandung : Alumni, hal 15 5 R. Setiawan, 1989. Pokok Pokok Hukum Perdata, Bandung : Bina Cipta, hal 49

5 kewajibannya dalam perjanjian tersebut serta menjamin adanya perlindungan hukum bagi pihak penyelenggara dan peserta pameran. Perjanjian penyelenggaraan pameran merupakan perjanjian timbal balik, dimana pada kedua pihak timbul kewajiban pokok, kewajiban penyelenggara pameran merupakan hak dari peserta pameran, demikian juga sebaliknya hak dari penyelenggara pameran merupakan kewajiban dari peserta pameran. Hal ini sesuai dengan pendapat J. Satrio, bahwa perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban-kewajiban (dan karenanya hak juga) kepada kedua belah pihak dan hak serta kewajiban itu saling berhubungan atau mengikat satu dengan yang lain. Yang dimaksud dengan mempunyai hubungan satu dengan yang lain adalah bahwa bilamana perikatan yang muncul dalam perjanjian tersebut, yang satu mempunyai hak maka pihak lain sebagai pemikul kewajiban dari perjanjian tersebut. Misalnya sewa menyewa dan tukar menukar. 6 Pihak perusahaan penyelenggaraan pameran berkewajiban melaksanakan tugasnya dalam mempromosikan suatu produk dari peserta pameran dan dia berhak atas suatu pembayaran, demikian juga dengan peserta pameran berkewajiban untuk memberikan suatu pembayaran atas pelayanan jasa dari perusahaan penyelenggaraan pemeran dan dia berhak atas diberikannya pelayanan jasa dalam mempromosikan produknya. Jadi kedua belah pihak bisa menjadi kreditur dan debitur sekaligus. 6 J.Satrio, 1992, Hukum Perjanjian (Perjanjian Pada Umumnya), Bandung, Citra Aditya Bakti, hal. 379.

6 Selanjutnya dalam perjanjian penyelenggaraan pameran juga perlu dicantumkan bagaimana tanggung jawab hukumnya jika terjadi wanprestasi baik itu yang dilakukan oleh penyelenggara maupun peserta pameran. Pencantuman ketentuan tersebut sangatlah penting agar ada jaminan penyelesaian jika ada hak-hak dari peserta tidak dipenuhi oleh penyelenggara pameran, begitupun sebaliknya. Wanprestasi terjadi ketika sebuah prestasi tidak dilaksanakan. Prestasi merupakan suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu perjanjan atau hal-hal yang telah disepakati bersama, oleh pihak yang telah mengikatkan diri, sedang pelaksanaan prestasi disesuaikan dengan syarat-syarat yang telah disebutkan dalam perjanjian yang bersangkutan. 7 Pihak penyelenggara dan peserta pameran dalam perjanjian penyelenggaraan pameran harus melaksanakan prestasi dan tahu konsekuensi dari pelaksanaan serta mengetahui bagaimana pemaksaan prestasi tersebut. Pihak penyelenggara pameran buku Islam (Islamic Book Fair) di Assalam Hypermarket berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pameran seperti tempat/stand, listrik, media komunikasi, dan lainnya, pihak penyelenggara juga wajib mengadakan promosi. Sedangkan kewajiban peserta pameran adalah membayar biaya sewa stand pameran, memberikan laporan hasil penjualan, dan wajib mematuhi tata tertib yang berlaku selama penyelenggaraan pameran. 7 Maria m Darus Badrulzaman, 1990. Aneka Hukum Bisnis, Bandung: Alumni, hal. 29

7 Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian dengan judul: Tinjauan Yuridis Tanggung Jawab Hukum Terhadap Perjanjian Penyelenggaraan Pameran antara PT. Assalam Hypermarket Sebagai Penyelenggara dengan Peserta Pameran Buku Islam. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang maka yang menjadi pokok bahasan atau permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses dan bentuk perjanjian yang merupakan dasar hubungan hukum antara penyelenggara dan peserta Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket? 2. Bagaimana hak dan kewajiban penyelenggara dan peserta pameran dalam penyelenggaraan Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket? 3. Bagaimana tanggung jawab hukumnya jika terjadi wanprestasi dari para pihak dalam penyelenggaraan Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis proses dan bentuk perjanjian yang merupakan dasar hubungan hukum antara penyelenggara dan peserta Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket

8 2. Untuk menganalisis hak dan kewajiban penyelenggara dan peserta pameran dalam penyelenggaraan Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket 3. Untuk menganalisis tanggung jawab hukumnya jika terjadi wanprestasi dari para pihak dalam penyelenggaraan Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis Penelitian ini menjadi wahana penulis dalam mengembangkan pola pikir, penalaran dan pengetahuan penulis dalam menyusun suatu penulisan hukum. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang hukum perjanjian yang terkait dengan penyelenggaraan pameran. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan khasanah pengetahuan masyarakat di bidang hukum khususnya tentang pelaksanaan perjanjian sebuah pameran dan untuk mengetahui upaya hukum yang dapat dilakukan jika terjadi perselisihan dalam perjanjian penyelenggaraan sebuah pameran.

9 3. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan tentang perjanjian penyelenggaraan pameran khususnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan hukum perdata pada khususnya. Selain itu dapat digunakan sebagai pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya. E. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan pendekatan hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudj, penelitian hukum normatif mengidentifikasi dan mengkonsepsi hukum sebagai norma kaidah, peraturan, undang-undang yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu sebagai produk dari suatu kekuasaan yang berdaulat. 8 2. Jenis penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis penelitian dskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran data yang selengkap-lengkapnya mengenai tanggung 8 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudj, 2014, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, hal.13-15

10 jawab hukum dalam perjanjian penyelenggaraan pameran Islamic Book Fair di Assalam Hypermarket Surakarta. 3. Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yakni sebagai berikut: a. Data Sekunder Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1) Bahan Hukum Primer Bahan-bahan hukum primer adalah sumber hukum yang berlakunya bersifat mengikat. Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah: a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata b) Peraturan Pemerintah RI No. 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan c) Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan RI No. 199/ MPP/Kep/6/2001 tentang Persetujuan Penyelenggaraan Pameran Dagang, Konvensi dan atau Seminar Dagang 2) Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder berlakunya tidak mengikat atau bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Dalam penelitian ini bahan hukum sekunder berupa berupa berbagai buku hasil karya para pakar, hasil-hasil penelitian, berbagai hasil seminar atau kegiatan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan perjanjian penyelenggaraan pameran.

11 3) Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, dan data hasil wawancara yang dilakukan untuk menunjang data sekunder. b. Data Primer 1) Lokasi penelitian Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di PT. Assalam Hypermarket yang beralamat di Jalan A.Yani No.38 Pabelan Kartasura, yang dalam hal ini menjadi lokasi penyelenggaraan pameran. 2) Subjek penelitian Dalam penelitian ini penulis menetapkan subyek-subyek yang diteliti yaitu dengan informan atau responden yang berkompeten dalam permasalahan mengenai perjanjian penyelenggaraan pameran, yaitu: a) Pimpinan dan staf PT. Assalam Hypermarket selaku penyelenggara pameran b) Peserta pameran Islamic Book Fair 4. Metode pengumpulan data a. Studi Pustaka Suatu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku kepustakaan untuk mengumpulkan, mencari dan mempelajari dari ke tiga bahan hukum tersebut di atas (bahan hukum primer, sekunder, dan tersier)

12 yang berkaitan dengan perjanjian penyelenggaraan pameran Islamic Book Fair di Assalam Hypermarket Surakarta. b. Studi lapangan yang melalui: 1) Membuat Daftar Pertanyaan. Penulis mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. Kemudian penulis menyiapkan pertanyaan yang berkaitan dengan perjanjian penyelenggaraan pameran Islamic Book Fair di Assalam Hypermarket Surakarta 2) Wawancara Wawancara ini merupakan pencarian dan pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dengan cara penulis terjun langsung ke lokasi penelitian dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak terkait yakni dengan pimpinan dan staf PT. Assalam Hypermarket, peserta pameran, dan masyarakat pengunjung pameran. 2. Metode analisis data Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif, yaitu dengan melakukan analisis data terhadap bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier yang berupa bentuk perjanjian pameran, hak dan kewajiban pihak penyelenggara dan peserta pameran serta tanggung jawab hukumnya jika terjadi wanprestasi dari para pihak dalam penyelenggaraan pameran Islamic Book Fair di Assalam Hypermarket Surakarta. Selanjutnya hasil data-data tersebut dikaitkan dengan pendapat

13 responden yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan. Hasil analisis kualitatif kemudian disusun secara sistematis serta menguraikannya dengan kalimat yang teratur sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. F. Sistematika penulisan Sistematika penulisan skripsi memberikan gambaran dan mengemukakan garis besar skripsi agar memudahkan di dalam mempelajari seluruh isinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai arah dan ruang lingkup skripsi ini, maka disajikan sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, berisi Latar belakang masalah, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Metode penelitian, dan Sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi uraian teori tentang Pengertian Pameran, Pengertian Penyelenggaraan Pameran, Pihak-pihak yang Terlibat dalam Pameran, Perjanjian Penyelenggaraan Pameran, Hubungan Hukum Para Pihak dalam Perjanjian Penyelenggaraan Pameran, Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Penyelenggaraan Pameran, Tanggung Hukumnya Jika Terjadi Wanprestasi dari Para Pihak dalam Penyelenggaraan Pameran, Ganti rugi, serta Berakhirnya Perjanjian Penyelenggaraan Pameran. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi uraian hasil tentang Pertama, Proses dan Bentuk Perjanjian yang Merupakan Dasar Hubungan Hukum Antara Penyelenggara dan Peserta Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket; Kedua, Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam

14 Perjanjian Penyelenggaraan Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket; Ketiga, Tanggung Jawab Hukumnya Jika Terjadi Wanprestasi Dari Para Pihak Dalam Penyelenggaraan Pameran Buku Islam di Assalam Hypermarket. BAB IV PENUTUP, berisi Kesimpulan hasil penelitian dan Saransaran.