SAMBUTAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PADA SEMINAR PERPUSTAKAAN SEKOLAH INDONESIA TANGGAL 19 DAN 20 SEPTEMBER 2006 Jakarta, 19 September 2006 Yth. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Yth. Pejabat Struktural dan Fungsional di Lingkungan Perpustakaan Nasional RI Yth. Para Undangan Yth. Prof Diljit Singh dan Sdr. Tantowi Yahya Yth. Para Undangan Yth. Para Peserta Seminar Assalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. 1
Pembangunan Nasional di bidang pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam memajukan sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam skala regional maupun internasional. Sekolah merupakan institusi yang diharapkan dapat mencetak manusia Indonesia yang pandai dan berbudi luhur. Segala cara telah ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya penyusunan dan pengaplikasian kurikulum berbasis kompetensi. Dalam pelaksanaannya siswa diharapkan dapat bekerja lebih mandiri dalam memahami materi yang diberikan guru. Sarana penting yang dapat memungkinkan anak untuk belajar mandiri adalah perpustakaan sekolah. Sebuah topik yang saat ini dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan di sekolah adalah literasi informasi (information literacy). Literasi informasi adalah 2
salah satu program kegiatan di perpustakaan sekolah yang mendukung kurikulum berbasis kompetensi. Literasi informasi ini juga menjadi bagian dalam Rencana Induk Perpustakaan Nasional tahun 2006-2015. Keahlian literasi informasi sangat membantu peserta didik secara khusus dan komunitas sekolah pada umumnya menjadi seorang individu dewasa yang mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya secara mandiri. Namun, penerapan literasi informasi tidak akan sempurna tanpa kehadiran sebuah perpustakaan sekolah yang memadai. Berkaitan dengan itu pada bulan September tahun 2006 bertepatan dengan rangka Hari Kunjung Perpustakaan tanggal 14 September dan dalam rangka merayakan Hari Perpustakaan Sekolah yang jatuh pada setiap Senin minggu ke 4 bulan Oktober (dicanangkan oleh 3
International Association of School Librarianship) Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Asosiasi Pekerja Informasi Perpustakaan Sekolah (APISI) dan Forum Perpustakaan Sekolah Indonesia (FPSI) mengadakan Seminar Perpustakaan Sekolah Indonesia dengan tema Peran Literasi Informasi dan Teknologi Informasi Komunikasi di Perpustakaan Sekolah dalam Menunjang Proses Pembelajaran. Pada seminar tersebut diharapkan para kepala sekolah, yayasan sekolah, para pembuat keputusan sekolah dan instansi terkait lainnya, kepala perpustakaan, pustakawan serta pemerhati pendidikan sekolah untuk berpartisipasi dalam menunjang pendidikan di sekolah. Selain seminar pada kesempatan ini juga diadakan pameran perangkat lunak perpustakaan dan pameran buku. 4
Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Perpustakan sekolah sebagai sumber belajar dan merupakan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Dalam menerapkan kurikulum berbasis kompetensi maupun Kurikulum berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, siswa sebaiknya diarahkan dalam mencari informasi yang dibutuhkan agar siswa tidak terjebak dalam hutan informasi yang ada baik di perpustakaan atau sumber informasi lainnya, seperti 5
pusat dokumentasi, clearing house, internet dan sebagainya. Oleh karena itu siswa harus melek informasi atau menyadari pentingnya informasi dalam proses belajar dan tahu cara mencarinya. Sekolah melalui salah satu layanan perpustakaannya dapat membuat program literasi informasi (information literacy). Agar seseorang dapat mencapai literasi informasi tentunya harus diawali dengan minat baca yang dibangun dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Di negara maju dan negara berkembang seperti Srilanka, Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong program literasi informasi di sekolah bukan hal yang baru lagi. Namun di Indonesia dengan jumlah perpustakaan sekolah sebanyak kurang lebih 225.000, program ini masih dianggap baru meskipun sudah ada sebagian kecil perpustakaan sekolah yang menerapkannya. Program 6
literasi informasi perlu mulai diterapkan di perpustakaan sekolah di Indonesia karena kemampuan anak dalam mengenali informasi yang dibutukan, mencari, menseleksi, mengevaluasi dan menyampaikannya kepada orang lain merupakan kemampuan yang dibutuhkan seumur hidup. Kemampuan tersebut akan mempermudah anak meningkatkan pengetahuannya baik pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun pada saat ia bekerja. Untuk dapat melaksanakan program tersebut perlu ditunjang oleh: Pertama, kebijakan kepala sekolah dalam mengkaitkan perpustakaan sekolah dengan program kurikuler maupun ekstra kurikuler. Kedua, kompetensi pengelola perpustakaan sekolah. 7
Ketiga, koleksi perpustakaan yang memadai Keempat, sarana dan prasarana perpustakaan yang menunjang layanan perpustakaan sekolah termasuk sarana teknologi informasi. Masalah yang dihadapi oleh sebagian besar perpustakaan sekolah di Indonesia adalah kurang/ tidakadanya tenaga perpustakaan sekolah yang memadai baik jumlah maupun kompetensinya, kurangnya koleksi sarana dan prasarana, tidak adanya sarana teknlogi informasi di sekolah. Untuk mengatasi hal itu, sudah ada upaya yang dilakukan pemerintah, diantaranya memberikan pelatihan, block grant dalam pengadaan ruangan perpustakaan, pembelian buku, penyusunan berbagai pedoman dan standar untuk perpustakaan sekolah, serta pengembangan sistem layanan terpadu perpustakaan sekolah. Namun karena 8
begitu banyaknya perpustakaan sekolah yang masih perlu di bina yang tersebar diseluruh Indonesia, nampaknya usaha yang dilakukan pemerintah belum terasa manfaatnya bagi pengembangan perpustakaan sekolah di Indonesia. Dalam kondisi perkembangan perpustakaan sekolah seperti saat ini, maka perlu diadakan kegiatan seminar yang tidak hanya memberikan wacana baru dalam mengembangkan potensi pengelola perpustakaan sekolah namun juga memberikan wadah untuk berkomunikasi, berkerjasama dan berjejaring. Semoga kegiatan semacam ini tidak hanya berhenti ketika seminar usai tetapi dapat berlanjut dengan kegiatan lain yang bermanfaat dan menghasilkan jaringan kerjasama diantara pengelola perpustakaan sekolah. 9
Kami mengucapkan terima kasih kepada Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah (APISI) dan Forum Perpustakaan Sekolah Indonesia (FPSI) yang telah bekerja keras untuk mensukseskan acara ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Profesor Dr. Diljit Singh dan Sdr. Tantowi Yahya serta pembicara lainnya. Dengan mengucapkan Bismillah Hirochman Nirochim, maka seminar ini saya buka. Terimakasih. Wassalaamu alaikum Warahmatullahi Wabarrakatuh. Jakarta, 19 September 2006 Kepala Perpustakaan Nasional RI Dady P. Rachamananta 10