BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Hukum, hal ini termaktub jelas pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu Sumber Daya Manusia(SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatannya haruslah di dasarkan pada prinsip-prinsip yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

BAB I PENDAHULUAN. keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa makan dan minum yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan guna

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu Indonesia juga merupakan welfare state. sesuai dengan amanat yang tersirat didalam alinea ke IV, Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara yang dapat dinilai

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN menyatakan bahwa Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemikiran Immanuel Kant. Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengawasan agar produk pangan yang dihasilkan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar (UUD) Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius

BAB I PENDAHULUAN. dan khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. termasuk bahan galian pertambangan. Indonesia memiliki ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, bijih besi, dan

BAB I PENDAHULUAN memuat ketentuan yang bersifat groundnorm sebagai pandangan hidup

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia di dalam bumi ini. Salah satu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, hal ini karena adanya aspek ekonomi yang melekat pada merekmerek

BAB I PENDAHULUAN. 1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan. sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang penulis lakukan maka

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan bernegara yang dituangkan dalam alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia merupakan cerminan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. b) Mengatur dan mengawasi menggunakan dan pemanfaatan,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 (untuk selanjutnya disebut sebagai UUD 1945), Negara Indonesia. kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kepastian hukum bagi jalannya kehidupan organisasi pemerintahan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban pemerintah untuk mewujudkan tujuan-tujuan negara yaitu untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perlindungan konsumen pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PANGAN SEHAT DAN BEBAS BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang secara tegas dinyatakan pada Pasal

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara Hukum, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebutuhan pangan, sandang serta kesempatan kerja. Selain itu, jumlah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Negara yang tertuang di dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan atau yang sering disamakan dengan cita-cita bangsa Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesejahteraan sebagaimana yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV yang mana tujuan Negara Indonesia yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 selanjutnya disebut UUD 1945 yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Sebagai Negara hukum dalam praktek berbangsa bernegara harus didasarkan pada hukum dan tidak dibenarkan didasari oleh kekuasaan belaka. Dalam Negara hukum kesejahteraan, Pemerintah memiliki tugas mengatur tentang Perizinan, Perizinan adalah bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan bersifat pengendalian yang dimiliki oleh Pemerintah terhadap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Bagir Manan menyebutkan bahwa dimensi sosial ekonomi dari negara berdasar atas hukum adalah berupa kewajiban negara atau pemerintah untuk mewujudkan dan menjamin kesejahteraan sosial dalam suasana 1

sebesar-besarnya kemakmuran menurut asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat 1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah mau pun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman yang akan dikonsumsi oleh manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, atau pembuatan makanan ataupun minuman. Pangan olahan adalah makanan minuman hasil proses dengan metode tertentu 2. Pangan yang aman dan bermutu merupakan hak asasi setiap manusia, tidak terkecuali pangan yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga sebagaimana yang dijelaskan di dalam Pasal 111 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan selanjutnya disebut UU Kesehatan bahwa makanan dan minuman yang digunakan masyarakat harus didasarkan pada standar kesehatan. Menurut Standar Kesehatan makanan dan minuman hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan. Pangan yang sehat aman dan bergizi harus dapat memenuhi kebutuhan rata-rata kecukupan gizi dan protein. Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia Dalam Pasal 1 angka 13 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor:44/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan 1 Ridwan. HR, Hukum Administrasi Negara Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada, 2010, hlm.18-19. 2 http://disperindagtamben.padang.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=211:pirt&c ati, diakses 21 Februari 2016, jam 22.00 WIB 2

Bahan Berbahaya menjelaskan pengawasan adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan untuk mengendalikan pengadaan impor, pendistribusian, dan penggunaan Bahan berbahaya. Pengawasan dilakukan karena memiliki tujuan untuk mengurangi, mencegah penyalahgunaan terhadap bahan berbahaya yang terdapat di dalam Pangan Industri Rumah Tangga. Menurut Peraturan Kepalam Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) HK. 03.1.23.0412.2205 Tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), Industri Rumah Tangga Pangan adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. Dalam produksi industri rumah tangga sering kali ditemukan hal hal yang tidak sesuai, bahkan keluar dari kaidah kesehatan atau prosedur hygiene dan sanitasi yang telah digariskan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dari pelaku Industri Rumah Tangga itu sendiri, modal yang dimiliki dan pemahaman tentang hygiene sanitasi yang masih kurang. Dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Industri Rumah Tangga Pangan menjelaskan bahwa Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga diberikan oleh Bupati atau Walikota yang kewenangannya diberikan kepada Dinas Kesehatan. Dalam melakukan pengawasan terhadap Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) Dinas Kesehatan memiliki wewenang Memberikan 3

penyuluhan keamanan pangan, menerbitkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dan Melakukan monitoring minimal 1 kali dalam setahun. Industri Rumah Tangga Pangan merupakan salah satu industri yang sangat potensial dan memiliki prospek yang baik untuk ditumbuhkembangkan sebagai dampak dari bertambahnya pertumbuhan penduduk. Hal ini dibuktikan dengan Industri Rumah Tangga yang tersebar secara luas di berbagai wilayah pelosok tanah air meski dalam jenis dan skala usaha yang berbeda-beda. Industri Rumah Tangga dalam perkembangannya didukung bahan baku yang hampir seluruhnya menggunakan bahan baku yang tersedia didalam negeri, dipasarkan dalam negeri, dikonsumsi oleh masyarakat secara luas dan memberikan konstribusi bagi pengembangan ekonomi masyarakat kecil dan menengah. Dalam upaya mengembangkan industri rumah tangga, maka pemerintah melalui berbagai instansi terkait melakukan berbagai upaya pengawasan dan pembinaan, baik yang bersifat teknis produksi, manajemen pemasaran maupun melalui peraturan yang ada untuk menjamin tersedianya pangan bagi masyarakat. Kondisi Industri Rumah Tangga di Indonesia tengah menghadapi persaingan dari berbagai pihak. Tidak hanya dengan sesama industri yang mempunyai skala yang sama tetapi juga dengan pengusaha-pengusaha besar. Dari hal tersebut timbul permasalahan produk pangan baik mengenai informasi maupun keamanan pangan yang dapat disebabkan oleh penggunaan bahan tambahan pangan yang dilarang atau melebihi batas dalam produk pangan, ditemukan cemaran kimia 4

berbahaya (pestisida, logam berat, obat-obat pertanian) pada berbagai produk pangan, pelabelan dan periklanan produk pangan yang tidak memenuhi syarat, masih beredarnya produk pangan kadaluarsa, pemalsuan produk pangan, cara peredaran dan distribusi produk pangan yang tidak memenuhi syarat. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar, persyaratan kesehatan atau membahayakan kesehatan dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar dan disita untuk dimusnahkan sesuai ketentuan Perundang-undangan. Latar belakang diadakannya Sertifikasi terhadap Pangan Industri Rumah Tangga selain sebagai perlindungan terhadap konsumen, juga tujuan untuk meningkatkan kualitas Pangan Industri Rumah Tangga, meletakkan Pangan Industri Rumah Tangga dalam posisi yang strategis dan sehat, serta berkepentingan untuk menciptakan usaha yang sehat 3. Penyakit yang disebabkan oleh pangan masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di Indonesia. Pangan merupakan jalur utama penyebaran racun, Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika mengandung racun akibat pencemaran kimia, bahan berbahaya maupun racun alami yang terkandung dalam pangan, yang sebagian diantaranya menimbulkan keracunan pangan. Maka penulis tertarik membahas masalah dalam sebuah penulisan dengan judul PENGAWASAN TERHADAP SERTIFIKASI PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA OLEH DINAS KESEHATAN KOTA PADANG. 3 http://dinkes.slemankab.go.id/category/definisi-dan-pengertian, diakses 22 Februari 2016, jam 23.15 WIB. 5

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang terhadap Pengawasan Terhadap Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga? 2. Apakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Padang dalam mengawasi Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk Mengetahui Bentuk Pengawasan Dinas Kesehatan Terhadap Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga yang dikeluarkan. 2. Untuk Mengetahui Kendala yang dialami oleh Dinas Kesehatan Kota Padang dalam melakukan Pengawasan terhadap Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai penulis dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan penulis di bidang hukum, khususnya mengenai peranan Pemerintah, dan tanggungjawab para pihak dalam pelaksanaan izin terhadap 6

Pangan Industri Rumah Tangga serta upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pihak yang bersangkutan. 2. Praktis Memberikan pengetahuan bagi pihak yang membutuhkan informasi mengenai topik yang diangkat oleh penulis ini dan juga membuka mata dan pikiran masyarakat agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam kehidupan sehari hari. 3. Untuk memperkaya khasanah ilmu hukum, khususnya Hukum Administrasi Negara. 4. Penelitian ini juga bermanfaat bagi penulis dalam rangka menganalisa dan menjawab keingintahuan terhadap rumusan masalah dalam penelitian. E. Metode Penelitian Untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti, maka diperlukan suatu metode yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan penulisan, yaitu: 1. Metode Pendekatan Dalam penelitian ini metode pendekatan yang digunakan adalah penelitian hukum yuridis sosiologis, yang mengkaji korelasi antara kaidah hukum dengan lingkungan tempat hukum itu berlaku 4. Dalam penelitian ini pendekatan mengacu kepada bagaimana pengawasan terhadap izin yang 4 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, 2011, Sinar Grafika, Jakarta,, hlm 31. 7

diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang terhadap pelaku Pangan Industri Rumah Tangga. 2. Sifat Penelitian Sifat Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan secara jelas dan seteliti mungkin tentang pengawasan terhadap izin yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang dan kendala yang ditemukan sesuai dengan penulis dapatkan di lapangan 5. 3. Jenis dan Sumber Data A. Jenis Data Data yang dikumpulkan meliputi: 1. Data Primer Data primer yaitu data diperoleh langsung dari Dinas Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Pelaku usaha Pangan Industri Rumah Tangga 6. Dalam penelitian ini data tersebut berupa hasil wawancara dan responden yakni subjek pelaku atau pelaku yang terkait dengan masalah ini yaitu kepada pihak-pihak pelaku usaha Industri Rumah Tangga Pangan dan Dinas Kesehatan Kota Padang. 5 Amirudin dan Zainal Assikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,, 2003, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 25. 6 Ibid, hlm.30. 8

2. Data Sekunder Data sekunder antara lain mencangkup dokumen-dokumen resmi, bukubuku, hasil penelitian berupa laporan dan sebagainya 7. Yang menjadi data sekunder antara lain: a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer yaitu bahan yang isinya mengikat karena dikeluarkan oleh pemerintah, antara lain 8. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan 4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Negara 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentangkemanan, Mutu,danGizi Pangan. 7. Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 8. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 54 tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan. 7 Ibid, hlm. 31. 8 Ibid, hlm. 33. 9

9. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. 10. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.04.12.2207 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. 11. PMK No. 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia 12. Peraturan Walikota Padang Nomor 61 Tahun 2015 tentang Pelimpahan Wewenang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti Rancangan Undang-Undang, hasil penelitian atau pendapat para pakar di bidang hukum. Dalam melakukan penelitian ini sebagai bahan hukum sekundernya penulis menggunakan 10

buku-buku, artikel maupun hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini 9. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. diantaranya bahan dari media internet yang relevan dengan penelitian. B. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini ada 2, yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari buku-buku yang terdapat di Perpustakaan, antara lain: a. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas. b. Perpustakaan Pusat Universitas Andalas. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Selain dari buku-buku yang terdapat di Perpustakaan data-data yang digunakan dalam penelitian juga bersumber dari lapangan berupa wawancara. 9 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, 2009, Kencana Prenanda Media Grup, Jakarta, hlm. 93. 11

4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara: a. Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh keterangan lisan melalui Tanya jawab dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam kegiatan pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara) 10. Selain itu Wawancara ( Interview ) adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka ( face to face ) ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seseorang responden 11. Teknik wawancara yang dipakai adalah wawancara semi terstruktur. Maksudnya, daftar pertanyaan yang telah ada dan sesuai dengan rumusan masalah selanjutnya diajukan pada responden kemudian dimungkinkan berkembang pada pertanyaan lainnya dalam rangka mengumpulkan data yang valid. Dalam hal ini yang menjadi respondennya adalah Dinas Kesehatan Kota 10 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor, 2009, hlm. 193 194. 11 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Fajar Graffindo Persada, Mataram, 2003, hlm. 82. 12

Padang, Tim Pengawas BPOM di Kota Padang dan Pelaku Industri Rumah Tangga. b. Studi Dokumen Dengan cara menghimpun bahan hukum yang diperlukan seperti bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier serta melakukan pencatatan dan pembuatan data yang berisikan berbagai pengertian dan pendapat ahli tentang penulisan penelitian ini. Menurut Ole R. Holsti sebagaimana dikutip oleh Soerjono Soekanto, content analysis sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara sistematik dan obyektif karakteristik khusus ke dalam sebuah teknik 12. 5. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data a. Pengolahan Data Setelah data diperoleh, maka penulis akan memilih dan memperbaiki susunan data untuk selanjutnya dilakukan pengeditan data agar diperoleh data yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji ditahap akhir pengolahan data sehingga siap pakai untuk dianalisis. b. Teknik Analisa Data 12 Op. Cit, hlm. 21. 13

Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data. Yuridis empiris adalah pendekatan masalah yang dilakukan terhadap data primer, baik melalui hasil wawancara maupun hasil observasi. 14