BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keagamaan, pengendaliaan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dalam era globalisasi, pendidikan pun dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 telah menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia guna

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang dalam prosesnya akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. untuk membelajarkan siswa. Kemampuan pengelolaan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mengatasi problematika kehidupan. peserta didik. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan kemajuan pendidikan. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan dimasyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembagan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 20 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, akan tetapi hingga saat ini pun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan jaman yang semakin modern pada era globalisasi seperti sekarang menuntut manusia untuk memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Meningkatnya sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat utama untuk mencapai pembangun, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tersebut dengan pendidikan. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensial dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari Undang-Undang No.20 Tahun 2003, pendidikan memiliki aspek penting dalam membentuk karakter siswa yang berkualitas tinggi dan menjadikan siswa memiliki rasa bertanggung jawab. Untuk mencapai itu semua, diperlukan paradigma baru oleh seorang guru dalam proses pembelajaran, dari yang semula pembelajaran berpusat pada guru menuju pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa (Aris Shoimin, 2014:16). Jadi, seharusnya dalam kegiatan belajar berpusat pada siswa dan guru hanya berperan sebagai motivator serta fasilitator untuk menciptakan suasana kelas menjadi lebih hidup. Menurut Aris Shoimin (2014:17) diakui atau tidak pada zaman yang modern ini, sebagian besar guru mengajar menggunakan metodologi mengajar tradisional, cara mengajar tersebut bersifat otoriter dan berpusat pada guru (teacher centered). Kegiatan pembelajaran yang berpusat oleh guru dan siswa hanya sekedar duduk mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, siswa dijadikan sebagai objek bukan sebagai subjek. Maka dari itu, kegiatan pembelajaran yang masih monoton tersebut, dapat diperbaiki demi kemajuan pendidikan terutama untuk Sekolah Dasar 1

2 Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri 4 Tambirejo kelas 5 khususnya dalam pembelajaran IPA permasalahan yang terjadi yaitu hasil belajar IPA cukup rendah. Ini dilihat dari hasil ulangan harian yang diperoleh < 65 karena nilai 65 merupakan batas ketuntasan atau KKM. Dari 45 siswa diketahui hanya 22 siswa yang memperoleh nilai 65 yang mencapai nilai KKM, sedangkan siswa yang memperoleh nilai < 65 atau belum tuntas sejumlah 23 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa yang mencapai nilai KKM adalah 48 % sedangkan siswa yang belum mencapai batas tuntas atau KKM adalah 52 %. Pembelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo, guru masih menggunakan metode konvensional. Masih diterapkannya metode konvensional ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan siswa menjadi cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Menurut Slameto (2015:21) kegiatan bertanya menandakan bahwa kemungkinan pengetahuan baru sedang dikembangkan. Kurang aktif siswa yaitu siswa cenderung takut untuk bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Disamping itu pula, guru dalam menyampaikan materi pembelajaran cenderung kurang menarik minat belajar siswa di dalam kelas sehingga menyebabkan siswa menjadi jenuh dengan materi yang diajarkan. Dimana guru mengawali pembelajaran dengan menerangkan materi, memberikan contoh yang sesuai dengan materi, memberikan soal-soal kepada siswa, dan diakhiri dengan memberikan PR. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang menyebabkan pembelajaran menjadi monoton dan efektivitas belajar siswa menjadi berkurang. Ini terlihat dari pencapaian hasil belajar IPA di SD Negeri 4 Tambirejo menjadi kurang memuaskan, dimana nilai yang diperoleh masih dibawah nilai KKM. Aris Shoimin (2014: 18) mengemukakan dalam pembelajaran inovatif, metode yang digunakan bukan lagi yang bersifat monoton seperti metode ceramah, melainkan metode yang bersifat fleksibel dan dinamis sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa secara keseluruhan. Metode yang inovatif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam rangka mencapai KKM, seharusnya seorang guru harus pintar dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan, salah satunya adalah metode kooperatif learning. Dalam penelitian ini yang digunakan metode pembelajaran

3 kooperatif learning tipe Concept Sentence dengan berbantuan Flash Card. Dengan menggunakan model Concept Sentence ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara kelompok yang sudah ditentukan oleh guru. Huda (2013:315) menyatakan Concept Sentence merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu-kartu yang berisi beberapa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci-kata kunci tersebut disusun menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf-paragraf. Metode Concept Sentence merupakan suatu metode pembelajaran yang mudah dan sederhana jika diterapkan di dalam proses pembelajaran, dengan metode concept sentence siswa belajar untuk melengkapi paragraf yang belum tersusun secara sempurna menggunakan kata kunci yang sudah diberikan guru kepada siswa. Metode concept sentence dapat diterapkan dalam mata pelajaran apa saja, termasuk mata pelajaran sains (IPA) yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban benar. Flash Card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman (1994), seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsy Metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence menggunakan kelompok kecil dimana kelompok ini merupakan kelompok heterogen yang sudah diatur oleh guru, model Concept Sentence memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang sudah disajikan oleh guru. Metode pembelajaran kooperatif tipe Concept Sentence ini dapat diterapkan dalam beragam mata pelajaran termasuk sains yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban benar. lvania (Miftahul, 2014:316). Menurut Azhar (2015:114) Flash Card adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu. Penggunaan media Flash Card berfungsi untuk menvisualisasikan materi yang diberikan melalui gambar agar lebih mudah dipahami, lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa dalam pembelajaran sehingga efektivitas siswa dalam belajar, serta minat, antusias, dan hasil belajar siswa diharapkan lebih meningkat.

4 Berdasarkan hasil observasi, di SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan, salah satu masalah yang dihadapi di SD Negeri 4 Tambirejo yaitu mengenai hasil belajar IPA yang belum dapat memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65, dan kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik cenderung masih monoton, guru tidak menggunakan pembelajaran yang inovatif. Untuk itu, para pendidik khususnya di SD Negeri 4 Tambirejo harus meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan inovatif. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di SD Negeri 4 Tambirejo masalah yang dihadapi di SD Negeri 4 Tambirejo yaitu mengenai hasil belajar IPA yang belum mencapai batas KKM yaitu 65. Dari 45 siswa yang ada di SD Negeri 4 Tambirejo, hanya 23 siswa yang nilainya sudah mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65, sedangkan 22 siswa masih mempunyai nilai kurang dari KKM yaitu 65. Banyak siswa yang kurang berminat terhadap pelajaran IPA, karena IPA dianggap pelajaran yang kurang menarik jika dilakukan dengan metode konvensional karena guru masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Guru sering menyajikan materi pembelajaran dengan ceramah dan pemberian tugas saja. Sehingga saat proses pembelajaran berlangsung siswa lebih pasif dan didikte oleh guru untuk mencatat apa saja yang disampaikan guru ataupun yang sudah ditulis guru di papan tulis tanpa ada kegiatan yang dapat menumbuhkan kreatifitas dari dalam diri siswa. Pelaksanaan yang dilakukan secara monoton ini menyebabkan kejenuhan pada siswa, siswa melaksanakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang tanpa adanya model lain yang diterapkan di dalam pembelajaran. Ini adalah sebuah realita yang ditemukan dalam penelitian bahwa materi yang cukup menarik jika disampaikan dengan cara yang kurang menarik, maka materi tersebut akan menjadi kurang dapat dicerna oleh siswa.

5 Dampak dari permasalahan yang ditemukan dalam penelitian adalah siswa menjadi cenderung tidak memperhatikan pelajaran dan siswa merasa bosan, sehingga efektivitas belajar siswa juga cenderung rendah. Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka dikhawatirkan siswa tidak akan berminat mengikuti proses pembelajaran IPA, sehingga hasil belajar siswa dipastikan akan menurun, citra guru kelas juga akan menjadi jelek dan terlebih lagi citra sekolah juga akan terlihat kurang baik. Menurut Nurulia (2014:217) berdasarkan hal tersebut, perlu diterapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang dapat mengaktifkan siswa. Solusi untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 4 Tambirejo yaitu penggunaan metode Concept Sentence dengan media Flash Card. Asih (2014) pernah melakukan penelitian di SD Negeri 1 Wangon Kabupaten Banyumas. Dari hasil penelitian eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa Concept Sentence terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang signifikan antara pembelajaran dengan model concept sentence dan yang tidak. Hasil uji U hasil belajar siswa yaitu pada kolom Asymp.Sig/Asymptotic significance menunjukkan 0,000 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Persentase rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 88,28, sedangkan pada kelas kontrol yaitu 80,71, maka dari itu Concept Sentence berbantuan flash card akan diterapkan di SD Negeri 4 Tambirejo untuk meningkatkan efektivitas hasil belajar siswa. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah diuraikan diatas, penulis merumuskan suatu permasalahan penelitian yaitu: 1. Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence berbantuan Flash Card dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence berbantuan Flash Card dalam meningkatkan hasil

6 belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence berbantuan Flash Card pada siswa kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Untuk mendiskripsikan mengenai penerapan metode pembelajaran kooperatif learning tipe Concept Sentence berbantuan Flash Card dalam meningkatkan efektivitas belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 4 Tambirejo Semester II Tahun Ajaran 2015/2016. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan teoritis bahwa metode pembelajaran Concept Sentence berbantuan Flash Card dapat meningkatkan efektivitas belajar IPA. 1.5.2 Manfaat Praktis Dengan penelitian ini, diharapkan untuk bisa memberikan masukan dan manfaat kepada : 1. Siswa Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa agar lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran dan memiliki minat dalam belajar IPA sehingga hasil belajar IPA dapat meningkat. 2. Guru Dengan dilaksanakan penelitian ini, guru secara bertahap dapat mengetahui manfaat yang akan didapatkan dan pentingnya menerapkan metode pembelajaran Concept Sentence berbantuan Flash Card yang dapat meningkatkan sistem belajar di kelas, sehingga permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi.

7 3. Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang inovatif.