ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, kesulitan dan kekurangan diberbagai keadaan hidup. Sebagian orang

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN KOTA SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MRMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : LUPI RIYANI B

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH, RETRIBUSI DAERAH, JUMLAH PENDUDUK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SRAGEN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENDUDUK DAN TENAGA KERJA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul salah. satunya adalah masalah pengangguran.

ARTIKEL PUBLIKASI. Disusun Oleh : A. ROHMAT SURYO D B

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB I PENDAHULUAN. menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikann sistem kelembagaan (Arsyad, 2010:11)

Oleh YULIANITA RATNA DWIHAPSARI B

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

ANALISIS TENAGA KERJA, PENDIDIKAN DAN TINGKAT KEMISKINAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional identik dengan pembangunan daerah karena

INVESTASI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merangsang proses produksi barang. maupun jasa dalam kegiatan masyarakat (Arta, 2013).

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAERAH DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB 1 PENDAHULUAN. ekspor dan impor ke atas pengeluaran agregat (Sadono, 2015). Menurut I Gede

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Brebes periode

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

NOVI NURUL ALIYAH B

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

ANALISIS TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

BAB I PENDAHULUAN. sangat sentral sekali untuk dibicarakan karena hal tersebut berhadapan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran konsumsi pemerintah atau government expenditure adalah. anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DIJAWA TENGAH TAHUN

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN KOTA BOGOR TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan seluruh bangsa tersebut. Hal ini di Indonesia yang salah satunya

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang sekarang ini

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995 2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: PUTRI DWI BARIRAH NIM. B300110052 ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i

A. LATAR BELAKANG Kemiskinan merupakan suatu keadaan, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan diberbagai keadaan hidup. Sebagian orang memahami istilah ini secara subjektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup gambaran kekurangan materi, gambaran tentang kebutuhan sosial, dan gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai (Soebagiyo, 2013). Kemiskinan setidaknya dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu: pertama, kemiskinan absolut, di mana dengan pendekatan ini diidentifikasi jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum. Kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan pendapatan. Kemiskinan relatif ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencapai standar kehidupan yang ditetapkan masyarakat setempat. Dengan kata lain, kemiskinan relatif amat erat kaitannya dengan masalah distribusi pendapatan (Kuncoro, 2010). Pada tahun 2013 masih ada 11.74 % penduduk Surakarta yang tergolong miskin. Akan tetapi jumlah tersebut semakin berkurang selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2012 tercatat penduduk miskin di kota Surakarta mencapai 12.00 %. Penduduk yang dikategorikan miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. 1

Garis kemiskinan kota Surakarta tiap tahun meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat. Garis kemiskinan kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar Rp.403.121,- perkapita per bulan, di mana tahun sebelumnya tercatat hanya sebesar Rp.361.517,- perkapita per bulan (BPS kota Surakarta). Atas dasar latar belakang tersebut peneliti akan mencoba mengadakan penelitian untuk mengetahui seberapa besar dan sejauh mana variabel-variabel seperti pertumbuhan ekonomi, jumlah tenaga kerja, dan inflasi berpengaruh pada kemiskinan di kota Surakarta tahun 1995-2013. B. LANDASAN TEORI 1. Definisi Kemiskinan Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum. Kemiskinan setidaknya dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu: pertama, kemiskinan absolut, di mana dengan pendekatan ini diidentifikasi jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan pendapatan (Kuncoro, 2010). Tingkat kemiskinan (Poverty Rate) itu sendiri merupakan persentase populasi keluarga yang pendapatannya di bawah suatu tingkat atau angka absolut yang disebut batas kemiskinan atau garis kemiskinan (Poverty Line) (Mankiw, 2003). 2

2. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Dengan Kemiskinan Hubungan antara pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan telah banyak dilakukan di indonesia. Hasil studi terbaru dilakukan oleh Sumarto (2002) dari SEMERU Research Institute dan Strauss, et al. (2002) yang disponsori oleh World Bank dalam Kuncoro (2010) menemukan bahwa: a) Terdapat hubungan negatif yang sangat kuat antara pertumbuhan dan kemiskinan. artinya ketika perekonomian tumbuh, kemiskinan berkurang. Namun ketika perekonomian mengalami kontraksi pertumbuhan, kemiskinan meningkat lagi, b) Pertumbuhan tidak mengurangi kemiskinan secara permanen. Walaupun terjadi pertumbuhan dalam jangka panjang selama periode sebelum krisis, banyak masyarakat yang tetap rentan terhadap kemiskinan, c) Pertumbuhan secara kontemporer dapat mengurangi kemiskinan sehingga pertumbuhan yang berkelanjutan penting untuk mengurangi kemiskinan, d) Pengurangan ketimpangan mengurangi kemiskinan secara signifikan sehingga sangat penting untuk mencegah pertumbuhan yang meningkatkan ketimpangan, e) Memberikan hak atas properti dan memberikan akses terhadap kapital untuk golongan masyarakat miskin dapat mengurangi kesenjangan, merangsang pertumbuhan, dan mengurangi kemiskinan. 3. Hubungan Tenaga Kerja Dengan Kemiskinan Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau perempuan yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di 3

luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (soebagiyo, 2013). Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran masyarakat adalah tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat terwujud, sehingga apabila tidak bekerja atau menganggur maka akan mengurangi pendapatan dan hal ini akan mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai sehingga dapat menimbulkan buruknya kesejahteraan masyarakat (Sukirno, 2004). 4. Hubungan Inflasi Dengan Kemiskinan Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 1985). Akibat buruk yang paling nyata dari inflasi ialah kemerosotan pendapatan riil yang diterima masyarakat. Pendapatan pekerja-pekerja tidak selalu mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan keadaan inflasi. Dengan demikian inflasi akan menurunkan pendapatan riil dari pekerjapekerja berpendapatan tetap. Di samping itu inflasi dapat menimbulkan berbagai akibat buruk atas kegiatan dalam perekonomian yang pada akhirnya akan menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan yang lambat dan pengangguran yang semakin meningkat (Sukirno, 2000). 4

Pengangguran yang tinggi akan menghambat, dalam arti tidak akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan bagi masyarakat sehingga masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya (Nanga, 2005). C. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dilaporkan oleh suatu badan, sedang badan ini tidak langsung mengumpulkan sendiri melainkan diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkannya terlebih dahulu dan menerbitkannya (Djarwanto, 2001). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data time series periode tahun 1997-2011 di Kota Surakarta. Data time series (runtut waktu) adalah data yang terdiri atas satu objek tetapi meliputi beberapa periode waktu, kharakteristik data runtut waktu adalah nilainya relatif berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu (Winarno, 2009). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil OLS (Ordinary Least Square). Adapun model yang digunakan sebagai berikut: KM = + + + Dimana: KM (Kemiskinan); β0 (Konstanta); PDB (Pertumbuhan ekonomi); TK (Jumlah tenaga kerja); INF (Inflasi); β1 (Koefisien regresi 5

pertumbuhan ekonomi); β2 (Koefisien regresi pengangguran); β3 (Koefisien regresi inflasi); Ut (Variabel penganggu). Agar regresi OLS dapat digunakan untuk alat pengambilan kesimpulan (keputusan) maka regresi OLS tersebut harus lolos dari uji asumsi klasik dan uji kebaikan model. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji heteroskedastisitas, uji otokorelasi, uji normalitas, dan uji spesifikasi model, sedangkan uji kebaikan model terdiri dari uji eksistensi model dan interpretasi. Setelah lolos uji asumsi klasik dan uji kebaikan model, langkah selanjutnya adalah melakukan uji validitas pengaruh (uji t) untuk mengetahui dua kemungkinan, yaitu variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model, atau variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap model. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Estimasi model ekonometri di muka memperlihatkan hasil sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini: Hasil Regresi Model OLS KM = 0.171969 + -0.000031.PDRBK + 80.06973.INF + 0.000323.TK (0.003048)** (-4.260390)** (5.808935)*** (1.367769)*** 0.9976 0.0007** 0.0000** 0.1915 R-Squared = 0.762905; Durbin-Watson stat = 1.042697; F-Statistic = 16.08861; Prob (F) = 0.000059; = 0.762905 Uji Asumsi Klasik (1) Normalitas (Jarque Berra) Jarque Berra = 0.694501; Probability = 0.706628** (2) Otokorelasi (Breusch-Godfrey) 6

Obs. R-Squared = 4.868788; Prob. Chi-Square(2) = 0.0877** (3) Heterokedastisitas (White) Obs* R-Squared = 5.802670; Prob. Chi-Square(3) = 0.1216** (4) Uji Spesifikasi Model (Ramsey Reset) F-Statistic (2, 13) = 2.293132; Probability = 0.1403** Sumber: Hasil Olah Data Dengan E-Views 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik terdiri dari Uji Normalitas, Uji Otokorelasi, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Spesifikasi Model. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Jarque Berra, dapat dilihat bahwa besar nilai probabilitas dari hasil pengujian adalah 0,706628 > 0,05 maka diterima. Kesimpulan yang dapat diambil distribusi normal. Uji otokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Breusch- Godfrey, nilai probabilitas dari hasil uji sebesar 0,0877 > 0,05 maka diterima. Dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat masalah otokorelasi dalam model. Uji heterokedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji White, dapat dilihat bahwa besar nilai probabilitas dari hasil pengujian adalah 0,1216 > 0,05 maka diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam model. Uji spesifikasi model yang digunakan dalam penelitian adalah uji Ramsey- Reset, nilai probabilitas dari hasil uji sebesar 0,1403 > 0,05 maka diterima. Dapat ditarik kesimpulan bahwa model linier. 7

2. Uji Kebaikan Model Uji kebaikan model terdiri dari uji eksistensi model (uji F) dan uji koefisien determinasi ( ). Uji eksistensi model dalam penelitian ini menggunakan uji F, nilai probabilitas statistik F adalah sebesar 0,000059 > 0,05 maka ditolak, kesimpulan yang dapat diambil adalah model yang dipakai eksis. Pada tabel uji interpretasi terlihat nilai = 0,762905 artinya 76,2% variabel kemiskinan dapat dijelaskan oleh variabel independen PDRB, inflasi, dan jumlah tenaga kerja dalam model statistik, dan sebesar 24% variasi dari kemiskinan Kota Surakarta dijelaskan oleh faktor-faktor lain. 3. Uji Validitas Pengaruh (Uji t) Uji validitas pengaruh yang digunakan adalah uji t. Probabilitas = 0,0007 < 0,05 maka ditolak, ditarik kesimpulan bahwa variabel PDRB memiliki pengaruh signifikan pada tingkat α sampai dengan 0,5 (= 95%). Nilai probabilitas = 0,0000 < 0,05 maka ditolak dengan kesimpulan bahwa variabel inflasi memiliki pengaruh signifikan pada tingkat α sampai dengan 0,5 (= 95%). Sedangkan nilai probabilitas = 0,1915 > 0,05 maka diterima, jadi dapat diambil kesimpulan variabel jumlah tenaga kerja tidak memiliki pengaruh signifikan pada tingkat α sampai dengan 0,5 (= 95%). Interpretasi ekonomi 8

Hasil analisis variabel PDRB Kota Surakarta memiliki pengaruh signifikan terhadap kemiskinan Kota Surakarta pada derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka akan berpengaruh terhadap kemiskinan Kota Surakarta. Koefisien PDRB pada kurun waktu 1995 2013 adalah sebesar -0,000031, bila variabel lainnya dianggap konstan, jika PDRB meningkat 1 juta rupiah maka akan menurunkan kemiskinan Kota Surakarta sebesar 31 ribu jiwa. Selanjutnya, untuk hasil analisis variabel jumlah tenaga kerja Kota Surakarta hasilnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kemiskinan Kota Surakarta (sampai dengan tingkat α = 95%). Hal ini menunjukkan bahwa tingginya jumlah tenaga kerja Kota surakarta tidak berpengaruh terhadap kemiskinan Kota Surakarta. Dari hasil regresi diperoleh hasil bahwa variabel inflasi Kota Surakarta memiliki pengaruh signifikan terhadap kemiskinan Kota Surakarta. Koefisien yang dihasilkan sebesar 80,06973 yang memiliki arti bahwa setiap kenaikan 1% inflasi akan meningkatkan kemiskinan sebesar 80,06973 ribu jiwa. E. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil regresi model OLS (Ordinary Least Square) yang telah dilakukan pada bab IV, kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian tersebut sebagai berikut: 9

1. Dari hasil uji asumsi klasik diperoleh kesimpulan bahwa uji normalitas distribusi normal, pada uji otokorelasi tidak terdapat masalah otokorelasi dalam model, pada uji heterokedastisitas tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam model, pada uji spesifikasi model adalah model yang dipakai linier. 2. Dari hasil uji statistik yaitu uji F nilai probabilitas sebesar 0,000059 > 0,05 maka model yang dipakai eksis, dan nilai pada koefisien sebesar 0,762905 yang artinya 76,2% variabel kemiskinan dapat dijelaskan oleh varaibel PDRB, inflasi, dan jumlah tenaga kerja. 3. Hasil analisis uji t disimpulkan bahwa variabel PDRB memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan pada tingkat α = 0,05 dengan koefisien sebesar -0,000031 dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan pada tingkat α = 0,05 dengan koefisien sebesar 80,06973. Sedangkan variabel tenaga kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan Kota Surakarta pada tingkat α = 0,05. F. SARAN 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca dan untuk penelitian selanjutnya terkait kemiskinan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang mana peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah observasi ataupun variabel lebih banyak guna mendapatkan hasil yang lebih valid. 10

2. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah Kota Surakarta untuk membuat kebijakan-kebijakan yang lebih baik untuk mengatasi masalah kemiskinan. 3. Bagi pemerintah daerah Kota Surakarta diharapkan dapat lebih memprioritaskan membuka lapangan kerja yang lebih luas, menurunkan inflasi, dapat melakukan pemerataan pendapatan keseluruh golongan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta. G. DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Surakarta. 2014. Statistik Daerah Kota Surakarta. Surakarta: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Djarwanto. 2001. Statistik Sosial Ekonomi, Ed.3, Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2010. Dasar-dasar Ekonomika Pembangunan, UPP STIM YKPN Yogyakarta. Mankiw, N. Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi, Ed.2, Jilid 1, Jakarta: Erlangga. Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah, dan Kebijakan, Jakarta: PT Grafindo Persada. Soebagiyo, Daryono. 2013. Perekonomian Indonesia. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru, Ed. 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistik Dengan Eviews, Ed.2, Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 11