BAB I PENGANTAR PERBANDINGAN SISTEM HUKUM. Tulisan ini akan membedah buku yang berjudul Pengantar Perbandingan Sistem

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAPAT TERPISAH HAKIM ZEKIA

HUKUM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA

Civil Law adalah sistem hukum yang banyak dianut oleh negara-negara Eropa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum menganut sistem hukum Civil Law

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1974, TLN No.3019, Pasal.1.

PENGANTAR ILMU HUKUM. Henry Anggoro Djohan

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan Bahasa Indonesia dalam dunia Internasional memang belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

BAB III METODE PENELITIAN

STANDARDISASI DAN KEGIATAN YANG TERKAIT ISTILAH UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemeriksaan keterangan saksi sekurang-kurangnya disamping. pembuktian dengan alat bukti keterangan saksi.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri. 1 Oleh karena itu, pencaharian bertani dan berkebun, 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nana Sutarna, 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. mengatur agar kepentingan-kepentingan yang berbeda antara pribadi, masyarakat dan negara

BAB I PENDAHULUAN. perlindungannya sebagai bagian dari seni terpakai (applied art) sehingga di

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XV/2017

TUGAS TAMBAHAN UKD II RINGKASAN MENGENAI ISU HUKUM DAN PENDEKATAN DALAM PENELITIAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Untuk menjawab problematika atau masalah dalam penelitian ini, penulis

PENGGOLONGAN HUKUM. Nama anggota : Mega Aditya Lavinda (19) Megantoro Prasetyo W (20) Mitsaqan Ghalizha (21) Ahmad hafiyyan (03)

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STATUS PERKAWINAN INTERNASIONAL DAN PERJANJIAN PERKAWINAN. (Analisis Kasus WNI Yang Menikah Dengan Warga Negara Prancis di Jepang)

HUKUM INTERNASIONAL. Oleh : Nynda Fatmawati, S.H.,M.H.

BAB V PENUTUP. atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Nomor:415/Pdt.P/2010/PA.Kab.Mlg, keduanya memberikan hubungan anakbapak

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembuktian merupakan masalah yang memegang peranan penting dalam proses

II. Istilah Hukum Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sendiri telah memiliki peraturan-peraturan yang mengatur

POLITIK DAN ADMINISTRASI Frank J. Goodnow

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KONSTITUSI EKONOMI (Ekonomi Pasar, Demokrasi, dan Konstitusi) Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 1

Diadaptasi oleh Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 18 Januari 2002

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran

BELAJAR MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB III METODE PENELITIAN. inti permasalahan yang sebenarnya (nomena) dari gejala-gejala yang tampak di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disingkat HKI) telah berkembang sangat pesat. Sebagai ilmu yang baru, HKI

RANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

SISTEM HUKUM MAKALAH

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG- UNDANG, RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI, DAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Prinsip Dasar Peran Pengacara

PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL

RAMBU-RAMBU PENULISAN MAKALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm ), hlm.94.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BAB I PENDAHULUAN. memengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antarbangsa terjadi dengan

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

BAB 3 MASALAH DAN TUJUAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kontrak: Pendekatan-pendekatan Hukum Perdata dan Common Law

Bagaimana Praktek Hukum di Indonesia?

OLEH ANNA NUR NAZILAH CHAMIM

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

Gilang Wiryanu Murti. DO NOT COPY.

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum Pidana. 1. Penegak Hukum dan Penegakan Hukum Pidana

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Treaties Under Indonesian Law: A Comparative Study Penulis buku : Dr. iur. Damos Dumoli Agusman : PT. Remaja Rosda Karya

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

Transkripsi:

BAB I PENGANTAR PERBANDINGAN SISTEM HUKUM A. Pendahulan Tulisan ini akan membedah buku yang berjudul Pengantar Perbandingan Sistem Hukum yang ditulis oleh Michael Bogdan. Buku ini membandingkan beberapa sistem hukum terpenting yang ada di dunia: Inggris, Jerman, Perancis, Amerika, Cina, Sosialis, dan Islam. Kajian difokuskan pada masalah asal-usul, kaidah, perkembangan dan solusi hukum. Buku ini dimaksudkan untuk dipergunakan sebagai teks kuliah pengantar hukum luar negeri dan perbandingan sistem hukum (comparative law). Di era globalisasi buku ini mempunyai nilai praktis dan teoretis yang sangat signifikan, diantaranya: 1. Menambah pengetahuan dan pemahaman praktisi hukum akan kebudayaan dan cara hidup bangsa-bangsa lain, memungkinkan terjadinya kontak internasional dan komunikasi yang berarti dengan kolega-kolega asing. 2. Memungkinkan seorang yuris untuk melihat sistem hukum di negerinya sendiri dari sudut pandang yang baru dengan jarak tertentu. Lewat persepektif baru ini, akan diperoleh pemahaman yang baik mengenai fungsi dan nilai-nilai fenomena hukum yang sudah dikenal baik dalam hukum di negerinya sendiri.

3. Merupakan sumber pengetahuan yang kaya dan penting yang diperlukan dalam hubungannya dengan pengembangan terminologi hukum internasional dan pembuatan kamus-kamus hukum dwibahasa atau multibahasa. Buku ini dapat juga dipergunakan oleh para praktisi hukum dan siapapun yang ingin memperoleh pegetahuan dasar perihal sistem-sistem hukum yang dominan di dunia dan persoalan-persoalan metodologi yang muncul sehubungan dengan studi atau pekerjaan yang berkenaan dengan hukum luar negeri pada umumnya. Perbandingan mengacu pada metode dan ilmu tentang bagaimana membandingkan berbagai sistem hukum yang berlaku didunia. Di beberapa Negara istilah perbandingan hukum disebut dengan berbagai macam nama, ada yang menyebut comparative law (Inggris), droit compare (Perancis), rechtsvergleichung (Jerman). Mengapa studi perbandingan hukum menjadi penting, karena selain sistem hukum indonesia, diluar sana terdapat ratusan sistem hukum yang berbeda dari Indonesia, meskipun objek pengaturannya sama belum tentu isi peraturannya juga sama. Menurut data perserikatan bangsa-bangsa, Didunia ini terdapat sekitar 160-an negara, dapat dibayangkan berapa banyak sistem hukum yang berbeda di luar sana, belum lagi ada satu negara yang memberlakukan lebih dari satu sistem hukum dinegaranya (hukum adat). Secara umum, Michael Bogdan membagi sistem hukum atas beberapa bagian, yaitu: 1. Sistem hukum Inggris

2. Sistem hukum Amerika 3. Sistem hukum Perancis 4. Sistem hukum Jerman 5. Sistem hukum Sosialis 6. Sistem hukum China 7. Sistem hukum Islam Menurut Michael Bogdan, kegiatan perbandingan hukum berupa membandingkan berbagai sistem hukum yang berbeda-beda dengan maksud untuk menentukan persamaan dan perbedaannya. Mengolah persamaan dan perbedaan diantara berbagai sistem hukum yang telah didapat tersebut, misalnya menjelaskan asal-usulnya (historis), mengevaluasi jalan keluar yang dipakai atau dianut dalam berbagai sistem hukum yang berebda tersebut, mengelompokkan berbagai system hukum kedalam family atau tradisi hukum. Hukum komparatif telah baku dan dapat digunakan secara sah dalam pustaka, sebagai mata kuliah. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan perbandingan sistem hukum? 2. Bagaimanakah peran perbandingan hukum dalam pengembangan ilmu hukum?

BAB II PEMBAHASAN A. Pengantar Perbandingan Hukum 1. Definisi Subyek Definisi hukum komparatif mencakup kegiatan membandingkan system-sistem hukum yang berbeda-beda dengan tujuan menegaskan persamaan dan perbedaan masingmasing. Yang dimaksud bekerja dengan menggunakan persamaan dan perbedaan misalnya: - Menjelaskan asal usulnya; - Mengevaluasi solusi-solusi yang dipergunakan dalam system-sistem hukum yang menjadi keluarga-keluarga hukum. - Mencari kesamaan inti dalam system-sistem hukum tersebut; - Menguraikan masalah-masalah metodologis yang muncul. 2. Hukum Komparatif dan Studi Hukum Luar Negeri Hukum komparatif memang sulit untuk didefinisikan karena fakta bahwa ide-ide tentang makna konsep itu sangat luas. Pada dasarnya manusia hidup dalam masyarakat yang teratur dan tingkat keteraturannya ini biasanya sangat tinggi. Peraturan untuk mengatur perilaku manusia ini telah mengadopsi dari berbagai peraturan-peraturan Negara lain yang lebih dahulu memiliki peraturan. Cara hidup manusia dibelahan dunia ini ada yang sama dan

yang ada berbeda, oleh karena itu timbul perbedaan-perbedaan penting antar peraturanperaturan hukum di masyarakatyang berbeda-beda. Jadi masalah-masalah di masyarakat yang melakukan peraturan hukum seringkali identik atau sekurang-kurangnya sangat mirip. Masalah tersebut antara lain: - Peraturan pertanggungjawaban penjual atas kualitas produk yang telah terjual; - Pembagian tanah milik; - Tindakan menghilangkan nyawa orang lain; Dalam mengatasi masalah tersebut di atas pengacara akan menggunakan hukum sesuai yang berlaku di negaranya dan dapat juga melihat dari hukum luar negeri atau hukum privat internasional. Disinilah pakar hukum atau pengacara mebanding-bandingkan peraturan hukum yang berbeda-beda di Negara yang berbeda-beda dengan mempelajari hukum komparatif. 3. Hukum Komparatif-Metode atau Ilmu Hukum kompratif akan terasa apabila orang mulai mempeunyai tujuan untuk mengetahui dengan pasti persamaan danperbedaan antara sistem-sistem hukum, misalnya ketika perbandingan bukan hanya merupakan produk sampaingan yang kebetulan. Inti dalam pekerjaan komparatif adalah perbandingan tersebut (the comparatisa). Perbandingan berarti menghadapkan unsure-unsur yang dapat diperbandingkan dari dua sistem hukum atau lebih

terhadap satu sama lain untuk menemukan perbedaan dan persamaan diantara system sistem hukum. Menurut Michael Bogdan, sistem-sistem hukum yang ada dibagi menjadi keluargakeluarga hukum, misalnya keluarga hukum eropa continental, anglo, anglo-amerika, sosialis, dan lain-lain. Penjelasan menganai persamaan dan perbedaan yang ditemukan diantara sistem-sistem hukum menambah pemahaman penggunaan metode perbandingan dalam hukum negaranya sendiri. Evaluasi komparatif terhada berbagai solusi yang berbeda-beda diberbagai Negara terkait isu yang sama atau serupa akan sangat bermanfaat untuk pembuatan draf legislasi atau pekerjaan de lege ferenda lainnya. Pengelompokan sistem-sistem huku menjadi keluarga-keluarga hukum memiliki nilai evaluasi tinggi, sebab bisa memudahkan studi hukum luar negeri. Hukum administratif atau penelitian hukum dalam hukum administratif harus diulas dengan menggunakan metode hukum komparatif. Begitu juga dalam melakukan penelitian, orang akan bersinggungan dengan dengan teori hukum umum (yurisprudensi) atau penelitian khusus dan teori hukum umum yang memerlukan penggunaan metode komparatif. Karya yang bermutu tinggi dalam hukum komparatif jelas memiliki karakter ilmiah,walaupun tidak ada definisi umum yan dapat diterima untuk yang ilmiah. Hukum komparatif dianggap merupakan sebuah ilmu yang berdiri sendiri dan tisak ada kriteria yang diakui secara umum untuk bidang penelitian ilmiah yang berdiri sendiri dan tidak ada perbedaan jelas diantara disiplin-disiplin ilmu hukum tradisional yang sudah diakui. Michael Bogdan menambahkan bahwa studi hukum

komparatif dewasa ini merupakan salah satu mata kuliah wajib atau mata kuliah pilhan dibanyak fakultas hukum. B. Penggunaan Hukum Komparatif Michael Bogdan memberikan beberapa fungsi penggunaan hukum komparatif dalam ilmu hukum dan masyarakat. 1. Pendidikan Umum Penelitian hukum komparatif menambah pengetahuan kita tentang sistem hukum sebagai sebuah gejala sosial. Hukum komparatif menambah pengetahuan dan pemahaman pengacara akan kebudayaan dan cara hidup bangsa-bangsa lain, memungkinkan terjadinya kontak internasional dan komunikasi yang berarti dengan kolega-kolega asing. Hukum komparatif merupakan suatu latihan intelektual yang menarik dan bermanfaat dan semua ini bermuara pada meningkatnya pengertian antarbangsa secara umum. 2. Memperoleh Pemahaman yang Lebih Baik tentang Sistem Hukum di Negeri Sendiri Banyak peraturan hukum dan lembaga hukum yang diterima di masyarakat berbudaya sesungguhnya muncul secara kebetulan dalam sistem hukum di negeri tersebut atau karena faktor sejarah atau faktor geografi khusus dan kemungkinan besar banyak sistem hukum lain

yang dapat bertahan cukup baik tanpa pengaturan-pengaturan serupa itu. Dalam sistemsistem hukum yang lain itu, penyelesaian masalah-masalah yang sama mungkin dilakukan dengan cara yang sama sekali berbeda, bahkan barangkali cara itu lebih sederhana dan lebih baik. 3. Bekerja de lege ferenda (with a view to the future law) Bertalian dengan pekerjaan membuat legislasi baru, juga dalam kasus-kasus ketika pengacara bekerja de lege ferenda, misalnya bila hakim membuat preseden atau sarjana hukum merekomendasikan pembaruan hukum. Kebutuhan yang sama untuk memanfaatkan pengalaman negara lain iu juga diakui di dalam bidang hukum. Disertasi doktoral di banyak negara biasanya memuat sedikitnya peraturan-peraturan hukum relevan di beberapa sistem hukum luar negeri. Masalahnya hal ini jarang sekali dilanjutkan dengan memanfaatkan solusi dan pengalaman negara asing itu. Pembaca sering mendapat kesan bahwa tinjauan terhadap hukum luar negeri itu dilakukan lebih karena formalitas atau kewajiban tradisi saja, bukan karena benar-benar mempertimbangkan pengalaman negara lain dengan mengevaluasi dan berupaya memetik pelajaran dari mereka. Bantuan-bantuan yang diberikan para pakar hukum Barat itu tentu tidak bebas masalah dan memunculkan banyak persoalan menarik untuk hukum komparatif.

4. Penyelarasan dan Penggabungan Hukum Bertalian dengan penyelarasan hukum yakni dengan sengaja membuat agar peraturan hukum pada dua sistem hukum atau lebih, menjadi serupa. Hukum komparatif juga sangat penting dengan kaitannya dengan penggabungan hukum, yakni dengan sengaja memasukkan peraturan-peraturan hukum yang identik ke dua distem hukum atau lebih. Kesulitan yang dihadapi ialah banyaknya perpedaan opini dan kurangnya pemahaman akan cara pikir hukum dan konsep-konsep hukum satu sama lain. 5. Bekerja de lege lata Hukum komperatif juga dapat digunakan untuk menginterpretasikan dan menerapkan peraturan-peraturan hukum yang diambil dari stsem hukum lain. Di negara yang secara harafiah mengambil peraturan hukum dari hukum negara-negara lain (misalnya, Kitab UU Hukum Sipil Swiss yang diadopsi oleh Turki), pembanding antara penerapan peraturanperaturan hukum dari luar negeri oleh pengadilan-pengadilan di negara penerima dengan pengadilan-pengadilan di negara asal peraturan-perauran itu bisa mengandung signifikansi praktis yang sangat besar. Hal yang lumrah bila mengupayakan bantuan hukum komparatif untuk mengisi kekosongan pada sistem hukum di dalam negeri. Sehingga wajar untuk menelaah dan membandingkan solusi yang pernah diterapkan di negara lain, walaupun hal ini tidak selalu jelas kelihatan dalam penalaran yudisial putusan-putusan tersebut. Pengisian kekosongan

seperti ini dapat dianggap berada ditengah-tengah perbatasan antara mengeksploitasi de lege lata dan de lege ferenda. 6. Hukum Publik Internasional Pasal 38 UU Mahkamah Internasional memuat daftar sumber hukum yang digunakan Mahkamah, diantaranya : general principles of law recognized by civilized nations. Yang dimaksud disini adalah prinsip-prinsip hukum di dalam hukum nasional domestik negaranegara. Satu-satunya cara yang dapat diterima secara ilmiah untuk menentukan prinsipprinsip hukum yang sama bagi negara-negara berbudaya di dunia ialah dengan membandingkan sistem-sistem hukum yang ada. Sesungguhnya belum pernah ada telaah komparatif yang layak tentang prinsip-prinsip hukum manakah yang dapat diterima secara universal. Dalam kasus-kasus tertentu diperlukan kontribusi hukum komparatif untuk menentukan inti dari hukum publik internasional yang telah menjadi adat-kebiasaan. Tentunya ini melibatkan peraturan-peraturan umum hukum publik internasional, negaranegara diwajibkan memperlakukan warga negara asing sesuai dengan standar minimum internasional yang sesuai dengan standar moral negara yang berbudaya. Selanjutnya, perihal konsep teks perjanjian penting untuk dilakukan penafsiran isi perjanjian. Studi-studi tersebut akan membantu mencapai hasil yang sedapat mungkin sesuai dengan maksud dan tujuan pihak-pihak saat perjanjian tersebut ditandatangani.

7. Hukum Privat Internasional dan Hukum Pidana Internasional Kadang peraturan hukum privat internasional menyebabkan pengadilan dan otoritas lainnya menerapkan hukum asing. Proses mencari informasi dan menerapkan hukum asing itu sendiri tidak sama dengan pekerjaan komparastif, namun untuk menerapkan hukum asing diperlukan pembanding-pembanding tertentu, secara tidak langsung, antara hukum negara asing tersebut dengan lex fori (hukum di negara tempat pengadilan berada), meskipun pembanding-pembanding ini tidak selalu dibicarakan secara eksplisit dalam putusan pengadilan atau putusan hakim. Terminologi dan konsep-konsep dalam sistem hukum negara orang itu tidak bisa diandalkan begitu saja: misalnya, ketentuan dari negeri asing mengenai keabsahan surat wasiat. Menurut pemahaman hukum di Swedia berhubungan dengan bentuk surat wasiat tersebut, sedangkan di negara asing dianggap berhubungan dengan kecakapan atau kualifikasi si pembuat surat wasiat di bidang hukum. Aturan-aturan hukum luar negeri tidak mungkin diterapkan, keputusan dan putusan dari pengadilan asing tidak dapat diakui atau dilaksanakan apabila jelas bertentangan dengan prinsip hukum dasar dalam forum negara tersebut yaitu jika bertentangan dengan kebijakan publik (order publik). Hal ini tentu tidak bisa dirapkan tanpa membandingkan hukum luar negeri tersebut dengan prinsip-prinsip lex fori.

8. Penggunaan untuk Tujuan Pendidikan Sebagaimana sebelumnya telah disinggung, untuk yuris karena satu atau lain hal perlu membiasakan diri dengan aturan-aturan tertentu dalam hukum asing, studi hukum komparatif sangat penting bila sebelumnya tidak ada keharusan untuk memulai studi tersebut sejak awal. Memiliki nilai pendidikan tinggi ialah bahwa banyak sekali pengguna metode pembanding yang sudah pernah mengulas, membandingkan dan mengelompokkan sistem hukum menjadi keluarga-keluarga hukum. 9. Penggunaan dalam Bidang-Bidang Lain Tidak mungkin disini dibahas mendalam semua bidang yang mungkin pekerjaan hukum komparatif bisa berguna di dalamnya. Selain bidang yang telah dibahas, hukum komparatif juga dipergunakan dalam penelitian sejarah hukum. Beberapa pengguna metode pembandingan percaya bahwa tugas utama hukum komparatif ialah mempelajari dan bekerja dengan ikatan-ikatan sejarah di antara sistem-sistem hukum. Hukum komparatif merupakan sumber pengetahuan yang kaya dan penting, diperlukan dalam hubungannya dengan pengembangan terminologi hukum internasional dan pembuatan kamus hukum dwibahasa atau multibahasa. Dapat dikatakan stuti hukum komparatif penting bagi para sosiolog hukum, sebab menunjukkan pelaksanaan fungsi solusi hukum alternatif yang berbeda-beda dalam praktik. Dengan cara ini, hukum komparatif

sampai taraf tertentu mampu menggantikan eksperimen sosiologis yang karena alasan-alasan wajar mustahil dilakukan dalam bidang hukum.

BAB III KESIMPULAN 1. Menurut Michael Bogdan dalam berbudaya Perbandingan Sistem Hukum mengatakan Hukum Komparatif mencakup membandingkan sistem-sistem hukum yang berbeda-beda dengan tujuan menegasakan persamaan dan perbedaan masing-masing. Bekerja dengan persamaan dan perbedaan yang telah ditugaskan itu, misalkna menjelaskan asal usulnya, mengevaluasi solusisolusi yang dipergunakan dalam sistem-sistem hukum yang berbeda, mengelompokkan sistem-sistem hukum menjadi keluarga-keluarga hukum atau mencari kesamaan inti dakam sistem hukum tersebut dan menguraikan masalah-masalah yang muncul sehubungan dengan tugas-tugas ini, termasuk masalah-masalah metodologis yang terkait dengan studi hukum luar negeri. 2. Sistem hukum di dunia terdiri dari 7 (tujuh) golongan besar, yaitu: 1. Sistem hukum Inggris 2. Sistem hukum Amerika 3. Sistem hukum Perancis 4. Sistem hukum Jerman 5. Sistem hukum Sosialis 6. Sistem hukum China 7. Sistem hukum Islam

3. Sistem hukum sebuah Negara dipengaruhi oleh kondisi fisik yang ada dinegara tersebut, terutama geografi, iklim dan sumber daya alamnya. Risiko gempa bumi mempengaruhi aturan-aturan hukum mengenai konstruksi, iklim mempengaruhi aturan-aturan tentang pengendalian bahan pangan, penemuan lading-ladang minyak memunculkan perlunya legislasi tentang eksplorasi minyak. 4. Hukum komparatif sangat penting dalam hubungan dengan penyelarasan hukum yaitu dengan sengaja membuat agar peraturan hukum pada dua sistem hukum atau lebih menjadi lebih serupa. Hukum komparatif juga sangat penting dalam kaitannya dengan penggabungan hukum yaitu dengan sengaja emmasukkan peraturan-peraturan hukum yang identik dengan kedua sistem hukum atau lebih.