BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana utama dalam pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal maupun pendidikan informal. jawab seperti pendidikan keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikanlah peserta dapat memiliki kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUHAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, ada beberapa unsur penting

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar dan mengajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pemolaan ini dapat berlangsung secara sistematis dan tidak sistematis. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Harapan Stabat masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam dunia pendidikan, kegiatan proses belajar mengajar merupakan inti, karena merupakan master mind untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas baik yang mampu menghadapi perubahan zaman. Baik buruknya sebuah proses pembelajaran akan menentukan kualitas suatu bangsa. Seiring dengan perkembangan industrialisasi dan globalisasi banyak terjadi perubahan dalam kehidupan, sehingga manusia semakin ditantang untuk memiliki kemampuan guna menghadapi perubahan tersebut. Perkembangan dunia yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan perkembangan lmu pengetahuan. Seiring dengan ditetapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama terus-menerus dimana pendidik merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center). Namun kenyataannya masih banyak pendidik yang masih menerapkannya dengan alasan pembelajaran menjadi lebih praktis dan tidak menyita banyak waktu. Pembelajaran seperti inilah yang menyebabkan praktik pendidikan terisolir dari kehidupan nyata yang ada di luar sekolah, kurang relevan antara apa yang diajarkan dengan kebutuhan dalam pekerjaan, terlalu

terkonsentrasi pada pengembangan intelektual yang tidak berjalan dengan pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian. Kondisi di atas membuat kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pelajaran akuntansi ke dalam situasi kehidupan real. Bila anak belajar akuntansi terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan akuntansi. Oleh karena itu mengaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide akuntansi dalam pembelajaran di kelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna. Kurangnya kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide akuntansi, membuat komunikasi siswa menjadi kurang sehingga mereka tidak percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan kurang dapat mengembangkan suatu konsep sehingga siswa tidak dapat memberikan contoh dari materi yang diajarkan. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman konsep pada siswa. Pada kenyataannya untuk memahami suatu konsep seorang siswa tidak akan lepas dari bantuan seorang guru yang kreatif dalam menjelaskan materi pembelajaran. Disinilah pendidik harus kreatif dalam memilih suatu strategi pembelajaran agar semua siswa dengan prestasi yang berbeda-beda tersebut merasa ikut dilibatkan dalam pembelajaran. Oleh karenanya diperlukan suatu pembelajaran yang dapat membantu siswa merasa lebih dekat dengan akuntansi sehingga pada akhirnya diharapkan pembelajaran yang dilakukan dapat membuat siswa lebih paham.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis di kelas X AK 1 SMK SW YPK Medan bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan guru cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional dimana guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, siswa hanya pasif menerima materi yang diberikan yaitu hanya mencatat dan mendengarkan sehingga tidak bisa mengembangkan ide kreatif siswa dalam belajar. Dengan demikian siswa merasa bosan dengan pembelajaran akuntansi yang diberikan sehingga aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih kurang. Walaupun proses pembelajaran sudah dimulai, namun masih ada siswa yang kurang mempersiapkan diri, mengantuk, berbicara dengan teman, dan melamun. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil ulangan harian. Di kelas X AK I SMK SW YPK Medan yang terdiri dari 41 orang siswa, masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria kelulusan minimum (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 70. Sedangkan ketuntasan kelas keseluruhan yang diharapkan di sekolah tersebut adalah sebesar 70% dari jumlah siswa. Dibawah ini dapat dilihat nilai harian mata pelajaran akuntansi siswa kelas X Ak I SMK SW YPK Medan T.P 2013/2014. Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian 1, 2 dan 3 Kelas X AK 1 SMK SW YPK Medan NO TES KKM Siswa yang memperoleh Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM nilai di bawah KKM 1. I 70 43,90% 18 orang 56,10% 23 orang 2. II 70 36,59% 15 orang 63,41% 26 orang 3. III 70 46,34% 19 orang 53,66% 22 orang Jumlah siswa 41 Orang Rata-rata 42,28% 57,72 % Sumber: Daftar nilai kelas X AK I SMK SW YPK Medan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa siswa juga dapat disimpulkan bahwa siswa sebenarnya masih bingung dan belum mengerti dengan materi yang diberikan. Hal ini dikarenakan akuntansi merupakan pelajaran yang menuntut pemahaman dan ketelitian. Jika hal ini terus berlangsung dan tidak dicari alternatif pemecahannya, maka guru akan tetap sebagai sumber informasi satu satunya dikelas, tidak ada tukar informasi, penguasaan terhadap konsep dan hasil belajar akuntansi tetap rendah dan pembelajaran akuntansi jadi membosankan. Oleh karena itu, perlu dilakukan strategi pembelajaran yang lebih bermakna sehingga dapat membantu peserta didik dalam menghadapi permasalahan hidup yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang. Untuk menghindari rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa di atas, penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus melalui penerapan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Strategi Pembelajaran Quiz Team. Strategi pembelajaran Expository adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Guru memberikan gambaran kepada siswa tentang definisi dan konsep pada awal pembelajaran serta memberikan penjelasan dengan bantuan gambar, film ataupun model. Guru juga dituntut melakukan persiapan seperti menguasai materi secara sempurna dan memberikan sugesti positif dan motivasi serta merangsang rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang akan disampaikan kepada mereka.

Strategi pembelajaran Quiz Team yaitu salah satu strategi pembelajaran yang dapat melatih siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat membantu siswa lebih mandiri terhadap pembelajaran yang diberikan sekaligus dapat mengajar dan atau membimbing siswa yang lain karena siswa lebih aktif dalam kelompoknya, berpikir bersama, berdiskusi bersama untuk menyusun pertanyaan yang akan diberikan kepada kelompok lain. Penerapan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team merupakan salah satu cara yang dapat membuat seorang guru tampil sempurna dalam menyampaikan materi dan meningkatkan pengetahuan siswa serta melatih siswa lebih aktif dalam memberikan pertanyaan kepada kelompok lain dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Yang mana kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team ini diterapkan dengan cara pertama guru menerapkan Strategi Expository dimana guru memulai pelajaran dengan menggunakan langkah langkah dari strategi tersebut, setelah selesai guru melanjutkan ke strategi Quiz Team yaitu guru juga menerapkan pelajaran sesuai dengan langkah langkah dari stretegi tersebut. Latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Penerapan Kolaborasi Strategi Pembelajaran Expository Dengan Quiz Team Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi masalah yang berhubungan proses belajar siswa dalam penelitian ini adalah : 1. Mengapa guru cenderung menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan materi akuntansi? 2. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan menerapkan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team? 3. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan menerapkan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team? 4. Bagaimana peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan menerapkan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team? 5. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa di kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 melalui penerapan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 melalui penerapan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team? 3. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antar siklus? 1.4 Pemecahan Masalah Suatu masalah dikaji guna mencari dan menemukan solusi dan pemecahannya. Sebagai mana telah diuraikan pada latar belakang, bahwa kenyataannya aktivitas dan hasil belajar siswa belum mencapai target yang diinginkan, maka kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah diatas maka digunakan penerapan strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team pada materi pelajaran akuntansi. Untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep siswa dapat dilakukan dengan menerapkan strategi pembelajran Expository. Strategi pembelajran Expository dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep siswa karena strategi ini pendidik aktif dalam menyampaikan informasi yang penting ataupun fakta-fakta tentang materi sehingga menambah pengetahuan

dan pemahaman siswa agar mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Sehingga dapat mengatasi kendala-kendala di dalam proses belajar mengajar. Penerapan Strategi pembelajaran Quiz Team merupakan strategi pengulangan materi, sehingga siswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajarinya. Penerapan Strategi Quiz Team dimulai dari siswa disuruh mengadakan pertandingan akademis yaitu dengan menyampaikan beberapa pertanyaan kepada kelompok lain dan kelompok lain diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok lain secara bergiliran. Dalam strategi ini, siswa diarahkan agar lebih aktif, berpikir kreatif dan kritis dalam menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk diberikan kepada kelompok lain dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan kepada kelompoknya. Strategi pembelajaran ini meningkatkan kebersamaan sehingga diharapkan siswa tidak bosan dalam belajar akuntansi. Penerapan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team adalah suatu kegiatan penggabungan dari dua strategi. Dalam pelaksanaan strategi Expository dengan Quiz Team guru dituntut untuk memiliki persiapan dan penyampaian materi secara baik bahkan sempurna agar siswa mampu menguasai dan memahami serta mengaplikasikan materi yang disampaikan oleh guru dalam kehidupan sehari-harinya kemudian guru membuka atau memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif di dalam kelompoknya, berfikir bersama, berdiskusi bersama, untuk membahas materi dan menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikannya kepada kelompok lain serta menjawab pertanyaan dari kelompok lain.

Hasil dari diskusi siswa di tuang kedalam lembar diskusi dan guru meminta salah satu kelompok untuk mengajukan pertanyaannya dan kelompok lain menjawab, apabila kelompok tersebut tidak bisa menjawab maka pertanyaan tersebut dilempar ke kelompok lain kemudian kelompok lain bergantian memaparkan pertanyaannya dan kelompok lain menjawab setelah itu guru mengenengahi jalannya kuis tersebut. Dengan diterapkan strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team penulis yakin, bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat, dikarenakan strategi ini membuat guru mampu membuat siswa memahami materi yang disampaikan guru secara mendalam dan melatih siswa lebih aktif didalam mengungkapkan ketidaktahuannya melalui diskusi kelompok dan lebih berani untuk bertanya serta lebih siap dalam menghadapi pelajaran karena materi pelajaran telah dipahami dari penjelasan guru sebelumnya. Berdasarkan uraian tersebut diharapkan dengan penerapan kolaborasi Expository dengan Quiz Team dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk mengetauhi peningkatan aktivitas belajar akuntansi siswa dengan penerapan strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team di kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetauhi peningkatan hasil belajar akuntansi siswa dengan penerapan strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team di kelas XI AK 1 SMK SW YPK Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar akuntansi yang signifikan antar siklus. 1.6 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai penerapan kolaborasi strategi pembelajaran Expository dengan Quiz Team untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga menjadi bekal penulis sebagai pendidik dimasa mendatang. 2. Untuk menambah literatur dalam perpustakaan UNIMED sebagai referensi dan masukan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang relevan. 3. Sebagai masukan bagi guru khususnya guru akuntansi di SMK SW YPK Medan agar dapat menerapkan strategi pembelajaran Expository dengan Quiz untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.