I. PENDAHULUAN. norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

ABSTRAK PERAN GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN MORAL SISWA. Oleh (Rizki Fajar Abidin, Berchah Pitoewas, M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan media strategis dalam meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya. Guru selalu menjadi contoh dan teladan para siswanya dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini permasalahan pendidikan merupakan permasalahan yang. merupakan bagian dari upaya membangun karakter dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya para orang tua siswa sangat setuju dengan peran guru dalam menyisipkan pendidikan nilai, etika, moral dan sopan santun, tentunya orang tua siswa akan merespon positif artinya setuju sepenuhnya. Hal ini dapat dipahami bahwa tingkah laku anak manusia dikendalikan oleh aturanaturan tertentu ( regulated behavior). Dapat dikatakan bahwa peran guru sangatlah penting dalam menentukan sejauh mana sikap siswa dalam bertingkah laku sebagai bagian dari masyarakat, apakah sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat ataukah tidak. Di sekolah sebagai pendidik atau pengajar, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Sebagai pengajar dan pendidik guru harus memiliki kompetensi atau kemampuan yang sesuai dalam pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri. Untuk itu peran guru

2 Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya menyampaikan materi saja tetapi harus memberikan pendekatan-pendekatan yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan moral siswa dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat. Pada saat guru mengajar di dalam kelas tentunya perilaku siswa dapat di kontrol dengan baik, tetapi ada sebagian dari siswa yang lain perilakunya tidak dapat di kontrol, misalnya mereka sering mengobrol saat guru menerangkan materi pembelajaran, atau mereka tidak mendengarkan perkataan dari guru, istilahnya yang sering dikatakan oleh guru adalah masuk kuping kiri keluar kuping kanan, inilah yang harus dibenahi secara perlahan-lahan, baik oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan maupun oleh guru-guru mata pelajaran yang lain. Hal ini tentunya bukan hanya dialami oleh guru PKn saja, melainkan oleh guru-guru yang lain, dalam menangani siswa yang sulit diaturmerupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru untuk merubah pola perilaku siswa tersebut menjadi lebih baik khususnya bagi guru Pendidikan Kewarganegaraan. Lalu apakah cukup hanya dengan menasehati atau memberikan ceramah mengenai moral dapat merubah perilaku moral siswa, tentunya jawaban ini masih belum bisa dipastikan secara utuh, karena banyak faktor yang mempengaruhi pola karakter dan perilaku moral anak dari tiga lingkungan utama yakni: lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman

3 sebaya. Anak memiliki naluri dan keyakinan masih lemah serta kepekaan moral yang kurang, hal ini membuat anak mengalami hambatan dalam bertindak sebagai kesadaran moral. Kesadaran moral atau kesadaran etis pada perkembangannya memerlukan pendidikan berupa teladan, penyuluhan dan bimbingan, akan berfungsi sebagai tindakan konkret untuk memberi putusan terhadap tindakan tertentu tentang baik-buruknya. Guru yang baik itu adalah guru yang senantiasa membimbing siswanya agar lebih baik ke depan. Yaitu selalu memberikan pelajaran-pelajaran atau masukan yang berguna dan bermanfaat bagi siswa. Guru yang baik itu juga bisa sebagai orang tua dan teman, selalu ada pada saat siswa membutuhkannya. Bisa menjadi teman tempat bercerita pada masalah yang sedang dihadapi siswanya. Guru yang baik itu adalah guru yang bisa membimbing, mengarahkan, dan mengerti dengan apa yang diinginkan oleh siswanya. Seorang guru sebaiknya mengetahui sifat siswa-siswanya dan mempelajari bagaimana agar ia dan pelajaran yang diajarkannya bisa disukai oleh siswa-siswanya. Guru yang baik itu, orang yang mengerti benar definisi pahlawan tanpa tanda jasa. Ikhlas mengerjakan pekerjaannya sebagai seorang pendidik, meskipun penghargaan terhadapnya tidak sebanding jumlahnya dengan apa yang dikerjakannya. Sebisa mungkin membuat siswa-siswanya memahami betul apa yang dikerjakannya, ia juga menyadari bahwa yang paling penting adalah menghargai proses belajar siswa itu sendiri dibanding hasil akhirnya.

4 Menurut Arieya.S, guru yang baik itu adalah guru yang memiliki ketulusan dalam memberikan pelayanan (pengabdian) pendidikan, inovatif, dan selalu mengembangkan strategi pembelajaran dan kapasitasnya. Sehingga memiliki nilai tambah bagi pengembangan dunia pendidikan.jadi, guru yang baik itu adalah guru yang profesional dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Tempat bertanya bagi siswa dan masyarakat disekitarnya. Dapat membuat siswa nyaman, karena bertindak sebagai orang tua dan teman. Guru itu tidak mengajar, tapi memberi pembelajaran. Punya tanggung jawab terhadap siswanya, mengerti masalah yang dihadapi dan memberikan solusi penyelesaian. Guru yang baik akan dengan senang hati menyampaikan segala ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan sang siswa, bukan mementingkan egonya sendiri dengan memaksakan ilmu kepada siswa. Mengajar dengan santai, tetapi tetap berwibawa sebagai guru. Karena guru yang berwibawa walaupun dekat dengan siswanya, tetap disegani bukan ditakuti. Guru yang baik itu juga guru yang tau bagaimana menyampaikan pelajaran dengan baik dan bisa membuat siswa belajar dengan semangat. Guru yang baik juga bisa dijadikan sebagai orang tua kedua. Maksudnya sebagai orang tua di sekolah, dimana tempat siswa menghabiskan lebih dari 80% waktunya. Ia memberikan solusi atau nasihat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa, dan yang terpenting adalah ia akan selalu tidak akan pernah dilupakan meskipun telah lama berpisah.

5 Berdasarkan hal tersebut perlu adanya peran dari guru sebagai pendidik yang memberikan contoh teladan yang baik, pengetahuan, pemahaman dan menjadi orang tua siswa selama siswa berada di sekolah serta memberikan pengawasan secara baik dan terorganisir agar dapat memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap perkembangan perilaku moral siswa di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat di sekitarnya untuk menciptakan karakter siswa yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian pendidikan yang baik bukan hanya membentuk siswa memiliki kecerdasan otak saja, melainkan harus membentuk siswa memiliki kecerdasan moral yang baik pula, yang dapat dilakukan dengan memberikan contoh teladan yang baik, penyuluhan serta bimbingan. Oleh karena itu peran guru sangatlah penting dalam melakukan tugas yang sangat mulia ini. Oleh karena itu karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Agar siswa dapat mengontrol diri dari adanya pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Dewasa ini banyak sekali penurunan kualitas moral siswa yang termasuk dalam kategori ringan antara lain sikap kurang menghargai siswa kepada

6 guru. Sering mendengar keluhan dari guru yang menyatakan bahwa siswa sekarang sulit diatur, tidak patuh dan suka membantah, suka mengkritik dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral, bahkan ada siswa yang berani membolos pada saat jam pelajaran sedang berlangsung. Hal ini tentunya terjadi karena kurangnya pengawasan dari guru saat siswa berada di luar kelas, ataupun saat guru keluar dari kelas karena ada kepentingan mendadak, disaat itulah siswa tidak mendisiplinkan diri untuk mengontrol pengaruh lingkungan nya khususnya pengaruh dari teman sebaya mereka, siswa cenderung bersorak-sorak, atau menjahili teman sebangku nya, memukul-mukul meja sambil bernyanyi-nyanyi dan hal-hal lain yang seharusnya tidak dilakukan pada saat jam belajar berlangsung. Baru di tinggal sebentar saja sudah liar apalagi di saat tidak adanya pengawasan pada saat jam istirahat atau di luar sekolah, mungkin saja siswa merokok di dalam kamar mandi siswa, atau melakukan hal-hal lain yang tidak seharusnya dilakukan di lingkungan sekolah. Hal inilah yang harus diperbaiki dan dibenahi oleh seroang guru, baik guru PKn atau guru-guru yang lain dalam memberikan contoh teladan yang baik, penyuluhan tentang dampak dari kenakalan remaja, dan memberikan bimbingan yang tepat guna yang dapat dijadikan filter atau penyaring oleh siswa untuk mengontrol diri dari adanya pengaruh-pengaruh negatif. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba melakukan penelitian di SMP Negeri 18 Bandar Lampung mengenai peran Guru khususnya peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul : Peran Guru

7 Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1. Peran guru PKN dalam mengembangkan kecerdasan moral siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Cara-cara apa yang digunakan oleh guru dalam mengembangkan kecerdasan moral siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Usaha yang dilakukan oleh SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam mengembangkan kecerdasan moral siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah mengkaji tentang Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimanakah Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral

8 Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian tentang masalah Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 secara teoritis memperkaya konsep-konsep ilmu pendidikan, khususnya ilmu Pendidikan Kewarganegaraan yang membina warga negara untuk meningkatkan kualitas manusia yang jujur, patuh, serta disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan pengajaran, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan yang berkaitan dengan peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan kecerdasan moral siswa sehingga dapat menambah pengetahuan bagi guru serta

9 menambah khasanah pustaka. b. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Membantu Guru dalam mengembangkan kecerdasan moral siswa. 2. Memberikan masukan kepada orang tua siswa untuk memberikan pengawasan terhadap pola perilaku anak agar tidak menyimpang dengan norma yang berlaku di masyarakat. 3. Memberikan masukan kepada masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku moral siswa yang menyimpang dan diberikan nasihat. 4. Memberikan masukan kepada lembaga pendidik dalam meningkatkan kualitas peserta didik menjadi warga negara yang berkualitas yang mempunyai kecerdasan moral yang baik. 5. Menambah khasanah ilmu pendidikan, khususnya Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan dan umumnya diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan di kota Bandar Lampung. 6. Sebagai calon guru, hasil penelitian ini berguna untuk dijadikan suplemen dalam meningkatkan peranan guru baik dalam mengajar ataupun dalam mendidik agar menjadi lebih baik.

10 F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang Lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Pendidikan Kewarganegaraan (Hak dan Kewajiban), sebab penelitian ini menganalisis terhadap Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Ruang Lingkup Obyek Ruang lingkup obyek ini adalah Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Mengembangkan Kecerdasan Moral Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Ruang Lingkup Subyek Ruang lingkup subyek ini adalah Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 4. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup lokasi ini adalah di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 5. Ruang Lingkup Waktu Waktu penelitian ini adalah sesuai dengan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, sejak tanggal 26 Februari 2014 s/d 13 Maret 2014.