BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi siswa dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembangan potensi siswa didik agar menjadi peserta didik yang beriman, bertakwa pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat Madrasah Ibtidaiyah, menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Hal tersebut terjabarkan dalam standar kompetensi menulis khususnya kemampuan bersastra, yakni siswa diharapkan dapat mengekspresikan karya sastra yang diminati (puisi, prosa, dan drama) dalam bentuk sastra tulis yang kreatif serta dapat menulis kritik dan esai sastra berdasarkan ragam sastra yang telah dibaca (Depdiknas, 2006: 22). Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan kemampuan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pada hakekatnya pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut 1
2 mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Maka dari itu seorang guru harus dapat mengarahkan siswa memiliki karya sastra yang sesuai dengan minat dan kematangan jiwa mereka. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menulis puisi. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Ketrampilan menulis sebagai salah satu ketrampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pengajaran menulis di SD menjadi sangat penting. Peran tersebut semakin penting bila dikaitkan dengan tuntutan pemilikan kemahirwacanaan dalam abad informasi (Joni, 1990). Pengajaran Bahasa Indonesia di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan. Menurut Badudu (1993: 131) pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD SMU ialah guru terlalu banyak menyuapi, tetapi kurang menyuruh siswa aktif membaca, menyimak, menulis dan berbicara. Proses belajar-mengajar dikelas tidak relevan dengan yang diharapkan, akibatnya kemampuan menulis puisi siswa rendah. Untuk mengoptimalkan pembelajaran menulis puisi permulaan di SD salah satu alternatif yang dapat dilakukan ialah melalui permainan bahasa. Keterampilan menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca (Parera 1996:26). Dalam hubungannya dengan pengajaran bahasa, menulis adalah menggabungkan sejumlah kata menjadi kalimat yang baik dan benar menurut penalaran yang tepat.
3 Keterampilan menulis puisi perlu ditanamkan kepada siswa di sekolah dasar, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Dalam pembelajaran menulis puisi ini guru hanya membacakan salah satu contoh puisi dalam buku paket dan menyuruh siswa untuk menuliskan puisi tersebut lalu guru menyuruhnya untuk membacakannya di depan kelas. Sedangkan siswa tidak diberi kesempatan untuk menulis puisi dengan bahasa atau kata-katanya sendiri dan kemampuannya sendiri. Pastinya pembelajaran tersebut sangat kurang tepat, di sini terkesan tidak adanya aktivitas dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi. Ketika penulis memberikan tugas pada siswa untuk menulis puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri, siswa terlihat kesulitan dalam menyusun kata-kata dengan bahasanya sendiri, hal itu disebabkan karena selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan guru kelas V mereka tidak pernah diberi kesempatan untuk menuliskan puisi dengan kata-kata atau bahasanya sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut Wellek dan Waren menyatakan: Dalam menulis puisi, anak harus diperhatikan bahasa yang sesuai dengan unsur-unsur yang ada dalam puisi: (2004: 13-15). Berdasarkan observasi peneliti bersama kolaborator di SD Negeri 2 Bomerto khususnya di kelas 5,keterampilan menulis puisi siswa masih kurang hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pemberian motivasi kepada siswa dalam proses pembelajaran dan penggunaan metode atau srategi pembelajaran yang kurang menumbuhkan motivasi belajar siswa terbukti dari proses pembelajaran di kelas 5 pada keterampilan menulis puisi guru masih dominan dalam menyampaikan cara menulis puisi yang benar sehingga siswa kurang berapresiasi dalam proses menulis
4 puisi dengan bahasa siswa sendiri, hasil menulis puisi siswa juga masih kurang terampil pada bahasa yang digunakan hal ini dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi yang guru kelas lakukan, adapun persentase hasil evaluasi siswa yaitu dari 34 siswa hanya 52,9% siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) kelas padahal KKM Kelas yang ditentukan di kelas 5 yaitu 70,pembelajaran dikatakan tuntas jika siswa yang mendapat nilai diatas KKM Kelas 75% dari jumlah siswa. Pencapaian hasil yang diperoleh pada menulis puisi dengan bahasa sendiri tersebut diangggap masih rendah oleh peneliti dan kolaborator, dari hasil observasi juga ditemukan beberapa masalah sebagai penyebab dari ketidak tuntasan siswa dalam menulis puisi diantaranya yaitu : 1. Siswa merasa kesulitan untuk memahami menulis puisi dengan bahasa yang menarik. 2. Bahasa dan tulis siswa yang kurang menarik sehingga dalam penulisan puisi masih terlihat biasa saja. Berdasarkan pengamatan dan observasi pada pertemuan berikutnya ternyata rata-rata kemampuan menulis puisi siswa yang telah dilakukan hanya mendapat nilai 6,9 yang artinya kemampuan menulis siswa kurang baik. Melihat dari kondisi tersebut, akhirnya penulis mempunyai ide untuk memperbaiki pembelajaran tersebut dengan menerapkan Teknik Permainan Bahasa dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V, karena bernain bagi anak-anak tak ubahnya seperti bekerja bagi orang dewasa. Berdasarkan uraian dan identifikasi masalah di atas serta alternatif pemecahan yang telah dipilih, peneliti membuat judul Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menulis Puisi Melalui Penggunaan Teknik Permainan Bahasa Siswa Kelas V SD N 2 Bomerto Kec.Wonosobo Semester 2 Tahun 2011/ 2012 dalam penelitian ini.
5 1.2 Permasalahan Masalah Permasalahn yang dapat diidentifikasi terkait dengan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis puisi bagi siswa kelas V SD N 2 Bomerto Wonosobo sebanyak 47,1% siswa belum mencapai KKM 70 1.3 Cara Pemecahan Masalah Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah tersebut adalah melalui teknik permainan bahasa. Teknik Permainan bahasa merupakan permainan untuk memperoleh kesenangan dan untuk melatih ketrampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis). (http://techonly13.wordpress.com/2009/08/26/membaca-permulaapermainanbahasa). Dari latar belakang tersebut peneliti tertari untuk memberikan cara pemecahan masalah dengan melakukan penelitian yang berjudul Upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi melalui penggunaan teknik permainan bahasa siswa kelas V SD N 2 Bomerto Wonosobo semester 2 tahun 2011/2012. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Apakah penggunaan Teknik Permainan Bahasa dapat meningkatkan ketrampilan menulis puisi siswa kelas V SD N 2 Bomerto Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo. 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
6 Untuk mengetahui peningkatan ketrampilan menulis puisi dengan menerapkan Teknik Permainan Bahasa di Kelas V SDN 2 Bomerto Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo. 1.6 Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah: 1. Bagi peneliti menambah wawasan dalam menerapkan Teknik Bermain Kata atau Bahasa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi serta dapat mengetahui tingkat keberhasilan penerapan teknik ini. 2. Bagi guru dapat membantu dalam meningkatkan pembelajaran menulis puisi pada siswa di masa yang akan datang 3. Bagi siswa dari hasil penelitian ini siswa diharapkan memiliki ketrampilan menulis puisi dengan baik.