HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SMASH

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 2 KUBU JURNAL. Oleh SUPIAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL PUKULAN FOREHAND SMASH BULUTANGKIS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMAN 1 SIMPANG KANAN JURNAL

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 40 M DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 KUBU JURNAL. Oleh AKMAL

JURNAL. Oleh MARIA LESTARI

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN TERHADAPKEMAMPUAN CHEST PASS TIM BASKET SMAN 1 KUBU KECAMATAN KUBU JURNAL. Oleh JUNAIDI

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

MHD. ARIF

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL TOLAK PELURU SISWA KELAS VII SMPN 05 TELUK KUANTAN KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL

JURNAL. Oleh SIMAI ASPERA

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA PUTRA KELAS XI IS SMA PGRI PEKANBARU

JURNAL. Oleh YON MARYONO

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA SDN 014 BERINGIN MAKMUR KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMKN 5 PEKANBARU.

JURNAL. Oleh HERWAN SAPUTRA

JURNAL. Oleh MASRIZAL

CORRELATION BETWEEN LEG MUSCLE S POWER AND BACK S FLEXIBILITY WITH THE ACCURACY OF JUMP SMASH TO THE PPLP BADMINTON ATHLETE IN RIAU PROVINCE

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI SMAN 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YESI EMIDA

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

THE RELATIONSHIP OF SHOULDER ARMS MUSCLE AND LEG MUSCLE S POWER WITH JUMP SMASH SKILL IN MEN S BADMINTON CLUB OF PB. BANK RIAU KEPRI PEKANBARU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 KAMPAR JURNAL. Oleh TRI WAHYU AGUSTI

JURNAL. Oleh JOKO RIANTO

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA SD NEGERI 006 SUNGAI SEGAJAH KECAMATAN KUBU JURNAL. Oleh AL AMIN

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN TENDANGAN KE GAWANG TIM SMAN 1 BANGKO KECAMATAN BANGKO JURNAL

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

THE RELATIONSHIP ARM AND SHOULDER MUSCLE STRENGHT OVER UP SERVICE VOLLEY BALL RESULT AT MALE TEAM OF SMPN 10 TAPUNG KAMPAR REGENCY

KONTRIBUSI KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA PADA SEPAKBOLA DI SMAN 1 KECAMATAN INUMAN JURNAL. Oleh SUPRIADI

THE CORRELATION BEETWEEN EXPLOSIVE POWER OF LEGS AND REACTION SPEED WITH RUN OF 100 YARD AT ATHLETIC S ATHLETE PPLP RIAU

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN PASSING BAWAH ATLET BOLAVOLI MINI DI SDN 34 PENEBAL KECAMATAN BENGKALIS JURNAL. Oleh AGUSRIZAL

HUBUNGAN DAYA LEDAK TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH. Jurnal. Oleh YOGA HARLIS SIDIAWAN

THE CONTRIBUTION OF WRIST AND SERVICE ACCURACY COORDINATION IN VOLLEY BALL FOR FEMALE TEAM OF ANJUNGAN JUNIOR PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

Ardiah Juita, dkk 1 Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FKIP Universitas Riau

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH ATLET BOLAVOLI SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMA NEGERI 1 BENGKALIS JURNAL. Oleh RANIANTI

JURNAL. Oleh ZULHERI

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN TIM BOLA BASKET PUTRA SMAN 14 PEKANBARU

Keywords: Arm shoulder muscle strength, muscle flexibility back, shot put results

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KELENTURAN DENGAN KEMAPUAN DRIBBLING SEPAKBOLA TIM SMAN 1 SEDINGINAN KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YUSNITA

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN TOLAK PELURU SISWA SMA NEGERI 1 KUBU JURNAL. Oleh IRWANYSAH

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengam Akurasi Smash Pada Team Bola Voli Putra SMKN 5 Pekanbaru

THE POWER ARM MUSCLES AND SHOULDES WITH THE RESULTS IN THE DISK ON THE STUDENT S CLASS IX OF THE AMERICAN JUNIOR DISTRICT 27 PEKANBAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

HUBUNGAN KOORDINASI MATA DAN KAKI DENGAN KEMAMPUAN PASSING PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW SISWA SMPN 1 TELUK KUANTAN JURNAL

HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

Abstract. Keywords : Squat Jump Exercise, Step Up and Leg Muscle Strength

MARPION SAPUTRA NIM

THE EDUCATION OF HEALTH AND RECREATION TEACHERS TRAINING AND EDUCATION FACULTY RIAU UNIVERSITY

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN TANGGA DAN LATIHAN HURDLE JUMP

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 60 METER SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN SINGINGI JURNAL. Oleh JANDRI PALISON

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SDN 004 PULAU BIRANDANG KECAMATAN KAMPAR TIMUR JURNAL OLEH : ROSNAH

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

THE CORRELATION EXPLOSIVE POWERLEG MUSCLES WITH SPEED OF T KICK 0N COLLEGE STUDENTS SILAT WALET PUTI PEKANBARU

Hubungan Kemampuan Servis. (Ibnu Nur Budiawan)

JURNAL. Oleh ONY MARSAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

SIGNIFICANT RELATIONSHIPS BETWEEN THE MUSCLE STRENGTH AND SHOULDER ARMS WITH LONG SERVICE FOREHAND ATHLETE MEN OF BADMINTON RTV CLUB PEKANBARU

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KETEPATAN SMASH PENUH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVICE

GENTA MULIA ISSN: Volume VIII No. 2, Juli 2017 Page : 68 77

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING PADA TEAM SEPAKBOLA SMK NURUL FALAH PEKANBARU. Jurnal OLEH. Rafi Ronal

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, TINGGI LONCATAN, DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP PUKULAN JUMPING SMASH ATLET PB TULUNGAGUNG

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

LEG MUSCLE EXPLOSIVE POWER RELATIONS AND COORDINATION WITH EYES AND ACCURACY SMASH HANDS ON PRINCESS VOLLEYBALL ATHLETES SVC PEKANBARU

CORRELATION OF POWER ARM MUSCLES AND SHOULDERS THE RESULTS THROWN THE SPEAR, ON THE ATHLETES MAN PPLP OF RIAU

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

THE EFFECT BOW JUMPS EXERCISE TOWARD EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE OF MUSTANK PEKANBARU VOLLEYBALL CLUB

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

HUBUNGAN KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN KEMAMPUAN SEPAK SILA PADA ATLET PERSATUAN SEPAKTAKRAW SELURUH INDONESIA (PSTI) KABUPATEN KAMPAR

PENGARUH EXPLOSIVE POWER TERHADAP KETERAMPILAN BOLA VOLI (Studi Penelitian Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang)

CORELATION ARMS MUSCLE POWER AND FLEXIBILITY MUSCLES BACK WITH SHOT PUT OF STUDENT SON CLASS XI SMK TARUNA SELF PEKANBARU

HUBUNGAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TEMBAKAN 30 M PADA ATLET PANAHAN PPLP DISPORA RIAU TAHUN 2016 JURNAL. Oleh MUSLIM

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN DRIBBLING SEPAKBOLA PADA TIM SMA 2 RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU JURNAL. Oleh ASRI

HUBUNGAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MINI SISWA KELAS V SDN 009 BANGKINANG JURNAL

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SMASH PADA PEMAIN BULUTANGKIS CLUB CUPUMANIK BHAYANGKARA KECAMATAN BANGKO BAGAN SIAPI-API JURNAL Oleh BAMBANG HERMANTO 1405166535 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU 2016

1 THE CORELATION BETWEEN EXPLOSIVE POWER ARMS MUSCLE AND LEGS MUSCLE WITH SMASH ABILITY BADMINTON PLAYERS AT CUPUMANIK CLUB OF BHAYANGKARA BANGKO DISTRICT BAGAN SIAPI-API Bambang Hermanto 1, Drs. Ramadi, S.Pd, M.Kes AIFO 2, Kristi Agust., M.Pd 3 bb_hermanto@yahoo.com 1, mr.ramadi59@gmail.com 2, kristi.agust@yahoo.com 3 PHYSICAL EDUCATION HEALT AND RECREATION FACULTY OF TEACHER TRAINNING AND EDUCATION RIAU UNIVERSITY ABSTRACT, Background problem in this research is not optimal yet smash results conducted badminton players Club Cupumanik. This problem is evident from observations of researchers at practice and games, it is suspected because of the explosive power arm muscles and leg muscles a player Club Cupumanik. Therefore, the purpose of this study was to determine the corelation between explosive power arm and leg muscle with the smash ability badminton players Club Cupumanik Bhayangkara. This type of research is correlational comparing the measurement results of two different variables in order to determine the degree of correlation between these variables. As independent variables (X1) is explosive power arm muscles, (X2) of explosive power legs muscles while the dependent variable (Y) is the smash badminton. This research data obtained from the tests using two hand medicine ball put, standing broad jump test, and smash badminton test. The sample in this study is the player Club Cupumanik of 20 people (total sampling). Based on the research results can be concluded as follows: From the results obtained explosive power arm muscles had significant corelation to the smash ability badminton players Club Cupumanik Bhayangkara District of Bangko Bagan Siapi-api, characterized by the results obtained by the rhitung 0.48> 0.444 rtabel, From the results obtained explosive power leg muscle had significant corelation to the the smash ability badminton players Club Cupumanik Bhayangkara District of Bangko Bagan Siapi-api, characterized by the results obtained by the rhitung 0.51> rtabel 0.444. Thus, there is a significant corelation together between the explosive power of arm muscles and leg muscles with the Smash ability Badminton players Club players Cupumanik Bhayangkara District of Bangko Bagan Siapi-api, is characterized by the results obtained rhitung 0.73> 0.444 rtabel Keywords : Explosive Power, Arms Muscles, Legs Muscles, Smash, Badminton

2 HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN SMASH PEMAIN BULUTANGKIS CLUB CUPUMANIK BHAYANGKARA KECAMATAN BANGKO BAGAN SIAPI-API Bambang Hermanto 1, Drs. Ramadi., S.Pd., M.Kes AIFO 2, Kristi Agust, M.Pd 3 bb_hermanto@yahoo.com 1, mr.ramadi59 @gamil.com 2, kristi.agust@yahoo.com 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRAK, Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah tidak maksimal hasil smash yang dilakukan pemain bulutangkis Club Cupumanik. Permasalahan ini terlihat dari observasi peneliti pada saat latihan dan juga pertandingan, hal ini diduga karena faktor daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain Club Cupumanik. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan smash pemain bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara. Jenis penelitian ini adalah korelasional membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel ini. Sebagai variabel bebas (X1) adalah daya ledak otot lengan, (X2) daya ledak otot tungkai sedangkan variabel terikat (Y) adalah kemampuan smash bulutangkis. Data penelitian ini diperoleh dari hasil tes menggunakan two hand medicine ball put, tes standing broad jump, dan tes smash bulutangkis. Sampel dalam penelitian ini adalah pemain Club Cupumanik yang berjumlah 20 orang (total sampling). Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil yang diperoleh daya ledak otot lengan mempunyai hubungan signifikan dengan kemampuan Smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api, ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu r hitung 0,48 > r tabel 0,444. Dari hasil yang diperoleh daya ledak otot tungkai mempunyai hubungan signifikan dengan kemampuan Smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api, ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu r hitung 0,51 > r tabel 0,444. Sehingga, terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan Smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api, Ini ditandai dengan hasil yang diperoleh R hitung 0,73 > R tabel 0,444. Kata kunci: Explosive Power, Otot Lengan, Tungkai, Smash Bulutangkis

3 PENDAHULUAN Pembinaan dan pengembangan olahraga dan pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas hal ini tercantum dalam Undangundang Republik Indonesia No 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional pada pasal 25 ayat 4 juga menyebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemauan, minat, dan bakat peserta didik secara menyeluruh, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Berdasarkan kutipan di atas jelas terlihat bahwa salah satu cara pembinaan dan pengembangan olahraga dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah, sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Bosari (1991:39) menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk memperluas pengetahuan murid dan menambah ketepatan, mengenai hubungan antar berbagai objek mata pelajaran, menyalurkan minat, bakat, menunjang pencapaian intrakurikuler serta melengkapi usaha pembinaan manusia seutuhnya. Pembinaan dan pengembangan olahraga melalui jalur pendidikan pada semua jenjangnya dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan olahraga sesuai dengan bakat dan minat serta dilakukan secara teratur, bertahap, dan berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik (Kementerian Pemuda dan Olahraga, 2005:18). Upaya pembinaan dan pengembangan tersebut dilakukan terhadap cabang-cabang olahraga yang ada dalam kurikulum pendidikan yang sedang berlaku. Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko merupakan salah wadah pembinaan prestasi cabang bulutangkis yang mana diharapkan bisa melahirkan pemain-pemain muda yang berkualitas sehingga nantinya mampu membawa nama baik daerah maupun nasional. Dalam mencapai sebuah prestasi yang diinginkan. Selama pembinaan tentu tidak terlepas dari latihan-latihan yang dilakukan secara terarah dan terpadu yang dilakukan secara terus menerus sehingga pemainnya dapat memiliki ketepatan bermain bulutangkis dengan baik. Olahraga adalah kegiatan yang sistematik untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Menurut Syafruddin (2008:5) olahraga prestasi yaitu olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang dan berkelanjutan melalui latihan dan kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Pengembangan pembinaan olahraga prestasi dilaksanakan mulai dari pendidikan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah pertama, sekolah menengah atas, perguruan tinggi dan pada masyarakat. Pembinaan olahraga prestasi tersebut dilaksanakan mulai di tingkat Kecamatan, Kabupatenupaten/Kota sampai ke tingkat nasional dan internasional. Untuk dapat bermain olahraga bulutangkis dengan baik sangat ditentukan oleh faktor kemampuan fisik, penguasaan teknik dan mental. Icuk Sugiarto yang merupakan mantan atlet nasional pada cabang olahraga bulutangkis mengatakan untuk menjadi pemain bulutangkis yang baik, tidak hanya menguasai teknik

4 memukul saja, tetapi harus menguasai teknik dasar yang ada dalam permainan bulutangkis. Menurut Mutohir (1992:34) teknik dasar olahraga bulutangkis adalah Pengusaan pokok yang harus dipahami dan dikuasai tiap pemain dalam melakukan kegiatan bermain bulutangkis. Teknik yang paling dominan dalam permainan bulutangkis adalah teknik pukulan. Khairuddin (1999:10) mengatakan secara garis Besar teknik pukulan dalam permainan bulutangkis terdiri dari 7 macam teknik yaitu Servis, lob, drop shot, smash, drive dan Net shot. Smash adalah pukulan dari atas kepala yang sifatnya keras, daya luncurnya dan curam kebawah, mengarah kebidang lapangan lawan yang dapat dijadikan sebagai senjata untuk mematikan permainan lawan atau mengakiri permainan untuk mendapatkan angka. Sumarno (1994:520) mengatakan smash dalam permainan bulutangkis merupakan pukulan bola (shutlecock) tajam ke bawah dengan kecepatan yang keras. Smash yang dimaksud dalam penelitian ini adalah smsah penuh, artinya smash yang dilakukan dengan sekuat tenaga, pada umumnya dilakukan harus sepanjang garis atau tertuju penuh badan lawan dan dapat mematikan lawan. Betapa hebatnya kemampuan seseoarang melakukan berbagai pukulan, maka tidak akan sempurna bila tidak dilengkapi dengan pukulan smash yang baik. Seseorang dapat melakukan smash dengan baik sangat didukung faktor penguasaan teknik yang baik, kemampuan kondisi fisik dan mental serta emosi yang stabil. Kemampuan kondisi fisik yang dibutuhkan dalam melakukan smash diantaranya adalah daya ledak otot lengan, daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan, kecepatan reaksi, koordinasi gerakan, daya tahan, kelenturan tubuh, akurasi gerakan, koordinasi mata-tangan dan fleksibilitas pergelangan tangan serta kekuatan otot tungkai apa bila smash dilakukan dengan melompat. Berdasarkan pengamatan sementara yang penulis lakukan dilapangan terhadap pemain Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko yang ikut dalam latihan cabang olahraga bulutangkis, masih belum optimalnya dalam melakukan Smash, sehingga bola (shuttlecock) yang dipukul sering menyangkut di net, melebar di samping atau keluar lapangan di perpanjangan garis belakang lapangan. Di samping itu pukulan yang dilakukan terhadap bola (shuttkecock) tidak keras, sehingga lawan dengan mudah mengembalikannya ini salah satu faktor yang menyebabkan bola (shuttlecock) berpindah dan angka bertambah untuk lawan. Permasalahan ini diduga karena rendahnya kondisi fisik pemain seperti daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan. Melihat kenyataan ini, maka penulis ingin membuktikan permasalahan diatas dengan melakukan penelitian ilmiah yang berjudul Hubungan daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan smash pemain bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko. Daya ledak merupakan satu kemampuan biometrik yang penting dalam kegiatan olahraga, karena daya ledak akan menentukan seberapa keras orang dapat memukul, menendang, melompat, berlari dan sebagainya (Syafruddin, 1996). Pada umumnya setiap cabang olahraga membutuhkan kondisi fisik yang prima agar tampil baik, khususnya daya ledak. Di antara sekian banyak cabang olahraga bulutangkis sangat membutuhkan daya ledak otot lengan tersebut digunakan pada waktu memukul shuttlecock.

Hal sedana juga dikemukakan oleh philips hort dalam syafruddin, (1999) kekuatan dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk mengeluarkan tenaga maksimum dalam waktu yang sesingkat mungkin. Kemudian menurut Annarino dalam Arsil (2006), daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi secara dinamis, eksplosive dalam waktu cepat. Susan dalam Arsil, (2006) daya ledak tergantung dari kekuatan otot dan kecepatan tubuh. Pekerjaan dinyatakan selesai ketika kontraksi untuk sebuah objek pada jarak tertentu, seperti contoh ketika otot berkontraksi untuk memindahkan buku dari satu meja ke meja yang lainnya, maka usaha tersebut muncul atau telah dilakukan, sedangkan daya ledak adalah gerakan kejutan yang dilakukan dalam waktu yang cepat. Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot adalah kemampuan mengarahkan kekuatan dengan cepat dalam waktu yang singkat untuk memberi momentum yang paling baik pada tubuh atau objek dalam suatu gerakan yang daya ledak yang utuh untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Kemampuan smash adalah kemampuan sesorang malakukan pukulan yang keras dan curam ke bawah mengarah ke bidang lapangan pihak lawan (Tohar, 1992:57). Pendapat ini mengatakan bahwa pukulan smash adalah pukulan overhead (atas) yang di arahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh (Tahir Djide, Dkk, 2004:30) Pengertian istilah smash atau yang lebih dikenal dengan pukulan ke daerah lawan merupakan suatu usaha untuk mendapatkan poin. Memukul shuttlecock dengan raket dalam keadaan shuttlecock di atas guna mendapatkan sasaran yang tepat. Untuk melakukan ke daerah lawan pemain harus memiliki kepatan dan kejelian dalam penempatan shuttlecock ke daerah lawan. Kunci keberhasilan dalam melakukan kemampuan smash dapat dilakukan melalui beberapa fase yang tersusun secara sistematis. Seorang atlet harus mampu menggunakan pegangan yang cocok dan mengatur impact perkenaan yang trepat pada saat shuttlecock berada di atas kepala dan berakhir dengan tetap dalam keadaan siap. Seperti yang dikemukakan oleh Tahir Djide (2004:30-31). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pukulan smash adalah: (1). Biasanya bergerak cepat untuk mengambil posisi pukulan tepat, (2). Perhatikan pegangan raket, (3). Sikap badan harus tetap lentur, kedua lutut dibengkokkan dan tetap konsentrasi pada shuttlecock, (4). Perkenaan raket dengan shuttlecock di atas kepala dengan cara meluruskan lengan dengan menjangkau shuttlecock itu setinggi mungkin dan pergunakan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul shuttlecock, (5). Akhiri rangkaian gerakan pukul itu dengan gerak lanjut ayunan raket yang sempurna ke depan badan. Pukulan smash merupakan pukulan kunci untuk mematikan shuttlecock dipihak lawan, pukulan ini merupakan pukulan penyelesaian sangat sulit dikembalikan. Ciri dari pukulan ini adalah jalan shuttlecock keras dan menukik keras ke arah lapangan lawan, oleh sebab itu untuk melakukan pukulan smash dengan baik harus dilengkapi dengan kemampuan mengkombinasikannya dengan pukulan dropshot, menggunakan smash pada saat yang tepat, ketepatan arah yang mematikan pada lawan. 5

6 METODE PENELITIAN Adapun jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan smash pemain bulutangkis club Cupumanik Bhayangkara. Korelasional adalah suatu penelitian yang dirancang untuk meningkatkan hubungan variable-variable yang berbeda dalam suatu populasi dan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontriibusi antara variable bebas dan variable terikat (Arikunto, 2006 : 131). Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada GOR Bulutangkis Bangko, sedangkan waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah pemain bulutangkis club Cupumanik yang berjumlah 20 orang menggunakan teknik total sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes two hadn medicine ball put, vertical jump dan smash bulutangkis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Daya ledak otot lengan Pengukuran daya ledak daya ledak otot lengan dilakukan dengan tes ball medicine terhadap 20 orang sampel, didapat skor tertinggi 9,90, skor terendah 5,87, rata-rata (mean) 8,63, simpangan baku (standar deviasi) 0,96, Untuk lebih jelasnya dibuatkan distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel daya ledak otot lengan No Kelas interval Frekuensi absolute (Fa) Frekuensi relative (Fr) 1 5,87-6,88 1 5 2 6,89-7,90 3 15 3 7,91-8,92 8 40 4 8,93-9,94 8 40 Jumlah 20 100% Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 20 sampel, sebanyak 1 orang (5%) memiliki hasil daya ledak otot lengan dengan rentangan 5,87-6,88, kemudian sebanyak 3 orang (15%) memiliki hasil daya ledak otot lengan dengan rentangan 6,89-7,90, selanjutnya sebanyak 8 orang (40%) memiliki hasil daya ledak otot lengan dengan rentangan

fr 7 7,91-8,92, dan sisanya sebanyak 8 orang (40%) orang memiliki hasil daya ledak otot lengan dengan rentangan 8,93-9,94, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram: 40 40 40 30 15 20 10 0 5 5.87-6.88 6.89-7.90 7.91-8.92 8.93-9.94 kelas interval Gambar 1. Histogram Daya ledak otot lengan 2. Daya ledak otot tungkai Pengukuran daya ledak daya ledak otot tungkai dilakukan dengan tes vertical jump terhadap 20 orang sampel, didapat skor tertinggi 65, skor terendah 31, rata-rata (mean) 47,15 dan simpangan baku (standar deviasi) 8,92, Untuk lebih jelasnya dibuatkan distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel daya ledak otot tungkai No Kelas interval Frekuensi absolute (Fa) Frekuensi relative (Fr) 1 31-37 4 20 2 38-44 2 10 3 45-51 9 45 4 52-58 2 10 5 59-65 3 15 Jumlah 20 100%

fr 8 Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 20 sampel yang diteliti, ternyata sebanyak 4 orang (20%) memiliki hasil daya ledak otot tungkai dengan rentangan 31-37, kemudian 2 orang (10%) memiliki hasil daya ledak otot tungkai dengan rentangan 38-44, sedangkan 9 orang (45%) orang memiliki hasil daya ledak otot tungkai dengan rentangan 45-51, selanjutnya 2 orang (10%) orang memiliki hasil daya ledak otot tungkai dengan rentangan 52-58, dan sisanya sebanyak 3 orang (15%) orang memiliki hasil daya ledak otot tungkai 59-65. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram: 45 50 40 30 20 20 10 10 15 10 0 31-37 38-44 45-51 52-58 59-65 kelas interval 3. Ketepatan Smash Gambar 2. Histogram Daya ledak otot tungkai Pengukuran ketepatan Smash dilakukan dengan menggunakan sasaran yang memakai skor pada lapangan terhadap 20 orang sampel, didapat skor tertinggi 26, skor terendah 12, rata-rata (mean) 19,50 dan simpangan baku (standar deviasi) 3,53, Untuk lebih jelasnya dibuatkan distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Ketepatan Smash No Kelas interval Frekuensi absolute (Fa) Frekuensi relative (Fr) 1 12-14 1 5 2 15-18 6 30 3 19-21 8 40 4 22-24 3 15 5 25-27 2 10 Jumlah 20 100

fr 9 Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi di atas dari 20 sampel, sebanyak 1 orang (10%) memiliki hasil ketepatan Smash dengan rentangan 12-14, kemudian sebanyak 6 orang (30%) memiliki hasil ketepatan Smash dengan rentangan 15-17, sedangkan 8 orang (40%) memiliki hasil ketepatan Smash dengan rentangan 19-21, selnjutnya sebanyak 3 orang (15%) memiliki hasil ketepatan Smash dengan rentangan 22-24, dan sisayan 2 orang (10%) memiliki hasil ketepatan Smash dengan rentangan 25-27, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut. 40 40 30 30 20 10 5 15 10 0 12-14 15-18 19-21 22-24 25-27 kelas interval B. Pengujian Persyaratan Analisis Gambar 3. Histogram Ketepatan Smash 1. Uji Normalitas Data Analisis uji normalilas data dilakukan dengan uji lilliefors. Hasil analisis uji normalilas masing-masing variabel di sajikan dalam bentuk tabel di bawah ini, dan perhitungan legkapnya dapat dilihat pada lampiran 2-4 Tabel 4. Uji normalitas data dengan uji lilliefors No Variabel Lo Lt Keterangan 1 Daya ledak otot lengan 0,1513 0.190 Normal 2 Daya ledak otot tungkai 0.1196 0.190 Normal 3 Ketepatan smash 0,0639 0.190 Normal Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil Lo variabel ketepatan Smash, daya ledak otot tungkai, dan daya ledak otot lengan lebih kecil dari Lt, maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

10 2. Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana Hasil pehitungan koefisien korelasi sederhana dapat dilihat sebagai berikut: Hasil hitung koefisien koralasi nilai X 1 terhadap Y adalah 0,48. Hasil hitung koefisien koralasi nilai X 2 terhadap Y adalah 0.51 C. Pengujian Hipotesis 1. Penguji Hipotesis satu Pengujian hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan antara daya ledak otot lengan dengan hasil ketepatan Smash. Berdasarkan analisis dilakukan, maka didapat rata-rata ketepatan Smash sebesar 19,50, dengan simpangan baku 3,53. Untuk skor rata-rata daya ledak otot lengan didapat 8,63 dengan simpangan baku 0,96. Dari keterangan di atas diperoleh analisis korelasi antara daya ledak otot lengan dan ketepatan Smash sebagai berikut: r tab pada taraf signifikan α (0,05) = 0,444 berarti r hitung (0,48) > r tab (0,444), artinya Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang berarti antara daya ledak otot lengan terhadap ketepatan smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api. Tabel 5. Analisis Korelasi Antara Daya ledak otot lengan Terhadap Ketepatan Smash (X 1 -Y) r tabel Kesimpulan N r hitung 20 0,48 0,444 Ho ditolak Ket: dk = derajat kebebasan Hasil analisis korelasi menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot lengan dengan ketepatan smash pada taraf signifikan α = 0.05. 2. Penguji Hipotesis Dua Pengujian hipotesis dua yaitu terdapat hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil ketepatan Smash. Berdasarkan analisis dilakukan, maka didapat rata-rata ketepatan Smash sebesar 19,50 dengan simpangan baku 3,53. Untuk skor rata-rata daya ledak otot tungkai didapat 47,15 dengan simpangan baku 8,92. Dari keterangan di atas diperoleh analisis korelasi antara daya ledak otot tungkai dan ketepatan Smash sebagai berikut: r tab pada taraf signifikan α (0,05) = 0,444 berarti r hitung (0,51) > r tab (0,444), artinya Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan yang berarti antara daya

11 ledak otot tungkai terhadap ketepatan smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api. Tabel 5. Analisis Korelasi Antara Daya ledak otot tungkai Terhadap Ketepatan Smash (X l -Y) r tabel Kesimpulan N r hitung 20 0,51 0,444 Ho ditolak Ket: dk = derajat kebebasan Hasil analisis korelasi menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan ketepatan smash pada taraf signifikan α = 0.05. 3. Penguji Hipotesis Tiga Pengujian hipotesis tiga yaitu terdapat hubungan antara daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan terhadap ketepatan Smash. Berdasarkan analisis dilakukan, maka diperoleh analisis korelasi antara daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan terhadap ketepatan Smash dimana R hitung (0,58) > R tabel (0,444), artinya Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan antara daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan terhadap ketepatan smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api. Tabel 6. Analisis korelasi antara daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan terhadap ketepatan Smash (X 1, X 2 -Y) R table N R hitung Kesimpulan 20 0.58 0,444 Ho ditolak Ket: dk = derajat kebebasan Hasil analisis korelasi menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan secara bersamasama terhadap ketepatan smash

12 D. Pembahasan 1. Daya ledak otot lengan Menurut pendapat soekarman dalam Madri (2005:79) yang menjelaskan bahwa daya ledak merupakan elemen-elemen kondisi fisik dengan aspek kinerja yang dominan dalam proses bermain. Kondisi ini hanya dapat dicapai melalui latihan, dan cara latihannya tidak cukup dengan latihan saja, tetapi harus dipersiapkan secara khusus sesuai dengan kebutuhan. Sementara menurut krempel dalam Syafruddin(1999:45) power adalah kemampuan sementara otot untuk mengatasi beban dengan kontraksi yang tinggi. Selanjutnya menurut Sajoto (1995:69) power itu kemampuan untuk mengeluarkan tenaga yang maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, dalam hal ini power otot kadang kala disebut dengan kekuatan eksplosif. Berdasarkan kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot lengan merupakan bahwa daya ledak otot lengan untuk menampilkan kekuatan maksimum dan kecepatan maksimum secara eksplosif dalam waktu yang cepat dan singkat untuk mencapai tujuan yang di kehendaki sehingga otot lengan menampilkan gerakkan eksplosif ini sangat kuat dan cepat dalam berkontraksi. Berdasarkan norma dari daya ledak otot lengan dari 20 orang sampel ternyata sebanyak 16 orang (80%) memiliki hasil daya ledak otot lengan pada kategori baik sekali, sedangkan 3 orang (15%) memiliki hasil daya ledak otot lengan pada kategori baik, kemudian 1 orang (5%) pada kategori sedang, untuk kategori kurang dan sangat kurang tidak ada. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot lengan siswa Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api. Sesuai dengan pendapat para ahli dan di lihat dari perhitungan korelasi antara daya ledak otot lengan (X 1 ) dengan ketepatan Smash (Y) menggunakan rumus korelasi product moment. Kriteria pengujian jika r hitung > r tabel, maka terdapat hubungan yang signifikan dan sebaliknya (Sudjana 2002:369). Dari hasil perhitungan korelasi antara daya ledak otot tungkai dengan ketepatan Smash diperoleh r hitung 0,48, sedangkan t tabel 0,444. Berarti dalam hal ini terdapat hubungan antara daya ledak otot lengan dengan ketepatan Smash, dengan demikian baik daya ledak otot lengan yang dimiliki pemain maka semakin baik pula smash yang diperoleh. Dari hasil analisis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot lengan dengan ketepatan Smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api. Tingkat daya ledak otot lengan yang dimiliki pemain tentu akan lebih baik apabila tidak mengabaikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan ketepatan Smash tersebut.

2. Daya ledak otot tungkai Daya ledak otot tungkai dapat di definisikan sebagai suatu kemampuan dari sekelompok otot untuk menghasilkan kerja dalam waktu yang sangat cepat. Juvier dalam Basirun, (2006:15) mengemukakan Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan melakukan kerja secara cepat atau salah satu elemen kemampuan materi yang banyak di butuhkan dalam olahraga, terutama olahraga yang memiliki unsur lompat/loncat, lempar, tolak, dan spirint. Daya ledak tungkai adalah kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi yang sangat tinggi. Otot-otot tungkai yang memiliki daya ledak yang kuat akan membuktikan bahwa untuk melakukan smash dalam bulutangkis sangat di butuhkan karena pada saat melakukan tolakkan memerlukan daya ledak otot tungkai yang bagus sebagai hasil penentu dari hasil pelaksanaan smash. Elemen kondisi fisik ini merupakan produk dari kemampuan kekuatan dan kecepatan. Dalam penelitian ini, otot-otot tungkai yang memiliki daya ledak yang kuat akan membuktikan bahwa olahraga bulutangkis sangat membutuhkan daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot tungkai ini di butuhkan pada saat melakukan gerakkkan melompat dan daya ledak otot lengan di butuhkan pada saat melakukan pukulan Smash. Oleh sebab itu, daya ledak otot tungkai dan otot lengan sangat di butuhkan dalam permainnan bulutangkis. Berdasarkan norma dari daya ledak otot lengan dari 20 orang sampel ternyata sebanyak 1 orang (5%) memiliki hasil daya ledak otot tungkai pada kategori cukup, sedangkan 4 orang (20%) memiliki hasil daya ledak otot tungkai pada kategori kurang, kemudian 15 orang (75%) memiliki hasil daya ledak otot tungkai pada kategori kurang sekali, untuk kategori baik sekali dan baik tidak ada. Berdasarkan hasil ini jelas bahwa daya ledak otot tungkai siswa Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api dikategorikan masih kurag sekali. Perhitungan korelasi antara daya ledak otot tungkai (X 2 ) dengan ketepatan Smash (Y) menggunakan rumus korelasi product moment. Kriteria pengujian jika r hitung > r tabel Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat hubungan yang signifikan dan sebaliknya (Sudjana 2002:369). Dari hasil perhitungan korelasi antara daya ledak otot tungkai dengan ketepatan Smash diperoleh r hitung 0,51 sedangkan r tabel pada taraf signifikan 0,444. Berarti dalam hal ini terdapat hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan ketepatan Smash, dengan demikian baik daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain maka semakin baik pula hasil smash yang diperoleh. Dari hasil analisis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan ketepatan Smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api. Tingkat daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain tentu akan lebih baik apabila tidak mengabaikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan Smash. 13

14 3. Hubungan daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan terhadap hasil ketepatan Smash Sesuai dengan hasil ketepatan smash sangant berpengaruh terhadap daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai, daya ledak adalah perpaduan kekuatan dan kecepatan, dimana meningkatnya kekuatan otot tungkai maupun otot lengan secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya ledak otot. Dilihat dari hubungannya, daya ledak otot lengan memberikan hubungan dengan kekuatan dan kecepatan tangan dalam memukul shuttlecock yang menghasilkan laju shuttlecock yang keras dan menukik. Sedangkan dilihat dari daya ledak otot tungkai terhadap ketepatan smash yang mana daya ledak otot tungkai menghasilkan kekuatan dan kecepatan dalam melakukan lompatan setinggi-tingginya untuk mengoper daerah lapangan lawan dan menempaatkan sasaran yang tepat dalam melakukan pukulan smash, sehingga dapat mempersulit lawan untuk meraih shuttlecock. Kontraksi atau gabungan dari hubungan daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai terhadap ketepatan smash adalah menghasilkan kekuatan dan kecepatan tangan dalam memukul shuttlecock kemudian dengan adanya kekuatan dan loncatan dari kekuatan otot tungkai otot tungkai akan menghasilkan pukulan smash dengan lahju shuttlecock yang keras, Untuk mengetahui hubungan dari dua variabel atau lebih digunakan rumus korelasi ganda. Kriteria pengujian jika R hitung > R tabel, maka terdapat hubungan yang signifikan dan sebaliknya (Sudjana 2002:369). Dari hasil perhitungan korelasi antara daya ledak otot tungkai dengan ketepatan Smash diperoleh R hitung 0,58, sedangkan R tabel 0.05 yaitu 0,444. Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai merupakan dua faktor penting yang dapat mempengaruhi ketepatan smash dalam olahraga permainan bulutangkis, khususnya pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api. Menurut Bachtiar (1999:70) Smash adalah pukulan yang utama dalam melakukan penyerangan ke arah lawan. Sedangkan ketepatan adalah kemampuan seseorang mengarahkan gerak kesuatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Smash dapat juga dikatakan suatu gerakan yang kompeks yang dimulai dengan langkah awal, kemudian melakukan tolakan untuk meloncat, dan mendarat kembali setelah memukul bola. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan memakai prosedur statistik penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: Dari hasil yang diperoleh

15 daya ledak otot lengan mempunyai hubungan signifikan dengan kemampuan ketepatan Smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api, ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu r hitung 0,48 > r tabel 0,444. Dari hasil yang diperoleh daya ledak otot tungkai mempunyai hubungan signifikan dengan kemampuan ketepatan Smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api, ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu r hitung 0,51 > r tabel 0,444. Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan ketepatan Smash pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api, Ini ditandai dengan hasil yang diperoleh R hitung 0,73 > R tabel 0,444 Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saransaran sebagai berikut: Pelatih/guru dapat memperhatikan daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai bagi pemain bulu tangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi api. Pemain/siswa agar dapat memperhatikan dan menerapkan daya ledak otot tungkai dan daya ledak otot lengan untuk menunjang kemampuan ketepatan Smash. Pemain/siswa agar memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ketepatan Smash. Bagi para peneliti disarankan untuk dapat mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kemampuan ketepatan Smash. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian suatu pendidikan praktek. Jakarta: Derektorat jendral pendidikan. Arsil. (2006). Pembinaan Kondisi Fisik. Suka bina copy center. Padang Syafrizal dan Wilda wilis (2006). Ilmu Gizi. FIK. UNP Syafruddin. (1996) Pengantar Ilmu Melatih. IKIP. Padang Syafruddin. (1996). Dasar - Dasar Kepelatihan olahraga. FIK. UNP Zarwan dan Doni (2008) Bulutangkis Dasar. SuKabina offset. Padang