JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN NILAI BANGUNAN HIJAU PADA BANGUNAN TERBANGUN Studi Kasus: Gedung Kampus X

ANTUSIASME PASAR TERHADAP RUMAH BERKONSEP HIJAU DI CITRALAND SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. daya secara efisien selama proses pembuatannya hingga pembongkarannya.

MODEL RUMAH-C3 (CEDHAK-CILIK-CIUT) SEBAGAI SOLUSI GREEN BUILDING PADA RUMAH TINGGAL DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

ABSTRAK. apartemen, Sea Sentosa

GREENSHIP HOMES Version 1.0

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP. 1. Fitra Nofra Y.P. Jacaranda obtusifolia 2. Fatizha Zhafira S. Lilium candidum 3. Nurita Arziqni Chrysanthemum morifolium

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


Gedung Asrama Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Berkonsep Hemat Energi

Green Building Concepts

Aplikasi Green Building pada Kantor AMG Tower Surabaya

MEMBANGUN KEBERLANJUTAN DI ORLANDO MAGIC AWAY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik itu dari sisi produksi maupun sisi konsumsi, yang berbanding terbalik dengan

Evaluasi Konsep Bangunan Hijau Pada Kondominium The Accent di Kawasan Bintaro Tangerang Selatan

Penilaian Kriteria Green building pada Gedung Rektorat ITS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

Analisis Kesesuaian Desain Rumah Terhadap Konsep Greenship Home Pada Perumahan Menengah Ke Atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

SERTIFIKASI GREENSHIP

PERFORMANSI GREENSHIP BUILDING PADA RUMAH TURI DI SURAKARTA (PENEKANAN PADA WATER CONCERVATION DAN MATERIAL RESOURCE AND CYCLE)

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

BAB V KESIMPULAN. dapat dilihat dari nilai rata-rata 2,99.

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

SUBDIVISI EKOLOGI LANSKAP

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

Gedung Pascasarjana B Universitas Diponegoro. utama (Tepat Guna

Latar Belakang KONSEP DESAIN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA RESOR DI DAERAH BERIKLIM TROPIS LEMBAB

PENGKAJIAN INDIKATOR SOSEKLING BANGUNAN GEDUNG HIJAU (GREEN BUILDING)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

GEDUNG KULIAH FAKULTAS TEKNIK KAMPUS II UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG BERKONSEP HEMAT ENERGI

Perancangan Perbaikan Aspek Green Building Gedung Bapekko Surabaya Dengan House of Quality

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

KAJIAN PENERAPAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TOLOK UKUR GREENSHIP PADA BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

ANALISIS KRITERIA BANGUNAN HIJAU BERDASARKAN GREENSHIP HOME VERSI 1.0 STUDI KASUS PADA VILA BIU-BIU ( METODE LRFD )

BAB III TINJAUAN TATA RUANG DALAM, TATA RUANG LUAR, DAN ARSITEKTUR HIJAU

DAFTAR ISI ABSTRAK PRAKATA DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING PADA GEDUNG REKTORAT ITS

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir Rumah Sakit Umum Daerah Jakarta Selatan BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Pengembangan RS Harum

BAB III ELABORASI TEMA

BAB V. KajianTeori Kajian Teori Tema Desain Uraian Interprestasi dan Eloborasi Teori Tema Desain

Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

BAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

PERENCANAAN GEDUNG HIJAU PERKANTORAN Kafi uddin, MT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB III METODE PENELITIAN

Laboratorium Kesehatan Masyarakat dengan Kajian Green Building di Universitas Mulawarman Samarinda

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

KEPENTINGAN STANDAR BANGUNAN HIJAU INDONESIA DAN PENGARUH PENERAPANNYA TERHADAP BIAYA PROYEK SELAMA UMUR BANGUNAN

EVALUASI KRITERIA KELAYAKAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Arsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH ASPEK BUILDING ENVIRONMENTAL MANAGEMENT TERHADAP BIAYA KONSTRUKSI GREEN BUILDING DIBANDINGKAN DENGAN CONVENTIONAL BUILDING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PENILAIAN KRITERIA GREEN BUILDING ASPEK KONSERVASI AIR DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN BANGUNAN PADA GEDUNG ANDI HAKIM NASOETION REKTORAT IPB

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

Sumber Produksi Tenaga Listrik PLN

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

PENGARUH PARAMETER BANGUNAN HIJAU GBCI TERHADAP FASE PROYEK

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program

Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai Jakarta Selatan

EVALUASI KRITERIA KELAYAKAN GREEN BUILDING PADA GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) hal 7-4 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jtsp/index Pengukuran Greenship Home Pada Rumah Tinggal Berkonsep Green Di Perkotaan Ronim Azizah, Eny Dwi Wardani, Awita Aryani Mardikasari Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Kata Kunci/ Keywords : greenship home; eco-friendly home greenship home; rumah ramah lingkungan Abstract/ Abstrak: The limited availability of land and global warming have resulted a more difficult thermal comfort to occur, especially in the urban residential houses. The purpose of this research is to find an alternative solution for green building in the urban residential houses. Method to solve this problem is by using Greenship criteria version Home v.0.., which consists of six test material, there are: () site (code: ASD); () Energy (code: EEC); () water (code: WAC); (4) material (code: MRC); (5) convenience (code: IHC); and (6) management (code: BEM). Object tested with these parameters are houses designed with the concept of green, among others: a house in Salatiga, a house in Solo and a house of Rempah Karya in Colomadu. The results of these tests show that house in Salatiga able to achieve a platinum rating while Solo was able to achieve a gold rating and house of rempah karya only able to achieve a silver rating. Ketersediaan lahan yang semakin terbatas dan pemanasan global menjadikan semakin sulitnya kenyamanan termal diperoleh khususnya pada rumah tinggal perkotaan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menemukan solusi alternatif untuk green building pada rumah tinggal perkotaan. Metode pemecahan permasalahan ini menggunakan kriteria Greenship Versi Home v.0.., yang terdiri dari enam materi uji, yaitu: () site (kode: ASD); () energi (kode: EEC); () air (kode: WAC); (4) material (kode: MRC); (5) kenyamanan (kode: IHC); dan (6) manajemen (kode: BEM). Obyek yang dilakukan pengujian terhadap greenship home adalah rumah yang dirancang dengan konsep green, antara lain: rumah di Salatiga, rumah di Solo dan rumah rempah karya di Colomadu. Hasil dari pengujian ini menunjukkan bahwa rumah di Salatiga mampu memenuhi peringkat platinum sedangkan rumah di Solo mampu meraih peringkat emas dan rumah rempah karya hanya mampu meraih peringkat perak. Sitasi: Azizah, Ronim. (07). Pengukuran Greenship Home pada Rumah Tinggal Berkonsep Green di Perkotaan. Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan, 9 (), 7 4. 07 Universitas Negeri Semarang Ronim Azizah : Universitas Muhammadiyah Surakarta p-issn 4-77 Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos, Pabelan Kartasura, Surakarta e-issn 50-899 Email: ronimazizah@gmail.com

Ronim Azizah, dkk. / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) 7 4 PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk menuntut pembangunan menyediakan lahan untuk tempat tinggal dan aktivitas penduduk sehingga mendesak keberadaan ruang terbuka hijau, meninggalkan jejak karbon yang cukup tinggi serta menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Menurut Frick (006), lahan atau pekarangan pada rumah tradisional dikatakan sebagai sistem penghijauan unit terkecil. Manfaat dari penghijauan antara lain: penghasil oksigen; pengatur iklim mikro agar udara sejuk, nyaman dan segar; perlindungan terhadap air hujan, angin kencang dan terik matahari; mengikat gas dan debu, mengurangi kebisingan dan estetika. Arsitektur lokal sering dipuji oleh arsitek masa kini karena ramah lingkungan dan hemat energi. Bangunan tradisional menggunakan bahan-bahan daur ulang yang mudah ditemukan di alam, seperti kayu, bambu dan bebatuan. Memang arsitektur tradisional belum mengenal teknologi bahan dan environmental bangunan yang canggih, namun kenyataannya karya mereka sesuai dengan alam (Satwiko, 005). Kearifan lokal memiliki nilai atau value yang sangat tinggi karena mampu beradaptasi dengan kondisi lokal, budaya dan kondisi lingkungan; dinamis dan fleksibel; sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal, dan sesuai dengan kualitas dan kuantitas sumber daya alam yang tersedia. Tipe rumah atau bangunan yang mempunyai kearifan lokal adalah sesuai dengan iklim dan material lokal. Tujuan dalam penelitian ini adalah menemukan solusi alternatif untuk green building pada rumah tinggal perkotaan. Metode pemecahan permasalahan ini dilakukan dengan pengujian hasil rancang bangun melalui parameter yang dikenal sebagai kriteria Greenship. Obyek yang dilakukan pengujian terhadap greenship home adalah rumah yang dirancang dengan konsep green, antara lain: rumah di Salatiga, rumah di Solo dan rumah rempah karya di Colomadu. Secara garis besar arsitektur ekologis menghasilkan keselarasan integrasi antara manusia dan lingkungan alamnya. Istilah ecodesign merupakan sinonim dari sustainable design. Pemahaman secara spesifik ecodesign is the our artificial human made environment to integrate with nature, mempunyai tujuan untuk menciptakan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan binaan demi menjamain peningkatan kualitas kehidupan penghuninya.(yeang, 006) Terdapat beberapa patokan yang dapat digunakan dalam membangun rumah yang ekologis, antara lain (Frick, 006):. Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau.. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.. Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah. 4. Menghindari kelembaban tanah naik kedalam konstruksi bangunan dan memajukan sistem bangunan kering. 5. Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan. 6. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkan energi sesedikit mungkin (mengutamakan energi terbarukan). Menurut GBCI (0), rumah merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Konsep rumah ramah lingkungan sudah sepatutnya memenuhi dasar layak huni dengan memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Rumah ramah lingkungan merupakan rumah yang bijak dalam menggunakan lahan, efisien dan efektif dalam penggunaan energi maupun dalam menggunakan air, memperhatikan konservasi material sumber daya alam serta sehat dan aman bagi penghuni rumah. Perawatan rumah yang ramah lingkungan dan aman juga merupakan faktor penting, karena keberlanjutan dari rumah ramah lingkungan harus disertai dengan perilaku ramah lingkungan oleh penghuninya. Pemahaman konsep akan rumah ramah lingkungan merupakan faktor utama yang harus diprioritaskan untuk menghindari kesalahpahaman akan anggapan bahwa rumah ramah lingkungan atau green home merupakan rumah yang memerlukan biaya perawatan tinggi ataupun merupakan rumah yang hanya memiliki banyak lahan hijau. METODE Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder terhadap ketiga rumah berkonsep green yaitu rumah Dr.Heinz Frick (alm) di Salatiga yang berfungsi sebagai rumah tinggal, rumah Rempah Karya (Paulus Mintarga) di Colomadu yang berfungsi sebagai studio jasa konstruksi, dan rumah Dr. Qomarun di Solo yang berfungsi sebagai studio arsitektur dan urban desain serta rumah tinggal. Survei dilakukan dengan mengukur kondisi rumah tinggal berdasarkan standar Greenship Home v.0.. antara lain: () site (kode: ASD); () energi (kode: EEC); () air 8

Ronim Azizah, dkk. / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) 7 4 (kode: WAC); (4) material (kode: MRC); (5) kenyamanan (kode: IHC); dan (6) manajemen (kode: BEM). Penilaian Greenship akan menghasilkan empat peringkat, yaitu: () perunggu (5- poin); () perak (-4 poin); () emas (4-5 poin); dan (4) platinum (minimal 54 poin). Setelah mendapatkan data sekunder maka dilakukan penilaian terhadap standar Grenship Home pada ketiga rumah tersebut. PEMBAHASAN Berdasarkan parameter greenship home (GBCI, 0) di atas, maka hasil pengujian ketiga rumah berkonsep green yaitu antara lain:. Rumah Dr.Heinz Frick (alm) di Salatiga yang berfungsi sebagai rumah tinggal.. Rumah Rempah Karya (Paulus Mintarga) di Colomadu yang berfungsi sebagai studio jasa konstruksi.. Rumah Dr. Qomarun di Solo yang berfungsi sebagai studio arsitektur dan urban desain serta rumah tinggal. Maka ketiga rumah tersebut memiliki peringkat nilai yang berbeda. Hasil pengujian tersebut antara lain:. Rumah Dr.Heinz Frick (alm) di Salatiga Rumah masuk dalam peringkat platinum, karena memperoleh 57 poin dari 75 poin yang ada.. Rumah Dr. Qomarun di Solo masuk dalam peringkat emas, karena memperoleh 48 poin dari 75 poin yang ada.. Rumah rempah Karya di Colomadu masuk dalam peringkat perak, karena memperoleh 9 poin dari 75 poin yang ada. Untuk lebih jelasnya, maka berikut ini ditampilkan tabel pencapaian poin-poin yang terjadi: a. Greenship Home Checklist Assessment Rumah Rempah Karya Kriteria Keterangan Nilai Appropriate Site. Memiliki vegetasi minimum 0% dari luas tanah Development. Adanya penanaman pohon pelindung pada pekarangan (ASD) rumah lebih banyak dari standar minimum. Membangun di dalam kawasan yang dilengkapi minimal 5 dari prasarana sarana kota 4. Terdapat minimum 5 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh km dari tapak 5. Adanya upaya desain rumah untuk penanggulangan nyamuk 6. Adanya upaya manajemen penanggulangan rayap 7. Adanya akses menuju rute angkutan umum dalam jangkauan 500 m 8. Adanya penanganan limpasan air hujan untuk atap. 9. Adanya penanganan limpasan air hujan untuk halaman. Skor 9 Energy Efficiency. Menyediakan sub metering untuk lampu and Conservation. Menyediakan sub metering untuk kotak kontak (stop (EEC) kontak) Skor Water Conservation (WAC) Material Resource and Cycle (MRC). Memiliki total skor penghematan air sebesar 4-5 yaitu 6 liter untuk seluruh WC, 9 liter untuk shower dan 7 liter untuk semua kran. Skor. Menggunakan material lama sebesar minimum 45% dari total biaya material yang digunakan. Menggunakan material yang berasal dari proses daur ulang sebesar minimum 0% dari total biaya material yang digunakan 9

Ronim Azizah, dkk. / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) 7 4 Indoor Health and Comfort (IHC) Building Environment Management (BEM). Menggunakan material yang proses produksinya memiliki sistem manajemen lingkungan sebesar minimum 0 % dari total biaya material yang digunakan. 4. Penggunaan kayu bersifat legal 5. Menggunakan material yang menggunakan sistem off site prefabrikasi sebesar minimum 0 % dari total biaya material yang digunakan 6. Menggunakan bahan material dari dalam negeri 7. Menggunakan bahan material dari radius 000 km Skor. Luas ventilasi minimum 5-0 % dari luas lantai. 00 % dari jumlah luas ruangan regular didesain dengan ventilasi silang Skor 4. Mengikuti aktifitas rutin di sekitar kawasan rumah sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian lingkungan dan menjaga keberlanjutan kawasan sekitar rumah.. Melibatkan minimal seorang tenaga ahli yang memiliki kompetensi dalam pembangunan rumah mulai dari tahapan perencanaan (desain) sampai selesainya tahapan kontruksi (termasuk aktivitas fit out). Adanya sistem kesehatan dan kelesamatan baik untuk pekerja maupun penghuni rumah selama masa konstruksi berlangsung 4. Adanya sistem manajemen lingkungan di dalam lahan selama masa konstruksi berlangsung 5. Inovasi dalam desain, teknologi, maupun performa rumah sehingga dapat memberikan manfaat kepada kawasan sekitar rumah dan memberikan kontribusi kepada isu lingkungan hidup di luar kriteria GREENSHIP HOME dengan melibatkan seluruh penghuni rumah 6. Adanya sebuah perencanaan yang mengantisipasi rumah tumbuh Skor 0 Nilai yang diperoleh = 9 Poin Persentase yang diperoleh = 9 x 00% 75 = 5 (SILVER/PERAK) b. Greenship Home Checklist Assessment Rumah Dr. Qomarun 0

Ronim Azizah, dkk. / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) 7 4 Kriteria Keterangan Nilai Appropriate Site. Memiliki vegetasi minimum 50% dari luas tanah Development. Adanya penanaman pohon pelindung pada pekarangan (ASD) rumah lebih banyak dari standar minimum. Membangun di dalam kawasan yang dilengkapi minimal 5 dari prasarana sarana kota 4. Terdapat minimum 5 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh km dari tapak 5. Adanya upaya desain rumah untuk penanggulangan nyamuk 6. Adanya upaya manajemen penanggulangan rayap 7. Adanya akses menuju rute angkutan umum dalam jangkauan 500 m 8. Adanya penanganan limpasan air hujan untuk atap. 9. Adanya penanganan limpasan air hujan untuk halaman. Skor 0 Energy Efficiency. Menyediakan sub metering untuk lampu and Conservation (EEC). Menyediakan sub metering untuk kotak kontak (stop kontak). Mengetahui penggunaanrata rata penggunaan lampu dalam perhitungan satuan Watt/m 4. Menggunakan bahan bangunan yang dapat mereduksi panas pada seluruh atap Water Conservation (WAC) Material Resource and Cycle (MRC) Indoor Health and Comfort (IHC) Skor 5. Memiliki total skor penghematan air sebesar 4-5 yaitu 6 liter untuk seluruh WC, 9 liter untuk shower dan 7 liter untuk semua kran.. Menyediakan fasilitas penampungan air hujan berkapasitas minimum 00 liter. Memenuhi poin dan menggunakan air hujan untuk flushing toilet 4. Tidak mengggunakan sumber air primer (PDAM atau air tanah) untuk penyiraman tanaman 5. Memiliki strategi penghematan air untuk penyiraman tanaman Skor 7. Menggunakan material lama sebesar minimum 45% dari total biaya material yang digunakan. Menggunakan material yang proses produksinya memiliki sistem manajemen lingkungan sebesar minimum 0 % dari total biaya material yang digunakan.. Menggunakan material yang menggunakan sistem off site prefabrikasi sebesar minimum 0 % dari total biaya material yang digunakan 4. Menggunakan bahan material dari dalam negeri 5. Menggunakan bahan material dari radius 000 km 6. Pemilahansampahorganik dan anorganik Skor 0. Luas ventilasi minimum 5-0 % dari luas lantai. 00 % dari jumlah luas ruangan regular didesain dengan ventilasi silang. Menggunakan cat dengan VOC rendah

Ronim Azizah, dkk. / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) 7 4 Building Environment Management (BEM) 4. Cahaya matahari dapat menerangi area ruang keluarga sebanyak 00 lux dari 50% luas ruangan 5. Cahaya matahari dapat menerangi area kamar tidur sebanyak 00 Lux dari 50% luas ruangan Skor 8. Mengikuti aktifitas rutin di sekitar kawasan rumah sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian lingkungan dan menjaga keberlanjutan kawasan sekitar rumah.. Melibatkan minimal seorang tenaga ahli yang memiliki kompetensi dalam pembangunan rumah mulai dari tahapan perencanaan (desain) sampai selesainya tahapan kontruksi (termasuk aktivitas fit out). Adanya sistem manajemen lingkungan di dalam lahan selama masa konstruksi berlangsung 4. Inovasi dalam desain, teknologi, maupun performa rumah sehingga dapat memberikan manfaat kepada kawasan sekitar rumah dan memberikan kontribusi kepada isu lingkungan hidup di luar kriteria GREENSHIP HOME dengan melibatkan seluruh penghuni rumah 5. Adanya sebuah perencanaan yang mengantisipasi rumah tumbuh Skor 8 Nilai yang diperoleh = 48 Poin Persentase yang diperoleh = 48 x 00% 75 = 64 c. Greenship Home Checklist Assessment Rumah Heinz Frick (GOLD/EMAS) Kriteria Keterangan Nilai. Memiliki vegetasi minimum 0% dari luas tanah Appropriate Site. Adanya penanaman pohon pelindung pada pekarangan Development rumah lebih banyak dari standar minimum (ASD). Membangun di dalam kawasan yang dilengkapi minimal 5 dari prasarana sarana kota 4. Terdapat minimum 5 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh km dari tapak 5. Adanya upaya desain rumah untuk penanggulangan nyamuk 6. Adanya upaya desain rumah untuk penanggulangan tikus 7. Adanya upaya desain rumah untuk penanggulangan lalat 8. Adanya upaya manajemen penanggulangan rayap 9. Adanya akses menuju rute angkutan umum dalam jangkauan 500 m 0. Adanya penanganan limpasan air hujan untuk atap.. Adanya penanganan limpasan air hujan untuk halaman. Skor

Ronim Azizah, dkk. / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) 7 4 Energy Efficiency and Conservation (EEC) Water Conservation (WAC) Material Resource and Cycle (MRC). Menyediakan sub metering untuk lampu. Menyediakan sub metering untuk kotak kontak (stop kontak). Mengetahui penggunaanrata rata penggunaan lampu dalam perhitungan satuan Watt/m 4. Adanya fitur pembangkit listrikalternatif untuk energi listrik 4 Skor 8. Memiliki total skor penghematan air sebesar 6-7 yaitu 6 liter untuk seluruh WC, 9 liter untuk shower dan 7 liter untuk semua kran.. Menyediakan fasilitas penampungan air hujan berkapasitas minimum 500 liter. Memenuhi poin dan menggunakan air hujan untuk flushing toilet 4. Tidak mengggunakan sumber air primer (PDAMatau air tanah) untuk penyiraman tanaman 5. Memiliki strategi penghematan air untuk penyiraman tanaman Skor 8. Tidak menggunakan refrigeran HCFC untuk sistem AC. Menggunakan material lama sebesar minimum 0% dari total biaya material yang digunakan. Menggunakan material yang berasal dari proses daur ulang sebesar minimum 0% dari total biaya material yang digunakan 4. Menggunakan material yang proses produksinya memiliki sistem manajemen lingkungan sebesar minimum 0 % dari total biaya material yang digunakan. 5. Penggunaan kayu bersifat legal 6. Menggunakan material yang menggunakan sistem off site prefabrikasi sebesar minimum 0 % dari total biaya material yang digunakan 7. Menggunakan bahan material dari dalam negeri 8. Menggunakan bahan material dari radius 000 km 9. Pemilahansampahorganik dan anorganik Indoor Health and Comfort (IHC) Building Skor. Luas ventilasi minimum 5-0 % dari luas lantai. 50 % dari jumlah luas ruangan regular didesain dengan ventilasi silang. Menggunakan cat dengan VOC rendah 4. Cahaya matahari dapat menerangi area ruang keluarga sebanyak 00 lux dari 50% luas ruangan 5. Cahaya matahari dapat menerangi area kamar tidur sebanyak 00 Lux dari 50% luas ruangan 6. Tingkat bising udaradi kamar tidur maksimum 40 db. Mengikuti aktifitas rutin di sekitar kawasan rumah sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian lingkungan dan Skor 7

Ronim Azizah, dkk. / Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan vol 9 () (07) 7 4 Environment Management (BEM) Nilai yang diperoleh menjaga keberlanjutan kawasan sekitar rumah.. Adanyabukupanduanberisiinformasidasardan panduan teknisrumah dan lingkungan. Melibatkan minimal seorang tenaga ahli yang memiliki kompetensi dalam pembangunan rumah mulai dari tahapan perencanaan (desain) sampai selesainya tahapan kontruksi (termasuk aktivitas fit out) 4. Adanya sistem kesehatan dan kelesamatan baik untuk pekerja maupun penghuni rumah selama masa konstruksi berlangsung 5. Adanya sistem manajemen lingkungan di dalam lahan selama masa konstruksi berlangsung 6. Inovasi dalam desain, teknologi, maupun performa rumah sehingga dapat memberikan manfaat kepada kawasan sekitar rumah dan memberikan kontribusi kepada isu lingkungan hidup di luar kriteria GREENSHIP HOME dengan melibatkan seluruh penghuni rumah 7. Adanya sebuah perencanaan yang mengantisipasi rumah tumbuh = 57 Poin Skor Persentase yang diperoleh = 57 x 00% 75 = 7 ( PLATINUM) KESIMPULAN Sesuai dengan strategi rumah berkonsep green, maka pada kondisi rumah yang masih berperingkat emas dan perak tersebut masih sangat memungkinkan untuk ditingkatkan menjadi peringkat platinum. Upaya untuk meningkatkan poin-poin yang baru nanti dapat berasal dari interior maupun eksterior, seperti pemasangan energi terbarukan, penggantian lampu LED dan pemasangan sensor cahaya, serta upaya lainnya. Pada sisi yang lain, dampak nyata dari rumah ramah lingkungan adalah adanya pendapatan tambahan terkait hasil-hasil kebun. DAFTAR PUSTAKA GBCI, 0. Greenship Home-Checklist Assessment, Green Building Council Indonesia (GBCI), Jakarta. Frick, Heinz, 006, Arsitektur Hijau, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Yeang, Ken, 006, Ecodesign, John Wiley and Sons, Ltd, London Bintarto, R., 984. Interaksi Desa-Kota. Jakarta: Ghalia Indonesia. 4