1 Agus Retnanto, Bimbingan dan Konseling, Kudus, STAIN, 2009, hal Ibid halaman 110

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Mazro atul Huda

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, Jakarta, 2010, hlm Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137.

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikatnya, manusia adalah makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

Mushaf al-azhar, Al-Qur an dan Terjemahan, Bandung: Penebit Hilal, 2010, hal. 354

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia pendidikan diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING NUR ASIKOH NIM : SALBIAH HARAHAP NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sigit Sanyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2004, Hlm 3. 2 T. Syafaria, Interpersonal Intellegense, Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Kelembagaan Agama Islam: Jakarta, 1995, hlm. 48.

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 2015, hlm Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2005), hlm Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Departemen Agama Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008, hlm.5.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah, misalnya tentang hal hal yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

: Arining Tyas Dwi Marbawani : Penilaian kompetensi ranah afektif dikaitkandengan partisipasi belajar biologi dan kompetensi ranah psikomotor siswa

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di

BAB I PENDAHULUAN. Pustakarya, 2012, Hlm Faturrahman, Lif Khoiru Ahmadi, dan Sofan Amri, Pengantar Pendidikan, PT. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BIMBINGAN. Cecep Kustandi KONSELING

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Ali Rohmad, Pengelolaan Kelas Bekal Calon Guru Berkelas, Kaukaba, Yogyakarta, 2015, hlm.5.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah atau madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,kehidupan social,kegiatan belajar,serta perencanaan dan pengembangan karir. 1 Peserta didik baru akan membutuhkan bantuan dalam penyesuaian terhadap lingkungan yang baru. Kompleksnya situasi dan masalah yang baru menjadikan Bimbingan Konseling Islam sebagai media untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kualitas peserta didik. Madrasah dan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, baik dari aspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan), dan psikomotornya. Madrasah dan sekolah didirikan tidak hanya untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan akademik saja tetapi juga mengupayakan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan kepribadian serta memiliki rasa percaya diri secara optimal. Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. 2 Jadi bimbingan dan konseling sangat diperlukan peserta didik untuk mengembangkan kehidupan pribadi termasuk diantaranya kepercayaan diri peserta didik. Perjalanan hidup seorang peserta didik tidak selamanya berjalan dengan mulus. Beberapa peserta didik dihadapkan pada pilihan yang sulit. Kondisi ini menyebabkan adanya ketidaklengkapan dalam suatu keluarga. Ketidaklengkapan ini pada kenyataanya secara fisik tidak mungkin lagi dapat 1 Agus Retnanto, Bimbingan dan Konseling, Kudus, STAIN, 2009, hal 109-110 2 Ibid halaman 110 1

2 digantikan. Tetapi secara psikologis dapat dilakukan dengan diciptakannya situasi kekeluargaan dan hadirnya tokoh-tokoh yang dapat berfungsi sebagai pengganti orang tua. Kepribadian peserta didik masih mengalami suatu perkembangan, sementara dalam hidupnya masih membutuhkan suatu pegangan dan arahan agar hidupnya dapat berjalan lebih baik. peserta didik masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisiknya dan psikis. peserta didik masih labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. peserta didik sebagai bagian dari generasi penerus yang menjadi tonggak sebagai individu yang bermakna pada hari kemudian diharapkan juga memiliki pemahaman tentang diri yang benar. Hal tersebut sangat diperlukan bagi setiap orang dalam menjalani kehidupannya, sehingga diperoleh suatu gambaran yang jelas tentang dirinya dan peserta didik bisa menjalankan apa yang sudah didapatkannya. Pada waktu melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan, semua orang khususnya peserta didik memiliki kemampuan dan keinginan yang berbeda. Salah satu faktor yang membuat seseorang dapat melakukan apa yang dia ingin lakukan adalah ketika dia memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk melakukannya. Ketika seseorang kurang memiliki rasa percaya diri maka kemungkinan orang tersebut tidak akan dapat bergaul dengan sesama temannya, melakukan apa yang diinginkannya dan pergi sesuai keinginannya. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses yang membantu individu dalam mengembangkan diri, sehingga individu dapat menghadapi perubahan serta memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Adapun masalah yang sering dialami oleh peserta didik salah satunya berkaitan dengan rasa percaya diri antara lain adalah peserta didik biasanya takut, malu dan tidak biasa mengeluarkan pendapatnya dikarenakan peserta didik merasa takut akan kesalahan. Hal semacam ini biasanya dikarenakan tidak ada rasa percaya diri dalam diri peserta didik. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh individu, memberikan rasa aman dan ketenangan bagi dirinya. Dalam konsep Al-Quran, ternyata rasa percaya

3 diri sangat berkaitan dengan iman seseorang. Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang maka semakin mampu mengendalikan dan memposisikan rasa percaya dirinya. Namun, itu semua tergantung dari kepribadian individu. Individu yang beriman, memiliki rasa percaya diri yang positif dan digunakan pada hal yang positif pula. Bila rasa percaya diri dikaitkan dengan keimanan, berarti individu wajib menumbuhkan rasa percaya diri. Kepercayaan diri dapat dibangun di tengah-tengah keluarga dan juga di lingkungan sekolah (madrasah) yang mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang, menjadi peserta didik yang berkualitas dan berkompeten di masyarakatnya. Tujuan khusus bimbingan dan konseling islam bagi peserta didik diantaranya, pertama membantu peserta didik untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada. Kedua dua membantu siswa untuk mengembangkan motif motif dalam belajar, sehingga mencapai kemajuan pengajaran yang berarti. Ketiga memberikan dorongan didalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan. Keempat membantu peserta didik untuk memperoleh kepuasan pribadi dalam menyesuaikan diri secara maksimum terhadap masyarakat,dan terakhir membantu siswa untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental, dan sosial. 3 Keadaan peserta didik di MTs. Mazro atul Huda Karanganyar masih belum maksimal karena masih banyak peserta didik yang kepercayaan dirinya masih kurang, Misalnya peserta didik kelas tujuh yang masih dalam proses adaptasi dalam sebuah lingkungan sekolah yang baru. Jumlah peserta didik perempuan lebih dominan daripada jumlah peserta didik laki laki. Kebanyakan peserta didik yang ada di madrasah tersebut berasal dari Desa sekitar Madrasah tersebut didirikan. Didalam Madrasah tersebut hanya terdapat satu guru bimbingan konseling atau Guru Bk yang mengurusi semua peserta didik mulai dari kelas tujuh sampai kelas sembilan. Guru Bimbingan Konseling 3 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, bandung, cv Pustaka Setia, 2010, hal 23

4 tersebut tidak berlatar belakang Pendidikan Bimbingan Konseling Islam, tetapi berlatar belakang Pendidikan Agama Islam. 4 Bimbingan Konseling Islam dapat berperan penting dalam membimbing peserta didik dalam mengatasi rasa kurang percaya diri peserta didik kelas satu di Madrasah tersebut, tetapi dalam kenyataanya di Madrasah tersebut hanya terdapat satu Guru Bimbingan Konseling dan masih belum maksimal dalam mengatasi rasa kurang percaya diri peserta didik kelas satu tersebut. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan mengambil judul Pengaruh Bimbingan Konseling Islam Terhadap Rasa Percaya Diri Peserta Didik Kelas VII di MTs. Mazro atul Huda Karanganyar 2015/2016 B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latatar belakang diatas maka muncul permasalahan sebagai berikut diantaranya : 1. Bagaimana Bimbingan Konseling Islam di Madrasah Tsanawiyah Mazro atul Huda Karanganyar Demak? 2. Bagaimana Rasa Percaya Diri peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Mazro atul Huda Karanganyar Demak? 3. Bagaimana Pengaruh Bimbingan Konseling Islam terhadap Rasa Percaya Diri peserta didik kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Mazro atul Huda Karanganyar Demak? C. Tujuan Penelitian Tujuan penulis dari karya ilmiyah ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui bimbingan konseling islam di madrasah Tsanawiyah Mazro atul Huda Karangayanyar Demak 2. Untuk mengetahui Rasa Percaya Diri peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Mazro atul Huda Karanganyar Demak 4 Hasil pengamatan di MTs Mazro atul Huda Karanganyar, Hari Kamis 01 Oktober 2015, jam 09.00 WIB

5 3. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan konseling islam terhadap rasa percaya diri peserta didik kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Mazro atul Huda Karanganyar Demak. D. Manfaat Penelitian Membahas mengenai rasa kurang percaya diri peserta didik kelas VII maka dapat memberikan kegunaan yang teoritis maupun kegunaan praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh bimbingan konseling islam dalam mengatasi rasa kurang percaya diri peserta didik b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi bagi guru bimbingan konseling agar lebih berpotensi dalam mengatasi permasalahan peserta didik khususnya dalam hal kepercayaan diri peserta didik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peserta Didik Sebagai tambahan wacana agar peserta didik bisa lebih percaya diri dengan kemampuannya melalui dorongan diri sendiri atau dengan bantuan dari guru bimbingan konseling islam. b. Bagi masyarakat Hasil dari penelitian ini diaharapkan masyarakat dapat membantu peserta didik agar selalu percaya diri dalam hal akademik maupun hal umum.