HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN BAHAYA PERGAULAN BEBAS PADA REMAJA DENGAN PERSEPSI PERILAKU SEKS PRANIKAH DI SMA N 1 SEWON BANTUL TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI REMAJA KELAS X TENTANG SEKSUAL BEBAS DI SMA MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI REMAJA PUTRI TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

Rina Indah Agustina ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Emilwida Yanti

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan seperti yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Terbukanya saluran

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang didalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI CIREBON

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International. berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, perilaku, kognitif, biologis serta emosi (Efendi &

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

PERSEPSI REMAJA TERHADAP PERNIKAHAN DINI DI SMAN 1 BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Dosen Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA SMA DAN SMK DI KOTA BENGKAYANG

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikatakan masa yang paling menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGAULAN REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Atiek Prastiwi 201510104058 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Atiek Prastiwi 201510104058 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 i

ii

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA 1 SEWON BANTUL 1 Atiek Prastiwi 2, Menik Sri Daryanti 3 INTISARI Latar Belakang: Hubungan seksual pranikah bagi remaja dapat memnyebabkan berbagai masalah, diantaranya terjadi gannguan kesehatan reproduksi yang dipicu oleh penyakit menular seksual dan kehamilan tidak diinginkan. Tujuan: Untuk mengetahui ada hubungan pengetahuan dengan persepsi remaja tentang seks pranikah. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik dengan rancangan secara cross-sectional, sample yang digunakan 85 responden dengan teknik sampling yang digunakan total sampling sehingga sampel berjumlah 30 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Uji validitas dan reabilitas menggunakan pearson product moment dan alpha cronbach. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: p value 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dan jika p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai probabilitas = 0,028 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diinterprestasikan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan persepsi remaja tentang seks pranikah. Simpulan dan saran: Ada hubungan pengetahuan dengan persepsi remaja tentang seks pranikah, dengan hasil chi-square 0,028 maka p 0,05 dikatakan ada hubungan.diharapkan kepada siswa untuk lebih bisa menjaga diri dalam bergaul dan memilih teman. Kata kunci Kepustakaan Halaman : Pengetahuan, Persepsi Tentang Seks Pranikah : 33 buku (2006-2014), 8 jurnal, 4 website : i-xiii halaman, 64 halaman, 9 tabel, 1 gambar, 18 lampiran 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa DIV Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Keseshatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta iii

LATAR BELAKANG Kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu komponen pokok dalam kesehatan reproduksi, karena masa remaja dalam rentan umur 10 19 tahun merupakan priode pematangan organ reproduksi manusia. Dalam masa remaja tersebut terjadi masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik, emosi, serta psikis. Faktor penyebab masa transisi adalah perubahan organobiologik yang cepat serta tidak seimbang dengan perubahan mental emosional. Kurangnya pengetahuan tentang biologi dasar pada remaja mencerminkan kurangnya pengetahuan tentang resiko yang berhubungan dengan tubuh mereka serta cara menghindarinya (Pinem, 2009). Menurut WHO (2012) jumlah remaja didunia saat ini memcapai ± 1,2 milyar. Hasil penelitian pada 1038 remaja berumur 13 17 tahun tentang hubungan seksual menunjukkan 16% remaja menyatakan setuju dengan hubungan seksual 43% menyatakan tidak setuju dengan hubungan seksual dan 41 % menyatakan bolehboleh saja melakukan hubungan seksual (Rusdianti, 2012). Seksual pranikah pada remaja usia 15-24 tahun terus meningkat setiap tahun. Menurut SDKI 2012 dibandingkan dengan SDKI 2002, terjadi peningkatan hubungan seks pranikah remaja. Survei SDKI 2012 tentang Kesehatan Reproduksi Remaja ini dilakukan terhadap remaja perempuan dan laki-laki yang belum menikah. Hasilnya 8,3 % remaja laki-laki dan 1 persen remaja perempuan melakukan hubungan seks pranikah. Pada remaja umur 15-19 tahun melakukan hubungan seks pranikah sekitar 2,7%. Dari survei yang sama hanpir 80% responden pernah berpegangan tangan, 48,2 % remaja laki-laki dan 29,4 % remaja perempuan pernah berciuman serta 29,5 % remaja laki-laki dan 6,2 % remaja perempuan pernah saling merangsang. Perilaku berpacaran sampai pada tahap ciuman berpontensi melakukan hubungan seksual (SDKI, 2012). Menurut SDKI tahun 2012, pengetahuan remaja umur 15-24 tahun tentang kesehatan reproduksi masih rendah, remaja peremuan tidak mengetahui sama sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki saat pubertas. Pengetahuan remaja tentang masa subur relatif masih rendah. Hanya 29% wanita dan 32% pria yang memberikan jawaban yang benar bahwa seorang perempuan mempunyai kesemppatan besar menjadi hamil pada pertengahan siklus priode haid. Remaja yang belum menikah umur 15-24 tahun yang mendengarkan pesan dari radio tentang penudaan usia nikah sebanyak 12,9%, informasi tentang HIV/AIDS sebanyak 40,8% informasi tentang kondom sebesar 29,6% pencegahan kehamilan sebesar 23,4% dan infeksi menular seksual (IMS) sebesar 18,4% (BKKBN,2014). Penelitian dilakukan terhadap 200 siswa SMA di Yogyakarta usia 15-18 tahun. Dari 200 subjek penelitian, sebagai besar sekitar 175 remaja menyatakan hubungan seks pranikah adalah salah (tidak boleh) dengan alasan terbanyak karena dosa atau dilarang agama dan itu boleh dilakukan setelah ada ikatan perikahan. Sedangkan 60% subjek penelitian menyatakan bahwa tingkat perilaku seksual yang boleh dilakukan sebelum menikah adalah sebatas ciuman bibir sambil pelukan. Akifitas ciuman semacam ini oleh banyak kalangan remaja dianggap sebagai sesuatu yang biasa/wajar. Dan hampir semua subyek mengaku pernah memperoleh pendidikan seksualitas berupa penjelasan tentang masalah atau topik-topik yang berkaitan dengan seksualitas mereka juga mengatakan setuju pemberian pendidikan 1

seks bagi kalangan remaja dan figur dianggap cocok memberikan pendidikan seksualitas dokter, psikolog, seksolog dan orang tua (Soetjiningsih, 2011). Hubungan seksual pranikah bagi remaja dapat menyebabkan berbagi masalah. Diantaranya terjadi gannguan kesehatan reproduksi yang dipicu oleh penyakit menular seksual, seperti Gonorrhoea dapat menyebabkan kemandulan jika tidak ditangani dengan cepat. Selain itu hubungan seksual pranikah yang berakhir dengan kehamilan akan memicu terjadinya aborsi yang tidak aman ( abortus provokatus kriminalis ). Akibat dari aborsi ini adalah infeksi organ reproduksi, kemandulan, serta hilang harapan masa depan bagi remaja yang sudah tidak Perawan/perjaka juga akan membayangi kehidupan remaja akibat trauma kejiwaan. Jika kehamilan berkelanjutan sampai bayi lahir maka kondisi kejiwaan ibu akan berpengaruh pada kondisi fisik bayi yang akan dilahirkan. Bayi yang dilahirkan bisa saja mengalami BBLR, kecacatan fisik atau prematuritas (Pinem,2010). Keadaan masyarakat di Yogyakarta yang terkenal tradisional dan menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran termasuk hubungan seksualitas. Pada masyarakat yang masih tradisional, seks dianggap sebagai sesuatu yang sangat sakral, suci, dan hanya boleh dilakukan didalam sebuah hubungan ikatan pernikahan oleh sebuah lembaga pernikahan. Masyarakat berpendapat bahwa pergaulan remaja saat ini semakin bebas. Mereka tidak memikirkan akibat yang remaja lakukan. Dengan tindakan remaja yang cenderung bebas ini saat bergaul, masyarakat khawatir akan masa depan negara dengan generasi penerus yang seperti ini jika tamu yang bermalam lebih dari jam kunjungan masyarakat maka tamu tersebut harap lapor ketua Rw terdekat (Wulandari, 2010). Adapun ayat Al-Qur an yang menunjukkan larangan untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah adalah surat An-nur ayat 2: Artinya : Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiaptiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. Hasil studi pendahuluan di SMA I Sewon hasil wawancara terhadap siswa siswi kelas XI jurusan IPS didapatkan 16 orang dari 20 siswa pernah berpacaran, mereka pernah melakukan ciuman pipi bahkan sampai ke bibir. Sedangkan 4 orang yang lain pernah melakukan sampai berpegangan tangan. Dari hasil wawancara didapatkan 14 siswa belum paham tentang kesehatan reproduksi pada remaja dan 8 siswa menganggap bahwa ciuman bibir, berpegangan tangan wajar dilakukan saat berpacaran, bahkan beranggapan juga jika melakukan seks pranikah sekali tidak akan hamil. 2

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang ditujukan untuk mengetahui pengetahuan dengan persepsi remaja tentang seks pranikah. Penelitian dilakukan di SMA I Sewon pada tanggal 27 Agustus 2016. Populasinya adalah seluruh siswa siswi SMA I Sewon Bantul tahun 2016. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 85 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri dari 20 item pertanyaan pengetahuan remaja dan 18 item pertanyaan persepsi tentang seks pranikah yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pada penelitian ini analisis hubungan dua variabel dilakukan uji korelasi menggnakan Chi Square. Nilai p <0,05 maka Ho ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Pengetahuan remaja SMA 1 Sewon Bantul tentang Seks Pranikah Data pengetahuan remaja SMA 1 Sewon Bantul di peroleh dari kuesioner yang berisi 20 pertanyaan dengan jumlah responden 85 remaja yang sekolah di SMA 1 Sewon Bantul. Berikut tabel pengetahuan remaja tentang seks Praikah : Tabel 4.1. Kategori Skor Tingkat Pengetahuan Remaja SMA 1 Sewon Bantul tentang Seks Pranikah Skor Kategori Frequency Percent 14-20 Baik 76 89.4 8-13 Cukup 9 10.6 1-7 Kurang 0 0 Total 85 100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja SMA 1 Sewon Bantul yaitu baik dengan skor tertinggi yaitu 76 (89.4%) sedangkan 9 lainnya mempunyai pengetahuan cukup tentang seks pranikah dengan skor 10.6%. Pada 85 responden tidak ada yang mempunyai pengetahuan denga kategori kurang. 2) Persepsi remaja tentang seks pranikah pada siswa siswi SMA 1 sewon Data persepsi remaja tentang seks pranikah pada siswa siswi SMA 1 Sewon Bantul diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan dengan jumlah 85 responden. 3

Tabel 4.2. Kategori Persepsi remaja tentang seks pranikah pada siswa siswi SMA 1 sewon Bantul. Skor Kategori Frequency Percent 36-72 Positif 80 94.1 1-35 Negatif 5 5.9 Total 85 100.0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa skor tertinggi untuk persepsi remaja tentang seks pranikah yaitu kategori positif dengan frekuensi 80 responden (94,1%) sedangkan 5 responden yang lain mempunyai presepsi negatif terhadap seks pranikah skor 5.9%. 3) Hubungan pengetahuan dengan persepsi remaja tentang seks pranikah di SMA 1 Sewon Bantul Tabel 4.3. Hubungan pengetahuan dengan persepsi remaja tentang seks pranikah di SMA 1 Sewon Bantul Persepsi_Seks_Pranikah P Value Positif Negatif Total Pengetahuan_Remaja Baik 73 3 76.028 96.1% 3.9% 100.0% Cukup 7 2 9 77.8% 22.2% 100.0% Total 80 5 85 94.1% 5.9% 100.0% Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 76 responden, 73 responden mempunyai pengetahuan baik dan mempunyai persepsi positif tentang seks pranikah dan 3 responden lainnya mempunyai penegtahuan yang baik tetapi mempunyai persepsi negatif tentang seks pranikah. Kemudian dari 9 responden 7 diantaranya mempunyai pengetahuan yang cukup dan mempunyai persepsi positif tentang seks pranikah sedangkan 2 responden lainnya mempunyai pengetahuan yang cukup tetapi mempunyai persepsi negatif terhadap seks pranikah. Jika p value 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dan jika p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dari tabel uji Chi Square diatas, menunjukkan bahwa nilai probabilitas = 0,028 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat diinterprestasikan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan persepsi remaja tentang seks pranikah kelas XI di SMA 1 Sewon Bantul. SIMPULAN DAN SARAN 1) Kesimpulan a. Tingkat pengetahuan remaja SMA 1 Sewon Bantul yaitu baik dengan skor tertinggi yaitu 76 (90.0%) sedangkan 9 lainnya mempunyai pengetahuan cukup tentang seks pranikah dengan skor 10.0%. 4

b. Persepsi remaja tentang seks pranikah yaitu kategori positif dengan frekuensi 80 responden (94,4%) sedangkan 5 responden yang lain mempunyai presepsi negatif terhadap seks pranikah skor 5.6%. c. Hasil uji Chi Square didapatkan nilai probabilitas = 0,028 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat diinterprestasikan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan persepsi remaja tentang seks pranikah di SMA 1 Sewon Bantul. 2) Saran a. Bagi Universitas Aisyiyah Yogyakarta Penelitian dengan adanya penelitian ini mahasiswa tertarik untuk mengadakan penelitian khususnya tentang seks pranikah. b. Bagi profesi bidan Penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memberikan penyuluhan kepada remaja tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang seks pranikah. c. Bagi SMA 1 Sewon Penelitian ini diharapkan untuk membuat kebijakan peraturan yang terkait dengan perilaku siswa tentang seks pranikah di SMA 1 Sewon. d. Bagi guru BK (Bimbingan Konseling) SMA 1 Sewon Lebih melakukan pendekatan secara komprehensif serta melakuakan inovasi dalam memberikan materi bimbingan khususnya bimbingan mengenai kesehatan reproduksi khususnya tentang seks pranikah. e. Bagi siswa SMA 1 Sewon Diharapkan dengan adanya penelitian ini siswa siswi lebih bisa menjaga diri dalam bergaul dan memilih teman. Serta mencari informasi terkait tentang seks pranikah agar tidak menjerumuskan remaja ke perbuatan yang negatif. 5

DAFTAR PUSTAKA Banun, F.2012. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Semester V STIKES X. Jakarta : Jakarta Timur. Damarsih, 2011. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah pada Remaja SMA di Surakarta Vol.4. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kusiran. 2012. Keehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta : Salemba Medika. Mubarok, W. 2010. Sosiologi untuk keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Musthofa. 2010. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah. Pekalongan : Universitas Diponegoro. Notoatmojo. 2010. Metedeologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pearson, R. 2011. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Medika. Pinem. 2010. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakara : TIM. Rahmawati, R.2011. Pemaknaan Remaja dan Pergaulan Bebas dalam Film. Yogyakarta : Universitas Mercu Buana. Sabri, L. 2009. Statistik kesehatan. Jakarta : Grafindo Persada. Sarwono, S. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Grafindo Persada. Siabagariang, E. 2010. Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : Trans Info media. Sobur, Alex.2010. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Waryana. 2011. Gizi reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Wawan, D. 2010. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. 6