BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit merupakan proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI 19-19011-2005). Perusahaan harus semakin kritis dalam memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun berjalan. Laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum (Standar Akuntansi Keuangan), yang diterapkan secara konsisten dan tidak mengandung kesalahan yang material (besar atau immaterial) adalah laporan keuangan yang wajar. Menurut De Angelo (1981) dalam Winda Kurnia Khomsiyah Sofie (2014) kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Seorang auditor dalam menemukan pelanggaran harus memiliki kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional. Seorang auditor harus mempunyai standar umum dalam pengetahuan dan keahlian dalam bidang akuntan untuk menjalankan profesinya berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan. Sementara itu, melaporkan pelanggaran klien merupakan sikap independensi yang harus dimiliki oleh auditor. Independensi merupakan sikap dimana auditor tidak dapat dipengaruhi oleh pihak lain yang memiliki kepentingan pribadi. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan. Salah satu kunci
utama profesi Akuntan Publik adalah independensi. Independensi berarti sikap mental yang tidak mudah dipengaruhi Flint (1988) berpendapat bahwa, independensi akan hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, hal ini dapat mempengaruhi sikap mental dan opini audit. Kecurangan klien tidak lepas dari lemahnya sikap independensi auditor yang rendah. Kompetensi menunjukkan kredibilitas atau kemampuan yang dimiliki seorang individu untuk melakukan pekerjaan tertentu. Menurut Robins dan Timothy (2008) kompetensi menunjukkan sejauh mana seorang individu untuk menguasai implementasi pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Semakin besar nilai kuantitas dan kualitas nilai kandungan tugas yang dihasilkan seorang individu dalam bekerja menunjukkan individu tersebut memiliki kompetensi yang tinggi dalam bekerja. Mengingat peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan di dunia usaha, maka auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis mereka terhadap organisasi dimana mereka bekerja, profesi mereka masyarakat dan diri mereka sendiri (Anni, 2004). Secara umum etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang termasuk didalamnya dalam meningkatkan kualitas audit (Munawir,2007). Setiap auditor diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), agar situasi persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain kompetensi dan independensi, kualitas audit dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas dan transparansi, kegiatan audit sangat esensial. Proses audit melalui prosedur yang berjenjang, dan setiap
tahapan akan melibatkan judgment auditor atas suatu kejadian atau fakta dilapangan. Hasil audit akan memberikan umpan balik bagi pihak yang terkait dengan organisasi.kualitas audit terkadang dalam menjalankannya juga pernah disalahgunakan. Kasus yang terjadi di Indonesia adalah kasus dari Mulyana W. Kusuma Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak suara, surat suara, tinta, dan teknologi informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan, badan dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik dari sebelumnya, kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya, Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati pemberian waktu tambahan. Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerja sama dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka. Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor yang bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan pihak lain berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut karena hal tersebut telah melanggat kode etik akuntan.
Menurut pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya, melaksanakan suatu tugas atau profesi dengan menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya dengan mematuhi Etika Profesional yang telah ditetapkan. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme adalah suatu atribut individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (Lekatompessy, 2003 dalam Novanda Friska, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik dan termotivasi karena adanya ketidakkonsistenan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti termotivasi untuk meneliti lebih lanjut mengenai : PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, KOMPETENSI, DAN AKUNTABILITAS AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) JAKARTA BARAT DAN JAKARTA PUSAT. B. RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini : 1. Apakah independensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit? 2. Apakah profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit? 3. Apakah kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit? 4. Apakah akuntabilitas audit berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh independensi terhadap kualitas audit. b. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit. c. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit. d. Untuk mengetahui secara empiris pengaruh akuntabilitas audit terhadap kualitas audit. 2. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan antara lain : 1. Bagi praktisi Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori terutama yang berkaitan dengan auditing dan akuntansi keperilakuan terhadap pengujian empiris atas pengalaman audit, integritas, dan pengetahuan audit terhadap kualitas audit. 2. Bagi auditor Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan profesionalisme profesi khususnya dalam kinerjanya. 3. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan aturanaturan atau kebijakan-kebijakan yang akan digunakan oleh para anggotanya.
4. Bagi kantor-kantor akuntan publik (KAP) Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan SDM untuk meningkatkan kemahiran auditornya melalui peningkatan pengetahuan, pengalaman dan pelatihan auditor.