Efektifitas Drainase Kota Kediri Bagian Timur (Adi Prawito) 55 Efektifitas Drainase Kota Kediri Bagian Timur Adi Prawito, Ir, MM ABSTRAK Kota Kediri yang berpenduduk +/- 530.000 jiwa, dengan luas 6.067 ha telah terbangun 81,4 dengan jepadatan 450 jiwa / ha pada tahun 2000. Dengan adanya aliran sungai Brantas, Kota Kediri terbelah menjadi dua bagian yaitu bagian barat dan bagian timur. Bagian barat keadaannya terjal karena berada dibawah lereng gunung Klotok, sehingga tidak terjadi massalah yang berarti pada waktu musim penghujan, tetapi bagian Timur keadaannya relative datar sehingga pada waktu musim hujan sering terjadi banjir / genangan. Daerahdaerah yang mengalami genangan yatu Jl. Diponegoro, Jl. Brawijaya, Jl. Baliwerti, Jl. Cokroaminoto dan Jl. Panglima Polim dengan tinggi genangan rata-rata 4 cm diatas permukaan aspal dengan luas genangan rata-rata 4 ha dengan lama genangan 4 s/d 5 jam. Adapun penyebab terjadinya genangan adalah kurang memadainya kapasitas saluran drainase yang ada dan akibat kenaikan muka air sungai Brantas saat elevasi muka air tertinggi sehingga debit air dan K. Kresek tidak dapat masuk ke K. Brantas dengan lancar dan terjadi back water. Maka dari itu dibutuhkan perencanaan dan perhitungan ulang yang lebih teliti terhadap saluran drainase yang ada. Data hujan 5 th dan luas Catchment area adalah dasar untuk menghitung Q rencana, apabila Q rencana > Q full bank capacity maka saluran harus dinormalisasi. Dari pemecahan diatas diharapkan permasalahan drainase kota dapat teratasi dan pada waktu hujan tidak menimbulkan banjir atau genangan didalam kota yang akan mengganggu mobilitas perekonomian kota Kediri. Kata kunci : Genangan, Pengaturan Debit, full bank capacity 1. PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kediri dilintasi Kali Brantas yang membelah kota dibagian tengah. Aliran ini mengalir kearah Utara sehingga kemiringan tanah secara umum akan mengarah kesungai besar ini sedangkan kearah timur. Dilereng pegunungan ini terdapat dua aliran sungai yang cukup tinggi yang mengalir kesungai Brantas yaitu Kali Kedok dan Kali Ngampel, saluran Bandar Lor dan saluran Lirboyo. Bagian Timur mempunyai pola yang hampir sama dengan bagian barat, hanya karena dibagian Timur keadaanya landai maka ada aliran yang tidak dapat masuk langsung ke sungai tetapi terbawa terlebih dulu ke Utara sampai dimana keadaan sungai ini sudah cukup landai yang memungkinkan aliran ini memasuki sungai Brantas. Dengan adanya genangan di wilayah Kediri bagian Timur akibat banjir walaupun tidak memakan korban jiwa ataupun harta tapi ini menjadi masalah suatu daerah yang sedang berkembang. Genangan yang digunakan adalah +/- 30 cm dalam waktu lebih dari 2 jam. Dengan demikian perlu adanya perencanaan system drainase yang
56 NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005 memadai sesuai dengan kondisi kota yang ada. Dengan demikian perlu adanya perencanaan system drainase yang memadai sesuai dengan kondisi kota yang ada.
Efektifitas Drainase Kota Kediri Bagian Timur (Adi Prawito) 57 Tinjauan Pustaka: Sistem drainase pada kota menimbulkan dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi sehingga berpengaruh besar terhadap system drainase perkotaan. Hal ini disebabkan karena perkembangan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tata guna lahan, sedangkan siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan. Kondisi wilayah studi yang ada dipengaruhi oleh : 1. Keadaan medan dimana kondisi kota Kediri yang dibelah oleh sungai Brantas menjadi bagian timur dan bagian barat. Bagian timur terdiri dari pusat kota yang terdiri dari gedung-gedung pemerintah, perkantoran serta daerah perkotaan sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan ekonomi berpusat didaerah ini. 2. Data hujan, diperoleh dari kantor cabang seksi pengairan yang berupa data hujan harian, yang dipergunakan untuk perhitungan debit saluran drainase. 3. Data tata guna lahan yang didapat dari buku rencana induk kota Kediri dari kotamadya Kediri. Data ini untuk menentukan Tata Guna Tanah sehingga dapat ditentukan aliran yang terdaat pada daerah tersebut. 4. Data topografi yang berupa data elevasi sungai Brantas guna menentukan elevasi dasar saluran drainase yang akan masuk ke sungai Brantas. 5. Data genangan yang didapat dari Kotamadya Kediri untuk menganalisa pemecahan permasalahan daerah-daerah yang tergenang. 6. Data saluran perkotaan yang didapat dari pengukuran dilapangan untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir / genangan didalam kota. 7. Data banjir dan penyebabnya. Susunan dan fungsi saluran dalam jaringan drainase maka jenis saluran dapat dibedakan menjadi : Interceptor Drain yaitu saluran yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya pembebanan aliran dari Suatu daerah terhadap daerah yang lain dibawahnya. Collector Drain yaitu saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan akhirnya akan dibuang ke saluran conveyor. Conveyor Drain yaitu saluran yang berfungsi sebagai pembawa air buangan dari suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa harus membahayakan daerah yang dilalui. Prosedur rancang tata letak sistem jaringan drainase perlu memperhatikan hal-hal sbb: Pola arah aliran Situasi dan kondisi fisik kota Debit Rencana dihitung berdasarkan Metode Rasional Q=1/3,6xCxIxA Dimana : Q = Debit rencana dengan masa ulang T tahun dalam m3/detik C = Koefisien pengaliran I = Intensitas selama waktu konsentrasi dalam mm/jam A = Luas daerah aliran dalam Ha Analisa sistem hujan menurut Dr. Mononobe, Intensitas hujan (I) didalam rumus rasional dihitung dengan rumus : I = R/24 (24/t) 2/3 Dimana : R = Curah hujan rancangan setemat dalam mm t = Lama waktu konsentrasi dalam jam
58 NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005 I = Intensitas hujan dalam mm/jam
Efektifitas Drainase Kota Kediri Bagian Timur (Adi Prawito) 59 Hujan rata-rata daerah dapat dihitung dengan cara : Cara rata-rata aljabar R = 1/n (R1+R2+...+Rn) Dimana : R = curah hujan daerah n = jumlah titik / pos pengamatan R1, R2,..., Rn Cara Thiesen R = (A1.R1+A2.R2+..+An/Rn)/(A1+A2+...+An) Dimana : R = curah hujan daerah R1, R2,.Rn = curah hujan ditiap-tia titik pengamatan A1, A2, An = daerah perwakilan tiap titik. Perencanaan Teknis Drainase meliputi pembuatan detail deesain dari saluran pembuangan didaerah yang menderita banjir rutin dan dianggap memerlukan penanggulangan mendesak. Dari hasil tersebut akan memberikan skala prioritas dari masing-masing daerah banjir tersebut sesuai dengan sifat saluran pembuangan yang akan dipilih.menghitung luas catchment area dilakukan untuk mengetahui berapa banyak jumlah hujan yang ditangkap atau ditampung oleh suatu daerah. Hujan yang ditangkap oleh tiap daerah adalah berbeda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu besarnya curah hujan pada daerah tersebut serta daerah tangkapan hujannya. Merencanakan saluran sesuai dengan debit rencana dilakukan dengan mengetahui debit rencana kita sehingga kita dapat merencanakan dimensi saluran yang akan kita buat atau kita normalisasi. Normalisasi suatu saluran dilakukan disebabkan karena saluran drainase tidak mampu mengalirkan debit air yang ada. Karena debit yang ada tidak dapat tertampung maka mengakibatkan luapan dan terjadi genangan atau banjir. Dalam menormalisasi suatu saluran ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu faktor keindahan atau kerapiannya, faktor ekonomis. Tujuan. Penulisan penelitian ni bertujuan untuk mengatasi masalah banjir / genangan yang sering menggangu kota Kediri Bagian timur di musim penghujan. Dalam ini perlu dipisahkan antara saluran drainase dan saluran irigasi kebanyakan karena didalam kota masih sering terjadi dwi fungsi saluran. Fungsi irigasi dan drainase ini sangat bertolak belakang karena untuk saluran irigasi makin kebawah saluran makin sempit karena sesuai dengan Q yang direncanakan, tetapi untuk drainase makin ke bawah makin besar dimensinya karena pertambahan kapasitas pada bagian-bagian tertentu, dan ini yang menyebabkan tidak mempunyai saluran menampung debit yang ada. Sehingga mengakibatkan genangan-genangan pada bagian kota yang salurannya kurang memadai. Agar dapat mengatasi banjir yang setiap tahun melanda kota Kediri. Secara spesifik permalashan yang akan dibahas adalah meliputi perumusan berapa debit rencana yang sesuai dengan kondisi sekarang, sejauh mana system drainase di kota Kediri bagian timur mampu menampung debit rencana, dan berapa dimensi saluran rencana yang sesuai dengan kondisi sekarang. Penelitian ini dibatasi pada perencanaan drainase di kota Kediri bagian timur yang meliputi : Evaluasi sistem drainase Debit rencana Dimensi saluran 2. DATA DAN METODE Data. Data yang ada meliputi data observasi di lapangan dan data penelitian kepustakaan. Pengumpulan data-data dilakukan dengan melakukan : 1. Data Primer yang didapat dari data debit dan curah hujan
60 NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005 2. Data Sekunder yang meliputi: Peta lokasi Data saluran yang ada Data catchment area kota Kediri bagian timur Data Curah Hujan Dari data-data tersebut barulah dilakukan perhitungan perencanaan salurannya. Metode. Langkah-langkah solusi permasalahan di atas adalah : 1. Cara penelitian dilakukan dengan pendekatan secara secara garis besar dengan meninjau faktor-faktor yang mendasari sebab dan akibat dari persoalan genangan yang timbul baik faktor yang berpengaruh langsung maupun yang tidak langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey secara langsung dilapangan untuk mendapatkan data yang lebih obyektif dan dapat mewakili kondisi yang ada. 2. Penelitian dilapangan, yang dilakukan untuk mencari penyebab genangan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil. Berdasarkan analisa data dapat diketahui bahwa perlu dilakukan normalisasi pada saluran Suprapto, Slamet Riyadi, Kusuma bangsa, Imam Bonjol, Adi Sucipto, KKO Usman, Pemuda. Perencanaan gorong-gorong Dr. sutomo direncanakan seperti dimensi saluran sebelum masuk gorong-gorong. Karena saluran setelah gorong-gorong tidak mendapat tambahna debit maka dimensi saluran setelah gorong-gorong sama seperti dimensi gorong-gorong. Selain itu perlu dilakukan perencanaan baru terhadap gorong-gorong A. Jl. Airlangga, T. Umar, Joyoboyo kiri, Panglima Polim, Hayam Wuruk. Selain itu perlu dilakukan juga normalisasi saluran Panglima Polim, saluran Joyo Boyo. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan. Berdasarkan hasil perhitungan Q rencana diketahui bahwa penyebab terjadinya genangan disebabkan beberapa hal: Gorong-gorong daerah jalan Brawijaya, jalan Ronggo Warsito dan Jalan Diponegoro tidak mampu menampung debit hujan yang ada sehingga terjadi luapan yang mengalir ke jalan Brawijaya dan jalan Trunojoyo. Ada sebagian saluran yang tidak mampu menahan debit rencana seperti saluran Hasanudin yang dimensi salurannya terlalu kecil, begitu juga dengan saluran jalan Pemuda dan Joyoboyo dimana saluran yang ada terlalu kecil. Pemecahan masalahnya adalah : dengan merencanakan full bank capacity sesuai dengan debit rencana berdasarkan debit rencana yang disesuaikan dengan full bank capacity dengan cara menormalisasi saluran-saluran yang keadaan existingnya lebih kecil dari debit rencana. Selain itu direncanakan saluran drainase dengan menormalisasi yang sudah ada atau membuat saluran baru bila belum ada, diantaranya menormalisasi semua gorong-gorong serta merencanakan kembali sesuai dimensi saluran yang telah dinormalisasi, selain itu dilakukan perubahan dimensi saluran. Saran. Saran berdasarkan pembahasan diatas adalah sbb: Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan serta cara pembuangan sampah dan limbah.
Efektifitas Drainase Kota Kediri Bagian Timur (Adi Prawito) 61 Salah satu yang berhubungan antara kesadaran masyarakat dengan perencanaan perbaikan drainase ini adalah memasyarakatkan septictank sehingga warga tidak menyalurkan kotoran kesungai yang dapat mengakibatkan pendangkalan, polusi dan pengurangan keindahan kota. Untuk melestarikan semua bangunan yang ada maupun saluran, perlu pengawasan dan pemeliharaan hendaknya dilakukan secara intensif. Benar-benar melaksanakan tindakan tegas terhadap masyarakat yang tidak mengindahkan kebersihan dengan membuang sampah disaluran drainase ataupun membuang limbah disaluran yang bisa menyumbat saluran yang ada. REFERENSI Anggraini, Ir. Msc. 1986. HIDROLIKA Kartika Yudha, Surabaya Nadjadji Anwar, Ir. Msc. 1986, REKAYASA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR Kartika Yudha, Surabaya Suyono Sosrodarsono, Ir. Dan Takeda Kensaku. 1993. HIDROLOGI UNTUK PENGAIRAN Pradnya Pramita, Jakarta CD Soemarto, Ir. I. E. dipl. H. 1995, HIDROLOGI TEKNIK Erlangga, Jakarta Ven Te Chow dan Rosalina E. V. Nensi. 1989. HIDROLIKA SALURAN TERBUKA Erlangga, Jakarta M. Sholeh. 1987. HIDROLOGI DAN TEKNIK SIPIL, Institute Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
62 NEUTRON, Vol.5, No. 1, Februari 2005