Titipan Mimpi. Arian Sahidi 1. Ari, cepat, Bapak dan Ibu sudah menunggu di ruang tamu

dokumen-dokumen yang mirip
Ah sial aku selingkuh!

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Sang Pangeran. Kinanti 1

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

MEMOAR 1. Aku Anak Nelayan

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Arif Rahman

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

2. Gadis yang Dijodohkan

37. Hari Yang Kelabu

.satu. yang selalu mengirim surat

Lebih dekat dengan Mu

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

Rangkuman Kata Mutiara Tentang Waktu

Sebening Air Mata Tuhan

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Aku tau apa yang kau rasakan, John. Rumah ini adalah hasil jerih payah kita selama ini. Tapi aku tak mau John, jika harus tinggal disini lagi.

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

SHAINA BARENO. 9 Butterflies. (9 Kupu-kupu) Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Aku termasuk yang mencintai senja. Mungkin kamu juga. Karena senja, kita bertemu. Sempat berpelukan, sebelum akhirnya kembali kesepian.

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini.

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

P A D A M U E M B U N

Di Ujung Langit Ada Mimpi

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu

Tiga Belas Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah

Oleh: Windra Yuniarsih

Tiga Tahun Lalu. Fitri Icha Masdita 1

Sinar yang Hilang. Ketika Takdir Menyapa 1

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Dar Almady. Almady s List: Puisi Senandung Jangkrik. Bagian 2

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

Bagian: 1 Merindu Rindu

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Testimoni. Ucapan Terima Kasih. Kata Penjemput. Daftar Isi. Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan. Bahagia Begitu Menggoda

hmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar


KELUARGAKU. Etty S. Kawilarang

Kesengsaraan adalah aku! Apakah ia kan mencampur kesedihannya atas jalinan persahabatan dengan sahabat lainnya yang serupa? Apakah ia tidak kesepian

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

WASIAT SEGELAS PASIR. Oleh: Agus Setiawan. Copyright 2013 by Agus Setiawan. Penerbit. Nulis Buku. Desain Sampul: Welly Huang. Diterbitkan melalui:

Aku Mencintai dan Dicintai Cinta

Kulihat Lelaki itu Kala Petang A N G E L I C A Y A P U T R I

Beberapa cara untuk memiliki Cinta Sejati

Aku, Sekolah, dan Cita-citaku

CINTA TANPA DEFINISI 1 Agustus 2010

Jl. Wiratama No. 50, Tegalrejo, Yogyakarta, Telp. (0274)

Aku selalu suka sebuah pertemuan, karena buat ku pertemuan adalah awal dari kisah yang mungkin bisa dikenang atau untuk dibuang.

Penantian Terakhir. Susi Retno Juwita. Penerbit Nulisbuku.com

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

RIDHO KURNIAWAN. Aku duduk dengan santai Menunggu apa yang kusukai Menikmati sesuatu yang menenangkan hati Pemberian Ilahi yang tak tertandingi

BAB II RINGKASAN CERITA. prinsip bahwa semua persoalan di dunia ini pasti ada jalan keluarnya. Mereka

Selalu terbuka jelas mata ini Mata ciptaan-mu Aku berjalan lemah di atas hiasan Pijakan menuju satu berita gembira

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Di Unduh dari : Bukupaket.com

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

IQBAL AR. Nyanyian. Sebuah Kumpulan Puisi. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NYANYIAN. Oleh: IQBAL AR. Copyright 2018 by IQBAL AR

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Kata Mereka tentang KUMCER Pasir

Ruang Rinduku. Part 1: 1

SERI BACAAN ORANG TUA

Tekadku Karena Mimpiku

Adam Aksara MENANTI CINTA. Penerbit. Nulisbuku.com

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

mata sembab nan berat,, ditimpal idingin sisa hujan tadi sore sungguh pas jika menarik selimut taulah kau jika sudah dalam selimut,, he he he

Karya Kreatif Tanah Air Beta

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

Mengajarkan Budi Pekerti

Transkripsi:

Titipan Mimpi Bengkulu, 1995 Ari, cepatlah bani, Mak ngan Bak lah nunggu di lua bilik, 1 Kak Ita memanggil saya untuk segera berkumpul di ruang tamu. Saya bergegas melepas kain sarung yang tadi saya pakai untuk mengaji di masjid. Setiap hari setelah salat Asar, saya dan teman-teman beramai-ramai membawa iqra, ada juga yang sudah membawa Alquran karena bacaannya sudah lebih baik. Sedangkan saya masih membawa iqra, karena saya baru mengenal huruf hijaiah. Saya masih belum pandai membaca Alquran. Saya duduk di samping kakak, melipat tangan rapi di atas kedua kaki, layaknya sedang berhadapan dengan Bu Guru di sekolah. Saya, kakak, dan adik hanya menatap lekat-lekat wajah Bapak dan Ibu yang sedari tadi memerhatikan kami satu per satu. Tadi pagi Bapak dan Ibu baru pulang dari kebun, baru selesai panen lada. Mungkin saja Bapak dan Ibu ingin menyampaikan sesuatu. 1 Ari, cepat, Bapak dan Ibu sudah menunggu di ruang tamu Arian Sahidi 1

Saya tidak tahu apa yang akan disampaikan oleh Bapak dan Ibu. Saya hanya diam mematung, menanti suara Bapak memecah keheningan. Hening dan tetap saja hening. Bapak dan Ibu masih belum memulai perbincangan malam ini. Saya semakin penasaran, apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh Bapak dan Ibu. Keduanya memang kadang penuh misteri, sulit untuk ditebak. Bapak adalah sosok yang sangat hemat dalam bicara, sedangkan Ibu adalah sosok yang sangat aktif dalam berbicara. Saya sangat menghormati keduanya, tidak pernah tebesit di dalam benak untuk melukai perasasaan keduanya. Saya selalu berusaha untuk membuat keduanya bangga. Setelah beberapa saat menunggu, Bapak mulai bicara. Kakak mau jadi apa nanti? tanyanya pada kakakku. Kakakku berpikir sejenak sambil menatap langit-langit rumah. Mungkin saja kakakku sedang mencari jawaban di atas sana, melihat cicak yang ada di atas sana. Mau jadi dokter, jawabnya penuh semangat. Keren. Jika kakakku memang mau menjadi dokter, itu artinya saya tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk berobat, cukup minta kakakku yang memeriksa. Seisi rumah tahu bahwa saya sangat takut dengan jarum suntik. Saya lebih memilih untuk minum sekian banyak obat ketimbang satu suntikan. Itu sangat mengerikan. Sekarang Bapak menatap saya lembut, penuh kasih sayang. Saya tahu betapa ia sangat menyayangi kami, anakanaknya. Ia selalu memiliki caranya sendiri dalam menyayangi kami semua, dengan cara membangunkan kami untuk salat Subuh, dengan cara memeluk kami erat setiap kali ia akan pergi, dengan cara mencium kening kami penuh hangat setiap kali ia kembali. Ia selalu istimewa dan akan selalu 2 New Catatan Hati Sang Guru

istimewa di hati kami. Ia adalah pejuang yang selalu berhasil memenangkan hati kami untuk kembali ke dalam pelukan hangat kasihnya. Sekarang, nanti, dan sampai kapan pun kami akan tetap memanggilnya Bapak. Meski Bapak sedikit bicara, tapi saya sangat mengaguminya, dialah pahlawan di dalam keluarga ini, yang penuh semangat menyekolahkan kami anak-anaknya, yang penuh tetes keringat memperjuangkan semua yang terbaik untuk keluarga tercinta ini. Saya bisa melihat dengan baik dari raut wajahnya, betapa ia sangat mencintai kami sepenuh hati. Senyum itu, senyum bahagia yang selalu terlukis indah di wajahnya. Ari nanti mau jadi apa, Nak? Saya mengikuti apa yang dilakukan kakakku, saya menatap langit-langit, ada seekor cicak yang sedang mencari makan di dalam gelapnya malam. Saya berharap ada jawaban yang terukir di atas sana, tapi saya tidak menemukan jawaban. Saya berpikir sejenak, menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menjawab pertanyaan ini dengan tenang. Entah mengapa, saya ingin menjawab pertanyaan ini dengan seribu jawaban. Andai saja bisa saya jawab sekaligus, mungkin saya akan menjawabnya dengan seribu satu jawaban. Ah cukup, Bapak menunggu jawaban. Mau jadi tentara, polisi, dan dokter, saya menjawab dengan mantap sambil tersenyum penuh keyakinan. Banyak banget, pilih salah satu, mana bisa kamu jadi tentara, jadi polisi, dan jadi tentara sekaligus, komentar kakakku pedas. Saya menjauh dari kakakku, mendekati Tenti yang baru berusia empat tahun. Bapak tersenyum mendengar jawaban saya, kemudian ia berbagi cerita tentang masa lalunya. Mungkin Bapak ingin Arian Sahidi 3

kami mengerti akan masa lalunya, agar kami mengambil pelajaran dari kisahnya. Saya berusaha menjadi pendengar yang baik, berusaha mendengarkan setiap kata yang ia ucapkan. Dulu, Bapak pernah ingin menjadi seorang guru. Sampai hari ini, Bapak tidak bisa mewujudkan impian itu. Bapak hanya bisa menyelesaikan sekolah dasar sampai kelas dua saja, setelah itu, Bapak membantu kakekmu menyekolahkan pamanmu yang sekarang menjadi tentara. Bapak rela berhenti sekolah, demi membantu kakek mencari na kah. Bapak pernah mendekap erat cita-cita itu, mendidik putra-putri bangsa ini menjadi anak-anak yang memiliki pengetahuan yang luas. Bapak mengakhiri ceritanya dengan menarik napas panjang, seolah-olah sedang melepaskan impian yang sedari dulu pernah ia rajut. Saya terdiam mendengar kisahnya. Sekarang giliran Ibu yang bercerita. Kakak mengambil posisi duduk di samping Ibu, sambil mendengarkan cerita masa lalu Ibu. Ibu pernah ingin menjadi guru Matematika. Nasib Ibu tidak jauh beda dengan bapakmu. Ibu harus merelakan kepergiaan kedua orang tua Ibu saat masih di kelas tiga sekolah dasar. Di usia yang masih sangat kecil, Ibu sudah menjadi yatim piatu. Ibu berhenti sekolah, karena tidak ingin membuat susah kakak-kakak Ibu yang berjuang menghidupi kami sekeluarga. Ibu membantu kakak mencari na kah. Kadang Ibu menangis saat melihat anak-anak seumuran dengan Ibu berpakaian rapi, pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu. Itu adalah cita-cita yang pernah Ibu impikan. Impian Ibu sama dengan bapakmu, mimpi itu hanya sekadar mimpi yang tak pernah terwujud, Ibu mengakhiri ceritanya sambil memeluk Tenti yang ada di pangkuannya, kemudian mengusap 4 New Catatan Hati Sang Guru

kening Kak Ita. Saya duduk di samping Bapak. Saya memeluk erat tubuhnya. Bersender manja di sampingnya. Sekarang, izinkan Bapak dan Ibu menitipkan mimpi ini pada kalian semua. Bapak dan Ibu tidak memaksa kalian untuk menjadi guru. Menjadi apa pun kalian nanti, selagi itu baik, Bapak dan Ibu akan selalu mendukung kalian. Kalian boleh menggapai semua impian yang ingin kalian raih. Jika memang ada salah satu diantara kalian yang kebetulan menjadi guru, maka itu adalah titipan mimpi dari Bapak dan Ibu, ucap Bapak sambil menatap kami satu persatu. Tatapan itu begitu menyejukkan. Ada haru mendengar apa yang baru saja Bapak ucapkan. Saya mendengarkan cerita Bapak dan Ibu dengan penuh takzim. Kakak juga mendengarkan cerita keduanya, ada embun di kedua mata Kak Ita. Kak Ita menangis. Setelah mendengarkan titipan mimpi Bapak dan Ibu, kami berpelukan. Saya ikut menangis, meski sebenarnya saya masih belum terlalu paham dengan apa yang dimaksud oleh kedua malaikat hidup saya ini. Namun saya bertekad, ingin menggapai mimpi yang keduanya titipkan pada kami. Kite ha us belaja lehelau, Dek, ndang sampai mengiciwekan Bak dan Mak. 2 Kakak memeluk saya erat. Saya merasakan kesungguhan dari pancaran kedua mata Kak Ita yang basah. Saya mengangguk. Saya bertekad akan mewujudkan mimpi Bapak dan Ibu. Tuhan, berilah jalan bagi diri ini. Hari ini hari Minggu, Bapak dan Ibu mengajak kami bermain sepuasnya di pinggir pantai. Saya dan Kak Ita melukis 2 Kita harus rajin belajar, Dek, jangan sampai mengecewakan Bapak dan Ibu. Arian Sahidi 5

nama kami masing-masing di atas pasir yang putih lagi bersih. Sesekali kami berkejaran dengan ombak, membasahi kaki kami dengan deburan ombak. Ibu sedang mengajak adik berlari-lari kecil. Saya bisa melihat kebahagiaan dari wajah Bapak dan Ibu. Bak, aku ndak mandi. 3 Ndanglah, kalu bang hanyut kelak i. 4 Saya menuruti apa kata Bapak, kemudian duduk di pangkuannya. Coba lihat ke tengah laut sana, ada perahu-perahu nelayan yang sedang berlayar. Jari tangan Bapak menunjuk ke tengah laut. Saya memerhatikan kapal-kapal milik nelayan. Perjalanan kalian dalam menggapai impian itu ibarat sedang berlayar menyeberangi samudra luas. Di tengah samudra nanti akan banyak halangan merintang. Mungkin akan ada badai, ombak besar, yang siap menghancurkan benteng kapal. Kalian harus siap dengan segala halangan yang ada, kalian harus yakin bahwa kalian bisa melalui semua itu, hingga akhirnya kalian akan menjadi pemenangnya. Kalian akan berhasil menyeberangi samudra, sampai pada pantai impian. Saya masih tidak terlalu paham maksud dari ucapan Bapak barusan. Yang bisa saya mengerti hanyalah saya harus siap dengan segala cobaan dalam hidup, saya harus yakin akan semua impian yang ingin saya capai. Selebihnya saya sama sekali tidak mengerti dengan bahasa yang Bapak gunakan. Bapak menggunakan bahasa tingkat dewa. Mungkin sekarang anak Bapak belum terlalu paham, tapi nanti, Ari pasti akan paham apa yang Bapak maksud. Setelah mengucapkan itu, Bapak menggelitik badan saya, ia berhasil 3 Bapak, aku mau mandi. 4 Jangan, nan hanyut. 6 New Catatan Hati Sang Guru

membuat saya berguling-guling di atas pasir karena geli. Ibu, saya mengadu pada Ibu sambil berlari. Sedangkan Bapak hanya tertawa. Saya ikut bermain dengan Ibu, Kak Ita, dan Tenti. Kami membuat rumah-rumahan dari pasir, membentuknya dengan bentuk yang mirip dengan rumah kami. Rumah kami hanyalah rumah sederhana yang diisi oleh orang-orang yang bahagia dengan kesederhanaan itu. Saya bahagia dengan kehidupan ini. Saya bahagia karena Bapak dan Ibu mencurahkan kasih yang tulus pada kami. Setelah puas menikmati keindahan pantai, kami langsung pulang ke rumah. Badan kami dipenuhi oleh butiran pasir, saya membiarkan telapak kaki telanjang, merasai halusnya pasir. Sambil berjalan, Ibu kembali berpesan, Menjadi apa pun kamu nanti, Tuhan harus ada di dalam hatimu, Nak. Pesan Ibu persis seperti pesan yang Paman berikan. Mungkinkah itu adalah pesan turun-temurun yang Bapak dan Ibu yakini? saya hanya mengira-ngira. Tuhan itu ada di mana, Bu? tanya Tenti polos. Tuhan itu ada di sini, jawab Ibu sambil menunjuk dada adik. Tenti meraba dadanya, terlihat seolah-olah sedang memikirkan jawaban Ibu. Nanti anak Ibu akan mengerti, anak Ibu harus rajin salat dan mengaji, anak yang salehah akan disayang Tuhan. Anak Ibu mau disayang Tuhan, kan? tanya Ibu pada adik. Tenti mengangguk, kemudian ikut melangkah bersama menuju rumah. Langkah kami gontai, menelusuri jalan setepak, menyeberangi jalan raya, melintasi pohon kelapa yang menjulang tinggi, hingga akhirnya kami sampai di rumah. Arian Sahidi 7