BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Susi Ardiyanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan komponen utama dalam membentuk generasi muda yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi output yang unggul dalam bidang kehidupan manusia. tujuan pendidikan negara tersebut telah tercapai. Tidak berbeda halnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di negara. Salah satu masalah yang dihadapi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah melibatkan interaksi atau hubungan timbal

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan siswa yang berkualitas. Siswa yang berkualitas adalah siswa

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran baik berkenanaan dengan guru ataupun siswa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dipermasalahkan di sini tingkat pendidikan Indonesia masih dianggap rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam adalah suatu ilmu yang mempelajari mengenai gejala alam beserta isinya.selain dari pada itu IPA merupakan upaya untuk seseorang dapat berpikir logis dan berpola pikir ilmiah. Dilihat dari sudut pandang yang menyeluruh, Sujana (2014, hlm.93) mengatakan IPA atau sains seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of thingking), cara untuk menyelidiki (a way of investigating), serta sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge). Pendidikan IPA di sekolah dasar diharapkan bisa membantu para peserta didik untuk dapat memahami dirinya sendiri, mampu mencintai alam dan mampu melestarikan alam. Dalam pembelajaran IPA di SD siswa ditutut untuk menemukan konsepkonsep, oleh karena itu pembelajaran IPA dibutuhkan keterampilan berpikir kreatif dengan cara memanfaatkan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran IPA. Slameto (2003, hlm.144) mengatakan bahwa berpikir kreatif, berarti berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan diperoleh jawaban-jawaban unik yang berbeda-beda tetapi benar. Untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dapat dilakukan dengan cara melakukan beberapa percobaan dan memanfaatkan rasa ingin tahu siswa. Guru berusaha memfasilitasi siswa untuk memuaskan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa dapat menemukan konsep mengenai materi yang diajarkan. Individu yang kreatif memiliki rasa keingintahuan yang besar serta memiliki minat yang luas, dan mempunyai kegemaran yang kreatif.sund (dalam Slameto, 2003, hlm. 147) mengemukakan bahwa individu yang kreatif dapat dilihat dengan ciri-ciri, hasrat keingintahuan yang cukup besar, bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, keinginan untuk menemukan dan meneliti. Keterampilan berpikir kreatif sangat penting untuk dikembangkan dan ditingkatkan melalui pembelajaran IPA sebagai cara untuk membantu peserta didik untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang. Selain itu hal ini berguna untuk menciptakan genereasi-generasi yang kreatif di masa yang akan datang. Keterampilan berpikir kreatif yang akan dikembangkan dalam 1

2 pembelajaran meliputi aspek bepikir lancar, bepikir luwes, bepikir original, berpikir elaborasi. Pada saat ini kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya pada mata pelajaran IPA kurang begitu menojol dalam diri siswa karena sekolah dalam hal ini guru kurang begitu dapat memfasilitasi siswa untuk dapat berpikir kreatif.guru hanyamemberikan pengetahuan langsung kepada siswa tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Karena hal tersebut keterampilan berpikir kreatif siswa menjadi kurang terasah.keterampilanberpikir kreatif siswa perlu di tingkatkan dengan cara memberikan fasilitas dan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kreatifitasnya. Upaya untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran IPA, salahsatunya dapat menggunakan model pembelajaran. Salahsatu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA yaitu model pembelajaran discovery learning, karena dengan menggunakan model pembelajaran penemuan siswa akan dibimbing untuk mencari dan menemukan sendiri materi atau jawaban yang sedang dipelajari. Maka dari itu, dalam pembelajaran siswa dituntut untuk dapat berpikir kreatif dalam mencari materi atau jawaban materi yang sedang dipelajari.sementara itu, peran seorang guru di sini hanyalah sebagai pembimbing atau fasilitator. Seperti halnya yang dikatakan Hamalik (dalam Ilahi, 2012, hlm.29) discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Bagi siswa pembelajaran akan bermakna dan hasilnya akan bertahan lama ketika siswa ikut terjun langsung dalam mendapatkan pengetahuan dan pengalamannya sendiri. Dalam hal ini siswa akan jauh lebih semangat dalam belajar dan akan memberikan pengalaman yang lebih bermakna. Keterampilan berpikir kreatif akan meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik salahsatunya yaitu mampu memecahkan masalah yang mereka hadapi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam Undang undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang tujuan pendidikan nasional...bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

3 menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada penelitian yang telah ada atau yang telah dilakukan sebelumnya.salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang telah dilakukan oleh Apriyani (2013) dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya.Penelitian eksperimen ini memperoleh hasil yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V secara signifikan.kemudian, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) dapat meningkatkan keterampilan berpikir kretif siswa pada materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V secara signifikan. Berdasarkan paparan yang telah dipaparkan di atas maka peneliti akan mengambil judul penelitian Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning TerhadapKeterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V Materi Sifat Sifat Cahaya. B. Rumusan Masalahdan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa, secara lebih rinci rumusan masalah sebagai berikut. 1. Apakah terdapatpeningkatan keterampilan berpikir kreatif dengan menggunakan model pembelajaran discovery learningpada materi sifat-sifat cahaya? 2. Apakah terdapatpeningkatan keterampilan berpikir kreatif dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi sifat-sifat cahaya? 3. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran model discovery learning jika dibandingkan

4 dengan menggunakan pembelajaran model konvensional pada materi sifatsifat cahaya? 4. Apakah terdapat peningkatan tes hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya? 5. Apakah terdapatpeningkatan tes hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi sifat-sifat cahaya meningkat? 6. Faktor apa saja yang mendukung serta menghambat proses pembelajaran IPA menggunakan model discovery learning? Agar tidak terjadi kekeliruan dalam penelitian, maka dibuatlah batasan masalah dalam penelitian ini.materi yang digunakan dalam penelitian ini ialah materi sifat-sifat cahaya. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumasan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran dengan model discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya. 2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran dengan model konvensional pada materi sifatsifat cahaya. 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang menggunakan model pembelajaran discovery learningdan model pembelajaran konvensional pada materi sifat-sifat cahaya. 4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya. 5. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya. 6. Untuk mengetahui faktor yang mendukung serta menghambat proses pembelajaran IPA menggunakan model discovery learning. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

5 1. Bagi siswa Dengan penelitian ini, siswa mampu berperan aktif dalam pembelajaran. Selain itu siswa mampu memperoleh pengalaman serta pengetahuannya sendiri yang akan mengembangkan keterampilan berpikirnya. 2. Bagi guru Penelitian ini dapat memberikan guru memperoleh pengalaman, dan wawasan baru yang akan membantu guru dalam mengembangkan keterampilannya menjadi lebih baik. 3. Bagi sekolah Penelitian ini akan membuat sekolah menjadi lebih inovatif, kreatif dan bervariasi dalam merancang pembelajaran bagi siswa. Selain itu penelitian ini diharapkan akan membantu dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut. 4. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam melaksanakan penelitian selanjutnya. Juga sebagai acuan dalam meningkatkan proses pembelajaran. E. Definisi Operasional Berdasarkan judul penelitian maka batasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Model pembelajaran discovery adalah proses pembelajaran yang menitik beratkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan dilapangan (Hamalik dalam Ilahi, 2012, hlm. 29). 2. Model pembelajaran konvensional adalah proses pembelajaran yang menitik beratkan kepada guru yang memberikan materi secara ceramah, dimana peserta didik hanya berperan untuk menerima transfer ilmu saja. 3. Berpikir kreatif ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman

6 jumlah dan kesesuaian(munandar, 2004, hlm. 167). Seseorang dikatakan kreatif apabila mempunyai keterampilan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan elaborasi. 4. Sifat-sifat cahaya adalah materi yang akan dijadikan bahan penelitian, Menurut Haryanto (2007, hlm. 141) cahaya mempunyai beberapa sifat diantaranya cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat mengalami pemantulan, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat mengalami pembiasan selain itu cahaya putih juga terdiri atas berbagai macam warna. F. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penelitian ini terdiri dari bab I sampai bab V. Pada bab I pendahuluan, membahas mengenai latar belakang masalah yang menjelaskan mengenai alasan dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian untuk mengetahui arah penelitian.manfaat atau pentingnya penelitian untuk mengetahui kegunaan penelitian bagi beberapa pihak dan terdapat pula definisi operasional serta struktur organisasi skripsi untuk mengetahui setiap rincian isi yang ada dalam skripsi. Bab II Studi Literatur, membahas mengenai kajian kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Pembahasan di bab II terdiri penjabaran tentang hakikat IPA, hakikat pembelajaran IPA, pembelajaran IPA di SD, tujuan pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, teori belajar IPA, model pembelajaran discovery learning, model pembelajaran konvensional, keterampilan berpikir kreatif, sifat-sifat cahaya. Terdapat pula hasil penelitian yang relevan untuk memperkuat kegiatan penelitian dan hipotesis yang merupakan dugaan sementara hasil penelitian. Bab III membahas mengenai metode penelitian. Pembahasan di bab III terdiri dari metode dan desain penelitian yang bertujuan untuk mengetahui metode serta desain yang digunakan dalam penelitian. Terdapat populasi dan sampel yang akan dijadikan objek penelitian. Lokasi dan waktu penelitian untuk mengetahui kapan dan dimana penelitian dilakukan.instrumen penelitian menjelaskan mengenai instrument yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif dan kualitatif.prosedur penelitian menerangkan mengenai tahapan peneliti dalam melaksanakan penelitian dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan

7 tahap pengolahan data. Teknik pengolahan dan analisis data membahas mengenai cara yang dilakukan dalam mengolah dan menganalisis data. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab IV membahas mengenai data-data hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bab ini menerangkan tentang penafsiran peneliti dari teori yang telah dijabarkan. Bab V simpulan dan saran. Dalam bab V membahas mengenai simpulan yang merupakan jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Terdapat pula saran yang membahas mengenai kekurangan dalam penelitian serta mengharapkan adanya masukan mengenai masalah baru yang dapat diteliti lebih lanjut baik oleh peneliti maupun orang lain.