BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi dari objek penelitian ini berada pada Kecamatan Rancaekek, tepatnya di Desa Sukamanah dan Kecamatan Rancaekek sendiri berada di Kabupaten Bandung. Letak geografis berada pada 6 56 20-7 00 45 LS dan 107 49 19-107 49 34 BT, dengan ketinggian ± 658.00 meter diatas permukaan laut. Luas wilayah Kecamatan Rancaekek mencapai 4.670,611 Ha, terdiri dari 14 Desa/Kelurahan. Kecamatan Rancaekek memiliki batas-batas administratif sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Cileunyi dan Kecamatan Bojongsoang Sebelah Selatan : Kecamatan Cikancung dan Kecamatan Cicalengka Sebelah Barat : Kecamatan Majalaya dan Kecamatan Bojongsoang Sebelah Timur : Kabupaten Sumedang Peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek karena peneliti melaksanakan inventarisasi survey dan perencanaan di lokasi ini, sehingga peneliti telah mengetahui kondisi lapangan dan mempermudah dalam pengerjaan penelitian ini. Lokas penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 III - 1
Gambar 3. 1 Lokasi Penelitian 3.2. Survey Lokasi Survey lokasi dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang karakteristik dan permasalahan yang terjadi. Survey yang dilakukan meliputi survey topografi, saluran eksisting, lokasi rencana polder, rencana inlet dan outlet, rencana saluran outlet pembuang ke Sungai Citarik 3.2.1. Sistem Drainase Eksisting Makro Lokasi rencana perencanaan polder pengendali banjir di Desa Sukamanah, berada di sisi Sungai Citarik. Sungai besar ini berfungsi sebagai flood control atau pengendali banjir dan dapat juga diklasifikasikan sebagai saluran pembuang akhir saluran drainase. Sepanjang jalan inspeksi Desa Sukamanah terdapat 13 (tiga belas) saluran pembuang ke Sungai Citarik yang kurang terawat dan kurang maksimal dalam penggunaannya. III - 2
Gambar 3. 2 Sungai Citarik dan Saluran Pembuang Desa Sukamanah merupakan daerah pertanian, dimana salah satu pemanfaatan Sungai Citarik adalah sebagai sumber air irigasi. Sehingga terdapat eksisting bendung untuk kebutuhan irigasi persawahan. Gambar 3. 3 Tanggul Keliling dan Bendung Citarik 3.2.2. Sistem Drainase Eksisting Mikro Sistem drainase mikro merupakan sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan yang ada. Secara keseluruhan identifikasi sistem drainase mikro di lokasi perencanaan, yaitu di ruas yang berada dalam sistem polder pengendali banjir rencana, meliputi sistem drainase tersier dan sekunder di sekitar lokasi perencanaan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong. Dari III - 3
segi konstruksinya sistem saluran/drainase mikro sekitar di lokasi perencanaan polder pengendali banjir, dapat dibedakan atas dua bagian yaitu sistem saluran tertutup dan sistem saluran terbuka. Berikut saluran yang telah di inventarisasi : 1. Saluran Depok Saluran Depok memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sebagai saluran drainase dan saluran irigasi dimana kondisi eksisting saluran adalah masih memiliki konstruksi yang baik diantaranya sudah bertanggul dengan konstruksi batu kali, bangunan bagi irigasi, dan pintu air yang sudah rusak/ hilang. Gambar 3. 4 Saluran Eksisting Depok 2. Saluran Padat Karya Saluran Padat Karya memiliki 2 (dua) yaitu alur Saluran Padat Karya 1 dan Saluran Padat Karya 2 dimana 2 alur ini memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sama - sama sebagai saluran drainase dan saluran irigasi dimana kondisi eksisting saluran adalah banyak yang masih berupa tanggul tanah sedangkan tanggul konstruksi batu kali hanya terdapat di beberapa titik saja seperti bangunan bagi irigasi dan jembatan orang. Kondisi pada Saluran Padat Karya 2 mengalami sedimentasi dan mempunyai dimensi saluran yang lebih kecil sehingga kapasitasnya tidak mampu menampung debit air yang ada. III - 4
Gambar 3. 5 Saluran Eksisting Padat Karya 1 3.2.3. Kondisi Eksisting Polder Lokasi perencanaan polder masih berupa eksisting sawah yang dimana untuk lokasi ini adalah berdasar persetujuan warga desa sukamanah, dan juga berdasar dari studi kelayakan terdahulu. Gambar 3. 6 Lokasi Perencanaan Polder 3.3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dimulai dengan mengumpulan data data yang dibutuhkan dan data yang digunakan sebagai bahan penelitian seperti pada Tabel 3.1 dibawah ini. III - 5
Tabel 3. 1 Perolehan Data Data Diperoleh Periode Data Keterangan Peta Pengukuran Topografi 2014 Memadai DED Saluran Drainase di Daerah Rancaekek Laporan Akhir Feasibility Study Terdahulu Polder Rancakek Stasiun Hujan St. Bojongsalam Stasiun Hujan St. Rancaekek Referensi Perencanaan Polder dan Drainase Sumber : Pengumpulan Data 2014 Memadai 2014 Lengkap 1986-1995 2004-2013 1995-2014 Curah Hujan Maksimum Curah Hujan Maksimum Curah Hujan Harian 2016 Lengkap Sumber Data PT. Bhawana Prasasta PT. Bhawana Prasasta PT. Geodinamika Konsultan Dinas PU Pengairan Bandung PT. Geodinamika Konsultan UPTD Rancaekek, Kab Bandung PT.Arsinsi Prima Cipta 3.4. Teknik Analisis Data 3.4.1. Evaluasi Banjir Evaluasi dari banjir yang terjadi di rancaekek berdasar survey lapangan, wawancara, informasi dan pengumpulan data. DAS Sungai Citarik terletak di wilayah kabupaten bandung dan termasuk dalam wilayah Sistem DAS Citarum Hulu seperti terlihat pada Gambar 3.7 III - 6
Sumber Gambar : Dinas PU Kota Bandung Gambar 3. 7 Peta DAS Sungai Citarik Kondisi topografi di Desa Sukamanah, Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung ini mempunyai kontur tanah yang relatif datar seperti yang terlihat pada Gambar 3.8. Sumber Gambar : Dinas SDAPE Kab.Bandung Gambar 3. 8 Peta Topografi Eksisting III - 7
Berdasarkan data yang didapat dan survey diketahui bahwa luas area genangan mencapai 250 Ha dengan tinggi genangan rata rata mencapai 0.30cm di permukiman dan 1.00m di area persawahan. Lama genangan menggenangi area Desa Sukamanah adalah 2 (dua) minggu lamanya dengan frekuensi 3 (tiga) kali dalam setahun. Sumber Gambar : Dinas SDAPE Kab.Bandung & Survey Gambar 3. 9 Peta Permasalahan Genangan 3.4.2. Penentuan Lokasi Polder Berdasarkan Laporan Akhir Feasibility Study terdahulu dan dilihat dari segi ekonomi sosial maka ditentukan lokasi perencanaan polder yang disetujui oleh warga dan persetujuan instansi terkait untuk besarnya kolam polder pun sementara yang bisa dibebaskan adalah 5 Ha dan akan dilakukan pengembangan dan perluasan lagi yang rencananya akan digunakan sebagai tempat wisata untuk memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar. Lokasi polder bisa dilihat seperti pada gambar 3.10. III - 8
RENCANA POLDER INLET 2 OUTLET INLET 1 Sumber Gambar : Dinas SDAPE Kab.Bandung Gambar 3. 10 Lokasi Rencana Polder Selain rencana polder diatas direncanakan juga outlet pintu citarik yang yang berjumlah 13 (tiga belas) buah dan tanggul keliling seperti pada Gambar 3.11 Sumber Gambar : Dinas SDAPE Kab.Bandung Gambar 3. 11 Lokasi Pintu Outlet dan Tanggul Keliling III - 9
3.4.3. Analisa Hidrologi Menghitung hujan rata rata dengan memakai metode rata rata aljabar dimana metode ini didasarkan pada asumsi bahwa semua penakar hujan mempunyai pengaruh yang setara. Cara ini cocok untuk kawasan dengan topografi rata atau datar. (Suripin,2003). Analisa hujan rencana dilakukan dengan 4 (empat) metode, yakni Metode Normal, Log Normal, Log Person III dan Metode Gumbel. Analisis uji konsistensi data dengan 2 (dua) Metode yaitu; Smirnov-Kolmogorov dan Chi Square. (Soewarno, 1995). Melakukan perbandingan juga antara data hujan yang baru dengan data dari Laporan Akhir Feasibility Study Terdahulu untuk mendapatkan data yang terbarukan. 3.4.4. Analisa Hidrolika Dimensi saluran dipakai untuk mendapatkan kapasaitas saluran dan data yang dipakai merupakan data sekunder. Pembagian catchment area saluran di sekitar rencana polder, sehingga didapat Q = debit (m3/det), V = kecepatan aliran (m/det), b = lebar saluran (m), h = tinggi muka air (m). 3.4.5. Bagan Alir Penelitian Bagan alir penelitian merupakan panduan dalam melakukan penelitian agar berjalan secara efektif dan efisien. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.12 III - 10
Gambar 3. 12 Bagan Alir Penelitian III - 11