BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan (Dhiu, 2012: 25)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memberikan apresiasi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut segala aspek kehidupan, baik Pendidikan, Kesehatan, Spiritual, Budaya,

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak berbakat atau juga disebut sebagai anak dengan kemampuan dan

I. PENDAHULUAN yang mengadopsi langkah-langkah ilmiah dalam memecahkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya manusia karena merupakan

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan di setiap negara.

I. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan siswa yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. dan kerja keras sedini mungkin. Walaupun hal tersebut telah diupayakan, namun

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia yang dewasa, berkualitas dan berdaya saing, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berperan di masa yang akan datang. Menurut Slameto (Baharuddin &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

I. PENDAHULUAN. Dahar (1986) mengungkapkan bahwa hakekat IPA mencakup dua hal, yaitu IPA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami pelbagai perubahan, termasuk dalam bidang pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang SMA adalah ilmu kimia.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perasaan kurang minat dan susah mengerti akan suatu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjaminan mutu pendidikan. memperbaiki sistem pendidikan. Pemerintah memperbaiki sistem

mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

V. SIMPULAN DAN SARAN. penelitian tindakan kelas VII G SMP Negeri 12 Bandar Lampung semester genap

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

I. PENDAHULUAN. melalui proses kerja praktikum di laboratorium untuk menghasilkan sikap

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah konsep yang memberikan apresiasi dan pemahaman yang luas kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena pendidikan hanya berlangsung dalam relasi dengan sesama, dalam keragaman budaya, dan sebagai realitas sosial yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Pemahaman siswa akan nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku dapat diwujudkan dalam suatu proses belajar. Proses belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi proses belajar adalah keterampilan proses. Menurut Wahyana (1997) dalam Trianto (2014: 144), keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Dengan menggunakan keterampilan proses akhirnya akan terjadi interaksi antara konsep/prinsip/teori yang telah ditemukan atau dikembangkan dengan pengembangan keterampilan proses itu sendiri sehingga akan timbul sikap dan nilai kreatif, tekun, tenggang rasa, bertanggung jawab, kritis, obyektif, rajin, jujur, terbuka, dan berdisiplin. Dengan mengembangkan keterampilan proses siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta/konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap nilai yang dituntut. Berdasarkan hasil observasi saat melakukan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 6 Kupang, masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran adalah kurangnya keterampilan proses siswa dimana ada kesenjangan yang terjadi antara pemahaman dan penerapan konsep yang ada. Siswa mampu memahami suatu teori atau

konsep yang diberikan oleh guru, tetapi saat melakukan suatu kegiatan praktikum di laboratorium siswa sulit menerapkan teori atau konsep yang didapat pada kegiatan praktikum tersebut. Dalam kegiatan praktikum, siswa kurang teliti dalam mengamati suatu masalah atau percobaan sehingga siswa sulit dalam merumuskan masalah dan hipotesis, siswa juga kurang mampu mengklasifikasikan masalah tersebut ke dalam konsep materi yang telah dipelajari. Akibatnya siswa juga kurang mampu meramalkan hasil percobaan berikutnya yang masih berkaitan dengan konsep yang ada, siswa kurang mampu mengkomunikasikan data hasil percobaan terkait dengan konsep materi yang telah dipelajari, dan siswa juga kurang mampu menginferensi/menyimpulkan percobaan yang telah dilakukan dengan konsep yang telah dipelajari. Selain keterampilan proses, faktor internal lain yang mempengaruhi proses belajar adalah kreativitas non aptitude. Menurut Munandar (2012: 25), kreativitas adalah suatu kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Sejauh mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri-ciri afektif (non aptitude), ciri-ciri afektif yang sangat esensial dalam menentukan prestasi kreatif seseorang ialah rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk, berani mengambil resiko, tidak mudah putus asa, menghargai baik diri sendiri maupun orang lain, dan sebagainya. Kenyataan yang terjadi di SMA Negeri 6 Kupang adalah kurangnya kreativitas non aptitude (afektif) siswa dalam proses pembelajaran dimana siswa tidak memiliki dorongan dan rasa ingin tahu yang kuat serta tidak merasa tertantang oleh suatu masalah sehingga akan membiarkan suatu masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran berlalu

begitu saja tanpa mampu memecahkan masalah tersebut. Banyak siswa yang menemukan masalah dalam proses pembelajaran, tetapi karena tidak ada rasa keingintahuan dan dorongan yang kuat dari diri siswa untuk memecahkan masalah tersebut sehingga siswa terlihat masa bodoh dan tidak memiliki keinginan untuk bertanya kepada guru dan siswa lain, atau mencari informasi di buku-buku lain untuk memecahan masalah tersebut. Sebagian besar siswa yang belum mengerti atau memahami suatu materi yang diberikan guru ataupun saat siswa lain mempresentasikan materi, tetapi tidak memiliki keinginan untuk bertanya kepada siswa lain atau guru karena merasa takut salah dan mendapat kritik dari siswa lain atau guru. Keterampilan proses dan kreativitas non aptitude yang baik dapat dikembangkan melalui suatu pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk aktif, kreatif, dan terampil dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah pendekatan inkuiri terbimbing. Menurut Sanjaya (2014: 196), strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pendekatan inkuiri adalah bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa. Pendekatan inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan, dimana materi pelajaran tidak diberikan secara langsung kepada siswa. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pelajaran kimia adalah salah satu mata pelajaran wajib di SMA khususnya pada kelompok peminatan IPA. Ilmu kimia sering kali dirasakan sulit oleh siswa karena materi dalam kimia yang dianggap sangat abstrak. Salah satu materi kimia kelas X semester genap adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Dalam proses pembelajaran tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, siswa diharapkan mampu menemukan sendiri inti dari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, menemukan masalah tentang materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dan menemukan jawaban sendiri sehingga diharapkan mampu menumbuhkan sikap percaya diri siswa. Setelah siswa mampu menguasai konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit, untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis, dan kritis, diharapkan siswa mampu melakukan suatu kegiatan praktikum agar siswa mampu menerapkan konsep-konsep/teoriteori yang telah ada dan mampu mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan praktikum. Berdasarkan hasil ulangan harian materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, sebagian besar siswa kelas X.C SMA Negeri 6 Kupang memperoleh nilai rata-rata 75 atau tidak mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran kimia di SMA Negeri 6 Kupang yaitu 75. Rata-rata nilai kimia semester genap materi larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas X.C pada tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Semester Genap Siswa Kelas X.C SMA Negeri 6 Kupang No Tahun Ajaran Jumlah Siswa Rata-Rata Nilai Ulangan Larutan elektrolit dan nonelektrolit Jumlah Skor Rata-Rata 1 2012-2013 31 2010 64,83 2 2013-2014 29 1928 66,48 3 2014-2015 30 2038 67,96 (sumber : SMA Negeri 6 Kupang) Diharapkan dalam pembelajaran kimia dengan materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam bentuk eksperimen mampu merangsang dan memotivasi siswa berperan

aktif, meningkatkan kreativitas afektif siswa, mengembangkan keterampilan siswa, dan menyenangkan sehingga materi pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit lebih mudah dimengerti dan dipahami sehingga nilai yang diperoleh siswa dapat mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Berdasarkan uraian singkat di atas, penulis ingin melakukan penelitian secara lebih khusus dengan judul PENGARUH KETERAMPILAN PROSES DAN KREATIVITAS NON APTITUDE TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS X.C SMA NEGERI 6 KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana efektifitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? Secara terperinci dapat dituliskan sebagai berikut: a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? b. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016?

c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? 2. Bagaimana keterampilan proses siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? 3. Bagaimana kreativitas non aptitude siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? 4. a. Adakah hubungan keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? b. Adakah hubungan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? c. Adakah hubungan keterampilan proses dan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? 5. a. Adakah pengaruh keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? b. Adakah pengaruh kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016?

c. Adakah pengaruh keterampilan proses dan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui efektivitas pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. Secara terperinci dapat dituliskan sebagai berikut: a. Mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. b. Mengetahui ketuntasan indikator hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. c. Mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. 2. Mengetahui keterampilan proses siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. 3. Mengetahui kreativitas non aptitude siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016.

4. a. Mengetahui ada tidaknya hubungan keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. b. Mengetahui ada tidaknya hubungan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. c. Mengetahui ada tidaknya hubungan keterampilan proses dan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. 5. a. Mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan proses terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. b. Mengetahui ada tidaknya pengaruh kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. c. Mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan proses dan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri

terbimbing pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit siswa kelas X.C SMAN 6 Kupang tahun ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitan 1. Bagi siswa Dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman tentang kegunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan hasil belajar kimia. 2. Bagi guru a. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. b. Memotivasi guru untuk melakukan penelitian yang bermanfaat dalam memperbaiki pembelajaran. 3. Bagi peneliti, sebagai kesempatan untuk memperluas wawasan pembelajaran tentang pengaruh keterampilan proses dan kreativitas non aptitude terhadap hasil belajar siswa yang menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing. E. Batasan Istilah Untuk menghindari penafsiran yang beraneka ragam terhadap judul penelitian, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini sebagai berikut: 1. Pengaruh Daya yang ada yang timbul dari sesuatu (orang atau benda), yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014). 2. Kreativitas Non Aptitude

Kreativitas non aptitude merupakan kemampuan yang mencerminkan kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik, dan kemandirian dalam pemecahan suatu masalah (Munandar, 2012: 11). 3. Keterampilan proses Menurut Wahyana (1997) dalam Trianto (2014:144), keterampilan proses merupakan keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. 4. Hasil belajar Menurut Jihad dan Haris (2012:15), hasil belajar adalah perilaku tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. 5. Pendekatan inkuiri Menurut Abidin (2014: 149), model pembelajaran inkuiri adalah suatu model pembelajaran yang dikembangkan agar siswa menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah, topik, atau isi tertentu. F. Batasan Penelitian Agar tidak terjadi penyimpangan dan penafsiran yang berbeda-beda terhadap persoalan pokok pada penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada SMA Negeri 6 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. 2. Subyek penelitian adalah siswa kelas X.C SMA Negeri 6 Kupang. 3. Materi pokok yang digunakan adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit

4. Obyek penelitian yaitu keterampilan proses tingkat dasar siswa, kreativitas non aptitude siswa dan hasil belajar siswa pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelektrolit. 5. Hasil belajar siswa yang dilihat adalah dari aspek kognitif C 1 (Pengetahuan), C 2 (Pemahaman), C 3 (Aplikasi), C 4 (Menganalisis), C 5 (Mengevaluasi), aspek psikomotor dan aspek afektif (Kompetensi Inti-1 dan 2), aspek pengetahuan (Kompetensi Inti-3) dan aspek keterampilan (Kompetensi Inti-4). 6. Pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan inkuiri terbimbing.