BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mereka mengubah dirinya sendiri (QS. Ar Ra du/13: 11).

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 M/1436 H

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia di muka bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. di dalam proses pembelajaran. Guru yang profesional dituntut agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku, sikap, maupun pola pikir. Maka dapat dikatakan bahwa

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual. 1 Sedangkan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang harus dimiliki masyarakat agar bisa bersaing adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki peserta didik tersebut. Guru adalah orang yang paling berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

dikembangkan suatu sistem pengembangan faktor-faktor psikologis siswa.2

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan era globalisasi mendudukkan pentingnya upaya peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Dengan adanya pendidikan maka sumber daya manusia bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya.salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan generasi muda yang memiliki potensi dan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berasal dari Bahasa Yunani, yaitu paedagogik. Pais artinya anak,

BAB V PENUTUP. yang diajukan dari data yang diambil, maka dapat disimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

SURVEI MOTIVASI SISWA KELAS XI TERHADAP PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendorong dirinya untuk bersikap dan berperilaku baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB I PENDAHULUAN. hasil interaknsinya terhadap lingkungan belajar. Hasil belajar yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. makhluk ciptaan Allah yang mulia, maka sangat beralasan jika Allah

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. harus dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengajaran. 1. proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR PUSTAKA. al- Fauzan, Saleh, Fikih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik dan bernilai,

BAB V PENUTUP. Penggunaan media pembelajaran pada materi Fikih kelas XI di MAN 5

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negaranya agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, terampil, berdisiplin dan bermoral tinggi. Pendidikan adalah suatu proses yang sadar tujuan. Maksudnya kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan 1. Dengan adanya pendidikan, seseorang akan mengalami perkembangan pola pikir dan cara berperilaku. Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar yang dilakukan baik di rumah maupun di sekolah, dalam persepektif Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap individu dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Sebagai mana firman Allah dalam surat Ar-Ra d : 11 2 1 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2010, h. 57. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahan, Bandung: Sygma. 2007, h. 250

2 Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri (Q.S. Ar-Ra d:11) Kegiatan inti disetiap lembaga pendidikan itu adalah proses belajar mengajar. Belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi. Pada manusia proses belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik saja tetapi terutama sekali menyangkut kegiatan otak yaitu berfikir. 3 Islam juga memotivasi pemeluknya untuk selalu meningkatkan kualitas keilmuan dan pengetahuan serta menekankan akan pentingnya membaca, menelaah, meneliti segala sesuatu yang terjadi di alam raya ini. Dalam proses belajar mengajar, media pembelajaran sangat diperlukan karena dengan menggunakan media pembelajaran bisa membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 4 Siswa akan menjadi lebih termotivasi jika media yang digunakan oleh 3 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, Bandung : CV Pustaka Setia, 1999, h. 20 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, h. 15

3 guru sangatlah menarik, dan jika media yang digunakan oleh guru kurang menarik perhatian siswa, maka siswa kurang berminat dalam pelaksanaan pembelajaran ataupun siswa kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling apalagi guru memberikan layanan dengan cara yang sama. Penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, siswa tidak termotivasi dan kurang semangat untuk mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling. Media merupakan alat bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri, hal ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu, guru dituntut mampu menggunakan alat-alat yang digunakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. 5 Guru bisa menggunakan media untuk memotivasi siswa agar lebih semangat serta lebih giat dalam mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling, misalkan media yang digunakan berupa hand-out. Bimbingan dan konseling ialah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan 5 Nurhasnawati, Media Pembelajaran Teori dan Aplikasi Pengembangan, Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau, 2011, h. 3

4 sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. 6 Bimbingan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat. 7 Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling adalah suatu proses bantuan atau pelayanan yang diberikan oleh seseorang yang ahli kepada seseorang ataupun kelompok sehingga ia mampu memahami dirinya dan lingkungannya. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yaitu layanan informasi. Layanan informasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klie n) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan, informasi jabatan dan lain-lainnya) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). 8 6 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h.1 7 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Bandung: Pustaka Setia, 2010, h. 16 8 Hallen, Bimbingan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, h. 82

5 Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberikan semangat, arah dan kegigihan perilaku. Menurut Saleh, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan. 9 Motivasi dalam diri seseorang terkadang dipengaruhi atas apa yang diharapkan dan tergantung dari pengalaman masa lalu. Seperti halnya motivasi memanfaatkan layanan bimbingan konseling oleh siswa terkadang berkaitan dengan pengalaman dan kebutuhannya dalam mencapai sesuatu serta siswa melihat aspek yang ada pada guru pembimbing. Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kampar Kiri, pada proses pemberian layanan informasi biasanya diberikan dengan metode ceramah dan Tanya jawab. Kegiatan layanan tersebut berpusat pada guru, sehingga siswa kurang aktif dan kurang termotivasi mengikuti layanan bimbingan dan konseling. Apabila guru pembimbing memberikan layanan dengan cara yang sama maka siswa akan merasa bosan, jenuh, keluar masuk kelas, bermain-main pada saat layanan dilaksanakan, kurang mendengarkan guru pada saat pemberian layanan dan kurang semangat untuk mengikuti layanan tersebut. Dengan demikian, guru pembimbing bisa saja menggunakan berbagai macam media yang ada dan tidak hanya monoton dalam memberikan layanan. Media pembelajaran, menurut Kemp dan Deyton (dalam Azhar Arsyad), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, kelompok pendengar 2008. h. 182 9 Abdul Rahman Saleh,Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana,

6 yang besar jumlahnya, yaitu: Pertama, Memotivasi minat atau tindakan. Kedua, menyajikan informasi dan yang Ketiga, Memberi intruksi 10. Motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki arti yang penting. Dengan adanya motivasi, siswa bisa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dalam perkembangan dirinya secara pribadi, sosial, belajar dan karir. Berdasarkan gejala-gejala di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektifitas Hand Out dalam Memotivasi Siswa Mengikuti Layanan Informasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kampar Kiri. B. Penegasan Istilah Di dalam penelitian agar istilah-istilah yang digunakan tidak disalah artikan atau terjadi kesalah pahaman dalam menafsirkan istilah-istilah di dalam penelitian, maka penulis menjelaskan arti dari istilah-istilah tersebut sebagai berikut : 1. Efektivitas Efektifitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional 11. 10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. h. 19 11 E. Mulyasa, MAnajemen Berbasih Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung: 2004, h. 82

7 2. Hand-out Hand-out adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. 12 3. Layanan Informasi Layanan informasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan, informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien) 13. 4. Motivasi Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. 14 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, bahwa persoalan pokok kajian ini adalah perbedaan motivasi siswa mengikuti layanan informasi menggunakan hand out dengan tidak 12 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 175 13 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010, h. 287 14 H. Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009, h. 101

8 menggunakan hand out di SMA N 1 Kampar Kiri. Berdasarkan pokok kajian tersebut, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut : a. Pemahaman siswa tentang layanan informasi b. Keikutsertaan siswa dalam layanan informasi c. Keterampilan guru pembimbing dalam melaksanakan layanan informasi d. Efektifitas hand out dalam memotivasi siswa mengikuti layanan informasi e. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas hand out dalam memotivasi siswa mengikui layanan informasi di SMA N 1 Kampar Kiri. 2. Batasan Masalah Mengingat banyaknya masalah yang menyikapi penelitian ini seperti yang dikemukakan pada identifikasi masalah di atas, maka penulis memfokuskan pada Efektifitas Hand Out dalam Memotivasi Siswa Mengikuti Layanan Informasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Hand Out dalam Memotivasi Siswa Mengikuti Layanan Informasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kampar Kiri. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

9 a. Bagaimana efektifitas hand out dalam motivasi siswa yang mengikuti layanan informasi di SMA N 1 Kampar Kiri? b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas hand out dalam memotivasi siswa mengikuti layanan informasi di SMA N 1 Kampar Kiri? 4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ialah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui efektifitas hand out dalam motivasi siswa yang mengikuti layanan informasi di SMA N 1 Kampar Kiri. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas hand out dalam memotivasi siswa mengikuti layanan informasi di SMA N 1 Kampar Kiri. b. Kegunaan Penelitian 1. Bagi peneliti sebagai syarat untuk menyelesaikan program S1 di bidang studi bimbingan konseling. 2. Bagi guru pembimbing sebagai acuan ataupun masukkan untuk meningkatkan motivasi siswa. 3. Bagi siswa sebagai awal pengembangan motivasi dalam mengikuti layanan Bimbingan Konseling.

10 4. Bagi jurusan Manajemen Pendidikan Islam Bimbingan Konseling, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai informasi tentang penggunaan hand out dalam meningkatkan motivasi siswa mengikuti layanan informasi. 5. Sebagai wawasan penambahan keilmuan dalam bidang bimbingan konseling.