BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. aspek yakni aspek sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Hal tersebut

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar - mengajar. pendidikan beserta staf pengajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter atau insan kamil (Wibowo, 2012:19). Menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah tidaklah semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. mendasar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. selanjutnya. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan akan melahirkan manusia-manusia yang akan menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa (UU RI No. 20 Tahun 2003). Berdasarkan fungsi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 BAKI, SUKOHARJO) Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh HERMAWAN RAPANI ASMAUL KHAIR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan sumber daya manusia dan masyarakat suatu bangsa. Untuk itu, pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri, serta memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Depdiknas (2008: 3). Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Sedangkan menurut Wahyudin (2008: 1.1) berpendapat bahwa pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya manusia agar mampu mewujudkan diri manusia () itu mengerti,

2 paham, dan lebih dewasa serta mampu membuat manusia () lebih kritis dalam berpikir. Guna mewujudkan tujuan tersebut, maka lembaga pendidikan perlu melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pendidikan serta mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam meningkatkan pendidikan di negara Indonesia ini. Untuk mencapai pendidikan yang bermutu dan berkualitas lebih baik, maka pemerintah mulai mengembangkan Kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 dengan penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola Kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan Kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Beragam kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan baru di bidang pendidikan agar lebih bisa maju. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa depan. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Diterapkannya kebijakan pemerintah untuk menetapkan pembelajaran tematik di sekolah dasar telah diberlakukan sejak rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 untuk sekolah dasar kelas 1 dan 2. Kemudian

3 berlanjut pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 untuk sekolah dasar pada kelas 1 sampai kelas 3. Pada tahun 2013 lalu pemerintah mengembangkan Kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 yang menerapkan pembelajaran tematik pada seluruh kelas yaitu kelas 1 sampai 6 dengan sistem pendekatan ilmiah atau scientific approach dan penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik. Pekerjaan guru lebih mudah untuk mengembangkan proses pembelajaran, karena guru tidak perlu menyusun silabus yang memakan waktu banyak. Proses implementasi pembelajaran tematik Kurikulum 2013 belum ideal, guru masih kesulitan untuk menerapkan pembelajaran tematik dengan sistem pendekatan ilmiah atau scientific approach tersebut. Fakta yang ada di SD Muhammadiyah Metro Pusat, guru belum menggunakan langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan scientific yang diterapkan untuk dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu mulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengaplikasikan. Dengan berbagai fakta tersebut, sangat penting bagi para guru maupun calon guru sekolah dasar untuk menguasai dan memahami pengembangan Kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific pada pembelajaran tematik secara tuntas, sehingga mampu merencanakan dan mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat, terlihat rendahnya aktivitas dan hasil berlajar pada ulangan semester ganjil pada tabel dibawah ini : Tabel 1. Daftar hasil belajar

4 KKM yang ditetapkan Rendahnya aktivitas dan hasil belajar tersebut disebabkan karena: (1) Guru kurang berupaya melibatkan dalam proses pembelajaran, baik ketika penanaman konsep, maupun penugasan; (2) Pembelajaran bersifat abstrak, hal ini terlihat dari cara guru mengajar yaitu kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata ; (3) Guru belum maksimal dalam mengolah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran, yaitu metode bermain peran; (4) Belum terciptanya proses pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah atau berpusat pada guru (teacher centered); (5) Beberapa mengalami kesulitan dalam menyampaikan pendapat atau gagasan untuk memecahkan suatu masalah karena kurangnya keterampilan berbicara dengan baik, sehingga mengakibatkan tidakpahamnya terhadap materi. Ketidakpahaman ini disebabkan karena tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran dengan alasan merasa bosan. Untuk mengatasi berbagai temuan di atas, diperlukan pembelajaran yang dapat memotivasi untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Oleh karena itu diharapkan menerapkan metode pembelajaran bermain peran untuk para. Jumlah seluruh Jumlah tuntas Jumlah tidak tuntas Persentase tuntas Persentase belum tuntas 75 36 16 20 45% 55% Menurut Uno (2007: 28) Melalui bermain peran memperoleh cara berperilaku baru untuk mengatasi masalah yang ada dikehidupan nyata dan

5 dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan keterampilan memecahkan masalah. Karena kelebihan metode bermain peran adalah melibatkan agar dapat berpartisipasi dan mendapat kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama dan memecahkan masalah melalui peragaan tindakan. Prosesnya adalah : Persiapan, Pelaksanaan dan evaluasi. Dalam pembelajaran bermain peran, mendapat tugas dari guru untuk memainkan peran situasi sosial yang mengandung suatu masalah, agar dapat memecahkan masalah yang muncul dengan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan menerapkan metode bermain peran ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan perbaikan kualitas pembelajaran dengan menerapkan metode role playing pada pembelajaran tematik SD Muhammadiyah Metro Pusat di kelas IV Daud tahun pelajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasikan permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut: 1. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran sehingga kurang termotivasi untuk giat belajar. 2. Guru kurang berupaya melibatkan dalam proses pembelajaran, baik ketika penanaman konsep, maupun penugasan.

6 3. Pembelajaran bersifat abstrak, hal ini terlihat dari cara guru mengajar yaitu kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. 4. Guru belum maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu metode bermain peran. 5. Belum terciptanya proses pembelajaran yang bersifat inovatif, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah atau berpusat pada guru (teacher centered). 6. Beberapa mengalami kesulitan dalam menyampaikan pendapat atau gagasan untuk memecahkan suatu masalah karena kurangnya keterampilan berbicara dengan baik, sehingga mengakibatkan tidakpahamnya terhadap materi. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan batasan masalahnya yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar di kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dengan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah metode role playing dapat meningkatkan aktivitas belajar pada tema Indahnya Negeriku kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat?

7 2. Bagaimanakah metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar pada tema Indahnya Negeriku kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan aktivitas belajar pada tema Indahnya Negeriku kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat dengan menggunakan metode role playing. 2. Meningkatkan hasil belajar pada tema Indahnya Negeriku kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat dengan menggunakan metode role playing. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat adalah: 1. Bagi a. Melalui metode role playing diharapkan aktivitas belajar pada tema Indahnya Negeriku dapat meningkat. b. Melalui metode role playing diharapkan hasil belajar pada tema Indahnya Negeriku dapat meningkat.

8 2. Bagi guru Dapat memperluas wawasan guru tentang penerapan metode role playing dalam tema Indahnya Negeriku. Serta dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru sehingga dapat meningkatkan kualitas profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 3. Bagi sekolah Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas dan guru dalam pembelajaran matematika maupun pelajaran lain. 4. Bagi peneliti Dapat menambah pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, sebagai rujukan untuk diimplementasikan pada Tema yang lainnya sehingga dapat menjadi guru yang profesional. G. Penjelasan Judul Berikut ini penjelasan judul penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 782) penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai suatu kepentingan yang diinginkan yang telah direncanakan. 2. Menurut Amri (2013: 29) metode adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal.

9 3. Menurut Amri (20013: 29) bermain peran adalah pengembangan imajinasi dan penghayatan dengan cara memerankan suatu tokoh, baik tokoh hidup maupun mati. 4. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 733) meningkatkan adalah suatu upaya untuk mempertinggi kualitas suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai suatu kepentingan yang diinginkan yang telah direncanakan. 5. Menurut Hamalik (2001: 28) aktivitas adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. 6. Menurut Dimyati (2002: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. 7. Menurut Syah (2002: 113) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 8. Menurut Kokom (2011: 3) pembelajaran adalah sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek / pembelajaran yang direncanakan atau didesain dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek / pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 9. Menurut Rusman (2012: 255) tematik terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.