BAB I PENDAHULUAN. berwirausaha (David McCland, 1971 dalam Wijaya, 2008), di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan kemauan untuk berusaha keras yang akan tercermin dari perilaku. Intensi

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang termasuk di Indonesia (Caecilia, 2012). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya. pasar dengan produk-produk yang inovatif.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

semakin sulit dan kecil peluangnya akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan suatu bangsa di masa yang akan datang sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Universitas Telkom (Tel-U)

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. orang lain, lingkungan dan masyarakat, berwirausaha akan memberikan peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah negara di katakan berkembang setidaknya 2% penduduknya berwirausaha (David McCland, 1971 dalam Wijaya, 2008), di Indonesia menurut Tety Ariati Pemerintah Targetkan Jumlah wirausaha dua persen di 2014 (beritasatu, 2014) mengatakan bahwa pada saat ini wirausaha di Indonesia baru menyentuh prosentasi sekitar 1,65 % dari poplasi penduduk Indonesia.Di indonesia pada tahun 2014 lebih giat untuk menciptakan wirausaha - wirausaha muda untuk mencapai target setidaknya minimal 2% penduduk Indonesia untuk berwirausaha serta membuka lapangan kerja baru, mengurangi angka pengangguran, dan juga dapat menggangkat perekonomin Indonesia. Tanpa dukungan dari masyarakat pemerintah tidak dapat mencapai target yang di inginkan, pemerintah bekerja sama dengan bank-bank di Indonesia untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan modal untuk berwirausaha. Selain itu pemerintah harus lebih giat untuk mensosialisasikan makna dan arti penting berwirausaha kepada masyarakat, agar masyarakat faham dengan apa tujuan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang terampil dan juga inovatif dalam berwirausaha nantinya. Penanaman dan pelatihan untuk berwirausaha bagi usia dini itu penting salah satunnya dengan memeberikan pelajaran dan praktik berwirausaha bagi siswa yang duduk di bangku SD,SMP, dan SMA. Karena 1

2 penanaman jiwa wirausaha untu usia sanggat penting agar jiwa mereka sudah tertanam jiwa wirausaha yang tangguh, ulet dan inovatif, penanaman jiwa dan semangat berwirausaha juga perlu di tanamkan kepada mahasiswa yang duduk di bangku perkuliahan. Salah satu faktor pendukung yang sangat baik untuk menumbuhkan niat berwirausaha,dengan melalui pendidikan kewirausahaan. Suharti dan Sirine (2011) mengatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaann disuatu negara terletak pada peranaan universitas melalui penyelenggaran pendidikan kewirausahaan. Dengan memberikan ilmu tentang berwirausaha pada mahasiswa maka akan dapat mendorong mahasiswa tersebut untuk melakukan wirausaha, Hasil penelitian Hadi Sumarsono (2013) mengatakan bahwa tingkat pendidikan universitas justru mempunyai tingkat kesuksesan berwirausaha yang lebih rendah dibanding wirausaha dengan tingkat pendidikan sekolah menengah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada kemungkinan orientasi pendidikan atau kurikulum pendidikan ekonomi dan bisnis di Indonesia banyak yang tidak diarahkan untuk membentuk wirausaha,perguruan tinggi seharusnya tidak lagi mengutamakan bagaimana mahasiswa untuk cepat lulus dan mendapat pekerjaan. Tetapi perguruan tinggi harusnya lebih fokus pada bagaimana lulusan mampu menciptakan pekerjaan baru,untuk itu maka diperlukan upaya peningkatan niat wirausaha di kalangan mahasiswa. Niat berwirausaha harus di pengaruhi kesungguhan mahasiswa untuk berwirausaha harus tertanam dalam benak mahasiswa, hal ini penting

3 dilakukan karena niat wirausaha telah terbukti menjadi prediktor yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan. Universitas bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan pendidikan wirausaha kepada para lulusan dan memberikan motivasi untuk berani berkecimpung dalam berwirausaha sebagai karir mereka.perguruan tinggi perlu menerapkan pola pembelajaran kewirausahaan yang kongkrit berdasarkan masukan empiris untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan yang bermakna agar dapat mendorong semangat mahasiswa untuk berwirausaha (Suharti dan Sirine, 2011). Yang menjadi persoalan adalah bagaimana menumbuhkan niat berwirausaha di kalangan mahasiswa fakultas ekonomi dan faktor apa saja yang mempengaruhi niat mahasiswa untuk memilih karir berwirausaha setelah mereka selesai studi di bangku perkuliahan. Universitas Muria Kudus sebagai salah satu penyelenggara pendidikan telah memberikan pendidikan kewirausahaan, terutama dikalangan mahasiswa fakultas ekonomi pada khususnya.akan tetapi dalam kenyataannya, kewirausahaan yang telah disampaikan tidak di implementasikan dengan baik.hal ini akan berimbas pada minat mahasiswa terhadap wirausaha. Jika minat tersebut berkurangmaka niat untuk berwirausaha juga rendah bagaimanapun juga, untuk menumbuhkan rasa ingin berwirausaha pada mahasiswa harus di dasari pada keyakinan yang kuat dari diri sendiri.ada beberapa faktor yang mempengaruhi keyakinan mahasiswa untuk berwirausaha, antara lain : sikap, norma subyekti, dan

4 kontrol perilaku. Dari ketiga faktor tersebut kita dapat mengetahui seberapa niat mahasiswa untuk berwirausaha. Adapun penjabaran dari niat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan, niat ini di tentukan dengan sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu dan sejauh mana dia memilih untuk melakukan perilaku tertentu yang dapat di dukung dari orang lain yang berpengaruh terhadap kehidupannya. Niat menunjukkan kemauan individu dalam melakukan segala sesuatu untuk menumbuhkan rasa keberanian dari dalam seorang individu, maka oleh karena itu harus di dasari dengan sejauh mana kemauan individu tersebut dalam melakukan hal yang menurut meraka itu belum pernah dilakukan, selain itu niat dari seorang individu harus didasari dengan keyakinan dan kepercayaan dalam melakukan hal yang baru. Ada beberapa yang mempengaruhi variabel niat diantaranya yaitu sikap. Sikap merupakan dasar bagi pembentuk niat, di dalam sikap terhadap perilaku terdapat dua aspek pokok yaitu keyakinan bahwa menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat - akibat atau hasil-hasil tertentu dan merupakan aspek pengetahuan individu tentang obyek sikap dapat berupa opini individu terhadap hal yang belum tentu sesuai dengan kenyataan. Selain sikap, norma subyektif juga mempengaruhi niat, dimana norma subyektif merupakan keyakinan individu terhadap akan norma, orang sekitar dan motivasi individu untuk mengikuti norma tersebut. Di dalam norma

5 subjektif terdapat dua aspek pokok yaitu : keyakinan akan harapan dan harapan norma referensi, norma subjektif di artikan sebagai faktor sosial yang menunjukkan tekanan sosial yang dirasakan untukmelakukan atau tidak melakukan wirausaha. Individu akan malakukan suatu keputusan yang didasari dengan pendapat orang lain yang sesuai dengan harapan individu. Faktor kontrol perilaku adalah hal terakhir yang mempengaruhi niat.kontrol perilaku adalah persepsi yang merupakan refleksi dari pengalaman masa lampau individu dan juga halangan atau rintangan untuk menampilkan tingkah laku.heru dan Ardi,(2010) mengungkapkan kontrol perilaku yang dirasakan merupakan kondisi dimana orang percaya bahwa suatu tindakan itu mudah atau sulit dilakukan,mencakup juga pengalaman masa lalu di samping rintangan - rintangan yang ada yang dipertimbangkan oleh individu tersebut, jika individu berkeinginan untuk melakukan sesuatu maka individu tersebut mempertimbangkan keinginan tersebut baik bagi individu ataupun sebaliknya. Penelitan ini merupakan penyederhanaan dan replikasi dari penelitian terdahulu yang berjudul KAJIAN NIAT EMPIRIS PERILAKU BERWIRAUSAHA UKM DIY DAN JATENG yang disusun oleh Tony Wijaya yang terdapat di dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (2008). Peneliti akan menganalisis dan pengujian mengenai niat mahasiswa untuk berwirausaha yang di berikan oleh dosen pengampu, penyampaian yang di berikan oleh dosen diterima positif mahasiswa atau sebaliknya yang akan di implentasikan pada kehidupannya.menumbuhkan niat berwirausaha pada

6 mahasiswa yang mempengaruhi beberapa faktor: sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku. B. Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh sikap terhadap niat mahasiswa untuk berwirausaha? 2. Apakahterdapat pengaruhnorma subyektif terhadap niat mahasiswa untuk berwirausaha? 3. Apakah terdapat pengaruh kontrol periaku terhadap niat mahasiswa untuk berwirausaha? C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh sikap terhadap niat mahasiswa untuk berwirausaha. 2. Menganalisis pengaruh norma subyektif terhadap niat mahasiswa untuk berwirausaha. 3. Menganalisis pengaruh kontrol perilaku terhadap niat mahasiswa untuk berwirausaha.

7 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini yaitu : 1. Bagi Penulis Menambah khasanah keilmuan khususnya manajemen sumber daya manusia, yang terkait dengan sikap, norma subyektif, kontrol perilaku dan niat mahaiswa untuk menjadi wirausaha. 2. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang sumber daya manusia yang terkait dengan topik penelitian. 3. Bagi Universitas Memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah Strata Satu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta khususnya Program Studi Strata Satu terkait dengan studi manajemen sumber daya manusia.