BAB I PENDAHULUAN. berbagai jasa perbankan dikeluarkan oleh bank syariah untuk nasabah dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan tarif. yaitu riba. Riba tidak sama dengan jual beli dan hukumnya haram sesuai

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan IB Rahn Emas di Bank Jateng Syariah Kantor Cabang Semarang Rahn menurut bahasa berarti ats-tsubut dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter tahun 1997, Perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

Sejarah berdiri pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 (Antonio, 2011:25). Pada mulanya,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan. menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan suatu lembaga yang memiliki bagian penting di dalam perekonomian dunia khususnya pada dunia perbankan. Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan dengan bank konvensional maupun lembaga keuangan konvensional bank syariah sebagai tempat investasi syariah harus bisa mengakomodir kebutuhan para nasabahnya karena itu berbagai jasa perbankan dikeluarkan oleh bank syariah untuk nasabah dan salah satu jasa perbankan yang dikeluarkan oleh bank syariah adalah rahn (gadai emas). Seiring kesadaran masyarakat yang menginginkan transaksi syariah dalam semua aspek kehidupan, tidak terkecuali juga dengan gadai maka bank syariah pun bersaing untuk membuat produk gadai berdasarkan prinsip syariah, yaitu rahn (gadai emas). Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap lembaga keuangan yang melaksanakan transaksi secara gelap dengan prinsip dasar bunga berbunga yang berakibat meningkatkan kemiskinan dan menurunkan taraf hidup masyarakat. Selain itu, untuk memfasilitasi masyarakat awam yang gemar menabung dalam bentuk emas apabila membutuhkan likuiditas dalam kehidupan sehari-hari dalam waktu yang cepat. Dengan membawa emas ke bank syariah, seseorang akan bisa memperoleh dana segar dalam waktu singkat untuk memenuhi 1

2 kebutuhannya. Masyarakat yang selama ini sudah terbiasa menggunakan jasa gadai di pegadaian kini memiliki banyak alternatif dalam menggadaikan emasnya. Bank syariahpun berlomba-lomba dalam menciptakan dan mengkreasikan produk ini lengkap dengan tarif yang bersaing. Banyak nasabah dan masyarakat yang sangat terbantu oleh keberadaan produk rahn (gadai emas) ini, selain proses yang lumayan mudah juga tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan dana segar. Gadai merupakan salah satu bentuk muamalah yang diperbolehkan oleh Rasulullah saw. dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Rasulullah saw. pernah menggadaikan baju besinya kepada orang Yahudi untuk ditukarkan dengan gandum. Gadai termasuk salah satu kategori dari perjanjian hutang piutang dimana kreditur harus menggadaikan barang jaminannya kepada debitur. Dalam islam perjanjian gadai disebut akad rahn, yaitu perjanjian menahan suatu barang sebagai tanggungan. Rahn berasal dari kata - ر ه ن ا ي ر ه ن ر ه ن yang berarti menggadaikan atau merunggukkan. 1 Kata rahn secara etimologi berarti tetap berlangsung dan menahan. Sedangkan menurut istilah berarti menjadikan suatu barang bernilai. Dan menurut pandangan syara rahn adalah sebagai tanggungan hutang, dengan adanya 148. 1 H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya Agung, 1990), hlm.

3 benda yang menjadi tanggungan itu seluruh atau sebagian hutang dapat diterima. 2 Sedang dalam istilah fikih, Rahn: Gadai yaitu suatu akad (perjanjian) utang piutang (uang) dengan jaminan suatu barang sebagai penguat (jaminan) kepercayaan utang piutang tersebut. 3 Rahn adalah menjadikan suatu benda sebagai jaminan utang yang dapat dijadikan pembayar ketika berhalangan dalam membayar utang. 4 Rahn (gadai emas) merupakan salah satu produk terbaru yang diluncurkan oleh perbankan syariah, tidak terkecuali diluncurkan juga oleh BNI Syariah Cabang Pekalongan yang dikenal dengan BNI ib Gadai Emas (ib: dibaca aibi = Islamic Banking) atau disebut juga dengan pembiayaan rahn yang merupakan penyertaan jaminan atau hak penguasaan secara fisik atas barang berharga berupa emas (lantakan atau perhiasan beserta aksesorisnya) kepada bank sebagai jaminan atas pembiayaan yang diterima. 5 Menggunakan emas sebagai barang jaminannya karena emas dinilai sebagai barang yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara riil. Emas dipandang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan komoditi lainnya. Emas dipersepsikan bernilai diseluruh dunia. Emas mempunyai supplay terbatas dan permintaan yang tidak terbatas sehingga harga emas dari waktu ke waktu kian naik. Kenaikan harga emas dunia berpengaruh terhadap standar nilai taksiran emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Dengan kenaikan harga 2 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 13. 3 M. Abdul mujieb, Kamus Istilah Fikih, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 290. 4 H. Rachmat Syafe i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm. 159-160. 5 Brosur BNI ib Gadai Emas di BNI Syariah Cabang Pekalongan.

4 emas ini tentu berpengaruh dalam besarnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh BNI Syariah Cabang Pekalongan kepada calon nasabahnya. Rahn (gadai emas) yang dioperasionalkan oleh BNI Syariah lebih dikenal dengan BNI ib Gadai Emas yang akad pembiayaannya didasarkan pada akad rahn, ijarah, dan qardh. Rahn (gadai emas) merupakan satu dari tujuh produk unggulan yang ada di BNI Syariah Cabang Pekalongan, diantaranya yaitu Tabungan ib Hasanah Card, Hasanah Card, Griya Hasanah, Wirausaha Hasanah, BNI ib Gadai Emas, Deposito Hasanah dan Tapenas Hasanah. Disebut sebagai produk unggulan karena produk rahn (gadai emas) ini resikonya kecil, profit yang diberikan lebih besar dari pembiayaan konsumtif lain atau investasi lainnya dan dari sisi jaminan lebih aman karena apabila terjadi wan prestasi dalam pembiayaanya, barang jaminan bisa langsung dijual. 6 Selain itu pembiayaan BNI ib Gadai Emas ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu prosedurnya yang mudah karena persyaratannya mudah dan proses menggadai yang sangat sederhana, murah karena tarif dihitung secara harian, serta berkah dan amanah karena dikelola secara syariah. 7 Konsep inilah yang dimanfaatkan oleh BNI Syariah dengan berlomba-lomba untuk memberikan biaya yang lebih ringan dibanding pesaingnya. Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang bagaimana konsep, penerapan, dan perhitungan pembiayaan rahn (gadai emas) di bank syariah, khususnya di BNI Syariah Cabang Pekalongan 6 Hasil wawancara dengan Ibu Sisca Novita, bagian Customer Service di BNI Syariah Cabang Pekalongan, pada tanggal 6 Oktober 2011. 7 BNI Syariah Cabang Pekalongan, Loc.cit.

5 dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang gadai emas syariah dalam praktek perbankan karena yang selama ini masyarakat hanya mengenal praktek gadai di Pegadaian. Dengan demikian penulis dapat merumuskannya kedalam bentuk tugas akhir yang berjudul IMPLEMENTASI RAHN (GADAI EMAS) DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang akan diajukan oleh penulis antara lain yaitu: 1. Bagaimana konsep pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan? 2. Bagaimana implementasi pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan? 3. Bagaimana perhitungan pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan? Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul tugas akhir dan agar dapat terarah sesuai dengan pembahasan dan memenuhi sasaran yang dimaksud maka dirasa perlu adanya penjelasan maupun penegasan istilah berikut ini:

6 1. Implementasi Implementasi yaitu pelaksanaan, penerapan, pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentang hal yang disepakati. 8 2. Pembiayaan Rahn (Gadai Emas) Pembiayaan secara luas berarti financing, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah. 9 Pembiayaan Rahn (gadai emas) adalah perjanjian antara bank dan nasabah dimana nasabah menyerahkan suatu barang berupa emas sebagai jaminan utang yang dapat dijadikan pembayar ketika berhalangan dalam membayar hutang. Dalam hal ini nasabah hanya akan dibebani biaya administrasi dan biaya pemeliharaan barang jaminan (ujroh). 3. BNI Syariah Cabang Pekalongan BNI Syariah Cabang Pekalongan adalah suatu lembaga keuangan yang berbasis syariah dalam bentuk perbankan yang pelaksanaan kegiatannya berpedoman pada syariat islam yang tata kerjanya mengacu pada ketentuan Al Quran dan Al Hadist yang terletak di jalan Pemuda 52-54 Pekalongan. Implementasi pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan adalah bagaimana konsep, penerapan, dan 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 427. 9 Muhamad, Manajemen Bank Syaiah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1987), hlm. 260.

7 perhitungan pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan, yang berjalan telah sesuai dengan syariah atau belum. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui konsep pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 2. Untuk mengetahui penerapan pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 3. Untuk mengetahui perhitungan pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah wawasan penulis terkait pembiayaan dalam Bank dan Lembaga Keuangan Syariah khususnya pembiayaan rahn (gadai emas). 2. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pembiayaan rahn (gadai emas) yang terkait dengan pelaksanaan gadai emas dengan sistem

8 syariah dan sebagai tambahan informasi dan referensi bagi mahasiswa pada khususnya dan semua pihak yang membutuhkan. 1.5 Tinjauan Pustaka Dalam rangka menghindari penelitian pada objek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang telah ada sebelumnya, maka penulis melakukan review terhadap kajian berbagai penelitian yang pernah ada. Ditinjau dari penelitian yang pernah dilakukan di BNI Syariah Cabang Pekalongan yang terkait dengan produk pembiayaan, penulis menemukan beberapa judul penelitian, diantaranya : Dalam tugas akhir yang berjudul Pembiayaan Qardhul Hasan di BNI Syariah Cabang Pekalongan oleh Atiputa Nur Hukama, dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pembiayaan Qardhul Hasan yang nantinya berpengaruh dalam memutuskan apakah pembiayaan tersebut layak atau tidak diberi pinjaman dan menjelaskan secara keseluruhan kegunaan dari implementasi pembiayaan Qardhul Hasan, yaitu untuk pembiayaan produktif dan untuk bantuan tunai (hibah). Dimana pembagiannya adalah 70% untuk pembiayaan produktif dan 30% untuk pembiayaan tunai (hibah). Kemudian pada tugas akhir yang berjudul Sistem Pembiayaan Mudharabah di BNI Syariah Cabang Pekalongan oleh Nurul Qoyyimah, dijelaskan tentang sistem pembiayaan mudharabah yang langkah-langkahnya meliputi permohonan pembiayaan, analisis pembiayaan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemberian pembiayaaan, hasil analisis

9 pembiayaan diserahkan kepada pimpinan untuk mendapatkan persetujuan. Apabila disetujui maka dilakukan pemantauan kegiatan. Selanjutnya, dalam tugas akhir yang berjudul Implementasi Akad Kafalah dalam Produk Bank Garansi di BNI Syariah Cabang Pekalongan oleh Fitriani, dijelaskan bahwa Bank Garansi tidak murni menggunakan akad kafalah. Namun, terdapat akad-akad lain, yakni wakalah, murabahah, mudharabah, musyarakah. Akad tersebut merupakan akad tambahan untuk memperlancar dan mengantisipasi terjadinya wan prestasi dari nasabah. Adapun karya ilmiah yang terkait dengan produk pembiayaan dengan sistem syariah, diantaranya yaitu: Pada karya ilmiah yang berjudul Konsep Pembiayaan dengan Prinsip Syariah dan Aspek Hukum dalam Pemberian Pembiayaan pada PT. BRI (Persero) tbk. Kantor Cabang Syariah Semarang oleh Rahadi Kristiyanto, S.E., dijelaskan bahwa pembiayaan syariah dapat dipahami sebagai penyediaan barang, uang, atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan kontrak transaksi syariah yang berupa transaksi jual beli, sewa, atau bagi hasil (dengan menghindari transaksi yang ribawi dan yang dilarang oleh syariah islam) dan bank sebagai pemilik barang atau sebagai pemilik dana (shohibul maal) dan nasabah sebagai pembeli barang, penyewa, atau sebagai pengelola dana (mudharib), dimana bank mewajibkan nasabah tersebut membayar harga barang secara angsuran, atau membayar sewa, atau mengembalikan uang atau tagihan tersebut, setelah jangka waktu tertentu

10 sebagai bentuk keuntungan dari transaksi jual beli, sewa, atau bagi hasil dari dana yang telah dikelola oleh nasabah. 10 Sedangkan Tri Pudji Susilowati dalam karya ilmiahnya yang berjudul Pelaksanaan Gadai dengan Sistem Syariah di Perum Pegadaian Semarang, menjelaskan bahwa gadai syariah rahn adalah produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, dimana nasabah hanya akan dibebani biaya administrasi, biaya jasa simpan, dan pemeliharaan barang jaminan (ijarah). Pelaksanaan gadai syariah merupakan suatu upaya untuk menampung keinginan masyarakat, khusunya umat muslim yang menginginkan transaksi kredit sesuai syariah islam, yakni dalam hal pengenaan biaya tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan biaya penaksiran. Perlindungan hak bagi para pihak dalam pelaksanaan gadai syariah dapat dilihat dari ketentuan Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/2002 tentang rahn (gadai) yang disahkan pada tanggal 26 Juni 2002. 11 Berbeda dengan penelitian-penelitian di atas, disini penulis akan meneliti produk pembiayaan pada sudut pandang yang berbeda, yaitu pembiayaan rahn (gadai emas) yang mana belum ada penelitian yang membahas permasalahan ini. Penelitian ini akan memaparkan proses awal sampai akhir dari pembiayaan yang menspesifisikkan barang jaminan berupa emas yang dianggap mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, yang 2011. 10 eprints.undip.ac.id/18803/i/rahadi_kristiyanto, diakses pada tanggal 16 Oktober 2011. 11 eprints.undip.ac.id/18031/i/tri_puji_susilowati, diakses pada tanggal 16 Oktober

11 memudahkan masyarakat apabila membutuhkan likuiditas dalam kehidupan sehari-hari dalam waktu yang singkat. 1.6 Kerangka Teori Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pertama produk penyaluran dana, kedua produk penghimpunan dana, ketiga produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya. Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi kedalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, diantaranya yaitu: 1. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli 2. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa 3. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil. Pada kategori pertama dan kedua tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang temasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual beli seperti murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa, yaitu ijarah. Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai

12 dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati dimuka. Produk perbankan yang termasuk kedalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah. 12 Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan biasanya diperlukan juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan namun, ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun demikian, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar-benar timbul. Dalam hal ini rahn termasuk sebagai akad pelengkap, dimana tujuan rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. 13 Rahn atau gadai merupakan produk yang dikenal dalam bank syariah, dimana terdapat dua fatwa yang mengatur mengenai gadai ini, yakni fatwa DSN-MUI No.25/DSN MUI/2002 tentang rahn dan fatwa DSN-MUI No.26/DSN-MUI/2002 tentang rahn emas. Rahn ini merupakan salah satu bentuk jaminan hutang dengan menggadaikan barang, dimana berdasarkan fatwa tersebut diatas dibenarkan secara syariah. 14 Jika seseorang membutuhkan dana segar dalam waktu singkat cukup datang saja ke kantor BNI Syariah Cabang Pekalongan dengan membawa barang jaminan berupa emas dan melalui beberapa prosedur serta aplikasi 2008), hlm. 86. 12 Bank Indonesia, Buku Saku Perbankan syariah, (Jakarta, 2007), hlm. 37-38. 13 Ibid., hlm. 46-47. 14 Abdul Ghofur Anshori, Tanya Jawab Perbankan Syariah, (Yogyakarta: UII Press,

13 yang dilanjutkan dengan menentukan taksiran harga dengan cara menaksir emas sebagai barang jaminannya. Dari hasil taksiran tersebut dapat diputuskan apakah barang jaminan tersebut layak sebagai prosedur aplikasi pembiayaan atau tidak. Besarnya jumlah pinjaman tergantung dari barang jaminan emas yang diberikan. Bila sudah jatuh tempo peminjam belum mengembalikan uang maka dengan segera barang jaminan emas tersebut dilelang atau dijual. Dari kerangka inilah penlitian ini dilakukan, yakni untuk mengetahui bagaimana konsep, penerapan, dan perhitungan pembiyaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan dalam menyalurkan dananya. 1.7 Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. 15 Desain penelitian yang terdapat disini meliputi jenis penelitian dan pendekatan. a. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam tugas akhir ini adalah penelitian lapangan (field research). Jadi data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mencatat dan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang ditemukan di 15 Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 99.

14 lapangan, yaitu dengan melihat bentuk pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b. Pendekatan Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Menurut Boyan dan Taylor pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 16 Hal ini dilakukan karena berfungsi menyampaikan wawasan dimana datanya diambil berdasarkan wawancara dan observasi dibagian pembiayaan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 2. Lokasi Penelitian Penelitian tugas akhir ini berlokasi: Kantor Alamat : BNI Syariah Cabang Pekalongan : Jl. Pemuda No.52-54 Pekalongan Telpon : (0285) 434918-434919 3. Sumber Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 17 Dalam penelitian ini penulis membagi sumber data yang digunakan menjadi dua, yaitu: 16 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998), hlm. 3. 17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 114.

15 a. Data Primer Sumber data primer adalah sumber-sumber dasar yang merupakan saksi utama dari kejadian lalu. 18 Sumber data primer dalam penelitian ini penulis peroleh dengan cara mencari data dan informasi tentang pembiayaan rahn (gadai emas) melalui wawancara dengan bagian pembiayaan BNI Syariah Cabang Pekalongan, seperti pimpinan bank, staf dan karyawan bank, dan para bankir yang berkompeten. b. Data Sekunder Sumber data sekunder atau tangan kedua adalah data yang diperoleh melalui pihak lain. Data sekunder biasanya berupa data dokumentasi yang tersedia. 19 Misalnya referensi dari berbagai sumber yang digunakan, seperti buku, artikel, dan sebagainya. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam tahap pengumpulan data penulis menggunakan beberapa metode, sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan gejala-gejala psikis yang disengaja tentang suatu keadaan (fenomena). 20 Metode ini digunakan dengan jalan peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati dan mencatat hal-hal yang terkait dengan produk pembiayaan rahn (gadai emas), seperti prosedur, aplikasi, dan 1989), hlm. 63. 18 Nazir, Op. Cit., hlm. 58. 19 Ibid. hlm. 59. 20 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

16 mekanisme pembiayaan rahn (gadai emas). Hal ini dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 21 Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Untuk penelitian ini, penulis melakukan wawancara kepada pihak yang berkompeten dalam hal pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan, yaitu dengan bapak Yudhi WahyuW. bagian customer service pembiayaan rahn (gadai emas). c. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti yang berkaitan dengan penelitian. Dokumen disini merupakan dokumen yang berasal dari direktur, karyawan, dan bagian pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah cabang Pekalongan, diantaranya aplikasi pembiayaan rahn, slip-slip pembiayaan, aplikasi pelunasan, dan lain-lain. 21 Lexy J. Moeloeng, Op. Cit., hlm. 186.

17 5. Teknik Analisa Data Untuk memperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan kredibilitasnya dalam mengambil kesimpulan maka metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif dan analisis. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti struktur kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 22 Metode analisis data, yaitu metode dimana data yang dikumpulkan hanya sebagai gambaran atau pandangan, kemudian dari gambaran tersebut dibuat narasi atau kalimat sendiri yang hanya untuk menjawab rumusan masalah. 1.8 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam penulisan maka penulis akan membagi tugas akhir ini menjadi lima bab dan setiap bab terdiri dari sub-sub yang menguraikan isi bab yang mana antara bab pertama sampai dengan bab terakhir merupakan uraian yang berkesinambungan. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: 22 Moh. Hazir, Metode Penelitian, Jakarta: Gahlia Indonesia, 1998. hlm. 63.

18 Bab pertama merupakan Pendahuluan, isi pendahuluan ini, yakni penjelasan-penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metodelogi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab ini berfungsi untuk menarik pembaca dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah yang akan diuraikan. Bab kedua, pada bab ini berisi tentang Landasan Teori mengenai Pengertian Pembiayaan Rahn, Landasan Hukum, Sifat, dan Hukum Rahn, Prinsip-Prinsip Pembiayaan Rahn (gadai emas), Penerapan Prinsip / Kontrak Rahn dalam Perbankan Islam, Rukun dan Syarat Rahn, Hak dan Kewajiban Pihak yang Berakad, Pemanfaatan Barang Rahn, Berakhirnya Akad Rahn dan Skema Kerja Prinsip Rahn, Manfaat dan Risiko Rahn, Kegiatan Pelelangan (Auction). Bab ini berfungsi untuk memberikan uraian tentang pembiayaan rahn (gadai emas). Bab ketiga, pada bab ini berisi tentang ruang lingkup BNI Syariah, yakni gambaran umum tentang BNI Syariah Cabang Pekalongan yang terdiri dari Sejarah Berdirinya BNI Syariah Cabang Pekalongan dan Perkembangannya, Dasar Hukum Bedirinya BNI Syariah, Visi dan Misi, serta Prestasi BNI Syariah, Struktur Organisasi BNI Syariah dan Produk-Produk Inovatif di BNI Syariah Cabang Pekalongan yang diperuntukkan debitur, termasuk produk pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang

19 Pekalongan. Bab ini berfungsi untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang seluk beluk BNI Syariah Cabang Pekalongan. Bab keempat, Implementasi Pembiayaan Rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan meliputi konsep dan penerapan pembiayaan rahn (gadai emas) dalam praktek dan mekanismenya, serta analisis perhitungan pembiayaan rahn (gadai emas) di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian penulis berdasarkan data yang diperoleh terhadap permasalahan penelitian, dalam proses ini penulis dapat mengembangkan hipotesa (dugaan) sementara menjadi fakta-fakta yang rasional dalam penelitian. Bab Kelima Penutup, merupakan bagian akhir dari penulisan tugas akhir yang berisi simpulan dan saran-saran. Disamping itu dalam bab ini penulis juga melampirkan daftar riwayat hidup penulis, daftar pustaka dan lampiran-lampiran lain yang relevan dengan pokok bahasan. Pernyatanpernyataan yang merupakan simpulan analisis atas pembahasan yang dilakukan di dalam bab-bab utama dirasa perlu dalam penulisan karya ilmiah ini karena penulis dapat mengemas hasil analisis dari penelitian ini menjadi kompleks dan sederhana sehingga memudahkan dalam pemahaman. Dalam hal ini, saran juga dipandang perlu sebagai poin rekomendasi yang disampaikan untuk pihak-pihak tertentu yang terkait sebagai bahan masukan positif.