Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap. laju peningkatan rata-rata temperatur.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Saat ini setidaknya ada tiga isu umum besar yang terkait dengan bidang refrigerasi, yaitu :

Ahad, 7 Mei :50:03 Artikel Iptek - Bidang Energi dan Sumber Daya Alam Perkembangan Terkini Teknologi Refrigerasi (1) Oleh Yuli Setyo Indartono

MODIFIKASI MESIN PENDINGIN ADSORPSI PADA KOMPONEN KONDENSOR, RESERVOIR, KATUP EKSPANSI DAN EVAPORATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan

BAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia

{sidebar id=3}hydrocarbon REFRIGERANT

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut memerlukan suatu alat untuk mengkondisikan udara. didalam ruangan bangunanbangunan tersebut seperti Air Conditioner

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini semua gedung bertingkat, baik itu untuk perkantoran maupun

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN SISTEM REFRIGERASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II DASAR TEORI. Desorp/melepaskan

PENGARUH VARIASI BEBAN PENDINGIN TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN DENGAN REFRIGERAN R12 DAN LPG

Oleh: Daglish Yuliyantoro Dosen Pembimbing: Ari Bachtiar K.P. ST.MT.PhD

BAB IV ANALISA KOMPONEN MESIN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi. merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.

2.1 SEJARAH REFRIGERAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Perubahan Refrigeran-22 Dengan Musicool-22 Pada Sistem Pengkondisian Udara Dengan Pre-cooling

BAB II DASAR TEORI. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

MODIFIKASI DAN PENGUJIAN EVAPORATOR MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SATU UNIT MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA DENGAN LUAS KOLEKTOR 1,5 m 2

BAB V ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN SISTEM PENDINGIN ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER

BAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia

PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP MENGGUNAKAN R22 DAN R134a DENGAN KAPASITAS KOMPRESOR 1 PK

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

menurun dari tekanan kondensasi ( Pc ) ke tekanan penguapan ( Pe ). Pendinginan,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gbr 1.1 Grafik kenaikan suhu global antara tahun

KOMPARASI KINERJA SISTEM AIR CONDITIONING (AC) DENGAN REFRIGERAN PROPAN ISOBUTAN DAN FREON R-12 PADA MOBIL

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI

PENGUJIAN REFRIGERAN HYCOOL HCR-22 PADA AC SPLITE SEBAGAI PENGGANTI FREON R-22

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].

HANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER SKRIPSI BOBI WAHYU SAPUTRA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM TEKNIK MESIN DEPOK DESEMBER 2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KERJA KOMPRESOR TERHADAP PENGGUNAAN REFRIGERAN R12 DAN HIDROKARBON JENIS PIB (PROPANE ISO BUTANE)

OPTIMALISASI PENGGUNAAN REFRIGERAN MUSICOOL UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP DENGAN VARIABEL KATUP EKSPANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Energi dan Ketenagalistrikan

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

UJI PRESTASI MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN REFRIGERAN LPG

Menggunakan Musicool HC yang Hemat Listrik & Ramah Lingkungan Pada Mesin AC Sebagai Pengganti Freon

Pengujian Model Water Chiller System dengan Hidrokarbon sebagai Refrigeran Primer

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Azridjal Aziz (1) Hanif (2) ABSTRAK

ANALISA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DAN COP PADA AC SPLIT 900 WATT MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON MC-22 DAN R-22

PENGUJIAN PERFORMANCE DAN ANALISA PRESSURE DROP SISTEM WATER-COOLED CHILLER MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HCR-22

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

BAB IV METODE PENELITIAN

APA ITU GLOBAL WARMING???

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk keperluan tersebut di atas, pada alat rumah tangga dibuatkan suatu pendingin, dengan tujuan antara lain:

INFORMASI PENGGUNAAN BAHAN PERUSAK OZON (BPO) DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MUSICOOL PADA MESIN PENGKONDISIAN UDARA (STUDI KASUS: AC MERK TOSHIBA DAN PANASONIC DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG)

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

PENGUJIAN ALAT PENDINGIN ADSORPSI DUA ADSORBER DENGAN MENGGUNAKAN METHANOL 250 ml SEBAGAI REFRIGERAN TUGAS AKHIR ANDI TAUFAN FAKULTAS TEKNIK

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Jom FTEKNIK Volume 3 No.2 Oktober

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Bab IV Analisa dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN PENGGUNAAN REFRIGERAN HIDROKARBON (MC-12 DAN MC-22) DAN HALOKARBON (R-12 DAN R-22) PADA MESIN REFRIGERASI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

BAB 3 DESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER

Transkripsi:

Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap Perbedaan tekanan antara Adsorber dengan Evaporator [cmhg] laju peningkatan rata-rata temperatur pada adsorber [ ] t Waktu [s] BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Sistem refrigerasi merupakan salah satu kebutuhan penting dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Tidak serumit saat ini, sejarah awal refrigerasi dahulu sangat lekat dengan upaya manusia untuk mengawetkan makanannya, setidaknya sampai ditemukannya refrigerasi mekanik yang kemudian membawa refrigerasi dari satu topik isu ke topik isu lainnya [1]. Saat ini setidaknya ada tiga isu umum besar yang terkait dengan bidang refrigerasi, yaitu : 1. Energi Kebutuhan energi pada mesin refrigerasi/pengkondisian udara terhadap pasokan listrik nasional cukup signifikan. Beban listrik untuk mesin pengkondisian udara mengkonsumsi tidak kurang dari 1/5 suplai listrik di Jepang. Untuk belahan Amerika Utara, kebutuhan listrik untuk mesin pengkondisian udara pada beban puncak mencapai 3.6-9.2 GW. Kebutuhan tersebut dinilai besar jika dibandingkan dengan kemampuan PT PLN yang sekitar 39.5 GW. Sedangkan di Indonesia, 60% konsumsi listrik hotel di Jakarta digunakan untuk memasok energi mesin pengkondisian udara. Oleh karena itu, usaha penghematan energi yang dilakukan terhadap mesin pengkondisian udara akan berdampak signifikan terhadap usaha penghematan energi dunia 2. Penipisan ozon Hipotesis yang disampaikan oleh Molina dan Rowland (1974) mengenai dampak buruk chlorofluoromethane (CFC) terhadap lapisan ozon mencetuskan babak baru dalam dunia pengkondisian udara. Verifikasi yang dilakukan berbagai penelitian yang dibiayai beberapa perusahaan penghasil refrigeran pada akhir 1970-an menghasilkan temuan yang mendukung hipotesis Molina dan Rowland. Diperkirakan terjadi perusakan lapisan ozon sekitar 3% perdekade. Untuk itu, dunia segera mengambil langkah serius untuk mencegah bertambah parahnya kerusakan lapisan ozon. Protokol Montreal tahun 1987 mengatur penggunaan dan penghapusan berbagai zat yang ditengarai menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan refrigeran CFC termasuk salah satu diantaranya. Protokol Montreal dan berbagai amandemennya mengamanatkan

penghapusan CFCs di negara maju pada tahun 1996, sedangkan untuk negara berkembang pada tahun 2010 (United Nations for Environment Program, 2000). 3. Pemanasan global Mayoritas ilmuwan dunia meyakini bahwa pemanasan global yang terjadi belakangan ini diakibatkan oleh gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Selain berkontribusi pada produksi CO 2 melalui system pembangkit energi untuk suplai listrik mesin refrigerasi, teknologi refrigerasi juga berkontribusi langsung pada pemanasan global melalui kebocoran dan buangan refrigeran (yang bersifat gas rumah kaca) ke lingkungan. Terkait dengan hal ini, Protokol Kyoto tahun 1997 tentang perubahan iklim bumi telah mengatur penggunaan refrigeran yang termasuk dalam gas rumah kaca, yakni HFCs (Hidro Fluoro Carbons). Gas-gas yang memiliki potensi efek rumah kaca dikategorikan dalam zat GWP (Global Warming Potential), sedangkan zat perusak lapisan ozon disebut sebagai ODS (Ozon Depleting Substance) [2]. Dengan demikian, terdapat tiga hal yang mempengaruhi perkembangan mesin refrigerasi saat ini, yakni: (1) Penghematan energi, (2) Tuntutan refrigeran non-ods, dan (3) Tuntutan refrigeran non-gwp. Untuk itu, guna menjawab tiga kebutuhan terkait dengan perkembangan teknologi refrigerasi di atas, ilmuwan melakukan berbagai inovasi yang pada umumnya terkategorikan dalam tiga hal: (1) Perbaikan prestasi dan karakteristik mesin refrigerasi yang telah eksis, (2) Penelitian guna menghasilkan refrigeran non-ods dan non-gwp, dan (3) Pencarian teknologi refrigerasi alternative [2]. Untuk menjawab tantangan diatas maka diakembangkanlah sistem pendingin dengan menggunakan sisitem adsorpsi. Salah satunya adalah mesin pendingin adsorpsi dengan pasangan adsorben-adsorbatnya adalah karbon aktif dan methanol. Meskipun memiliki COP yang relatif kecil jika dibandingkan dengan sistem refrigerasi mekanik, namun sistem ini diyakini efektif menjawab permasalahan diatas karena methanol, refrigeran yang dipakai pada sistem ini, memiliki karakteristik zero ozone depletion potential (ODP) dan zero global

warming potential (GWP). Disamping itu sistem ini dapat menjawab permasalahan energi karena sistem ini manfaatkan sumber panas yang rendah seperti menggunakan panas sinar matahari atau panas dari gas buang hasil pembakaran [3]. 1.2 TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah: 1. Modifikasi untuk penggantian beberapa komponen mesin adsoprsi yang meliputi : kondensor, katup expansi, reservoir, valve, pipa saluran, termometer dan pressure gauge. 2. Analisa kebocoran pada komponen mesin pendingin adsorpsi 3. Analisa kondisi komponen mesin pendingin adsorpsi dengan metode visual serta data pengujian mesin. 1.3 PEMBATASAN MASALAH Pembahasan mengenai sistim pendingin adsorpsi dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Membahas tentang modifikasi beberapa komponen mesin pendingin adsorpsi dari segi desain dan manufacturing komponen tersebut 2. Membahas tentang kondisi komponen mesin pendingin adsorbsi dari segi visual dan data hasil pengujian. 1.4 METODE PENULISAN Metode yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah dengan melakukan studi literatur, perbaikan alat dan melakukan percobaan. 1. Studi literatur Literatur yang digunakan sebagai acuan dalam tugas akhir ini adalah buku, jurnal, disertasi dan melalui internet. Literatur-literatur tersebut menjadi acuan dalam proses perbaikan dan pengujian alat serta dasar dalam melakukan analisa dan perhitungan data yang akan dilakukan.

2. Perbaikan alat Langkah yang dilakukan berupa rancang bangun dan perbaikan beberapa komponen pada mesin pendingin adsopsi untuk meningkatkan performansi mesin pendingin tersebut. Langkah yang dilakukan adalah mengganti kondensor, reservoir, katup expansi, valve, pipa saluran, pressure gauge dan termometer. 3. Pengujian alat Pengujian dilakukan untuk mendapatkan data berupa tekanan dan temperatur pada saat desorpsi, adsorpsi, kondensasi dan evaporasi. Hasil pendataan yang didapat kemudian dianalisa sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. 1.5 SISTIMATIKA PENULISAN berikut : Adapun sistimatika penulisan yang dibuat pada tugas akhir ini adalah sebagai BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dan tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini disampaikan teori-teori yang menjelaskan tentang pendinginan sistim adsorpsi yang menjadi dasar dalam perbaikan, pengujian alat, serta dasar dalam melakukan analisa dan perhitungan data. BAB III PERBAIKAN ALAT Bab ini membahas mengenai perbaikan dan penggantian beberapa komponen dari mesin pendingin adsorpsi untuk menghilangkan kebocoran pada komponen evaporator, reservoir, kondensor sehingga alat mampu untuk melakukan siklus kerja secara penuh dan bekerja dengan performa yang lebih baik.

BAB IV ANALISA KONDISI MESIN Bab ini membahas mengenai kondisi komponen-komponen mesin pendingin adsorbsi setelah mengalami modofikasi dan perbaikan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini mengutarakan kesimpulan dan saran yang didapat setelah melakukan modifikasi mesin.